Cinta Yang Tak Biasa - Bab 93 Hukuman Diusir
Dalam pemikirannya, dirinya jelas-jelas berbaik hati, tidak tega mengganggunya, maka tidak dibangunkannya.
Tapi Stefanie sebaliknya tidak menerima maksudnya dia ini, berlagak jadi orang baik apa, jelas-jelas adalah seekor serigala berekor besar, kalau bukan karena dia, mana perlu dirinya sampai harus berganti pakaian? Tidak perlu sampai repot seperti ini.
“Kalau kamu tidak juga masuk untuk membersihkan dirimu, nanti begitu beres berpakaian dan keluar, takutnya waktu tidak akan cukup!” Darren Feng melihat dia yang duduk di sofa sambil melipat kedua tangannya dan merajuk, merasa tidak bisa menahan ingin tertawa, tapi dia sedang marah, maka dirinya tidak tertawa, menghindari dia yang bertambah marah.
Begitu dia dipancing, ternyata benar semakin marah, “Kamu balikkan badan, tidak boleh mengintip!” Sekarang dirinya tanpa sehelai kain pun, dia tanpa malu terang-terangan menatap dirinya, begini dia harus bagaimana dengan santainya berjalan melewatinya, lalu menuju ke toilet?
Ternyata merasa malu! Darren Feng tersenyum, perasaan hatinya sangat baik, dia juga tidak meneruskan menggodanya lagi, kali ini menurut dan membalikkan badannya, di belakangnya, sebetulnya adalah sebuah kaca jendela yang besar, tetapi karena masalah sebelumnya, gordennya sudah ditutupnya, dengan sangat cermat ditutupnya.
Akibatnya penerangan di dalam ruangan pun tidak begitu baik, terkesan sedikit remang-remang.
Ini juga yang menjadi alasan Stefanie tertidur cukup lama, jika sinar menusuk mata atau sangat terang, setidaknya dia merasa dirinya bisa terbangun lebih awal, tentu tidak perlu begini terburu-buru dikejar waktu.
Di dalam toilet, sama sekali tidak ada perlengkapan mandi apapun, bisa dikatakan sangat sederhana dan tidak lengkap, tentu saja yang dibilang sederhana di sini kalau dibandingkan dengan perlengkapan dalam sebuah kamar mandi mewah dalam villa.
Berhubung perlengkapan sangat terbatas, Stefanie pun tidak bisa komplen apa-apa, hanya bisa terburu-buru menggunakan sebuah handuk yang baru, dengan ala kadarnya saja disekanya seluruh tubuhnya, lalu segera dengan tidak sabar mengganti pakaian dalam yang diberikannya pada dirinya.
“Aneh, kok bisa pas ya?” sambil bercermin, dia terkejut mendapati pakaian dalam itu sangat nyaman dan lagi pas di badannya.
Dia tidak merasa puas, lalu kembali dilepasnya, kemudian dia mengecek tulisan ukuran yang tertera, begitu dilihatnya ternyata betul-betul persis sama dengan ukuran yang biasa dia pakai, bagaimana bisa begitu kebetulan tepatnya? Bagaimana dia bisa mengetahui ukuran pakaiannya?
Lalu dia dengan tidak wajar memandangi dadanya sendiri, bisa dikatakan dadanya tidaklah terlalu besar, juga tidak terlalu indah, dulu waktu kuliah, dibandingkan dengan gadis lain seusianya, dia merasa pertumbuhan dadanya sendiri tidaklah baik, bahkan sedikit seperti landasan pesawat terbang.
Namun, sekarang kalau diamati dengan cermat, dia merasa heran mendapati bagian dadanya ini sepertinya entah kapan sedikit membesar, sekarang cup B sudah tidak terlalu cocok, tapi dipaksa sih masih bisa.
Saat ini, dia juga tidak punya pilihan lain.
Mungkinkah, sering diremas-remas, sungguhan ada gunanya? Semenjak bersama dengan Darren Feng, setelah pertama kali berhubungan intim, orang itu sepertinya lumayan suka meremas dadanya, sepertinya tidak hanya dia, pada kenyataannya setiap pria sangat menyukai bagian dada wanita yang indah, ini mungkin adalah sebuah naluri dasar, sebuah naluri yang sulit untuk dijelaskan.
“Celaka, mengapa aku malah berpikir sembarangan seperti ini!” waktu dia tersadar, dia ingin sekali rasanya membenturkan kepalanya sendiri ke tembok!
Selanjutnya dia mengambil satu stel pakaian yang ada dalam kantung besar satunya lagi, segera dikenakannya, sepertinya bisa dibilang pas juga, hanya saja model seperti ini, dibanding dengan pakaiannya sebelumnya jauh lebih baik, lagipula bahan kainnya dan jahitannya, terlihat sangat berkelas, pakaiannya sendiri yang sebelumnya, dia beli dengan harga empat ratus ribu lebih, itupun dia tunggu sampai ada diskon barulah dibeli, kalau tidak diskon, lebih mahal lagi, tapi yang sekarang dikenakan di tubuhnya, hanya ada satu stel yang ini.
Tapi kualitas sesuai dengan harganya, dirinya yang bercermin, merasa sepertinya seketika melihat seseorang yang lain, dan itu bukan dirinya.
Hanya saja, raut wajahnya terlihat tidak terlalu baik.
Pada kenyataannya mana mungkin bisa baik, jelas-jelas waktunya makan siang, waktunya istirahat siang, malahan dipaksa ditindih oleh pria tinggi besar sombong itu, sewenang-wenang diraba-raba olehnya, siapa juga pasti kehilangan energy, siang sampai sore masih harus bekerja, dipikirkan malah membuat sakit kepala, kalau saja dia bukan masih di masa kerja magang, ingin rasanya pulang lebih cepat ke rumah dan tidur meneruskan istirahatnya!
Tapi sialnya kenyataannya tidak mengijinkan dia untuk bersikeras melakukan itu.
Dia merapikan kerah bajunya, perlahan berjalan keluar dari toilet.
Gorden yang menutupi jendela sudah dibuka semenjak tadi oleh Darren Feng, ruangan kantor seketika kembali menjadi terang benderang seperti sediakala.
Darren Feng menikmati memandang wanita yang baru saja keluar dari toilet itu, raut wajahnya terlihat agak kurang berseri, seperti yang baru berolahraga lama, bagi dia, agaknya sedikit terlalu melelahkan! Pakaian yang dikenakannya terlihat cukup cocok, dibanding dengan yang sebelumnya dia pakai itu, sekarang setelan yang ini lebih cocok untuknya, modelnya pun lebih modis. Selera Mark ini bisa dibilang bisa diandalkan, pokoknya tidak membuat malu dirinya.
Dia sangat puas, tapi tidak keluar sedikit pun pujian dari bibirnya, hanya dengan datar saja mengingatkan dia, “Waktumu tidak banyak lagi!”
Stefanie dengan kesalnya balas menatap orang ini, maksudnya apa ini sekarang, senang di atas penderitaan orang lain kah?
“Di luar ruanganmu ini apakah ada sekretarismu? Aku tidak ingin terpergok baru keluar dari ruanganmu ini!” Sambil dengan suara dingin bertanya, dia mulai membereskan pakaian bekasnya dan barang-barangnya di atas sofa, lalu dia menaruh semuanya ke dalam kantung yang tadinya dipakai untuk membawa pakaian baru yang dikenakannya sekarang, kebetulan pas sekali bisa menampung semua barangnya, tentu saja pakaian dalamnya dia masukkan lagi dalam kantung kecil dan sengaja ditaruh di paling bawah, menghindari jangan sampai waktu dikeluarkan tidak sengaja terlihat, pastinya akan sangat memalukan.
“Tenanglah, sekarang, Mark sudah memanggil mereka semua ke ruangan sekretaris untuk rapat! Kamu bisa keluar dengan tenang tanpa rasa khawatir!” Ternyata sebelum ini, Darren Feng sudah lebih dulu punya persiapan.
Dia tahu waktu dirinya berjalan keluar dari ruangan ini, pasti merasa sangat malu, jadi lebih dulu menelepon Mark, menyuruhnya membuat sekretaris di depan pergi.
Stefanie barulah merasa tenang, dengan suara enggan menjawab, “Kalau begitu aku kembali dulu ke ruangan kerjaku!”
Selesai berkata, tanpa menunggu dia bereaksi, dirinya dalam beberapa langkah sampai ke pintu, dibukanya pintu ruangan, tanpa menoleh lagi segera buru-buru meninggalkan tempat itu.
Darren Feng tak bisa menahan tawanya, wanita bodoh ini, sebenarnya apa sih yang ditakutkan? Orang lain tahu, ya sudah, untuk apa ditakutkan!
Saat ini kalau diganti dengan wanita lain yang ambisius, belum ada hubungan sedikitpun dengan dirinya, pasti sudah tidak tahan sepertinya semua orang di dunia tahu, dengan demikian, bisa menggunakan kekuatan gosip dan tekanan dari luar untuk memaksa dirinya bertanggung jawab, paling baik adalah menikahinya, menjadikannya nyonya Feng!
Tapi dia, dia sama sekali bukan tipe wanita seperti itu, dia tidak sedikitpun hitungan seperti itu dan lihai, hatinya sangat polos, dan juga baik, tapi terkadang, terlihat sedikit bodoh.
Namun, mau tidak mau harus diakui, justru kepolosannya inilah, ketidaklihaiannya ini, membuat dirinya bersedia mempertahankan dia di sisinya, dia membenci wanita yang setiap saat penuh perhitungan, lebih benci lagi wanita yang di luarnya terlihat baik dan penurut tapi dalamnya tidak demikian.
Stefanie menundukkan kepala, juga tidak berani sambarangan menengok ke sana sini, langsung seperti asap sambil tangannya menenteng kantung berjalan masuk ke lift, langsung setelah masuk lift, barulah dia berani mengangkat kepalanya.
Malunya ini, sungguhan sangat malu tidak terkira!
Mengapa waktu itu dia tidak pakai otaknya, mengapa tidak berusaha keras untuk melawan? Di dalam ruangan kantornya, mereka berdua telah melakukan hal seperti itu, ke depannya setiap tengah hari, ketika dia pergi lagi ke ruangannya, duduk lagi di sofa yang telah memberi kesan mendalam baginya, sulit dijamin dalam otaknya tidak akan keluar bayangan bermacam adegan panas yang terjadi hari ini, ini bisa dibilang dia berani berbuat dosa tapi tidak berani menghadapinya! Hatinya menginginkan kembali masuk ke dalam ruang kantornya, dalam hatinya pasti akan ada bayang-bayang itu!
“Stefanie ah Stefanie, lihat nanti kamu bagaimana?”
Lift berhenti, dia bergegas di menit-menit terakhir kembali ke tempat kerjanya, tapi karena dia adalah yang terakhir masuk, jadi meski dia ingin diam-diam merunduk, tetap saja tidak bisa.
Pandangan mata para rekan kerja, menyapu tajam terarah padanya, terlebih sebagian rekan kerja yang wanita, otomatis melihat pakaian barunya, lalu juga menyadari juga di tangannya ada kantung kertas.
“Stefanie, kamu menggunakan waktu istirahat siangmu pergi membeli baju? Kamu ternyata cukup gesit juga ya, pakaian yang kamu pakai ini, merek luar negeri X kan, dengar-dengar pakaian merek ini laku keras, tapi harganya juga sangat tinggi, yang biasa-biasa saja satunya seharga uang gajiku setengah tahun loh, kalau model terbaru yang baru keluar, mungkin lebih tinggi lagi harganya, eh, kulihat model yang kamu pakai ini, model yang terbaru loh, akhir minggu yang lalu, aku baru saja pergi jalan-jalan bersama adikku ke toko merek ini.” Ada seorang rekan kerja wanita muda yang senang tampil cantik, terkejut dan penasaran melihat pakaian yang dipakainya ini.
Gabby Tsu dengan cermat mengamati, logo dari merek ini, dia sungguh ingat jelas, karena dia juga pernah membeli baju merek ini, memastikan bahwa ini benar adalah merek X yang terkenal itu.
“Stefanie, kamu kejatuhan rejeki dari langit ya? Ternyata kamu rela ya keluar uang begitu banyak untuk membeli pakaian merek yang terkenal ini? Kalau begitu, pakaian bekasmu tadi langsung saja buang ke tong sampah!” Gabby Tsu dalam hati sangat tidak bisa menerimanya.
“Sebenarnya biasa sajalah! Kalian jangan bicara begitu, sebetulnya pakaian ini juga tidak seberapa harganya!” Tentu saja habis berapa banyak uang, sebetulnya dia tidak menanyakannya sama sekali, lalu anggaplah waktu itu dia bertanya pada Darren Feng, pria sombong itu diperkirakan juga pastinya tidak akan ingat hal-hal kecil seperti ini.
Yang pergi kan Mark, jadi, seharusnya yang bertanggung jawab penuh adalah Mark.
“Tidak seberapa? Aduh, Stefanie, apa kamu sejak kapan dekat-dekat dengan miliader! Lihatlah dirimu yang bicara besar, bukankah kamu sebelumnya adalah orang yang punya uang seberapa hanya bisa mengirit makan demi memakai uang untuk hal lainnya? Mengapa sekarang biasa berubah jadi begitu royalnya! Jangan-jangan miliader itu suka padamu lalu sengaja membelikanmu pakaian ini untuk membuat kamu menyukainya?”Ada seorang rekan kerjanya yang sangat sinis, tidak terima Stefanie begitu menghabiskan uangnya, jadi sengaja mengejeknya.
Gabby Tsu tetap tenang, kali ini, dia sama sekali tidak maju dengan berani membantu membeli Stefanie, bahkan, dia hanya diam saja menunggu, menunggu reaksi Stefanie.
Pakaian model terbaru di musim ini, pastinya bukan Stefanie sendiri yang keluar uang untuk membelinya, mengenai masalah ini, Gabby Tsu sangatlah yakin.
Novel Terkait
Love And Pain, Me And Her
Judika DenadaMenaklukkan Suami CEO
Red MapleHusband Deeply Love
NaomiMore Than Words
HannyDiamond Lover
LenaCinta Yang Terlarang
MinnieEverything i know about love
Shinta CharityCinta Yang Tak Biasa×
- Bab 1 Dream Paradise
- Bab 2 Menandatangani kontrak
- Bab 3 Turun tangan untuk membantu
- Bab 4 Pindah satu rumah
- Bab 5 Hamil dalam tiga bulan
- Bab 6 Mandi
- Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
- Bab 8 Supir pribadi
- Bab 9 Perpisahan hidup dan mati
- Bab 10 Kakak harus berjuang
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (1)
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (2)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (2)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (2)
- Bab 14 Dompetnya Menderita (1)
- Bab 14 Dompetnya Menderita(2)
- Bab 15 Dasar Playboy (1)
- Bab 15 Dasar Playboy (2)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
- Bab 17 Apakah Puas (1)
- Bab 17 Apakah Puas (2)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (1)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (2)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (1)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (1)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (2)
- Bab 21 Mewujudkan Janji terhadapnya (1)
- Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (1)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (1)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (2)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (1)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (2)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (1)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (2)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (1)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (2)
- Bab 27 Jangan Lupa (1)
- Bab 27 Jangan Lupa (2)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (1)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (2)
- Bab 29 Skandal (1)
- Bab 29 Skandal (2)
- Bab 30 Sungguh sialan (1)
- Bab 30 Sungguh sialan (2)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (1)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (2)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (2)
- Bab 33 Introspeksi Diri (1)
- Bab 33 Introspeksi Diri (2)
- Bab 34 Saling Menemani (1)
- Bab 34 Saling Menemani (2)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (1)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (2)
- Bab 36 Hukuman dikeluarkan dari sekolah (1)
- Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
- Bab 37 Apakah puas dengan hukuman yang diberikan (1)
- Bab 37 Apakah kamu puas dengan hukuman ini (2)
- Bab 38 Melakukan apa pun demi wanita yang disukai (1)
- Bab 38 Melakukan apapun demi wanita yang disukai (2)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (2)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (1)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (2)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (1)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (2)
- Bab 43 Iblis Kecil (1)
- Bab 43 Iblis Kecil (2)
- Bab 44 Olahraga Pagi (1)
- Bab 44 Olahraga Pagi (2)
- Bab 45 Kejutan Besar (1)
- Bab 45 Kejutan Besar (2)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (1)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (2)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (1)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (2)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (1)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (2)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (1)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (2)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (1)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (2)
- Bab 51 Kejutan Ganda
- Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
- Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (1)
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (2)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (1)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (2)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (1)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (2)
- Bab 57 Bajingan (1)
- Bab 57 Bajingan (2)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (1)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (2)
- Bab 59 Cemburu (1)
- Bab 59 Cemburu (2)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (1)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (2)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (1)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (2)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (2)
- Bab 63 Pria Itu (1)
- Bab 63 Pria Itu (2)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (1)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (2)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (1)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (2)
- Bab 66 Ternyata dia (1)
- Bab 66 Ternyata dia (2)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (1)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (2)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (1)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
- Bab 69 Balas dendam (1)
- Bab 69 Balas dendam (2)
- Bab 70 Berbagai macam siksaan
- Bab 71 Dimulai dari perhatiannya
- Bab 72 Pindah dan tinggal bersama
- Bab 73 Perhatian dari Clayton Gu
- Bab 74 Identitasnya turun
- Bab 75 Kamu tidur saja
- Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
- Bab 77 Kegugupan Tuan Gu
- Bab 78 Semuanya Terungkap
- Bab 79 Perantau Pinggiran Kota
- Bab 80 Adaptasi
- Bab 81 Ragu
- Bab 82 Tidak Punya Pacar
- Bab 83 Pengingat Niat Baik
- Bab 84 Secara Sembunyi-Sembunyi
- Bab 85 Pesanan Makanan Tanpa Nama
- Bab 86 Fisik penjahat
- Bab 87 Aliran binatang buas
- Bab 88 Perjalanan belanja yang canggung
- Bab 89 Mendekati sang pria kaya
- Bab 90 Adil dan tegas
- Bab 91 Perang Dingin dalam Legenda
- Bab 92 Membuli Kekasihnya
- Bab 93 Hukuman Diusir
- Bab 94 Agresif
- Bab 95 Pasti Ada Urusan Pribadi
- Bab 96 Memohon dengan rendah hati
- Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang
- Bab 98 Kehendak Presdir
- Bab 99 Kenyataan yang memang ada
- Bab 100 Mendapat satu tamparan
- Bab 101 Melarikan Diri
- Bab 102 Mabuk Minum
- Bab 103 Kamu Pantas Mati
- Bab 104 Senjata Di Tangannya
- Bab 105 Dalam Hati Menginginkan Balas Dendam
- Bab 106 Orang Jahat
- Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
- Bab 108 Satu Permintaan
- Bab 109 Terlalu Banyak Yang Mendukungnya
- Bab 110 Kemunculuan Yang Disengaja
- Bab 111 Serangan Yang Spontan
- Bab 112 Keberadaan seseorang yang istimewa
- Bab 113 Terus Tenggelam
- Bab 114 Bermaksud Menarik Perhatian Orang
- Bab 115 Terlahir Kembali
- Bab 116 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 117 Membuat Orang Lain Kagum
- Bab 118 Kesalahan Besar
- Bab 119 Gantikan Aku
- Bab 120 Bukan Rasa Sakit yang Biasa
- Bab 121 Hadiah ulang tahun
- Bab 122 Membuatnya lebih emosi
- Bab 123 Mengejeknya dari belakang
- Bab 124 Rupanya kamu masih punya hati
- Bab 125 Wanita Jahat
- Bab 126 Jangan Berpura-pura
- Bab 127 Hubungan Pertemanan Yang Putus
- Bab 128 Mereka Pasti Sengaja
- Bab 129 Setelah Bersenang-senang
- Bab 130 Kesepakatan Baru Antara Keduanya
- Bab 131 Tidak Akan Melepaskan Dia Pergi
- Bab 132 Kebohongan Besar
- Bab 133 Tidak Menepati Janjinya
- Bab 134 Penderitaan Yang Tidak Terucapkan
- Bab 135 Apa Yang Sebenarnya Kamu Inginkan
- Bab 136 Mencekik Mati
- Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
- Bab 138 Tindakan Melawan
- Bab 139 Orang Pintar Yang Berhati Sensitif
- Bab 140 Misi Foto Diam-Diam
- Bab 141 Gadis Favorit
- Bab 142 Cinta Segitiga
- Bab 143 Dukungan
- Bab 144 Rahasia yang Terungkap
- Bab 145 Tidak Mungkin
- Bab 146 Aku Tidak Masalah
- Bab 147 Pil Putih
- Bab 148 Pergi Dengan Marah
- Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
- Bab 150 Penolakan Lagi
- Bab 151 Menghilang Dari Peredaran
- Bab 152 Sudah Masuk Jauh Di dalam
- Bab 153 Gossip
- Bab 154 Pelacur Yang Licik
- Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
- Bab 156 di.....
- Bab 157 Kekacauan
- Bab 158 Pukulan yang berat
- Bab 159 Patah Hati
- Bab 160 Merasa Tidak baik
- Bab 161 Munafik
- Bab 162 Seperti Boneka
- Bab 163 Dampak Buruk
- Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
- Bab 165 Ternyata Hanya Pura-pura
- Bab 166 Sikap tegas
- Bab 167 Harus ditangani dengan serius
- Bab 168 Surat pemberhentian
- Bab 169 Pemberhentian
- Bab 170 Resiko ditanggung sendiri
- Bab 171 Sebuah bom besar
- Bab 172 Tekanan dan Bahaya
- Bab 173 Orangnya sedang berada di rumah sakit
- Bab 174 Apakah dia yang melakukannya
- Bab 175 Meminta keadilan
- Bab 176 Menerima Pelecehan Parah
- Bab 177 Cobalah Untuk Menerimaku
- Bab 178 Rahasianya
- Bab 179 Mencuri Dengar Di Balik Pintu
- Bab 180 Membantu Meminjam Uang
- Bab 181 Kakek Yang Displin
- Bab 182 Membantu Dengan Royal
- Bab 183 Mengumpulkan Semua Uang
- Bab 184 Merobek Surat Kontrak
- Bab 185 Menjadi Musuh Umum
- Bab 186 Apakah Sakit?
- Bab 187 Apakah Sudah Hamil?
- Bab 188 Rumah Sakit
- Bab 189 Selamat Hamil
- Bab 190 Orang Lain Tidak Dapat Mewakili Kamu
- Bab 191 Tuan Rumah Laki-laki
- Bab 192 Apakah Ini Hidup Bersama?
- Bab 193 Perselisihan Sengit
- Bab 194 Menjadi Houseman
- Bab 195Suka Sini
- Bab 196 Takut dia kecapekan
- Bab 197 Tidak perlu permohonan maafmu
- Bab 198 Tenanglah dulu
- Bab 199 Anak Cucu tidak berbakti
- Bab 200 Akankah patriarki
- Bab 201 Telah memaafkannya
- Bab 202 Tindakan seseorang
- Bab 203 Hanya kamu
- Bab 204 Menjaganya dengan lemah lembut
- Bab 205 Membeli tiket
- Bab 206 Lelah setengah mati
- Bab 207 Canggung
- Bab 208 Tetap saja berhutang
- Bab 209 Terjerat dengannya
- Bab 210 Bagaimana mungkin akan menikahinya
- Bab 211 Tidak mengharapkan yang banyak
- Bab 212 Ikut aku pergi
- Bab 213 Langsung pergi mendaftar
- Bab 214 Lamaran yang tidak romantis
- Bab 215 Akhir cerita