Cinta Yang Tak Biasa - Bab 10 Kakak harus berjuang
"Kakak, kita kakak beradik sudah hidup saling bergantungan selama bertahun-tahun. Kelak tidak boleh terjadi sesuatu kepada kakak, kamu harus baik-baik saja, karena kamu masih harus terus menemaniku seumur hidup!" Stefanie ingin memberikan sedikit dorongan kepada kakaknya, dokter sudah memberitahunya, pasien yang akan menjalani operasi harus memiliki suasana hati yang baik, dan harus secara aktif bekerja sama dengan dokter.
“Stefanie , kakak,akan berusaha!” Bahkan Steven juga tidak ingin meninggalkan adik yang baik ini, belum lagi dia masih sangat muda, dia masih belum memiliki kesempatan untuk mengalami percintaan, dia belum memiliki waktu dan kesempatan untuk berpacaran, dia masih punya banyak keinginan dalam kehidupan ini, dia masih belum sempat menwujudkannya, dan masih banyak hal yang menunggu untuk dia kerjakan. Dan Stefanie nya, akan segera menghadapi ujian masuk S2, bagaimana dia bisa merasa tenang?
"Kakak, mari kita berjuang bersama-sama, oke? Kamu berjuang di rumah sakit untuk melawan penyakit. Aku juga berjuang di sekolah untuk belajar. Setelah operasimu berhasil, dan setelah tubuhmu sehat, aku juga bisa masuk ke Universitas yang aku mimpikan, kita bisa sama-sama mewujudkan harapan kita dan berbahagia bersama! "Ini adalah dua hal penting yang paling dia nanti-nantikan.
“Baik, kita berjuang bersama!”Steven mengangguk tanpa henti, memiliki adik yang begitu dewasa, dia juga tidak ingin menyerah.
Tanpa sadar Stefanie menemani kakaknya sampai sore, saat kakak beradik itu sedang bersama, msekipun mereka tidak mengatakan apa-apa, dan hanya duduk diam, Stefanie juga merasa senang. Setelah hidup bersama kakaknya selama bertahun-tahun, mereka kakak beradik sudah terbiasa saling bergantung.
"Hari sudah sore, cepatlah pulang! Seorang anak gadis tidak baik berkeliaran di luar hingga terlalu malam, aku juga sedikit khawatir kamu sendirian di jalan. Begitu malam tiba kota ini tidak terlalu aman!" Melihat hari sudah senja, Steven mulai mendesak adiknya pulang.
Karena tidak ada kerjaan, sore ini Stefanie membantu kakaknya membasuh badan di kamar pasien, lalu menggantikan pakaiannya dengan pakaian yang bersih, dia yang masih kecil, melakukan segala sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan oleh gadis seusianya dengan terampil dan cekatan.
“Kakak, tidak perlu terburu-buru, aku akan pulang setelah mencuci baju ini!” Sebenarnya, Stefanie sama sekali tidak takut. Dia sudah terbiasa kesana kemari sendirian, bukankah hanya melakukan perjalanan di malam hari. Dia sudah dewasa dan tahu caranya melindungi diri.
Stefanie mengambil handuk dan barang-barang lain yang biasa digunakan kakaknya keluar untuk dicuci semuanya, dia juga tidak yakin apakah setiap hari dia bisa datang ke rumah sakit untuk mengunjungi kakaknya, jadi setiap kali dia datang, dia akan berusaha tinggal sedikit lebih lama dan mencuri waktu.
Setelah menggantung semua pakaian dan handuk di tempat jemuran di luar, dia mengelap tubuhnya lalu dia bangkit dan berjalan ke kamar pasien.
"Cepat pulang! Kakak tidak memerlukan apa-apa lagi. Kakak tidak tenang jika kamu tinggal disini hingga terlalu malam?" Steven bersikeras.
"Baiklah, Kakak , aku pulang dulu! Jika besok aku ada waktu, aku akan datang menjengukmu! Tentu saja, jika kamu merasa tidak nyaman atau butuh bantuan di sini, ingat untuk menekam bel di sebelah tempat tidur, agar perawat membantumu! Nanti, aku akan berpesan kepada perawat yang bertugas! "
Meskipun dia juga ingin mempekerjakan perawat untuk kakaknya, tetapi perawat di rumah sakit ini tidak murah, dan juga sekarang kakaknya belum menjalani operasi, jadi tidak apa-apa. Selain saat di infus, dia tidak bisa bergerak, di saat yang lain kakaknya selalu keras kepala, dan selalu mengatakan dia bisa menanganinya sendiri.
Tapi mencari perawat merupakan hal yang harus dilakukan cepat atau lambat. Di kantor dokter tadi, Dokter Fan juga sudah berpesan, setelah operasi harus mempekerjakan perawat dan dia harus dijaga 24 jam, dan kondisi fisiknya harus diamati dari waktu ke waktu, dia harus dijaga dengan sangat hati-hati.
Uang enam ratus juta rupiah yang dia miliki sudah habis untuk membayar biaya operasi. Kelihatannya dia harus memikirkan cara untuk mendapatkan uang untuk mempekerjakan perawat, misalkan memanfaatkan waktu ini, untuk menjadi guru les, atau mencari lebih banyak pekerjaan paruh waktu?
Begitu dia berjalan keluar dari kamar pasien dia langsung pergi ke meja perawat.
Karena keadaan keluarganya yang tidak biasa, dan kakak laki-lakinya yang sakit masih sangat muda, hampir semua perawat yang hanya beberapa tahun lebih tua darinya ini, mengenali gadis baik hati dan miskin ini.
"Kakak perawat, selama beberapa hari ini terima kasih karena kakak-kakak sudah menjaga kakakku dengan baik!"
Dia berdiri di depan meja perawat, sambil memberikan penghormatan yang tulus kepada para malaikat berbaju putih ini!
Sering kali, dia tidak bisa tinggal di rumah sakit untuk menjaga kakaknya yang sakit, jadi para kakak perawat ini lebih sering bertemu dengan kakaknya daripada dirinya yang menjadi adik ini
"Adik, jangan sungkan! Ini adalah tugas kami! Seingatku kamu masih seorang mahasiswa kan, kamu jangan terlalu terbebani dengan masalah kakakmu. Belajar yang baik dan fokus pada pendidikanmu. Ini adalah hal yang paling penting untuk kamu lakukan saat ini, bukankah kakakmu yang berada di kamar pasien masih memiliki dokter dan perawat rumah sakit ini, Kamu tidak perlu khawatir! Jika ada masalah yang mendesak, kami para perawat akan langsung menghubungimu! "
Para perawat di meja perawat sangat ramah, tentu saja, sebagian besar dari mereka merasa simpati kepada adik dari pasien Steven yang tidak beruntung ini.
Tidak ada ayah dan ibu, kakak beradik hidup saling bergantungan satu sama lain, jadi begitu sang kakak menderita penyakit seperti ini, semua beban langsung berpindah ke pundak adiknya ini.
Jika orang tua mereka masih ada, mungkin gadis kecil ini tidak perlu sendirian menanggung beban yang sangat berat ini.
"Kalau begitu, tolong para kakak terus membantu menjaga kakakku selama beberapa hari lagi. Dokter Fan dan aku membuat jadwal operasi untuk minggu depan, jadi, setelah operasi, aku rasa aku akan mencarikan perawat khusus untuk menjaga kakakku!" Dalam hati dia mengingatkan dirinya, meskipun tidak punya uang, dia harus memikirkan cara untuk mempekerjakan perawat ini.
Dia juga sangat galau, jika sekolahnya memberikan liburan panjang, dia bisa langsung pergi ke rumah sakit untuk menemani kakaknya, tetapi sayangnya, masih ada beberapa waktu sebelum liburan panjang tiba, dan sekarang dia juga memiliki tekanan untuk menghadapi ujian masuk S2.
"Tidak apa-apa, gadis kecil, kerjakan yang harus kamu kerjakan saja!"
Ketika dia pergi meninggalkan meja perawat, hatinya penuh dengan perasaan bersyukur.
Meskipun hidupnya sangat tidak beruntung, tapi untungnya, dia masih bisa bertemu dengan begitu banyak orang baik di sekitarnya, baik yang dia kenal ataupun tidak dia kenal, semua mengulurkan tangan untuk membantu kakaknya.
Begitu dia memasuki lift, ponsel tuanya kembali berdering.
Dia mengeluarkannya dan melihat layar ponsel menunjukkan nomor telepon yang lumayan familier.
"Di mana kamu sekarang? Bibi Lee bilang kamu masih belum kembali ke vila, apakah kamu masih di rumah sakit?"
Begitu telepon tersambung, langsung terdengar suara Darren Feng yang sedikit dingin dan tidak terlalu senang.
Tangannya yang memegang ponselnya sedikit keberatan.
"Hmm, aku masih di rumah sakit, aku baru bersiap untuk pergi," jawabnya jujur.
“Kalau begitu kamu tunggu di pintu rumah sakit, dan jangan kemana-mana aku akan kesana untuk menjemputmu!” Darren Feng yang berada di balik telepon berkata sambil mengerutkan dahinya. Dia baru saja mengakhiri rapat video call dengan kliennya yang berasal dari luar negeri, saat dia teringat untuk menelepon ke villa, dia malah mendapati gadis itu masih belum pulang.
Tetapi sekarang, begitu mendengar dia masih di rumah sakit dan mendengar nada bicaranya, yang sedikit tidak bersemangat dan frustrasi, Darren menebak suasana hatinya pasti sedang tidak terlalu baik.Amarah Darren Feng langsung menghilang tanpa jejak.
Pada akhirnya, dia melembutkan nada bicaranya dan malah menyetir sendiri untuk menjemputnya pulang. Dia juga tidak tahu apakah saat itu dia kerasukan, atau gimana?
Begitu keluar dari perusahaan, dia mengendarai mobilnya sendiri tanpa meminta sopir pribadi untuk menjemputnya.
Kadang-kadang, dia sangat menikmati kebebasan dan kesenangan saat mengendarai mobil sendirian sambil berkeliling kota, sekarang, dia akan pergi menjemput wanita kecilnya yang imut, tentu saja, dia tidak akan membawa orang luar seperti supir untuk ikut dengannya. Mana mungkin membawa pengganggu saat dia akan pergi berkencan? Dia tidak sebodoh itu.
Setelah Stefanie menerima telepon Darren Feng , dia menunggunya di pintu rumah sakit dengan patuh, ada mobil yang datang dan pergi di depan pintu rumah sakit, tetapi tidak ada yang dia kenal atau ada hubungannya dengan dirinya. Orang-orang yang berlalu lalang ini bukan orang yang dikenalnya.
Entah kenapa, setelah menerima panggilan telepon dari Darren Feng dan mengetahui dia akan datang untuk menjemputnya pulang, dia tidak merasa tidak nyaman seperti sebelumnya.
Langit mulai gelap, dan cahaya di sekitarnya sudah mulai redup. Di kejauhan, baris demi baris lampu jalan sudah menyala. Kota ini akan menyambut malam hari yang indah, tapi dari begitu banyak lampu, tidak ada satu pun lampu untuk dirinya.
Di kota ini, dia hanya punya kakaknya, sekarang kakaknya sedang sakit dan dirawat di rumah sakit, dan dia sudah pindah dari rumahnya yang tua dan kecil. Tentu saja, rumah itu tidak bisa disebut rumah yang sesungguhnya. Itu hanya tempat tinggal sementara.
Dia menundukkan kepalanya pikirannya melayang kemana-mana, sambil ditemani dengan perasaan yang kesepian. Mungkin orang-orang di rumah sakit cenderung untuk berpikiran yang bukan-bukan, terutama ketika kamu memiliki keluarga yang sakit parah, kamu pasti tidak bisa tenang.
Darren Feng mengemudikan mobilnya dengan cepat ke rumah sakit, dari kejauhan, dia yang berada di kursi pengemudi, melihat seorang gadis muda kesepian yang sedang berdiri sendirian di depan pintu rumah sakit lewat kaca depan mobilnya.
Ada semilir angin malam yang sepertinya meniup roknya hingga roknya jadi tidak beraturan, tetapi dia tidak menyadarinya sama sekali, langit akan menjadi gelap, dia yang berdiri sendirian dibawah cahaya senja yang redup, terlihat sangat kesepian, dan sangat kasihan!
Jarinya sedikit bergerak, buah jakun yang berada di lehernya juga sedikit bergerak. Dia langsung mengendari mobil ke pintu depan rumah sakit, tapi karena ada terlalu banyak mobil yang masuk dan keluar, dia tidak punya pilihan lain, dia tidak bisa langsung mendekat, dia hanya bisa berhenti di sebelah kiri samping, sambil membunyikan klakson mobil.
Begitu klakson mobil berbunyi, suaranya yang sangat dekat, langsung mengagetkan gadis muda yang berdiri di depan pintu rumah sakit.
Tanpa sadar Stefanie merespon, dan mencari asal suara klakson mobil, akhirnya dia melihat seorang pria tampan yang duduk di kursi pengemudi sebuah mobil mewah.
Dia tidak bisa memungkiri, meskipun dilihat dari kejauhan seperti ini, Stefanie merasa Darren Feng sangat tampan! Seorang pria dewasa, yang berwajah seperti ini, benar-benar memabukkan! Wajahnya kaku, ketampannya melebihi orang-orang, di tambah dengan gaya berpakaiannya yang bagus, sekujur tubuhnya memancarkan aura yang elegan, gerak-geriknya menunjukkan gaya pria mapan yang sukses.
Tentu saja, selain kadang-kadang temperamennya buruk, berkepribadian bossy, dan sifatnya sangat posesif, dia termasuk pria yang sempurna!
“Kemari!” Darren Feng duduk di dalam mobil dengan gagah, lalu dia memberikan isyarat kepada Stefanie untuk menyuruhnya datang!
Novel Terkait
Istri Pengkhianat
SubardiPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeMy Lifetime
DevinaAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaLelaki Greget
Rudy GoldBack To You
CC LennyCEO Daddy
TantoCinta Yang Tak Biasa×
- Bab 1 Dream Paradise
- Bab 2 Menandatangani kontrak
- Bab 3 Turun tangan untuk membantu
- Bab 4 Pindah satu rumah
- Bab 5 Hamil dalam tiga bulan
- Bab 6 Mandi
- Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
- Bab 8 Supir pribadi
- Bab 9 Perpisahan hidup dan mati
- Bab 10 Kakak harus berjuang
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (1)
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (2)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (2)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (2)
- Bab 14 Dompetnya Menderita (1)
- Bab 14 Dompetnya Menderita(2)
- Bab 15 Dasar Playboy (1)
- Bab 15 Dasar Playboy (2)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
- Bab 17 Apakah Puas (1)
- Bab 17 Apakah Puas (2)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (1)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (2)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (1)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (1)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (2)
- Bab 21 Mewujudkan Janji terhadapnya (1)
- Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (1)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (1)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (2)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (1)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (2)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (1)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (2)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (1)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (2)
- Bab 27 Jangan Lupa (1)
- Bab 27 Jangan Lupa (2)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (1)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (2)
- Bab 29 Skandal (1)
- Bab 29 Skandal (2)
- Bab 30 Sungguh sialan (1)
- Bab 30 Sungguh sialan (2)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (1)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (2)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (2)
- Bab 33 Introspeksi Diri (1)
- Bab 33 Introspeksi Diri (2)
- Bab 34 Saling Menemani (1)
- Bab 34 Saling Menemani (2)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (1)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (2)
- Bab 36 Hukuman dikeluarkan dari sekolah (1)
- Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
- Bab 37 Apakah puas dengan hukuman yang diberikan (1)
- Bab 37 Apakah kamu puas dengan hukuman ini (2)
- Bab 38 Melakukan apa pun demi wanita yang disukai (1)
- Bab 38 Melakukan apapun demi wanita yang disukai (2)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (2)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (1)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (2)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (1)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (2)
- Bab 43 Iblis Kecil (1)
- Bab 43 Iblis Kecil (2)
- Bab 44 Olahraga Pagi (1)
- Bab 44 Olahraga Pagi (2)
- Bab 45 Kejutan Besar (1)
- Bab 45 Kejutan Besar (2)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (1)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (2)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (1)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (2)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (1)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (2)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (1)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (2)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (1)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (2)
- Bab 51 Kejutan Ganda
- Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
- Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (1)
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (2)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (1)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (2)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (1)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (2)
- Bab 57 Bajingan (1)
- Bab 57 Bajingan (2)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (1)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (2)
- Bab 59 Cemburu (1)
- Bab 59 Cemburu (2)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (1)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (2)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (1)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (2)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (2)
- Bab 63 Pria Itu (1)
- Bab 63 Pria Itu (2)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (1)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (2)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (1)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (2)
- Bab 66 Ternyata dia (1)
- Bab 66 Ternyata dia (2)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (1)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (2)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (1)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
- Bab 69 Balas dendam (1)
- Bab 69 Balas dendam (2)
- Bab 70 Berbagai macam siksaan
- Bab 71 Dimulai dari perhatiannya
- Bab 72 Pindah dan tinggal bersama
- Bab 73 Perhatian dari Clayton Gu
- Bab 74 Identitasnya turun
- Bab 75 Kamu tidur saja
- Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
- Bab 77 Kegugupan Tuan Gu
- Bab 78 Semuanya Terungkap
- Bab 79 Perantau Pinggiran Kota
- Bab 80 Adaptasi
- Bab 81 Ragu
- Bab 82 Tidak Punya Pacar
- Bab 83 Pengingat Niat Baik
- Bab 84 Secara Sembunyi-Sembunyi
- Bab 85 Pesanan Makanan Tanpa Nama
- Bab 86 Fisik penjahat
- Bab 87 Aliran binatang buas
- Bab 88 Perjalanan belanja yang canggung
- Bab 89 Mendekati sang pria kaya
- Bab 90 Adil dan tegas
- Bab 91 Perang Dingin dalam Legenda
- Bab 92 Membuli Kekasihnya
- Bab 93 Hukuman Diusir
- Bab 94 Agresif
- Bab 95 Pasti Ada Urusan Pribadi
- Bab 96 Memohon dengan rendah hati
- Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang
- Bab 98 Kehendak Presdir
- Bab 99 Kenyataan yang memang ada
- Bab 100 Mendapat satu tamparan
- Bab 101 Melarikan Diri
- Bab 102 Mabuk Minum
- Bab 103 Kamu Pantas Mati
- Bab 104 Senjata Di Tangannya
- Bab 105 Dalam Hati Menginginkan Balas Dendam
- Bab 106 Orang Jahat
- Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
- Bab 108 Satu Permintaan
- Bab 109 Terlalu Banyak Yang Mendukungnya
- Bab 110 Kemunculuan Yang Disengaja
- Bab 111 Serangan Yang Spontan
- Bab 112 Keberadaan seseorang yang istimewa
- Bab 113 Terus Tenggelam
- Bab 114 Bermaksud Menarik Perhatian Orang
- Bab 115 Terlahir Kembali
- Bab 116 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 117 Membuat Orang Lain Kagum
- Bab 118 Kesalahan Besar
- Bab 119 Gantikan Aku
- Bab 120 Bukan Rasa Sakit yang Biasa
- Bab 121 Hadiah ulang tahun
- Bab 122 Membuatnya lebih emosi
- Bab 123 Mengejeknya dari belakang
- Bab 124 Rupanya kamu masih punya hati
- Bab 125 Wanita Jahat
- Bab 126 Jangan Berpura-pura
- Bab 127 Hubungan Pertemanan Yang Putus
- Bab 128 Mereka Pasti Sengaja
- Bab 129 Setelah Bersenang-senang
- Bab 130 Kesepakatan Baru Antara Keduanya
- Bab 131 Tidak Akan Melepaskan Dia Pergi
- Bab 132 Kebohongan Besar
- Bab 133 Tidak Menepati Janjinya
- Bab 134 Penderitaan Yang Tidak Terucapkan
- Bab 135 Apa Yang Sebenarnya Kamu Inginkan
- Bab 136 Mencekik Mati
- Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
- Bab 138 Tindakan Melawan
- Bab 139 Orang Pintar Yang Berhati Sensitif
- Bab 140 Misi Foto Diam-Diam
- Bab 141 Gadis Favorit
- Bab 142 Cinta Segitiga
- Bab 143 Dukungan
- Bab 144 Rahasia yang Terungkap
- Bab 145 Tidak Mungkin
- Bab 146 Aku Tidak Masalah
- Bab 147 Pil Putih
- Bab 148 Pergi Dengan Marah
- Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
- Bab 150 Penolakan Lagi
- Bab 151 Menghilang Dari Peredaran
- Bab 152 Sudah Masuk Jauh Di dalam
- Bab 153 Gossip
- Bab 154 Pelacur Yang Licik
- Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
- Bab 156 di.....
- Bab 157 Kekacauan
- Bab 158 Pukulan yang berat
- Bab 159 Patah Hati
- Bab 160 Merasa Tidak baik
- Bab 161 Munafik
- Bab 162 Seperti Boneka
- Bab 163 Dampak Buruk
- Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
- Bab 165 Ternyata Hanya Pura-pura
- Bab 166 Sikap tegas
- Bab 167 Harus ditangani dengan serius
- Bab 168 Surat pemberhentian
- Bab 169 Pemberhentian
- Bab 170 Resiko ditanggung sendiri
- Bab 171 Sebuah bom besar
- Bab 172 Tekanan dan Bahaya
- Bab 173 Orangnya sedang berada di rumah sakit
- Bab 174 Apakah dia yang melakukannya
- Bab 175 Meminta keadilan
- Bab 176 Menerima Pelecehan Parah
- Bab 177 Cobalah Untuk Menerimaku
- Bab 178 Rahasianya
- Bab 179 Mencuri Dengar Di Balik Pintu
- Bab 180 Membantu Meminjam Uang
- Bab 181 Kakek Yang Displin
- Bab 182 Membantu Dengan Royal
- Bab 183 Mengumpulkan Semua Uang
- Bab 184 Merobek Surat Kontrak
- Bab 185 Menjadi Musuh Umum
- Bab 186 Apakah Sakit?
- Bab 187 Apakah Sudah Hamil?
- Bab 188 Rumah Sakit
- Bab 189 Selamat Hamil
- Bab 190 Orang Lain Tidak Dapat Mewakili Kamu
- Bab 191 Tuan Rumah Laki-laki
- Bab 192 Apakah Ini Hidup Bersama?
- Bab 193 Perselisihan Sengit
- Bab 194 Menjadi Houseman
- Bab 195Suka Sini
- Bab 196 Takut dia kecapekan
- Bab 197 Tidak perlu permohonan maafmu
- Bab 198 Tenanglah dulu
- Bab 199 Anak Cucu tidak berbakti
- Bab 200 Akankah patriarki
- Bab 201 Telah memaafkannya
- Bab 202 Tindakan seseorang
- Bab 203 Hanya kamu
- Bab 204 Menjaganya dengan lemah lembut
- Bab 205 Membeli tiket
- Bab 206 Lelah setengah mati
- Bab 207 Canggung
- Bab 208 Tetap saja berhutang
- Bab 209 Terjerat dengannya
- Bab 210 Bagaimana mungkin akan menikahinya
- Bab 211 Tidak mengharapkan yang banyak
- Bab 212 Ikut aku pergi
- Bab 213 Langsung pergi mendaftar
- Bab 214 Lamaran yang tidak romantis
- Bab 215 Akhir cerita