Cinta Yang Tak Biasa - Bab 10 Kakak harus berjuang

"Kakak, kita kakak beradik sudah hidup saling bergantungan selama bertahun-tahun. Kelak tidak boleh terjadi sesuatu kepada kakak, kamu harus baik-baik saja, karena kamu masih harus terus menemaniku seumur hidup!" Stefanie ingin memberikan sedikit dorongan kepada kakaknya, dokter sudah memberitahunya, pasien yang akan menjalani operasi harus memiliki suasana hati yang baik, dan harus secara aktif bekerja sama dengan dokter.

“Stefanie , kakak,akan berusaha!” Bahkan Steven juga tidak ingin meninggalkan adik yang baik ini, belum lagi dia masih sangat muda, dia masih belum memiliki kesempatan untuk mengalami percintaan, dia belum memiliki waktu dan kesempatan untuk berpacaran, dia masih punya banyak keinginan dalam kehidupan ini, dia masih belum sempat menwujudkannya, dan masih banyak hal yang menunggu untuk dia kerjakan. Dan Stefanie nya, akan segera menghadapi ujian masuk S2, bagaimana dia bisa merasa tenang?

"Kakak, mari kita berjuang bersama-sama, oke? Kamu berjuang di rumah sakit untuk melawan penyakit. Aku juga berjuang di sekolah untuk belajar. Setelah operasimu berhasil, dan setelah tubuhmu sehat, aku juga bisa masuk ke Universitas yang aku mimpikan, kita bisa sama-sama mewujudkan harapan kita dan berbahagia bersama! "Ini adalah dua hal penting yang paling dia nanti-nantikan.

“Baik, kita berjuang bersama!”Steven mengangguk tanpa henti, memiliki adik yang begitu dewasa, dia juga tidak ingin menyerah.

Tanpa sadar Stefanie menemani kakaknya sampai sore, saat kakak beradik itu sedang bersama, msekipun mereka tidak mengatakan apa-apa, dan hanya duduk diam, Stefanie juga merasa senang. Setelah hidup bersama kakaknya selama bertahun-tahun, mereka kakak beradik sudah terbiasa saling bergantung.

"Hari sudah sore, cepatlah pulang! Seorang anak gadis tidak baik berkeliaran di luar hingga terlalu malam, aku juga sedikit khawatir kamu sendirian di jalan. Begitu malam tiba kota ini tidak terlalu aman!" Melihat hari sudah senja, Steven mulai mendesak adiknya pulang.

Karena tidak ada kerjaan, sore ini Stefanie membantu kakaknya membasuh badan di kamar pasien, lalu menggantikan pakaiannya dengan pakaian yang bersih, dia yang masih kecil, melakukan segala sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan oleh gadis seusianya dengan terampil dan cekatan.

“Kakak, tidak perlu terburu-buru, aku akan pulang setelah mencuci baju ini!” Sebenarnya, Stefanie sama sekali tidak takut. Dia sudah terbiasa kesana kemari sendirian, bukankah hanya melakukan perjalanan di malam hari. Dia sudah dewasa dan tahu caranya melindungi diri.

Stefanie mengambil handuk dan barang-barang lain yang biasa digunakan kakaknya keluar untuk dicuci semuanya, dia juga tidak yakin apakah setiap hari dia bisa datang ke rumah sakit untuk mengunjungi kakaknya, jadi setiap kali dia datang, dia akan berusaha tinggal sedikit lebih lama dan mencuri waktu.

Setelah menggantung semua pakaian dan handuk di tempat jemuran di luar, dia mengelap tubuhnya lalu dia bangkit dan berjalan ke kamar pasien.

"Cepat pulang! Kakak tidak memerlukan apa-apa lagi. Kakak tidak tenang jika kamu tinggal disini hingga terlalu malam?" Steven bersikeras.

"Baiklah, Kakak , aku pulang dulu! Jika besok aku ada waktu, aku akan datang menjengukmu! Tentu saja, jika kamu merasa tidak nyaman atau butuh bantuan di sini, ingat untuk menekam bel di sebelah tempat tidur, agar perawat membantumu! Nanti, aku akan berpesan kepada perawat yang bertugas! "

Meskipun dia juga ingin mempekerjakan perawat untuk kakaknya, tetapi perawat di rumah sakit ini tidak murah, dan juga sekarang kakaknya belum menjalani operasi, jadi tidak apa-apa. Selain saat di infus, dia tidak bisa bergerak, di saat yang lain kakaknya selalu keras kepala, dan selalu mengatakan dia bisa menanganinya sendiri.

Tapi mencari perawat merupakan hal yang harus dilakukan cepat atau lambat. Di kantor dokter tadi, Dokter Fan juga sudah berpesan, setelah operasi harus mempekerjakan perawat dan dia harus dijaga 24 jam, dan kondisi fisiknya harus diamati dari waktu ke waktu, dia harus dijaga dengan sangat hati-hati.

Uang enam ratus juta rupiah yang dia miliki sudah habis untuk membayar biaya operasi. Kelihatannya dia harus memikirkan cara untuk mendapatkan uang untuk mempekerjakan perawat, misalkan memanfaatkan waktu ini, untuk menjadi guru les, atau mencari lebih banyak pekerjaan paruh waktu?

Begitu dia berjalan keluar dari kamar pasien dia langsung pergi ke meja perawat.

Karena keadaan keluarganya yang tidak biasa, dan kakak laki-lakinya yang sakit masih sangat muda, hampir semua perawat yang hanya beberapa tahun lebih tua darinya ini, mengenali gadis baik hati dan miskin ini.

"Kakak perawat, selama beberapa hari ini terima kasih karena kakak-kakak sudah menjaga kakakku dengan baik!"

Dia berdiri di depan meja perawat, sambil memberikan penghormatan yang tulus kepada para malaikat berbaju putih ini!

Sering kali, dia tidak bisa tinggal di rumah sakit untuk menjaga kakaknya yang sakit, jadi para kakak perawat ini lebih sering bertemu dengan kakaknya daripada dirinya yang menjadi adik ini

"Adik, jangan sungkan! Ini adalah tugas kami! Seingatku kamu masih seorang mahasiswa kan, kamu jangan terlalu terbebani dengan masalah kakakmu. Belajar yang baik dan fokus pada pendidikanmu. Ini adalah hal yang paling penting untuk kamu lakukan saat ini, bukankah kakakmu yang berada di kamar pasien masih memiliki dokter dan perawat rumah sakit ini, Kamu tidak perlu khawatir! Jika ada masalah yang mendesak, kami para perawat akan langsung menghubungimu! "

Para perawat di meja perawat sangat ramah, tentu saja, sebagian besar dari mereka merasa simpati kepada adik dari pasien Steven yang tidak beruntung ini.

Tidak ada ayah dan ibu, kakak beradik hidup saling bergantungan satu sama lain, jadi begitu sang kakak menderita penyakit seperti ini, semua beban langsung berpindah ke pundak adiknya ini.

Jika orang tua mereka masih ada, mungkin gadis kecil ini tidak perlu sendirian menanggung beban yang sangat berat ini.

"Kalau begitu, tolong para kakak terus membantu menjaga kakakku selama beberapa hari lagi. Dokter Fan dan aku membuat jadwal operasi untuk minggu depan, jadi, setelah operasi, aku rasa aku akan mencarikan perawat khusus untuk menjaga kakakku!" Dalam hati dia mengingatkan dirinya, meskipun tidak punya uang, dia harus memikirkan cara untuk mempekerjakan perawat ini.

Dia juga sangat galau, jika sekolahnya memberikan liburan panjang, dia bisa langsung pergi ke rumah sakit untuk menemani kakaknya, tetapi sayangnya, masih ada beberapa waktu sebelum liburan panjang tiba, dan sekarang dia juga memiliki tekanan untuk menghadapi ujian masuk S2.

"Tidak apa-apa, gadis kecil, kerjakan yang harus kamu kerjakan saja!"

Ketika dia pergi meninggalkan meja perawat, hatinya penuh dengan perasaan bersyukur.

Meskipun hidupnya sangat tidak beruntung, tapi untungnya, dia masih bisa bertemu dengan begitu banyak orang baik di sekitarnya, baik yang dia kenal ataupun tidak dia kenal, semua mengulurkan tangan untuk membantu kakaknya.

Begitu dia memasuki lift, ponsel tuanya kembali berdering.

Dia mengeluarkannya dan melihat layar ponsel menunjukkan nomor telepon yang lumayan familier.

"Di mana kamu sekarang? Bibi Lee bilang kamu masih belum kembali ke vila, apakah kamu masih di rumah sakit?"

Begitu telepon tersambung, langsung terdengar suara Darren Feng yang sedikit dingin dan tidak terlalu senang.

Tangannya yang memegang ponselnya sedikit keberatan.

"Hmm, aku masih di rumah sakit, aku baru bersiap untuk pergi," jawabnya jujur.

“Kalau begitu kamu tunggu di pintu rumah sakit, dan jangan kemana-mana aku akan kesana untuk menjemputmu!” Darren Feng yang berada di balik telepon berkata sambil mengerutkan dahinya. Dia baru saja mengakhiri rapat video call dengan kliennya yang berasal dari luar negeri, saat dia teringat untuk menelepon ke villa, dia malah mendapati gadis itu masih belum pulang.

Tetapi sekarang, begitu mendengar dia masih di rumah sakit dan mendengar nada bicaranya, yang sedikit tidak bersemangat dan frustrasi, Darren menebak suasana hatinya pasti sedang tidak terlalu baik.Amarah Darren Feng langsung menghilang tanpa jejak.

Pada akhirnya, dia melembutkan nada bicaranya dan malah menyetir sendiri untuk menjemputnya pulang. Dia juga tidak tahu apakah saat itu dia kerasukan, atau gimana?

Begitu keluar dari perusahaan, dia mengendarai mobilnya sendiri tanpa meminta sopir pribadi untuk menjemputnya.

Kadang-kadang, dia sangat menikmati kebebasan dan kesenangan saat mengendarai mobil sendirian sambil berkeliling kota, sekarang, dia akan pergi menjemput wanita kecilnya yang imut, tentu saja, dia tidak akan membawa orang luar seperti supir untuk ikut dengannya. Mana mungkin membawa pengganggu saat dia akan pergi berkencan? Dia tidak sebodoh itu.

Setelah Stefanie menerima telepon Darren Feng , dia menunggunya di pintu rumah sakit dengan patuh, ada mobil yang datang dan pergi di depan pintu rumah sakit, tetapi tidak ada yang dia kenal atau ada hubungannya dengan dirinya. Orang-orang yang berlalu lalang ini bukan orang yang dikenalnya.

Entah kenapa, setelah menerima panggilan telepon dari Darren Feng dan mengetahui dia akan datang untuk menjemputnya pulang, dia tidak merasa tidak nyaman seperti sebelumnya.

Langit mulai gelap, dan cahaya di sekitarnya sudah mulai redup. Di kejauhan, baris demi baris lampu jalan sudah menyala. Kota ini akan menyambut malam hari yang indah, tapi dari begitu banyak lampu, tidak ada satu pun lampu untuk dirinya.

Di kota ini, dia hanya punya kakaknya, sekarang kakaknya sedang sakit dan dirawat di rumah sakit, dan dia sudah pindah dari rumahnya yang tua dan kecil. Tentu saja, rumah itu tidak bisa disebut rumah yang sesungguhnya. Itu hanya tempat tinggal sementara.

Dia menundukkan kepalanya pikirannya melayang kemana-mana, sambil ditemani dengan perasaan yang kesepian. Mungkin orang-orang di rumah sakit cenderung untuk berpikiran yang bukan-bukan, terutama ketika kamu memiliki keluarga yang sakit parah, kamu pasti tidak bisa tenang.

Darren Feng mengemudikan mobilnya dengan cepat ke rumah sakit, dari kejauhan, dia yang berada di kursi pengemudi, melihat seorang gadis muda kesepian yang sedang berdiri sendirian di depan pintu rumah sakit lewat kaca depan mobilnya.

Ada semilir angin malam yang sepertinya meniup roknya hingga roknya jadi tidak beraturan, tetapi dia tidak menyadarinya sama sekali, langit akan menjadi gelap, dia yang berdiri sendirian dibawah cahaya senja yang redup, terlihat sangat kesepian, dan sangat kasihan!

Jarinya sedikit bergerak, buah jakun yang berada di lehernya juga sedikit bergerak. Dia langsung mengendari mobil ke pintu depan rumah sakit, tapi karena ada terlalu banyak mobil yang masuk dan keluar, dia tidak punya pilihan lain, dia tidak bisa langsung mendekat, dia hanya bisa berhenti di sebelah kiri samping, sambil membunyikan klakson mobil.

Begitu klakson mobil berbunyi, suaranya yang sangat dekat, langsung mengagetkan gadis muda yang berdiri di depan pintu rumah sakit.

Tanpa sadar Stefanie merespon, dan mencari asal suara klakson mobil, akhirnya dia melihat seorang pria tampan yang duduk di kursi pengemudi sebuah mobil mewah.

Dia tidak bisa memungkiri, meskipun dilihat dari kejauhan seperti ini, Stefanie merasa Darren Feng sangat tampan! Seorang pria dewasa, yang berwajah seperti ini, benar-benar memabukkan! Wajahnya kaku, ketampannya melebihi orang-orang, di tambah dengan gaya berpakaiannya yang bagus, sekujur tubuhnya memancarkan aura yang elegan, gerak-geriknya menunjukkan gaya pria mapan yang sukses.

Tentu saja, selain kadang-kadang temperamennya buruk, berkepribadian bossy, dan sifatnya sangat posesif, dia termasuk pria yang sempurna!

“Kemari!” Darren Feng duduk di dalam mobil dengan gagah, lalu dia memberikan isyarat kepada Stefanie untuk menyuruhnya datang!

Novel Terkait

 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu