Cinta Yang Tak Biasa - Bab 4 Pindah satu rumah
Di kamar pasien, Steven berbicara panjang lebar dengan Darren Feng . Stefanie merasa setengah senang dan setengah khawatir.
Darren Feng terus mendengarkan perkataan kakaknya dengan serius, memberikan respon dari waktu ke waktu, bahkan Stefanie melihat Darren Feng diam-diam mematikan beberapa panggilan telepon.
Bagi orang seperti mereka, satu panggilan telepon merupakan uang dalam jumlah yang besar. Dan Darren malah mematikan telepon agar bisa mendengarkan perkataan kakaknya dengan serius. Stefanie berpikir, sepertinya Darren Feng tidak seburuk itu.
Ditemani mengobrol oleh Darren Feng dan Stefanie, Steven perlahan tertidur . Stefanie menarik selimut Steven dengan hati-hati, lalu memberikan isyarat agar Darren Feng ikut keluar bersamanya.
"Terima kasih atas hal yang kamu lakukan barusan.” Stefanie menatap Darren Feng dengan tulus, dan rasa terima kasih memenuhi sorot matanya. “Tanpa kamu, aku mungkin akan kesulitan menjelaskan dari mana asal uang itu kepada kakakku.”
"Tidak apa-apa."
"Oh."
"Pulanglah bersamaku."
"Ah? Apa?" Stefanie dikejutkan oleh perkataan Darren Feng yang mendadak, "Apa katamu?"
"Aku bilang, kamu ikut pulang kerumahku, jangan berpikiran yang bukan-bukan, sekarang kamu adalah istri kontrakku , tentu saja kamu harus pulang bersamaku."
Jelas-jelas seharusnya itu adalah pengulangan kata yang lembut, tetapi saat Darren Feng mengucapkannya malah terkesan tidak sabaran. Dia bisa melihat Darren Feng tidak suka bertele-tele, oleh karena itu Stefanie bergegas mengikuti langkah kaki Darren Feng dengan patuh.
Setelah mengemudi hampir setengah jam, akhirnya mereka tiba di tempat tinggal Stefanie. Setelah melewati gang gang sempit akhirnya mereka tiba di sebuah rumah berlantai satu yang simpel dan sederhana, Stefanie mengeluarkan kunci dan membuka pintu.
Darren Feng mengerutkan kening, alisnya sedikit bergerak. Dia belum pernah melihat tempat seperti ini. Meskipun orang tuanya sudah tidak ada, tapi dia memiliki harta yang berlimpah dan tidak pernah menjalani kehidupan yang sulit.
Darren Feng mengalihkan pandangannya, ketika dia melihat penghargaan besar dan kecil yang digantung di dinding dan tumpukan sertifikat penghargaan di atas meja, kerutan di dahinya berkurang. Dia Darren Feng adaah orang yang selalu hebat dalam segala hal tentu saja, pasangannya juga harus hebat juga, jika tidak akan sulit memberikan gen yang baik kepada anaknya.
Barang bawaan Stefanie tidak banyak, satu koper sudah cukup untuk memuat semua barang bawaannya, dan itu saja masih kosong. Darren Feng mengangkat alisnya, bukankah kopernya terlalu kecil, Barang-barangnya bahkan beberapa kali lipat lebih banyak dari punyanya. Dalam hati Darren berpikir nanti dia harus mengajaknya keluar untuk membeli pakaian, sebagai pasangan Darren Feng mana boleh dia selusuh ini?
Di dalam mobil, masing-masing dari mereka hanyut ke dalam pikiran masing-masing, perlahan-lahan mobil yang sedang melaju tiba di villa tempat Darren Feng tinggal. Villa Darren Feng berada di pinggiran kota, jika dilihat dari jauh tempat ini penuh dengan rerumputan yang hijau, yang di tengah-tengahnya ada sebuah vila.
"Turun."
Pintu mobil dibuka. Begitu Darren Feng turun, dari dalam vila seorang bibi keluar untuk menyambut, dia melihat Stefanie yang berjalan di belakang Darren Feng , dengan sorot mata yang sedikit aneh, tetapi dia sangat senang, dan bergegas mengambil koper dari tangan Stefanie : "Nona, bagaimana saya harus memanggil anda."
“Bibi, namaku Stefanie , bibi panggil saja aku Stefanie .” Stefanie menjawab pertanyaannya sambil tersenyum dan bergegas menolak saat melihat Bibi Lee ingin membantu membawakan kopernya.
Gadis ini benar-benar tahu sopan santun, begitu mendengar jawabannya Bibi Lee semakin merasa bahagia, harus tahu, Darren Feng tidak pernah membawa wanita pulang ke rumah, dia bahkan tidak pernah dekat dengan seorang wanita. Kelihatannya Tuan Muda benar-benar sangat menyukainya, mungkin, kelak dia akan menjadi Nona Muda di keluarga ini.
"Bibi Lee , aku pergi ke ruang kerja dulu. Kamu bantu dia urus barang bawaannya, setelah makan malam siap di masak panggil aku."
Darren Feng merasa sedikit cemburu saat melihat Bibi Lee dan Stefanie berbincang-bincang dengan sangat senang. Dia melirik Stefanie sebentar, setelah berpesan kepada Bibi Lee dia naik ke atas.
“Baik, Tuan Muda.” Bibi Lee menjawab, setelah melihat Darren Feng ke atas, dia tersenyum, lalu berbalik dan berbicara kepada Stefanie lagi, “Sejak kecil Tuan Muda kami anti sosial, dia selalu sendiri, jadi dia memiliki kepribadian yang suka menyendiri. sebenarnya, hatinya sangat baik. "
"Benarkah?"
Stefanie melihat ke atas, Darren Feng memang sangat dingin, dan wajahnya selalu kaku, seolah-olah ada yang berutang miliyaran rupiah kepadanya. Tapi, dia benar-benar berhutang uang kepadanya. Dia harus tinggal di sini sampai dia bisa melunasi hutangnya, yaitu dengan melahirkan seorang putra untuk Darren Feng .
“Benar, Stefanie .” Bibi Lee mengeluarkan segenggam sayuran, dia berbicara kepada Stefanie sambil memetik sayuran, “Stefanie , kelak setelah kamu tinggal di sini, kamu harus banyak perhatian kepada tuan muda, kamu adalah wanita pertama yang dia bawa pulang, tuan muda pasti sangat menyukaimu. "
Perhatian kepadanya? Dia sangat dingin, apakah dia akan menerima perhatianku ? Tentu saja tidak. Dia mana suka kepadaku , dia membawaku pulang karena kami memiliki kontrak. Stefanie membantu Bibi Lee memetik sayur sambil memikirkannya di dalam hati .
"Aduh, Stefanie, kamu jangan melakukan semua ini. Kuku anak gadis sangat berharga, jika kamu melakukan semua ini kukumu akan menjadi jelek."
Melihat ekspresi wajah Bibi Lee yang kaget, Stefanie tidak bisa menahan diri untuk tertawa, berharga apanya? dia berkata sambil tertawa, "Bibi Lee , tenang saja, di rumah aku juga selalu mengerjakan semua ini."
"Baik baik." Bibi Lee semakin puas dengan Stefanie . Anak gadis sekarang semuanya manja, sangat jarang ada yang mau membantu pekerjaan rumah. "Kalau begitu kamu petik sayuran disini? Aku akan pergi memasak terong saus bawang kesukaan Tuan Muda." . "
Stefanie tersenyum, dan membiarkan Bibi Lee pergi ke dapur, dan dia fokus memetik sayurannya. Tiba-tiba, dari dapur terdengar suara Bibi Lee.
"Ada apa? Bibi Lee ."
"Tanganku tersayat pisau dan tidak berhenti berdarah. Sepertinya aku harus pulang untuk membalut lukaku, dan aku tidak bisa memasak untuk tuan muda. Kamu beri tahu Tuan Muda untuk memanggil pekerja paruh waktu."
Ternyata Bibi Lee tidak tinggal di sini, itu artinya di vila yang sebesar ini hanya ditinggali oleh Darren Feng sendirian, dia pasti sangat kesepian. Stefanie melihat darah Bibi Lee yang berada di atas lantai, setelah membersihkannya, dia melihat ikan di atas talenan, setelah berpikir, dia mulai memasak.
Bagaimanapun, ini adalah balasan karena dia tinggal di rumahnya. Jika memanggil pekerja paruh waktu juga harus mengeluarkan uang kan! Stefanie benar-benar melupakan fakta Darren Feng adalah orang kaya, di langsung menganggap dirinya sebagai nyonya rumah, dan menyalakan mode penghemat uang.
Ah, Darren Feng merenggangkan wajahnya dan mengurangi matanya yang kelelahan. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul delapan, dan dia sudah tertidur selama beberapa jam, sepertinya dia terlalu mengantuk, sehingga dia tertidur saat sedang bekerja.
Krucuk krucuk , Darren Feng menyentuh perutnya, yang sudah lapar. Sejak tadi malam, dia belum makan sama sekali. Darren Feng berdiri, saat dia turun kebawah dia melihat: Stefanie sedang berlutut di lantai dan sedang mengepel lantai dengan kain.
Kenapa dia mengepel sambil berlutut di lantai, ekspresi wajah Darren Feng langsung berubah menjadi tidak senang, apakah dia tidak tahu untuk memperhatikan penampilannya? Dia harus tahu dia adalah wanita Darren Feng .
Darren Feng membungkuk, dan melihat Stefanie sambil menanyakan pertanyaan yang jelas-jelas sudah dia ketahui jawabannya, "Apa yang sedang kamu lakukan?"
Melihat Darren Feng mengerutkan dahi sambil melihat dirinya, dalam hati Stefanie berpikir, ada apa lagi dengannya? Jadi dia bertanya balik kepadanya dengan bingung, "Apa lagi yang bisa aku lakukan? Mengepel lantai."
Melihat Stefanie menganggap yang sedang dia lakukan adalah hal yang wajar, kelihatamnya dia sangat bersedia. Darren Feng semakin tidak bisa memahaminya. Dia langsung pergi ke dapur untuk memanggil Bibi Lee.
"Jangan panggil lagi, Bibi Lee sudah pulang, tangannya terluka, dia berpesan kepadaku untuk memberitahukannya kepadamu. Tadi, aku lihat kamu sedang tidur, jadi aku tidak memanggilmu."
“Hmm.” Darren Feng berjalan ke meja makan, begitu melihat terong saus bawang di atas meja nafsu makannya langsung bertambah, dia mengambil terong itu dengan sumpit dan memakannya. “Kenapa rasanya berbeda?”
"Ada apa? Makanan buatanku tidak cocok dengan lidahmu?"
Melihat Darren Feng mengerutkan dahinya , Stefanie takut masakannya tidak enak. Meskipun kakak laki-lakinya memuji masakannya enak, tapi bagaimana jika Darren Feng tidak menyukainya?
“Kamu yang memasaknya?” dahi Darren Feng yang sudah tidak mengerut kembali mengerut, dia memakan beberapa suap nasi, lalu menatap wajah Stefanie , “Kelak jangan lakukan hal semacam ini lagi, panggil pekerja paruh waktu saja.”
"Tapi, memanggil pekerja paruh waktu sangat mahal." Suara Stefanie sangat pelan seperti suara nyamuk, semakin lama suaranya menjadi semakin pelan. "Lebih baik kamu memberikan uangnya kepadaku dan biarkan aku yang melakukannya."
Apa yang diinginkan wanita ini? Apakah dirinya Darren Feng tidak punya uang dan tidak mampu mempekerjakan pekerja paruh waktu, sehingga dia harus melakukan semua ini? Darren Feng langsung melemparkan sumpit ke lantai, dan berkata dengan tegas: "Kamu hanya perlu melayaniku di tempat tidur, berapa banyak uang yang kamu inginkan, aku akan memberikannya kepadamu."
Apakah dia sedang menghinanya? Mengingatkan dia hanyalah mainannya di atas ranjang. Apa bedanya dia dengan para pelacur itu? Bedanya pelacur melayani banyak pria dan dia hanya melayani Darren Feng saja, apakah dia budak sexnya? Stefanie diam-diam meneteskan air matanya, dia takut dia akan membuat Darren Feng marah jika dia menangis.
Novel Terkait
Get Back To You
LexyMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeLove Is A War Zone
Qing QingGue Jadi Kaya
Faya SaitamaThis Isn't Love
YuyuMy Lady Boss
GeorgeJalan Kembali Hidupku
Devan HardiCinta Yang Tak Biasa×
- Bab 1 Dream Paradise
- Bab 2 Menandatangani kontrak
- Bab 3 Turun tangan untuk membantu
- Bab 4 Pindah satu rumah
- Bab 5 Hamil dalam tiga bulan
- Bab 6 Mandi
- Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
- Bab 8 Supir pribadi
- Bab 9 Perpisahan hidup dan mati
- Bab 10 Kakak harus berjuang
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (1)
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (2)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (2)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (2)
- Bab 14 Dompetnya Menderita (1)
- Bab 14 Dompetnya Menderita(2)
- Bab 15 Dasar Playboy (1)
- Bab 15 Dasar Playboy (2)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
- Bab 17 Apakah Puas (1)
- Bab 17 Apakah Puas (2)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (1)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (2)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (1)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (1)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (2)
- Bab 21 Mewujudkan Janji terhadapnya (1)
- Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (1)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (1)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (2)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (1)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (2)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (1)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (2)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (1)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (2)
- Bab 27 Jangan Lupa (1)
- Bab 27 Jangan Lupa (2)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (1)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (2)
- Bab 29 Skandal (1)
- Bab 29 Skandal (2)
- Bab 30 Sungguh sialan (1)
- Bab 30 Sungguh sialan (2)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (1)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (2)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (2)
- Bab 33 Introspeksi Diri (1)
- Bab 33 Introspeksi Diri (2)
- Bab 34 Saling Menemani (1)
- Bab 34 Saling Menemani (2)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (1)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (2)
- Bab 36 Hukuman dikeluarkan dari sekolah (1)
- Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
- Bab 37 Apakah puas dengan hukuman yang diberikan (1)
- Bab 37 Apakah kamu puas dengan hukuman ini (2)
- Bab 38 Melakukan apa pun demi wanita yang disukai (1)
- Bab 38 Melakukan apapun demi wanita yang disukai (2)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (2)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (1)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (2)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (1)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (2)
- Bab 43 Iblis Kecil (1)
- Bab 43 Iblis Kecil (2)
- Bab 44 Olahraga Pagi (1)
- Bab 44 Olahraga Pagi (2)
- Bab 45 Kejutan Besar (1)
- Bab 45 Kejutan Besar (2)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (1)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (2)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (1)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (2)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (1)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (2)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (1)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (2)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (1)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (2)
- Bab 51 Kejutan Ganda
- Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
- Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (1)
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (2)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (1)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (2)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (1)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (2)
- Bab 57 Bajingan (1)
- Bab 57 Bajingan (2)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (1)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (2)
- Bab 59 Cemburu (1)
- Bab 59 Cemburu (2)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (1)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (2)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (1)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (2)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (2)
- Bab 63 Pria Itu (1)
- Bab 63 Pria Itu (2)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (1)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (2)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (1)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (2)
- Bab 66 Ternyata dia (1)
- Bab 66 Ternyata dia (2)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (1)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (2)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (1)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
- Bab 69 Balas dendam (1)
- Bab 69 Balas dendam (2)
- Bab 70 Berbagai macam siksaan
- Bab 71 Dimulai dari perhatiannya
- Bab 72 Pindah dan tinggal bersama
- Bab 73 Perhatian dari Clayton Gu
- Bab 74 Identitasnya turun
- Bab 75 Kamu tidur saja
- Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
- Bab 77 Kegugupan Tuan Gu
- Bab 78 Semuanya Terungkap
- Bab 79 Perantau Pinggiran Kota
- Bab 80 Adaptasi
- Bab 81 Ragu
- Bab 82 Tidak Punya Pacar
- Bab 83 Pengingat Niat Baik
- Bab 84 Secara Sembunyi-Sembunyi
- Bab 85 Pesanan Makanan Tanpa Nama
- Bab 86 Fisik penjahat
- Bab 87 Aliran binatang buas
- Bab 88 Perjalanan belanja yang canggung
- Bab 89 Mendekati sang pria kaya
- Bab 90 Adil dan tegas
- Bab 91 Perang Dingin dalam Legenda
- Bab 92 Membuli Kekasihnya
- Bab 93 Hukuman Diusir
- Bab 94 Agresif
- Bab 95 Pasti Ada Urusan Pribadi
- Bab 96 Memohon dengan rendah hati
- Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang
- Bab 98 Kehendak Presdir
- Bab 99 Kenyataan yang memang ada
- Bab 100 Mendapat satu tamparan
- Bab 101 Melarikan Diri
- Bab 102 Mabuk Minum
- Bab 103 Kamu Pantas Mati
- Bab 104 Senjata Di Tangannya
- Bab 105 Dalam Hati Menginginkan Balas Dendam
- Bab 106 Orang Jahat
- Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
- Bab 108 Satu Permintaan
- Bab 109 Terlalu Banyak Yang Mendukungnya
- Bab 110 Kemunculuan Yang Disengaja
- Bab 111 Serangan Yang Spontan
- Bab 112 Keberadaan seseorang yang istimewa
- Bab 113 Terus Tenggelam
- Bab 114 Bermaksud Menarik Perhatian Orang
- Bab 115 Terlahir Kembali
- Bab 116 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 117 Membuat Orang Lain Kagum
- Bab 118 Kesalahan Besar
- Bab 119 Gantikan Aku
- Bab 120 Bukan Rasa Sakit yang Biasa
- Bab 121 Hadiah ulang tahun
- Bab 122 Membuatnya lebih emosi
- Bab 123 Mengejeknya dari belakang
- Bab 124 Rupanya kamu masih punya hati
- Bab 125 Wanita Jahat
- Bab 126 Jangan Berpura-pura
- Bab 127 Hubungan Pertemanan Yang Putus
- Bab 128 Mereka Pasti Sengaja
- Bab 129 Setelah Bersenang-senang
- Bab 130 Kesepakatan Baru Antara Keduanya
- Bab 131 Tidak Akan Melepaskan Dia Pergi
- Bab 132 Kebohongan Besar
- Bab 133 Tidak Menepati Janjinya
- Bab 134 Penderitaan Yang Tidak Terucapkan
- Bab 135 Apa Yang Sebenarnya Kamu Inginkan
- Bab 136 Mencekik Mati
- Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
- Bab 138 Tindakan Melawan
- Bab 139 Orang Pintar Yang Berhati Sensitif
- Bab 140 Misi Foto Diam-Diam
- Bab 141 Gadis Favorit
- Bab 142 Cinta Segitiga
- Bab 143 Dukungan
- Bab 144 Rahasia yang Terungkap
- Bab 145 Tidak Mungkin
- Bab 146 Aku Tidak Masalah
- Bab 147 Pil Putih
- Bab 148 Pergi Dengan Marah
- Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
- Bab 150 Penolakan Lagi
- Bab 151 Menghilang Dari Peredaran
- Bab 152 Sudah Masuk Jauh Di dalam
- Bab 153 Gossip
- Bab 154 Pelacur Yang Licik
- Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
- Bab 156 di.....
- Bab 157 Kekacauan
- Bab 158 Pukulan yang berat
- Bab 159 Patah Hati
- Bab 160 Merasa Tidak baik
- Bab 161 Munafik
- Bab 162 Seperti Boneka
- Bab 163 Dampak Buruk
- Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
- Bab 165 Ternyata Hanya Pura-pura
- Bab 166 Sikap tegas
- Bab 167 Harus ditangani dengan serius
- Bab 168 Surat pemberhentian
- Bab 169 Pemberhentian
- Bab 170 Resiko ditanggung sendiri
- Bab 171 Sebuah bom besar
- Bab 172 Tekanan dan Bahaya
- Bab 173 Orangnya sedang berada di rumah sakit
- Bab 174 Apakah dia yang melakukannya
- Bab 175 Meminta keadilan
- Bab 176 Menerima Pelecehan Parah
- Bab 177 Cobalah Untuk Menerimaku
- Bab 178 Rahasianya
- Bab 179 Mencuri Dengar Di Balik Pintu
- Bab 180 Membantu Meminjam Uang
- Bab 181 Kakek Yang Displin
- Bab 182 Membantu Dengan Royal
- Bab 183 Mengumpulkan Semua Uang
- Bab 184 Merobek Surat Kontrak
- Bab 185 Menjadi Musuh Umum
- Bab 186 Apakah Sakit?
- Bab 187 Apakah Sudah Hamil?
- Bab 188 Rumah Sakit
- Bab 189 Selamat Hamil
- Bab 190 Orang Lain Tidak Dapat Mewakili Kamu
- Bab 191 Tuan Rumah Laki-laki
- Bab 192 Apakah Ini Hidup Bersama?
- Bab 193 Perselisihan Sengit
- Bab 194 Menjadi Houseman
- Bab 195Suka Sini
- Bab 196 Takut dia kecapekan
- Bab 197 Tidak perlu permohonan maafmu
- Bab 198 Tenanglah dulu
- Bab 199 Anak Cucu tidak berbakti
- Bab 200 Akankah patriarki
- Bab 201 Telah memaafkannya
- Bab 202 Tindakan seseorang
- Bab 203 Hanya kamu
- Bab 204 Menjaganya dengan lemah lembut
- Bab 205 Membeli tiket
- Bab 206 Lelah setengah mati
- Bab 207 Canggung
- Bab 208 Tetap saja berhutang
- Bab 209 Terjerat dengannya
- Bab 210 Bagaimana mungkin akan menikahinya
- Bab 211 Tidak mengharapkan yang banyak
- Bab 212 Ikut aku pergi
- Bab 213 Langsung pergi mendaftar
- Bab 214 Lamaran yang tidak romantis
- Bab 215 Akhir cerita