Cinta Yang Tak Biasa - Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)

Dia mengambil hair dryer dan mengeringkan rambut untuk dirinya, hair dryer mengeluarkan suara yang berisik, akhirnya terdengar oleh Tuan Muda yang sedang terus berjalan kesana kemari di ruang tamu.

Darren kembali lagi kembali ke kamarnya, dia tidak melihat wanita yang sedang mengeringkan rambut itu sama sekali dan langsung pergi ke Kasur dan baring.

Itu adalah lokasi yang biasa dia tiduri, hpnya dan jam tangannya juga terbiasa untuk dilepaskan di meja samping kepalanya.

Hanya saja entah kenapa, Stefanie yang jeli menyadari ketika Tuan Muda ini masuk suasana hatinya sepertinya kurang bagus, tentu saja ini hanya adalah instingnya saja, sebagai seorang wanita, insting wanita terkadang sangatlah Jitu.

Stefanie muklai berpikir, pakaah tadi dia salah mengatakan apapun, atau mungkin menyinggungnya dan membuatnya tidak senang.

Namun dia sudah berpikir kesana kemari dan tidak menemukan kesalahan dirinya.

Setelah mengeringkan rambut, dia juga tidur di kasur dengan biasa saja.

Sekali dia baring, sebuah tangan langsung menyerang kearahnya, dan diletakkan di pinggangnya yang sensitif.

Badannya menjadi kaku dan mengira bahwa dia akan melakukan aksi selanjutnya lagi, barulah dia langsung berkata, "Darren, bukankah tadi malam kamu berjanji kepadaku? Sebelum aku ujian, kamu tidak akan memaksaku lagi dan tidak akan mengangguku lagi, mengapa kamu sekarang ingkar janji?"

Darren terlihat tidak senang, dia ingin ingkar, boleh atau tidak? Kemarin dia benar-benar berpura-pura menjadi orang baik dan menghantam kakinya snediri, sekarang dirinya begitu tidak nyaman, apakah ini semua adalah ulah dirinya sendiri?

"Aku tidak melakukan apa-apa terhadapmu, mengapa kamu begitu terburu-buru untuk mendorongku? Aku hanya ingin tidur sambil memelukmu saja, aku tidak akan melakukan hal lainnya, mengapa kamu begitu tegang? Atau sebenarnya didalam hatiku menginginkan aku melakukan sesuatu?" Meskipun dia tidak boleh melakukan aksi tangan, namun menggodanya dengan perkatan tetap masih bisa dilakukannya.

"Oh, benarkah?" Stefanie malu, ternyata dia hanya ingin memeluk pinggangnya saja.

Apakah dirinya terlalu sensitif? mengapa gerakan yang begitu sederhana saja dirinya bisa memikirkan adegan yang begitu banyak? Habis sudah, dirinya pasti sudah kesurupan!

"Aneh, apakah kamu panas? Mengapa wajahmu begitu merah?" Darrendengan jeli memerhatikan wanita didalam pelukannya, wajahnya sedikit memanas, dan merah dengan sangat mencurigakan.

Stefanie tentu saja tidak akan memberitahunya dirinya malu karennya, wajahnya merah karena dia malu.

"Tidak apa-apa, aku tidak panas, mungkin saja didalam ruangan ini sedikit panas saja." Dia sembarangan mencarikan sebuah alasan untuk dirinya sendiri.

"Bagaimana mungkin? Kamar ini tidaklah panas, didalam villaku ini semuanya menggunakan perangkat ac central dan aku juga tidak merasakan panas!" Dia mengulurkan tangannya dan mencoba meraba keningnya, gerakan ini sangatlah mengharukan.

Lalu dia masih tetap tidak lega, dia meletakkan keningnya diatas kening gadis ini dan berkata, "Sepertinya kurang lebih sama, seharausnya tidak panas."

Stefanie sudah tidak ingin menjelaskan lebih banyak lagi, semakin dijelaskan semakin mudah ketahuan, saat ini dia hanya bisa diam untuk dipeluk didalam pelukannya dan membiarkannya memeluk dirinya.

Namun begini apakah benar-benar bisa tidur? Dan gaya tidur ini, apakah akan tidak nyaman?

Mungkin saja karena pagi hari melihat banyak buku, dia masih belum menyentuh bantal terlalu lama dan sudah tertidur lelap.

Hanya saja tidurnya nyaman namun tidak begitu dengan Tuan Muda yang berada disampingnya.

Darren jarang mengantuk, dia dulu adalah kalelawar malam, sudah terbiasa tidur malam, dan sekarang dia benar-benar sama sekali tidak mengantuk dan ditelinganya bisa terdengar nafas yang stabil dari wanita ini, disekelilingnya juga mulai perlahan menjadi tenang.

Dimalam yang tenang seperti begini, dia malah sama sekali tidak terasa mengantuk.

Badannya terasa panas, mungkin saja ini adalah alasan utama dia tidak bisa tidur dengan nyenyak, siapa suruh dirinya masih muda dan sedang dalam usia mudah terangsang, disampingnya saat ini juga masih terbaring seorang gadis cantic yang berparas indah, namun dia hanya bisa melihatnya namun tidak bisa melakukan apa-apa terhadapnya, bukankah ini adalah penyiksaan terhadapnya?

Jika ini dulu, jika dia ingin maka dia akan memintanya dengan tidak berperasaan, mana mungkin akan mempedulikan apakah dia ingin apa tidak, waktu dan kesempatan tepat atau tidak, dia tidak akan mempertimbangkan ini semua selain kebutuhan dirinya , sisanya itu tidaklah penting baginya.

Namun sekarang, dia malah harus tersiksa dan tidak melakukan apapun, hanya untuk mewujudkan janji terhdapnya, sebuah keputusan rahasia antara mereka berdua.

Namun sang wanita sudah tertidur, dan membuat nya terpaku melihatnya, ternyata tampang dia setelah tertidur berbeda dengan kelembutannya pada biasanya.

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu