Cinta Yang Tak Biasa - Bab 103 Kamu Pantas Mati
"Salah paham? Tidak, jika kamu tidak percaya kata-kataku, nanti cobalah kamu periksa sendiri rekaman CCTV nya, dengan kedudukanmu sekarang, saat meminta rekaman ini kepada petugas keamanan, mereka pasti akan bekerja sama denganmu sepenuhnya, dan lagi, karena hari ini Wakil CEO Liu berinisiatif untuk mengundangku, ada beberapa hal, yang kurasa juga harus kukatakan kepada Wakil CEO Liu, hal ini, sangat kebetulan sekali, adalah pendapat CEO Feng yang baru saja diutarakan, keputusan akan pemecatan ini, jika disupervisi oleh CEO Feng sendiri, aku hanyalah menyampaikan saja, jika Wakil CEO Liu dan teman Wakil CEO Liu, merasa tidak bisa menerima keputusan ini sekarang, akan lebih baik jika anda menganggap anda kurang beruntung, dan kebetulan terkena imbasnya, tapi jika tetap bersikeras untuk membuat masalah, aku khawatir CEO Feng tidak akan semudah itu melepaskannya!"
Mark ini sudah menolak atau memperingatkan, perkataannya sangatlah jelas, Wakil CEO Liu ini juga adalah seorang yang cerdas, pembicaraannya sudah mencapai ke tahap ini, jika dia masih tidak berhenti untuk menggalinya, maka itu berarti dia sedang mendeklarasikan perang dengan CEO Feng yang baru datang itu!
Hanyalah menerima permintaan tolong seseorang saja, dia tidak mungkin hanya demi perihal ini, memutuskan untuk merelakan posisinya yang sudah dengan tidak mudah dia dapatkan ini.
"Sungguh terima kasih atas peringatan dari Asisten Mark, nanti aku akan mencoba memperhatikan rekaman CCTV itu dengan seksama, Marco Liu ini benar-benar, bagaimana watak asli anak semata wayangnya pun dia tidak mengerti? Masih pula mendatangiku, dan berlagak kasihan dan prihatin di hadapanku, aku juga dengan begitu mudahnya percaya dengan semua yang dikatakannya?" Melihat keadaan yang tidak menguntungkan ini, Wakil CEO Liu pun segera membuat garis menjauh yang jelas dengan Marco Liu.
Mark melanjutkan makan dan minum anggur merah, "Baguslah jika kamu mengerti! Ada beberapa hal, yang tidak bisa dikatakan sembarangan, tentu saja, pembicaraan di ruang makann ini, aku harap Wakil CEO Liu bisa melupakannya setelah ini semua."
Dengan kata lain, jika hal ini sampai tersalur keluar, pastinya akan membawa pengaruh yang buruk.
"Itu, tentu saja aku paham, aku tidak akan berbicara sembarangan." Wakil CEO Liu pun bergegas menyahutnya, punggungnya penuh dengan keringat dingin.
"Kalau begitu sudah tidak ada pertanyaan lagi bukan? Jika tidak ada, apakah aku boleh pergi?" Mark merasa jika dia harus berada di sini lebih lama lagi, dia akan kehilangan nafsu makannya.
"Jangan dulu, Asisten Mark, makanan lezat di atas meja ini, sama sekali belum disentuh, aku tidak akan lagi mengungkit tentang orang yang mengecewakan itu, ya? Duduklah, kita santap makanan ini dengan tenang!" Wakil CEO Liu pun bergegas menarik Mark untuk kembali duduk.
Saat seperti ini, jika dia sungguh membiarkan Mark pergi begitu saja, bukankah dia sama saja dengan menyalahi orang kepercayaan Presdir?"
"Sungguh hanya untuk makan saja? TIdak membicarakan hal lain?" Mark mengernyitkan dahi dan bertanya.
"Tentu, hanya makan saja, hal lain tidak akan dibicarakan, tidak mengobrol juga tidak boleh kah?" Wakil CEO Liu ini jelas sudah kehabisan kata-kata, dia tidak menyangka asisten kecil seperti ini, ternyata juga merupakan seseorang yang sulit berbicara.
Tapi, siapa juga yang menyuruhnya ikut campur urusan orang lain? Demi sekotak daun teh, dengan mudahnya dia menerima permintaan tolong orang, ini saja sudah menyalahi asisten ini.
"Baiklah kalau begitu, makan saja, boleh! Bagaimana pun juga nanti kita akan bekerja di perusahaan yang sama, menunduk tak melihat, mendongak akan bertemu, kalau aku, di perusahaan tidak ingin membuat suatu hubungan relasi yang rumit dengan para petinggi, bagaimana pun juga, itu juga tidak ada manfaatnya bagiku, di saat yang sama, aku juga tidak ingin Wakil CEO Liu menganggapku seperti seseorang yang spesial, tentang hal ini, kita anggap saja sudah lewat, besok saat bertemu, masih bisa makan bersama sebagai teman dekat, bagaimana menurutmu?"
Sebagai asisten pribadi Bos Besar Feng, Mark termasuk berjiwa toleran tinggi.
"Ini tentu sangatlah bagus, yang dikatakan Asisten Mark ini benar adanya, besok ketika sedang senggang, di saat semua sedang ada waktu luang, bisa membuat janji keluar untuk minum teh bersama-sama, kemudian pergi mencari hiburan." Wakil CEO Liu mengatakannya dengan lega dan bahagia.
Mereka berdua pun akhirnya menghabiskan makan mereka kali itu.
Setelah keluar dari ruang VIP, dan berpisah dengan Mark, tanpa berpikir dua kali Wakil CEO Liu pun segera menelepon bawahannya, dan menyuruhnya untuk memeriksa hasil rekaman CCTV, kemudian menyuruhnya untuk langsung melaporkan kepadanya, atau menyalin beberapa potongan video yang penting untuk diberikan kepadanya.
Bawahannya itu pun segera menyalin video rekaman CCTV dan mengirimkannya ke ponsel Wakil CEO Liu, setelah wakil CEO Liu melihatnya, dia nyaris saja membanting ponselnya.
Wajahnya tampak penuh dengan amrah, dia pun segera menelepon Marco Liu, sambil mengirimkan video itu kepadanya.
Sebelum Marco Liu sempat melihat dengan seksama isi dari video itu, dia sudah menerima panggilan telepon dari Wakil CEO Liu.
"Lihatlah baik-baik kelakuan Julia Liu selama di kantor, sengaja mempersulit suatu masalah, tidak bisa menyelesaikan urusan dengan baik, mempengaruhi kinerja pekerjaan, membuat keributan di bagian HRD, membuat keributan di bagian kelompok magang nya sendiri, perlakuan begini, apakah pantas untuk dilakukan oleh seorang perempuan berkarir? Marco Liu, kamu sungguh mengecewakanku! Memang dia itu anak semata wayangu, tapi kamu juga tidak bisa memahami sifatnya, apa kamu sebagai ayahnya, tidakmengerti akan hal itu? Atau, kamu tahu segalanya, tapi masih menutupinya dariku, lalu memintaku untuk mencarikan lubang untuk kalian di dalam perusahaan, aku juga sangat bodoh, bisa-bisanya aku mempercayaimu begitu saja!"
Wakil CEO Liu sangat murka, konsekuensinya sangatlah berat.
"CEO Liu, apa maksudnya, mengapa aku tidak mengerti?" Sekarang ini Marco Liu masih tidak mengerti.
"Tidak perlu banyak bicara, gambaran-gambaran di video itu, kamu tonton dan nikmatilah!" Wakil CEO Liu pun dengan marah mengakhiri perbincangan yang tidak mengenakan itu.
Setelah ini dia yakin tidak akan lagi pernah berurusan dengan Marco Liu, tentu saja dia tambah tidak mau menerima suapan orang.
Dia nyaris saja, menghanguskan perjuangannya selama ini, jika itu terjadi kepada siapa dia akan mengeluh?
Di sisi lain Marco Liu tercengang, masih tidak bisa menangkap apa yang sebenarnya terjadi, setelah menutup teleponnya, dia pun segera membuka video yang dikirimkan ke ponselnya.
Alhasil, setelah menonton semua video itu, dia yang bersifat sabar pun meledakkan amarahnya yang memuncak.
"Anak tak berpendidikan ini!"
Saat Julia Liu berlari pulang sambil menangis, dia sama sekali tidak menyinggung tentang semua ini, dia hanya erkata bahwa dia di ganggu dan dipecat oleh perusahaan, dan masih pula berkata bahwa dia tidak melakukan kesalahan besar apa pun selama dia bekerja di kantor, jadi mengapa kanotr memecatnya pun, dia sendiri juga tidak mengerti.
JIka diurutkan dari awal, ternyata bocah ini, bahkan tidak mengatakan yang sejujurnya pada ayahnya sendiri.
Kata-kata memaki orang itu, dia sama sekali tidak menyangka, apakah anak perempuan yang dirawat dan dibesarkannya itu sungguh bisa mengatakan kata-kata kotor seperti itu? Bahkan dia yang sudah berumur lebih dari setengah abad pun saat mendengar kata-kata kotor itu merasa sangat malu hingga telinga dan wajahnya memerah.
Tapi anaknya yang masih belia itu, bisa mengatakan hal seperti itu, tanpa menutupi apa pun seakan tanpa rasa malu sedikit pun.
Dia tidak lagi berniat untuk berada di luar terlalu lama, dia segera menyetir mboilnya dengan kecepatan penuh untuk pulang.
Sesampainya di rumah, dia tidak melihat bayangan Julia Liu di lantai satu, begitu membalik badan, istrinya yang juga adalah ibu dari Julia Liu menyambutnya.
"Hari ini mengapa pulang awal sekali? Apa kah ada perkembangan baru tentang Julia?"
Akhir-akhir ini, karena masalah putrinya, ibu Julia Liu pun ikut khawatir tak henti.
"Hm, kemana anak kurang ajar itu? Dimana dia?" Mengungkit tentang anak kurang ajar, amarah Marco Liu kembali meledak-ledak.
"Ayah, ada apa? Julia sekarang ada di kamarnya, atau mau aku panggilkan dia sekarang juga?"
Dengan tidak sabar Marco Liu menunjuk ke lantai atas sambil berteriak: "Pergi, pergi dan panggilkan anak kurang ajar itu ke sini!"
Amarahnya meluap-luap, wajahnya di luar, hampir saja hilang karena anak kurang ajar itu, setelah hari ini bagaimana dia akan melangkahkan kaki keluar? Hari ini dia kehilangan relasi dengan seseorang sepenting Wakil CEO Liu, nantinya dia tidak akan lagi mendapat perlindungan, ini sungguh suatu hal yang buruk.
Ibu Julia Liu yang melihat suaminya begitu murka, juga tidak berani mengatakan apa-apa, dan segera naik untuk membangunkan Julia Ye yang masih tidur.
Julia Ye yang masih dalam keadaan setengah sadar itu pun terbangun kemudian turun mengikuti ibunya.
Siapa yang tahu, Marco Liu yang dulunya melihat anak kurang ajarnya ini denga penuh kasih dan kelembutan, berubah menjadi galak dan penuh amarah: "Tidur, tidur,tidur, sepanjang hari di rumah kerjaan hanya tidur! Kamu juga tidak tahu bagaimana kacaunya di luar, kamu hanya tahu tidur dan tidur saja di rumah!"
Amarah Marco Liu sungguh memuncak, suaranya pun menggelegar memenuhi seisi rumah.
"Sayang, ada apa, bicaralah baik-baik dengan Julia, ya? Marah-marah dengan suara keras begini, bisa terdengar oleh tetangga kanan kiri, bukankah itu akan membuat keluarga kita malu?" Ibu Julia Ye jugalah seseorang yang suka menjaga imej luarnya.
"Semua ini tidak luput darimu, karena kamu terlalu memanjakannya, sekarang aku sedang mengajarinya dengan tegas, kamu pun muncul dan melindunginya sejak dia kecil, kamu juga tidak melihat dia tumbuh menjadi seperti apa! Anak perempuan mengikuti contoh ibunya! Semua ini adalah kesalahanmu sebagai ibu!" Ada amarah Marco Liu yang tidak bisa ditumpahkannya ke anaknya, dan lalu dia beralih dan berteriak dengan marah kepada istrinya.
"Mana ada aku memanjakan Julia? Aku hanya berkata dengan logika, kamu tidak puas dengan apa, kamu bisa langsung mengatakannya kepada anakmu, tunjukan kepadanya, dan suruhlah agar dia mau merubahnya, kamu datang dan berteriak dengan hal-hal yang tidak relevan, apa itu berguna?" Ibu Julia Liu pun ikut naik pitam, emosi suaminya, selama ini bisa dianggap cukup bagus, mengapa hari ini tiba-tiba emosinya meledak-ledak?
Seorang pria berjuang di luar untuk bekerja, terkadang memang tidak mudah, dia sebagai istrinya juga tahu itu, juga bisa memberi pertimbangan yang tepat.
Tapi, juga tidak bisa segegabah ini.
"Kamu bisa terus memanjakannya dan terus memanjakannya, dan suatu hari nanti akan menyakitinya! Cepat atau lambat, kamu akan menyesal!" Bahkan sekarang Marco Liu pun melihat semua yang dilakukan istrinya tidak benar.
Jadi di saat suasana hati seseorang sedang buruk, mungkin apa pun yang dilihatnya dianggapnya tidak baik.
"Bicaralah dengan baik-baik, masalah tentang Julia LIu, bagiaman hasilnya? Bukankah kamu sudah menyuap seseorang untuk menyelidikinya? Apa sudah ada hasilnya?" Untung saja, ibu Julia Liu tampak tenang dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Keanehan suaminya hari ini, kemungkinan besar ada hubungannya dengan masalah putrinya, jadi dia sebagai ibu, juga masih memberati putrinya itu.
"Cih, tanyakanlah pada putri kesayanganmu itu hal menarik apa yang sudah dia lakukan di perusahaan?" Marco Liu mengungkitnya dengan marah.
Novel Terkait
Si Menantu Dokter
Hendy ZhangMy Secret Love
Fang FangYou're My Savior
Shella NaviBeautiful Love
Stefen LeeMy Lifetime
DevinaGet Back To You
LexyAkibat Pernikahan Dini
CintiaCinta Yang Tak Biasa×
- Bab 1 Dream Paradise
- Bab 2 Menandatangani kontrak
- Bab 3 Turun tangan untuk membantu
- Bab 4 Pindah satu rumah
- Bab 5 Hamil dalam tiga bulan
- Bab 6 Mandi
- Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
- Bab 8 Supir pribadi
- Bab 9 Perpisahan hidup dan mati
- Bab 10 Kakak harus berjuang
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (1)
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (2)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (2)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (2)
- Bab 14 Dompetnya Menderita (1)
- Bab 14 Dompetnya Menderita(2)
- Bab 15 Dasar Playboy (1)
- Bab 15 Dasar Playboy (2)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
- Bab 17 Apakah Puas (1)
- Bab 17 Apakah Puas (2)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (1)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (2)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (1)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (1)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (2)
- Bab 21 Mewujudkan Janji terhadapnya (1)
- Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (1)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (1)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (2)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (1)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (2)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (1)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (2)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (1)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (2)
- Bab 27 Jangan Lupa (1)
- Bab 27 Jangan Lupa (2)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (1)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (2)
- Bab 29 Skandal (1)
- Bab 29 Skandal (2)
- Bab 30 Sungguh sialan (1)
- Bab 30 Sungguh sialan (2)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (1)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (2)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (2)
- Bab 33 Introspeksi Diri (1)
- Bab 33 Introspeksi Diri (2)
- Bab 34 Saling Menemani (1)
- Bab 34 Saling Menemani (2)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (1)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (2)
- Bab 36 Hukuman dikeluarkan dari sekolah (1)
- Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
- Bab 37 Apakah puas dengan hukuman yang diberikan (1)
- Bab 37 Apakah kamu puas dengan hukuman ini (2)
- Bab 38 Melakukan apa pun demi wanita yang disukai (1)
- Bab 38 Melakukan apapun demi wanita yang disukai (2)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (2)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (1)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (2)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (1)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (2)
- Bab 43 Iblis Kecil (1)
- Bab 43 Iblis Kecil (2)
- Bab 44 Olahraga Pagi (1)
- Bab 44 Olahraga Pagi (2)
- Bab 45 Kejutan Besar (1)
- Bab 45 Kejutan Besar (2)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (1)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (2)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (1)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (2)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (1)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (2)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (1)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (2)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (1)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (2)
- Bab 51 Kejutan Ganda
- Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
- Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (1)
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (2)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (1)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (2)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (1)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (2)
- Bab 57 Bajingan (1)
- Bab 57 Bajingan (2)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (1)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (2)
- Bab 59 Cemburu (1)
- Bab 59 Cemburu (2)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (1)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (2)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (1)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (2)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (2)
- Bab 63 Pria Itu (1)
- Bab 63 Pria Itu (2)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (1)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (2)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (1)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (2)
- Bab 66 Ternyata dia (1)
- Bab 66 Ternyata dia (2)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (1)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (2)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (1)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
- Bab 69 Balas dendam (1)
- Bab 69 Balas dendam (2)
- Bab 70 Berbagai macam siksaan
- Bab 71 Dimulai dari perhatiannya
- Bab 72 Pindah dan tinggal bersama
- Bab 73 Perhatian dari Clayton Gu
- Bab 74 Identitasnya turun
- Bab 75 Kamu tidur saja
- Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
- Bab 77 Kegugupan Tuan Gu
- Bab 78 Semuanya Terungkap
- Bab 79 Perantau Pinggiran Kota
- Bab 80 Adaptasi
- Bab 81 Ragu
- Bab 82 Tidak Punya Pacar
- Bab 83 Pengingat Niat Baik
- Bab 84 Secara Sembunyi-Sembunyi
- Bab 85 Pesanan Makanan Tanpa Nama
- Bab 86 Fisik penjahat
- Bab 87 Aliran binatang buas
- Bab 88 Perjalanan belanja yang canggung
- Bab 89 Mendekati sang pria kaya
- Bab 90 Adil dan tegas
- Bab 91 Perang Dingin dalam Legenda
- Bab 92 Membuli Kekasihnya
- Bab 93 Hukuman Diusir
- Bab 94 Agresif
- Bab 95 Pasti Ada Urusan Pribadi
- Bab 96 Memohon dengan rendah hati
- Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang
- Bab 98 Kehendak Presdir
- Bab 99 Kenyataan yang memang ada
- Bab 100 Mendapat satu tamparan
- Bab 101 Melarikan Diri
- Bab 102 Mabuk Minum
- Bab 103 Kamu Pantas Mati
- Bab 104 Senjata Di Tangannya
- Bab 105 Dalam Hati Menginginkan Balas Dendam
- Bab 106 Orang Jahat
- Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
- Bab 108 Satu Permintaan
- Bab 109 Terlalu Banyak Yang Mendukungnya
- Bab 110 Kemunculuan Yang Disengaja
- Bab 111 Serangan Yang Spontan
- Bab 112 Keberadaan seseorang yang istimewa
- Bab 113 Terus Tenggelam
- Bab 114 Bermaksud Menarik Perhatian Orang
- Bab 115 Terlahir Kembali
- Bab 116 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 117 Membuat Orang Lain Kagum
- Bab 118 Kesalahan Besar
- Bab 119 Gantikan Aku
- Bab 120 Bukan Rasa Sakit yang Biasa
- Bab 121 Hadiah ulang tahun
- Bab 122 Membuatnya lebih emosi
- Bab 123 Mengejeknya dari belakang
- Bab 124 Rupanya kamu masih punya hati
- Bab 125 Wanita Jahat
- Bab 126 Jangan Berpura-pura
- Bab 127 Hubungan Pertemanan Yang Putus
- Bab 128 Mereka Pasti Sengaja
- Bab 129 Setelah Bersenang-senang
- Bab 130 Kesepakatan Baru Antara Keduanya
- Bab 131 Tidak Akan Melepaskan Dia Pergi
- Bab 132 Kebohongan Besar
- Bab 133 Tidak Menepati Janjinya
- Bab 134 Penderitaan Yang Tidak Terucapkan
- Bab 135 Apa Yang Sebenarnya Kamu Inginkan
- Bab 136 Mencekik Mati
- Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
- Bab 138 Tindakan Melawan
- Bab 139 Orang Pintar Yang Berhati Sensitif
- Bab 140 Misi Foto Diam-Diam
- Bab 141 Gadis Favorit
- Bab 142 Cinta Segitiga
- Bab 143 Dukungan
- Bab 144 Rahasia yang Terungkap
- Bab 145 Tidak Mungkin
- Bab 146 Aku Tidak Masalah
- Bab 147 Pil Putih
- Bab 148 Pergi Dengan Marah
- Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
- Bab 150 Penolakan Lagi
- Bab 151 Menghilang Dari Peredaran
- Bab 152 Sudah Masuk Jauh Di dalam
- Bab 153 Gossip
- Bab 154 Pelacur Yang Licik
- Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
- Bab 156 di.....
- Bab 157 Kekacauan
- Bab 158 Pukulan yang berat
- Bab 159 Patah Hati
- Bab 160 Merasa Tidak baik
- Bab 161 Munafik
- Bab 162 Seperti Boneka
- Bab 163 Dampak Buruk
- Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
- Bab 165 Ternyata Hanya Pura-pura
- Bab 166 Sikap tegas
- Bab 167 Harus ditangani dengan serius
- Bab 168 Surat pemberhentian
- Bab 169 Pemberhentian
- Bab 170 Resiko ditanggung sendiri
- Bab 171 Sebuah bom besar
- Bab 172 Tekanan dan Bahaya
- Bab 173 Orangnya sedang berada di rumah sakit
- Bab 174 Apakah dia yang melakukannya
- Bab 175 Meminta keadilan
- Bab 176 Menerima Pelecehan Parah
- Bab 177 Cobalah Untuk Menerimaku
- Bab 178 Rahasianya
- Bab 179 Mencuri Dengar Di Balik Pintu
- Bab 180 Membantu Meminjam Uang
- Bab 181 Kakek Yang Displin
- Bab 182 Membantu Dengan Royal
- Bab 183 Mengumpulkan Semua Uang
- Bab 184 Merobek Surat Kontrak
- Bab 185 Menjadi Musuh Umum
- Bab 186 Apakah Sakit?
- Bab 187 Apakah Sudah Hamil?
- Bab 188 Rumah Sakit
- Bab 189 Selamat Hamil
- Bab 190 Orang Lain Tidak Dapat Mewakili Kamu
- Bab 191 Tuan Rumah Laki-laki
- Bab 192 Apakah Ini Hidup Bersama?
- Bab 193 Perselisihan Sengit
- Bab 194 Menjadi Houseman
- Bab 195Suka Sini
- Bab 196 Takut dia kecapekan
- Bab 197 Tidak perlu permohonan maafmu
- Bab 198 Tenanglah dulu
- Bab 199 Anak Cucu tidak berbakti
- Bab 200 Akankah patriarki
- Bab 201 Telah memaafkannya
- Bab 202 Tindakan seseorang
- Bab 203 Hanya kamu
- Bab 204 Menjaganya dengan lemah lembut
- Bab 205 Membeli tiket
- Bab 206 Lelah setengah mati
- Bab 207 Canggung
- Bab 208 Tetap saja berhutang
- Bab 209 Terjerat dengannya
- Bab 210 Bagaimana mungkin akan menikahinya
- Bab 211 Tidak mengharapkan yang banyak
- Bab 212 Ikut aku pergi
- Bab 213 Langsung pergi mendaftar
- Bab 214 Lamaran yang tidak romantis
- Bab 215 Akhir cerita