Cinta Yang Tak Biasa - Bab 153 Gossip
Dia salah menafsirkan keengganan wanita itu karena tidak mau melihat dirinya, dia mengira sudah menaruh perasaan untuknya, lalu diam-diam jatuh cinta dengan pria lain, dan bahkan tidak ingin menghadapi dirinya lagi.
Bahkan, jika memikirkannya dengan detail, dari awal sejak dia mengikutinya, dia tidak sedingin seperti sekarang ini, sulit untuk berbicara apa yang ada di hatinya, tetapi walau pun tidak ingin. Setelah bersama dengannya, hubungan dua orang itu berubah, dia selalu memimpin dan secara aktif terus mendorong, dan dia hanya menikmatinya, tidak pernah ikut aktif.
Memikirkan hal ini, membuatnya merasa lebih marah.
Stefanie menutupi kepalanya dengan selimut tipis, berkaitan dengan pria yang bertanya dengan nada dingin, dia tidak mendengarnya, tetapi bahkan dia tidak ingin peduli dengan pria yang mendominan dan tidak masuk akal ini.
Karena ketika dia marah, jika kamu mencoba berargumentasi dengannya, dia sama sekali tidak akan mengerti tentang dunianya, segala sesuatu tentang dirinya, harus dia yang mendominasi segalanya, dan pendapat atau sikap orang lain, mereka semua harus mengikuti kemauannya,tidak boleh ada pendapat lain.
Dia tidak membalasnya, dan ini membuat pria itu lebih marah lagi.
"Heh, kamu ini benar-benar semakin berani, sekarang di hadapanku, sekarang kamu bisa mengabaikan aku seperti ini?” Gelas berisi air yang ada di tangannya hampir pecah.
Dia hanya ingin datang ke kamar tidur untuk melihatnya sekilas, tetapi sekarang, dia merasa sangat marah sambil memegang gelas yang ada di tangannya, lalu dia langsung pergi ke kamar tidur utama.
TIba-tiba suasana di ruangan itu mulai berubah.
Tampaknya emosinya mulai meledak.
Dia meletakkan gelas itu di meja samping tempat tidur, lalu dia berjalan maju ke depan ke arah tempat tidur, mencondongkan tubuh ke depan, dan membuka selimut tipis yang menutupi kepalanya dengan sekali sentakan.
Sebenarnya, perempuan yang meringkuk di bawah selimut tipis itu, merasa sesak, bahkan dia hampir kehabisan nafas.
Siapa yang tahu jika dia akan sekuat tenaga seperti ini, dia bisa bernafas lega, tetapi langsung berhadapan dengan wajah penuh emosi.
Kedua matanya terbuka lebar, seperti terlihat sangat kesal seakan ingin memakannya.
“Hah? Kamu belum menjawab pertanyaanku? Apakah sekarang, kamu tidak ingin melihat ku?” Dia meremas dagunya dengan satu tangan, lalu mengangkatnya, membuatnya merasa terdesak dan harus melihat ke arahnya.
Stefanie tidak suka perasaan seperti ini, perasaan dikendalikan olehnya, dia masih merasa canggung untuk menatapnya, tapi, karena tenaganya, dia masih membuatnya menjawab.
"Apakah kamu terlalu banyak minum? Jika kamu terlalu banyak minum, kamu harusnya minum sup untuk penyegar dari mabuk! Untuk apa ke sini saat mabuk!" Dia sudah mencium bau alkohol yang kuat dari nafasnya.
Bukan bau yang dia sukai, sebalikan, dia sangat membencinya.
"Aku tidak minum terlalu banyak! Aku tidak mabuk!” Bahkan, saat malam hari, dia meminum anggur di atas meja, dia meminum sedikit anggur karena suasana hatinya sedang buruk, tapi dia jelas-jelas belum mabuk.
Takaran alkoholnya tinggi, dan dia tidak begitu mudah mabuk, dia sangat tahu hal ini di benaknya.
“Dasar pemabuk, biasanya kamu tidak pemabuk seperti ini!” Dia tidak dalam mood baik untuk membalas omongannya, “ Kamu memegang rahangku, lepaskan aku!” Dia mencoba mendorongnya untuk menjauh darinya.
Tetapi ketika dia melihat wanita itu berjuang melawannya, secara tidak sadar dia langsung mengenggamnya lebih kuat.
"Aku tahu, kamu pasti telah melihat wajah pucat itu, sekarang wajahmu juga pucat, kamu pasti sangat kesal kan? Wajah pucat kecil itu, orang itu masih muda, dan kemudian tahu bagaimana cara memabuat mu bahagia dengan cara romantis, dan terkadang mempunyai waktu untuk menemani kamu, kamu tidak boleh lebih awal melepaskannya, sehingga kamu bisa memeluk wajah kecil itu, iya bukan?” Bos Besar Feng mulai bertanya dingin dengan pengaruh alkohol,
"Kamu benar-benar begitu tidak masuk akal, membuat masalah seperti ini, sekarang aku tidak ingin berbicara denganmu! Badan mu sangat bau, cepat pergi mandi!" Tubuhnya bau alkohol yang sangat menyengat, Stefanie ingin menutup hidung dan mulutnya.
"Aku bau, dan kamu berani membenciku! Stefanie, tunggu dan lihat apakah aku bisa membereskan kamu dengan benar!" Orang ini benar-benar kesal,dan sudah kehilangan akal sehatnya, dia bergegas langsung ke tempat tidur yang besar.
Karena ditekan, wanita bertubuh kecil itu masih berjuang untuk melawan, langsung ditekan di bawah tubuh pria itu.
“Darren Feng, kenapa malam ini kamu menjadi gila!” Stefanie juga merasa sangat marah.
Awalnya dia tidak ingin peduli padanya, walau ingin memakinya pun dia tidak mau melakukan itu, tetapi dia memiliki bakat untuk membuatnya kesal.
"Kamu berpura-pura menjadi orang polos, kamu pikir aku tidak tahu? Aku beritahu kamu, bukankah kamu mau pergi dengannya? Kamu jangan mimpi, selama kamu adalah wanita milik Darren Feng, kalian tidak akan bisa bersama! Kamu adalah milikku, wanita milik Darren Feng, aku belum cukup bermain dengan kamu, bahkan jika aku sudah bosan denganmu, jika aku tidak mau lagi dengan mu, aku tidak akan memberikan mu kepada dia! Semua yang berkaitan dengan kamu adalah milikku, semuanya adalah milikku, apakah kamu mengerti? "
Seperti seorang pria yang membalikkan botol cuka, menyatakannya dengan sombong, dan menggunakan kekuatannya, kemudian dia akan menggunakan tindakannya sendiri untuk membuktikan dirinya, dia, Stefanie, hanya bisa menjadi wanita milik Darren Feng.
Pria lain, jika ingin menyentuh seoarang wanita, bukankah mereka harus terlebih dahulu bertanya padanya, oke?
Di bawah emosinya yang meledak-ledak, dia melemparkan tubuhnya ke tempat tidur, dan pada akhirnya, dia hampir terlelap.
Hanya saja kali ini, dia masih menjaga tenaganya, dan sengaja langsung membuatnya pingsan di tempat tidur.
"Stefanie, buka matamu lebar-lebar dan perhatikan baik-baik, sekarang, wanita kamu ini milik siapa? Hah? Kamu ingin bersama pria itu, mimpi! Selama aku, Darren Feng ada di sini, aku tidak akan membiarkan kamu untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan!"
Dia tidak hanya dia menjarah tubuhnya dengan paksa, bahkan menyatakan perkataan itu padanya dengan sombong, membiarkan sangat kesal setengah mati.
Dia berkeringat, lalu bangkit berdiri dan pergi ke kamar mandi yang ada kamar tidur utama untuk membersihkan diri, sementara setelah dilecehkan, wanita itu ditinggalkan di tempat tidur.
Dia memeluk selimut tipis, lalu Stefanie hanya bisa menangis tanpa air mata.
Dari awal, tubuhnya sendiri sudah mengkhianati jiwanya, di bawah 'kejahatannya', dia selalu tahu jelas bagaimana dia bisa menyerah di hadapan pria itu dengan kecepatan tertinggi dan terengah-engah di depannya, membuat amarahnya mereda, emosinya yang meledak-ledak melebur seperti air.
Ini adalah hal yang paling dibencinya.
Ada suara ledakan air di kamarn mandi, perlahan dia merangkak dan duduk.
Terhadap pria ini, dia merasa lebih takut, takut bahwa suatu hari dia akan tidak bahagia dan akan memperlakukan dirinya seperti tahanan yang disiksa, benar-benar membuat dirinya tidak dapat bertahan hidup lagi, dan berharap mati.
Dia duduk di sandaran tempat tidur, dia tercengang, dan dia ingat bahwa ketika dia ditiduri dengan paksa, dia sama sekali tidak memakain kondom, dia sama sekali tidak suka hal semacam pencegah kehamilan, jadi semenjak bersamanya, dia selalu bersemangat jika berkaitan dengan masalah di ranjang, tetapi dia bertindak dengan sangat berani dan menjadi tidak terkendali, sama sekali mengabaikan masalah fisiknya, bahkan mungkin pria itu berharap bahwa dia akan lebih cepat hamil dan melahirkan seorang anak untuknya.
Tetapi di dalam pandangannya, masalah ini berlawanan dengan pendapatnya, bahkan ini adalah sebuah teror.
Dia masih sangat muda, dan masih memiliki banyak hal yang harus dia lakukan, kuliahnya belum selesai, dan pekerjaannya pun masih belum berubah secara resmi, semuanya masih belum selesai, dan sebelum semua itu terselesaikan, dia sama sekali tidak ingin mempunyai bayi, jika dari awal sudah mempunyai bayi, dia sendiri masih belum dewasa, bagaimana sudah mempunyai bayi.
Dia membuka laci meja yang ada samping tempat tidurnya, dia menemukan botol obat berwarna putih dari sana, dan kemudian dengan cepat menuangkan dua pil dari botol obat putih, itu lalu memegang pil kecil itu di telapak tangannya, dia tampak ragu-ragu sebentar, dia setelah itu menelannya dengan air yang dia taruh di atas meja samping tempat tidur.
Ketika Darren Feng keluar dari kamar mandi dengan rambut basah, dia melihat seorang wanita itu bersandar di tempat tidur, memegang gelas berisi air di tangannya, menelan sebuah pil.
Dia terkejut dan bertanya dengan kasar, “Apa yang kamu makan?” Dia tidak pernah mengerti apa yang sedang dilihatnya.
Karena melihatnya dengan mata kepala sendiri, jadi sangat wajar jika dia segera menanyakan hal itu dengan jelas.
“Tidak, tidak ada apa-apa.” Untuk pertama kalinya, Stefanie Lian ditemukan dan merasa bersalah, kemudian dia merasa panik dan tidak sengaja menjatuhkan gelas berisi air di tangannya.
Reaksi ini, kenapa Darren Feng merasa bahwa ada sesuatu yang salah dengannya?
Jika tidak ada apa-apa, mengapa dia merasa sangat gugup?
Darren Feng melangkah maju, melewati ujung tempat tidur, dan langsung berjalan ke sisi lain, karena di sisi ini adalah tempat di mana wanita itu biasa berbaring, jadi dia jarang datang dan tidak pernah memperhatikan apa yang ditempatkan di meja samping tempat tidur.
Laci itu tidak ditutup lagi dengan benar, mata Darren Feng tajam, dan dia segera menemukan botol obat kecil berwarna putih di laci.
"Apa ini? Beritahu aku, ini obat apa?” Dia mengambil botol berisi obat putih kecil dengan tulisan hitam di atasnya, dan di memahaminya lebih jelas lagi, ada kolom yang menuliskan khasiat obat itu.
Tapi dia melihat dengan matanya sendiri, dan sekarang dia ingin bertanya langsung padanya.
"Kenapa kamu melakukan hal ini?"
Stefanie tidak menyangka bahwa gerakan ini, bisa secepat ini ketahuan, walaupun dia sudah membuat persiapan jika suatu hari ketahuan, dan akan mendapat hukuman yang berat, tetapi masalahnya sudah seperti ini, dan dia menyuadari, bahwa semua asumsi dan imajinasinya akan segera berakhir, dan tidak sepahit kenyataannya.
“Kamu sudah melihat semuanya, aku tidak harus mengatakan apa-apa.” Dia sudah ketahuan, tentu saja tidak bisa mengatakan apa-apa.
“Aku bertanya padamu, kenapa?” Sambil memegang botol obat putih erat-erat di tangannya, pembuluh darah Darren Feng seperti mendidih.
“Untuk apa kamu bertanya padaku? Ah!” Stefanie tidak bisa menahan cibirannya, lalu perlahan-lahan mengangkat kepalanya, dan melihat sosok pria itu yang dingin, dia menatapnya tajam, dan jujur saja, dia tidak suka jika langsung menatap matanya.
Karena pada saat ini tatapan matanya menusuk seperti pedang, seolah dia bisa langsung membunuhnya hingga mati.
"Kenapa, apakah kamu tidak tahu? Kenapa aku harus melakukan ini, tentu saja karena aku tidak mau, aku tidak mau terlalu awal mengandung anak mu, setelah bersamamu, kamu tidak pernah peduli dengan perasaanku, dari awal tidak pernah mengambil tindakan kontrasepsi, kamu adalah seorang pria, dan kamu pasti sangat merasa tenang, tetapi sangat disayangkan bahwa aku adalah seorang wanita, masalah mengandung anak, itu selalu menjadi masalah wanita, bagaimana bisa aku tidak hati-hati.” kata Stefanie, kali ini dia tidak menghindari, dan langsung menjawab.
Novel Terkait
Yama's Wife
ClarkHarmless Lie
BaigeAwesome Husband
EdisonCinta Yang Berpaling
NajokurataWahai Hati
JavAliusCinta Yang Tak Biasa×
- Bab 1 Dream Paradise
- Bab 2 Menandatangani kontrak
- Bab 3 Turun tangan untuk membantu
- Bab 4 Pindah satu rumah
- Bab 5 Hamil dalam tiga bulan
- Bab 6 Mandi
- Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
- Bab 8 Supir pribadi
- Bab 9 Perpisahan hidup dan mati
- Bab 10 Kakak harus berjuang
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (1)
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (2)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (2)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (2)
- Bab 14 Dompetnya Menderita (1)
- Bab 14 Dompetnya Menderita(2)
- Bab 15 Dasar Playboy (1)
- Bab 15 Dasar Playboy (2)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
- Bab 17 Apakah Puas (1)
- Bab 17 Apakah Puas (2)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (1)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (2)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (1)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (1)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (2)
- Bab 21 Mewujudkan Janji terhadapnya (1)
- Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (1)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (1)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (2)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (1)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (2)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (1)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (2)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (1)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (2)
- Bab 27 Jangan Lupa (1)
- Bab 27 Jangan Lupa (2)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (1)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (2)
- Bab 29 Skandal (1)
- Bab 29 Skandal (2)
- Bab 30 Sungguh sialan (1)
- Bab 30 Sungguh sialan (2)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (1)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (2)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (2)
- Bab 33 Introspeksi Diri (1)
- Bab 33 Introspeksi Diri (2)
- Bab 34 Saling Menemani (1)
- Bab 34 Saling Menemani (2)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (1)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (2)
- Bab 36 Hukuman dikeluarkan dari sekolah (1)
- Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
- Bab 37 Apakah puas dengan hukuman yang diberikan (1)
- Bab 37 Apakah kamu puas dengan hukuman ini (2)
- Bab 38 Melakukan apa pun demi wanita yang disukai (1)
- Bab 38 Melakukan apapun demi wanita yang disukai (2)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (2)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (1)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (2)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (1)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (2)
- Bab 43 Iblis Kecil (1)
- Bab 43 Iblis Kecil (2)
- Bab 44 Olahraga Pagi (1)
- Bab 44 Olahraga Pagi (2)
- Bab 45 Kejutan Besar (1)
- Bab 45 Kejutan Besar (2)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (1)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (2)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (1)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (2)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (1)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (2)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (1)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (2)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (1)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (2)
- Bab 51 Kejutan Ganda
- Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
- Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (1)
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (2)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (1)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (2)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (1)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (2)
- Bab 57 Bajingan (1)
- Bab 57 Bajingan (2)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (1)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (2)
- Bab 59 Cemburu (1)
- Bab 59 Cemburu (2)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (1)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (2)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (1)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (2)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (2)
- Bab 63 Pria Itu (1)
- Bab 63 Pria Itu (2)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (1)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (2)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (1)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (2)
- Bab 66 Ternyata dia (1)
- Bab 66 Ternyata dia (2)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (1)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (2)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (1)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
- Bab 69 Balas dendam (1)
- Bab 69 Balas dendam (2)
- Bab 70 Berbagai macam siksaan
- Bab 71 Dimulai dari perhatiannya
- Bab 72 Pindah dan tinggal bersama
- Bab 73 Perhatian dari Clayton Gu
- Bab 74 Identitasnya turun
- Bab 75 Kamu tidur saja
- Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
- Bab 77 Kegugupan Tuan Gu
- Bab 78 Semuanya Terungkap
- Bab 79 Perantau Pinggiran Kota
- Bab 80 Adaptasi
- Bab 81 Ragu
- Bab 82 Tidak Punya Pacar
- Bab 83 Pengingat Niat Baik
- Bab 84 Secara Sembunyi-Sembunyi
- Bab 85 Pesanan Makanan Tanpa Nama
- Bab 86 Fisik penjahat
- Bab 87 Aliran binatang buas
- Bab 88 Perjalanan belanja yang canggung
- Bab 89 Mendekati sang pria kaya
- Bab 90 Adil dan tegas
- Bab 91 Perang Dingin dalam Legenda
- Bab 92 Membuli Kekasihnya
- Bab 93 Hukuman Diusir
- Bab 94 Agresif
- Bab 95 Pasti Ada Urusan Pribadi
- Bab 96 Memohon dengan rendah hati
- Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang
- Bab 98 Kehendak Presdir
- Bab 99 Kenyataan yang memang ada
- Bab 100 Mendapat satu tamparan
- Bab 101 Melarikan Diri
- Bab 102 Mabuk Minum
- Bab 103 Kamu Pantas Mati
- Bab 104 Senjata Di Tangannya
- Bab 105 Dalam Hati Menginginkan Balas Dendam
- Bab 106 Orang Jahat
- Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
- Bab 108 Satu Permintaan
- Bab 109 Terlalu Banyak Yang Mendukungnya
- Bab 110 Kemunculuan Yang Disengaja
- Bab 111 Serangan Yang Spontan
- Bab 112 Keberadaan seseorang yang istimewa
- Bab 113 Terus Tenggelam
- Bab 114 Bermaksud Menarik Perhatian Orang
- Bab 115 Terlahir Kembali
- Bab 116 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 117 Membuat Orang Lain Kagum
- Bab 118 Kesalahan Besar
- Bab 119 Gantikan Aku
- Bab 120 Bukan Rasa Sakit yang Biasa
- Bab 121 Hadiah ulang tahun
- Bab 122 Membuatnya lebih emosi
- Bab 123 Mengejeknya dari belakang
- Bab 124 Rupanya kamu masih punya hati
- Bab 125 Wanita Jahat
- Bab 126 Jangan Berpura-pura
- Bab 127 Hubungan Pertemanan Yang Putus
- Bab 128 Mereka Pasti Sengaja
- Bab 129 Setelah Bersenang-senang
- Bab 130 Kesepakatan Baru Antara Keduanya
- Bab 131 Tidak Akan Melepaskan Dia Pergi
- Bab 132 Kebohongan Besar
- Bab 133 Tidak Menepati Janjinya
- Bab 134 Penderitaan Yang Tidak Terucapkan
- Bab 135 Apa Yang Sebenarnya Kamu Inginkan
- Bab 136 Mencekik Mati
- Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
- Bab 138 Tindakan Melawan
- Bab 139 Orang Pintar Yang Berhati Sensitif
- Bab 140 Misi Foto Diam-Diam
- Bab 141 Gadis Favorit
- Bab 142 Cinta Segitiga
- Bab 143 Dukungan
- Bab 144 Rahasia yang Terungkap
- Bab 145 Tidak Mungkin
- Bab 146 Aku Tidak Masalah
- Bab 147 Pil Putih
- Bab 148 Pergi Dengan Marah
- Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
- Bab 150 Penolakan Lagi
- Bab 151 Menghilang Dari Peredaran
- Bab 152 Sudah Masuk Jauh Di dalam
- Bab 153 Gossip
- Bab 154 Pelacur Yang Licik
- Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
- Bab 156 di.....
- Bab 157 Kekacauan
- Bab 158 Pukulan yang berat
- Bab 159 Patah Hati
- Bab 160 Merasa Tidak baik
- Bab 161 Munafik
- Bab 162 Seperti Boneka
- Bab 163 Dampak Buruk
- Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
- Bab 165 Ternyata Hanya Pura-pura
- Bab 166 Sikap tegas
- Bab 167 Harus ditangani dengan serius
- Bab 168 Surat pemberhentian
- Bab 169 Pemberhentian
- Bab 170 Resiko ditanggung sendiri
- Bab 171 Sebuah bom besar
- Bab 172 Tekanan dan Bahaya
- Bab 173 Orangnya sedang berada di rumah sakit
- Bab 174 Apakah dia yang melakukannya
- Bab 175 Meminta keadilan
- Bab 176 Menerima Pelecehan Parah
- Bab 177 Cobalah Untuk Menerimaku
- Bab 178 Rahasianya
- Bab 179 Mencuri Dengar Di Balik Pintu
- Bab 180 Membantu Meminjam Uang
- Bab 181 Kakek Yang Displin
- Bab 182 Membantu Dengan Royal
- Bab 183 Mengumpulkan Semua Uang
- Bab 184 Merobek Surat Kontrak
- Bab 185 Menjadi Musuh Umum
- Bab 186 Apakah Sakit?
- Bab 187 Apakah Sudah Hamil?
- Bab 188 Rumah Sakit
- Bab 189 Selamat Hamil
- Bab 190 Orang Lain Tidak Dapat Mewakili Kamu
- Bab 191 Tuan Rumah Laki-laki
- Bab 192 Apakah Ini Hidup Bersama?
- Bab 193 Perselisihan Sengit
- Bab 194 Menjadi Houseman
- Bab 195Suka Sini
- Bab 196 Takut dia kecapekan
- Bab 197 Tidak perlu permohonan maafmu
- Bab 198 Tenanglah dulu
- Bab 199 Anak Cucu tidak berbakti
- Bab 200 Akankah patriarki
- Bab 201 Telah memaafkannya
- Bab 202 Tindakan seseorang
- Bab 203 Hanya kamu
- Bab 204 Menjaganya dengan lemah lembut
- Bab 205 Membeli tiket
- Bab 206 Lelah setengah mati
- Bab 207 Canggung
- Bab 208 Tetap saja berhutang
- Bab 209 Terjerat dengannya
- Bab 210 Bagaimana mungkin akan menikahinya
- Bab 211 Tidak mengharapkan yang banyak
- Bab 212 Ikut aku pergi
- Bab 213 Langsung pergi mendaftar
- Bab 214 Lamaran yang tidak romantis
- Bab 215 Akhir cerita