Cinta Yang Tak Biasa - Bab 78 Semuanya Terungkap
Stefanie menggelengkan kepalanya lagi. "Tidak, lebih baik aku kembali ke ruanganku. Meski mejanya keras, aku sudah terbiasa berbaring di sana."
Bahkan, yang lebih penting adalah bahwa hanya ketika dia tidur di mejanya sendiri, dia baru merasa nyaman, dan dia barus bisa memaksa dirinya untuk mengisi energi yang cukup. Kalau berbaring di sofa itu, meskipun memang lebih nyaman, tapi dirinya khawatir kalau dia tidak bisa istirahat dengan baik.
"Betapa menyakitkan! Baiklah, terserah kamu saja!" Dalam pandangan Darren Feng, wanita konyol ini sedikit tidak tahu berterima kasih. Mengetahui bahwa Stefanie memiliki sifat yang sedikit aneh, dia berusaha untuk tidak peduli padanya.
Stefanie, seperti yang terakhir kali, menyelinap kembali ke ruangannya. Clayton Gu duduk tegak di posisinya. Begitu dia masuk, Clayton Gu segera memberi sebuah isyarat.
Seperti dalam percakapan terakhir mereka, lokasi yang dipilih untuk berbicara adalah lorong aman tanpa orang, yaitu tangga.
"Kenapa aku tidak melihatmu pergi ke kantin karyawan siang ini? Apakah kamu sudah makan siang? Aku pikir kamu belum makan, jadi aku membawakanmu satu porsi makanan, tapi.." Clayton Gu langsung berceloteh.
Stefanie tersipu dan menjawab dengan malu, "Iya, aku tidak pergi ke kantin karyawan, tapi aku sudah makan. Aku pergi makan di luar."
"Makan di luar? Di restoran mana? Apakah rasanya enak? Apakah harganya mirip dengan kantin karyawan? Kalau ada tempat yang begitu bagus, kamu juga harus memperkenalkannya kepadaku, dan aku akan mengikuti kamu untuk melihat-lihat lingkungan di sana! Seperti yang kamu tahu, kantin restoran sangatlah ramai setiap harinya. Setiap kali aku pergi ke sana, aku harus mengantri untuk mendapatkan makanan. Aku sudah muak dengan antrian seperti itu setiap hari! " ketika mendengarnya, Clayton Gu langsung terlihat lebih bersemangat.
Tapi Stefanie menjadi lebih malu lagi. Makanan yang dia makan di luar hanyalah alasan baginya agar Clayton Gu tidak mencurigainya. Sebenarnya, dia tidak pergi makan di luar, jadi dia tidak bisa menjawab saat ditanya oleh Clayton Gu.
"Sebenarnya, aku tidak tahu restoran mana yang enak. Hari ini, temanku yang mentraktirku, jadi aku tidak memperhatikan menunya. Tapi makanannya cukup enak.” Dengan tergesa-gesa, dia mencari alasan lain.
"Teman mentraktirmu? Oh, maaf. Aku pikir kamu tidak akan muncul di kantin karyawan lagi." Clayton Gu juga tampaknya sedikit malu, karena dia merasa dirinya terlalu terburu-buru.
Stefanie tidak bisa menahan napas. Setelah ini, mungkin dia benar-benar tidak akan muncul di kantiin karyawan lagi. Kalau begitu, apa yang harus dia katakan? Meskipun hari ini dia bisa lolos dengan kebohongan ini, tetapi besok, kalau Clayton Gu bertanya lagi, kebohongan apa yang harus dia katakan? Hidup yang luar biasa!
Kebohongan tanpa henti seperti ini, dia tidak mau, dia bukan pembohong yang baik, tapi sekarang, dia telah menjadi pembohong selangkah demi selangkah.
"Tidak apa-apa. Kembalilah dan istirahat. Aku bertanya padamu karena aku tidak melihatmu." Clayton Gu tidak terlalu memikirkannya. Lagi pula, dalam masyarakat ini, siapa yang belum memiliki beberapa teman baik yang bisa mentraktir mereka makan?
Tentu saja, itu juga karena Stefanie terlihat seperti anak yang baik dan tidak bisa berbohong.
Namun, jelas sekali bahwa penglihatan Clayton Gu tidak begitu baik.
Stefanie membohonginya lagi dan lagi. Namun dia tidak menyadarinya sama sekali, tapi mungkin itu karena dia terlalu percaya padanya.
"Hanya karena ini saja?" Stefanie semakin tidak bisa mengabaikan perilaku Clayton Gu. Dia tampaknya sangat tertarik dengan urusannya. Tetapi dalam tim magang yang sama, ada karyawan magang lain dan banyak yang berjenis kelamin wanita. Kenapa dia tampaknya lebih tertarik pada dirinya? Sepertinya dia tidak seperhatian ini kepada karyawan magang yang lain?
Perlakuan semacam ini tidak buruk, tetapi itu akan membuat Stefanie merasakan semacam tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Misalnya, Clayton Gu tampaknya memperhatikan semua yang dikatakan dan dilakukan oleh Stefanie setiap saat. Dan juga, hanya satu kali dia tidak pergi ke kantin karyawan, tapi dia dengan begitu cepat menyadarinya, dan memanggil dirinya untuk bertanya langsung? Perlakuan semacam itu, baginya, merupakan tekanan yang tak terlihat.
"Yah, hanya ini saja. Jangan berpikir yang tidak-tidak. Aku hanya terbiasa duduk denganmu dan mengobrol denganmu ketika makan siang. Tapi tadi siang, aku tidak menemukanmu ketika aku selesai makan, jadi aku bertanya-tanya. Tepat ketika aku melihatmu memasuki ruangan, aku tidak tahan untuk tidak memanggilmu dan bertanya padamu! " Setelah dia selesai berbicara, Clayton Gu terlihat malu.
Stefanie kembali ke ruangannya lebih dulu, tetapi Gabby Tsu, karyawan magang dari tim yang sama, memberinya pandangan acuh tak acuh, kemudian dengan cepat mengalihkan matanya dan terus bermain game dengan kepala tertunduk.
Hari ini, setelah bekerja, Stefanie harus berjongkok di toilet wanita untuk waktu yang lama untuk menghindari Clayton Gu dan teman kantor lainnya. Dia tidak keluar sampai kakinya mati rasa dan harus keluar sambil bersandar pada tembok.
Setelah lama menunggu, semua teman di ruangannya sudah pergi, jadi dia pergi ke lift dan ke tempat parkir.
Setelah Sam menunggunya naik ke dalam mobil, dia melihat wajah Stefanie yang tidak baik, jadi dia bertanya dengan prihatin, "Nona Lian, istirahatlah dulu! CEO Feng barusan menelepon, dan dia bilang dia akan turun sepuluh menit lagi. Lalu pulang bersama nona Lian. "
Stefanie mengangguk, dan tak lama kemudian Darren Feng turun.
Sam, si pengawal, membuka pintu dan melompat keluar dari kursi pengemudi.
"CEO Feng, silahkan!" Dia juga dengan sopan membuka pintu kursi belakang untuk bos besar.
Pada saat pintu terbuka, penampilan dan sosok wanita muda yang duduk di kursi belakang mobil benar-benar terlihat oleh seseorang, tetapi Stefanie tidak menyadarinya.
"Ayo pergi!" Begitu Darren Feng duduk, dia memberi perintah.
Garis suaranya yang dingin, memiliki semacam perasaan yang dalam dan berat, yang sangat menenangkan di tengah mobil yang sempit itu.
Mobil mewah itu segera melaju keluar dari tempat parkir.
Pada saat ini, di dalam mobil pribadi merah di sudut, Gabby Tsu dengan cepat menekan tombol untuk memberhentikan pengambilan video di ponselnya, dan jari-jarinya yang panjang bergetar.
"Ya Tuhan, berita besar macam apa yang ada di depan mataku!"
Sampai sekarang, dia masih tidak percaya akan apa yang dilihatnya dengan kedua matanya sendiri.
Sejak kapan kedua orang itu bersama? Awalnya, dia tetap berada di tempat parkir karena dia ingin menonton berita gosip.
Justru karena dia memilih untuk berdiam di tempat pakir, dia jadi memiliki kesempatan untuk mengetahui sebuah rahasia yang lebih besar.
Dia melihat dengan matanya sendiri bahwa Stefanie, pekerja magang baru, tidak naik mobil Clayton Gu, karena, bagi Gabby Tsu, plat mobil dan model mobil Clayton Gu terlalu biasa, sehingga Stefanie memilih mobil yang lebih mewah. Tetapi mobil siapa itu? Dia hanya melihat orang yang duduk di kursi pengemudi dan terlihat seperti pria muda. Dia langsung terpikir sesuatu, apakah pria itu adalah pacar rahasia Stefanie?
Tapi pria muda ini, sangat muda, tapi sudah mengendarai mobil pribadi mewah. Pasti anak itu adalah anak dari keluarga kaya.
Pada saat itu, Gabby Tsu merasa bahwa dia memandang rendah Stefanie, seorang magang biasa.
Dengan pacar yang begitu hebat, mengapa dia tidak memanfaatkannya dengan baik? Jika itu dirinya, dia tidak ingin pergi bekerja sambil berdesakan di busway dan MRT. Bukankah sangat romantis kalau ada seseorang yang mengantarnya?!
Tapi Gabby adalah penduduk asli kota B, setelah dia melihat-lihat lagi wajah anak orang kaya itu, dia menyadari bahwa wajah itu terlihat asing, dan dia tidak mengenalinya. Ketika dia akan menyalakan mesin untuk kedua kalinya bersiap untuk pergi, dia melihat sosok yang jarang terlihat senang, sedang berjalan ke mobil dengan senang.
Ya Tuhan, bukankah sosok itu adalah direktur baru?
Novel Terkait
Istri kontrakku
RasudinPernikahan Tak Sempurna
Azalea_Cutie Mom
AlexiaMeet By Chance
Lena TanCinta Seorang CEO Arogan
MedellineThe Gravity between Us
Vella PinkyCinta Yang Tak Biasa×
- Bab 1 Dream Paradise
- Bab 2 Menandatangani kontrak
- Bab 3 Turun tangan untuk membantu
- Bab 4 Pindah satu rumah
- Bab 5 Hamil dalam tiga bulan
- Bab 6 Mandi
- Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
- Bab 8 Supir pribadi
- Bab 9 Perpisahan hidup dan mati
- Bab 10 Kakak harus berjuang
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (1)
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (2)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (2)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (2)
- Bab 14 Dompetnya Menderita (1)
- Bab 14 Dompetnya Menderita(2)
- Bab 15 Dasar Playboy (1)
- Bab 15 Dasar Playboy (2)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
- Bab 17 Apakah Puas (1)
- Bab 17 Apakah Puas (2)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (1)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (2)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (1)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (1)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (2)
- Bab 21 Mewujudkan Janji terhadapnya (1)
- Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (1)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (1)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (2)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (1)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (2)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (1)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (2)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (1)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (2)
- Bab 27 Jangan Lupa (1)
- Bab 27 Jangan Lupa (2)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (1)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (2)
- Bab 29 Skandal (1)
- Bab 29 Skandal (2)
- Bab 30 Sungguh sialan (1)
- Bab 30 Sungguh sialan (2)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (1)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (2)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (2)
- Bab 33 Introspeksi Diri (1)
- Bab 33 Introspeksi Diri (2)
- Bab 34 Saling Menemani (1)
- Bab 34 Saling Menemani (2)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (1)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (2)
- Bab 36 Hukuman dikeluarkan dari sekolah (1)
- Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
- Bab 37 Apakah puas dengan hukuman yang diberikan (1)
- Bab 37 Apakah kamu puas dengan hukuman ini (2)
- Bab 38 Melakukan apa pun demi wanita yang disukai (1)
- Bab 38 Melakukan apapun demi wanita yang disukai (2)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (2)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (1)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (2)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (1)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (2)
- Bab 43 Iblis Kecil (1)
- Bab 43 Iblis Kecil (2)
- Bab 44 Olahraga Pagi (1)
- Bab 44 Olahraga Pagi (2)
- Bab 45 Kejutan Besar (1)
- Bab 45 Kejutan Besar (2)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (1)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (2)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (1)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (2)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (1)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (2)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (1)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (2)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (1)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (2)
- Bab 51 Kejutan Ganda
- Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
- Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (1)
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (2)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (1)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (2)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (1)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (2)
- Bab 57 Bajingan (1)
- Bab 57 Bajingan (2)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (1)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (2)
- Bab 59 Cemburu (1)
- Bab 59 Cemburu (2)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (1)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (2)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (1)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (2)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (2)
- Bab 63 Pria Itu (1)
- Bab 63 Pria Itu (2)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (1)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (2)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (1)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (2)
- Bab 66 Ternyata dia (1)
- Bab 66 Ternyata dia (2)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (1)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (2)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (1)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
- Bab 69 Balas dendam (1)
- Bab 69 Balas dendam (2)
- Bab 70 Berbagai macam siksaan
- Bab 71 Dimulai dari perhatiannya
- Bab 72 Pindah dan tinggal bersama
- Bab 73 Perhatian dari Clayton Gu
- Bab 74 Identitasnya turun
- Bab 75 Kamu tidur saja
- Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
- Bab 77 Kegugupan Tuan Gu
- Bab 78 Semuanya Terungkap
- Bab 79 Perantau Pinggiran Kota
- Bab 80 Adaptasi
- Bab 81 Ragu
- Bab 82 Tidak Punya Pacar
- Bab 83 Pengingat Niat Baik
- Bab 84 Secara Sembunyi-Sembunyi
- Bab 85 Pesanan Makanan Tanpa Nama
- Bab 86 Fisik penjahat
- Bab 87 Aliran binatang buas
- Bab 88 Perjalanan belanja yang canggung
- Bab 89 Mendekati sang pria kaya
- Bab 90 Adil dan tegas
- Bab 91 Perang Dingin dalam Legenda
- Bab 92 Membuli Kekasihnya
- Bab 93 Hukuman Diusir
- Bab 94 Agresif
- Bab 95 Pasti Ada Urusan Pribadi
- Bab 96 Memohon dengan rendah hati
- Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang
- Bab 98 Kehendak Presdir
- Bab 99 Kenyataan yang memang ada
- Bab 100 Mendapat satu tamparan
- Bab 101 Melarikan Diri
- Bab 102 Mabuk Minum
- Bab 103 Kamu Pantas Mati
- Bab 104 Senjata Di Tangannya
- Bab 105 Dalam Hati Menginginkan Balas Dendam
- Bab 106 Orang Jahat
- Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
- Bab 108 Satu Permintaan
- Bab 109 Terlalu Banyak Yang Mendukungnya
- Bab 110 Kemunculuan Yang Disengaja
- Bab 111 Serangan Yang Spontan
- Bab 112 Keberadaan seseorang yang istimewa
- Bab 113 Terus Tenggelam
- Bab 114 Bermaksud Menarik Perhatian Orang
- Bab 115 Terlahir Kembali
- Bab 116 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 117 Membuat Orang Lain Kagum
- Bab 118 Kesalahan Besar
- Bab 119 Gantikan Aku
- Bab 120 Bukan Rasa Sakit yang Biasa
- Bab 121 Hadiah ulang tahun
- Bab 122 Membuatnya lebih emosi
- Bab 123 Mengejeknya dari belakang
- Bab 124 Rupanya kamu masih punya hati
- Bab 125 Wanita Jahat
- Bab 126 Jangan Berpura-pura
- Bab 127 Hubungan Pertemanan Yang Putus
- Bab 128 Mereka Pasti Sengaja
- Bab 129 Setelah Bersenang-senang
- Bab 130 Kesepakatan Baru Antara Keduanya
- Bab 131 Tidak Akan Melepaskan Dia Pergi
- Bab 132 Kebohongan Besar
- Bab 133 Tidak Menepati Janjinya
- Bab 134 Penderitaan Yang Tidak Terucapkan
- Bab 135 Apa Yang Sebenarnya Kamu Inginkan
- Bab 136 Mencekik Mati
- Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
- Bab 138 Tindakan Melawan
- Bab 139 Orang Pintar Yang Berhati Sensitif
- Bab 140 Misi Foto Diam-Diam
- Bab 141 Gadis Favorit
- Bab 142 Cinta Segitiga
- Bab 143 Dukungan
- Bab 144 Rahasia yang Terungkap
- Bab 145 Tidak Mungkin
- Bab 146 Aku Tidak Masalah
- Bab 147 Pil Putih
- Bab 148 Pergi Dengan Marah
- Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
- Bab 150 Penolakan Lagi
- Bab 151 Menghilang Dari Peredaran
- Bab 152 Sudah Masuk Jauh Di dalam
- Bab 153 Gossip
- Bab 154 Pelacur Yang Licik
- Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
- Bab 156 di.....
- Bab 157 Kekacauan
- Bab 158 Pukulan yang berat
- Bab 159 Patah Hati
- Bab 160 Merasa Tidak baik
- Bab 161 Munafik
- Bab 162 Seperti Boneka
- Bab 163 Dampak Buruk
- Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
- Bab 165 Ternyata Hanya Pura-pura
- Bab 166 Sikap tegas
- Bab 167 Harus ditangani dengan serius
- Bab 168 Surat pemberhentian
- Bab 169 Pemberhentian
- Bab 170 Resiko ditanggung sendiri
- Bab 171 Sebuah bom besar
- Bab 172 Tekanan dan Bahaya
- Bab 173 Orangnya sedang berada di rumah sakit
- Bab 174 Apakah dia yang melakukannya
- Bab 175 Meminta keadilan
- Bab 176 Menerima Pelecehan Parah
- Bab 177 Cobalah Untuk Menerimaku
- Bab 178 Rahasianya
- Bab 179 Mencuri Dengar Di Balik Pintu
- Bab 180 Membantu Meminjam Uang
- Bab 181 Kakek Yang Displin
- Bab 182 Membantu Dengan Royal
- Bab 183 Mengumpulkan Semua Uang
- Bab 184 Merobek Surat Kontrak
- Bab 185 Menjadi Musuh Umum
- Bab 186 Apakah Sakit?
- Bab 187 Apakah Sudah Hamil?
- Bab 188 Rumah Sakit
- Bab 189 Selamat Hamil
- Bab 190 Orang Lain Tidak Dapat Mewakili Kamu
- Bab 191 Tuan Rumah Laki-laki
- Bab 192 Apakah Ini Hidup Bersama?
- Bab 193 Perselisihan Sengit
- Bab 194 Menjadi Houseman
- Bab 195Suka Sini
- Bab 196 Takut dia kecapekan
- Bab 197 Tidak perlu permohonan maafmu
- Bab 198 Tenanglah dulu
- Bab 199 Anak Cucu tidak berbakti
- Bab 200 Akankah patriarki
- Bab 201 Telah memaafkannya
- Bab 202 Tindakan seseorang
- Bab 203 Hanya kamu
- Bab 204 Menjaganya dengan lemah lembut
- Bab 205 Membeli tiket
- Bab 206 Lelah setengah mati
- Bab 207 Canggung
- Bab 208 Tetap saja berhutang
- Bab 209 Terjerat dengannya
- Bab 210 Bagaimana mungkin akan menikahinya
- Bab 211 Tidak mengharapkan yang banyak
- Bab 212 Ikut aku pergi
- Bab 213 Langsung pergi mendaftar
- Bab 214 Lamaran yang tidak romantis
- Bab 215 Akhir cerita