Cinta Yang Tak Biasa - Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
Dengan penuh penasaran, Stefanie berjalan perlahan-lahan menuju papan pengumuman.
Setelah dia mendekat, dia melihat di papan pengumuman tertempel sebuah pemberitahuan yang dicetak dengan besar, tulisan yang tertulis di atas kertas sangatlah jelas, bahkan di antara mahasiswa yang berdesakan, ada beberapa orang yang membacanya dengan suara pelan.
"Lusa lalu ditemukan adanya insiden kekerasan di gunung belakang sekolah, ada beberapa mahasiswi dari departemen kimia yang mengabaikan disiplin sekolah dan mengabaikan semangat persatuan dan keharmonisan antar mahasiswa. Mereka dengan kasar memukul mahasiswi dari departemen yang sama. Kejadian di atas sudah di pastikan kebenarannya, jadi untuk menghukum mahasiswi yang kejam ini pihak sekolah akan mengeluarkan mereka dari sekolah, semoga mahasiwa dan mahasiswi lain lebih memperhatikan ucapan dan tindakan saat berada di sekolah! "
Hukuman di keluarkan dari sekolah ini sampai ke telinga Stefanie, meskipun dia juga sedang menatap papan pengumuman dengan serius, tapi matanya tidak bisa lagi dengan seksama mengenali arti dari serangkaian kata-kata di atas papan pengumuman, dia termenung, melongo, dan tercengang.
Bukankah isi pemberitahuan itu tentang kejadian yang di alaminya dibelakang gunung? Hanya saja di dalam pemberitahuan ini pihak sekolah tidak menuliskan namanya.
"Siapa mahasiswi malang yang dipukuli ini? Siapa yang se-malang ini ? Beberapa orang mengeroyoki satu orang. Beberapa mahasiswi dari departemen kimia itu benar-benar sangat brutal dan kejam! Ini adalah sekolah. Apakah mereka bahkan tidak sadar akan hukum dan ketertiban? "
"Memangnya bukan? Tapi, tidak tahu siapa yang membongkar masalah ini? Bagaimana pihak sekolah bisa mengetahuinya? Apakah mahasiswi malang yang dipukuli itu yang melapor?"
"Kamu bodoh, jika ini dilaporkan oleh mahasiswi yang malang itu, takutnya pihak sekolah tidak akan mengulur sampai sekarang baru menjatuhkan hukuman seserius ini. Lusa lalu dan kemarin juga tidak melihat adanya pergerakan dari pihak sekolah? Lagi pula, aku tidak menemukan ada sesuatu yang aneh."
"Siapa yang tahu, hei, mereka adalah mahasiswi dari departemen yang sama, pengeroyokan ini terjadi pasti karena ada dendam dan kebencian yang mendalam. Pengeroyokan kejam seperti ini benar-benar sangat keterlaluan! Siapa pun yang mengalami hal ini, pasti tidak akan tahan. Para mahasiswi jahat yang melakukan hal yang tidak pantas ini memang harus dihukum! "
"Memangnya bukan? Mereka benar-benar mencoreng nama baik sekolah kita! Orang-orang di luar yang tidak tahu akan mengira sekolah kita adalah sekolah murahan yang dipenuhi dengan berbagai macam murid yang tidak beradab.
Banyak opini yang membanjiri telinga Stefanie .
Para mahasiswa dan mahasiswi yang melihat keramaian semakin banyak, setelah itu perlahan-lahan dia didorong keluar dari kerumunan, dan disingkirkan dari depan papan pengumuman, otaknya sangat kacau. Sampai sekarang, dia masih tidak bisa mempercayai semua yang baru saja dia lihat dan dia dengar. Apakah semua ini benaran?
Apakah para mahasiswi yang mengeroyoknya telah dihukum? Dikeluarkan dari sekolah? Meskipun hukuman ini terdengar sedikit berat, tapi sikap, karakter dan kekerasan yang dilakukan oleh para mahasiswi itu jauh lebih buruk.
Dia menghela nafas, rasa tidak nyaman yang tertahan di dadanya, perlahan-lahan sirna, tapi, siapa yang menemukan masalah ini? Apakah pihak sekolah? Tetapi hari itu di gunung belakang, tidak ada orang sama sekali?
Dia memiliki terlalu banyak pertanyaan, tapi dia tidak bisa menemukan jawaban yang masuk akal.
Untung saja pihak sekolah tidak menyebutkan namanya di papan pengumuman. sebaliknya nama-nama mahasiswi yang dihukum itu malah terpapang dengan jelas, kelihatannya kali ini perilaku buruk para mahasiswi ini akan meninggalkan kesan mendalam bagi para guru dan mahasiswa dan mahasiswi yang lain
Dia berjalan perlahan-lahan di sepanjang jalan setapak sekolah, akhirnya dia memutuskan memasuki ruang kelas besar tempat dia biasanya menghadiri kelas, tetapi sebelum memasuki ruangan kelas, ponselnya yang berada di dalam sakunya berdering dengan tidak terduga.
Nomor telepon yang muncul di layar ponselnya adalah nomor telepon guru pembimbingnya!
Dia memiliki perasaan takdir memang tidak bisa terhindarkan Karena pihak sekolah sudah menghukum mahasiswi yang menggeroyoknya dengan serius tentu saja pihak sekolah tahu dia adalah korban dalam insiden ini, jadi berbicara dengannya atau menanyakan apa saja yang terjadi pada saat itu, merupakan proses yang perlu dilakukan.
"Stefanie , apakah hari ini kamu sudah tiba di sekolah ?"
Guru pembimbing tidak langsung mengomentari dan memarahinya di telepon.
"Hmm, ibu guru, saya baru saja tiba. Ini saya sedang berada di depan pintu kelas," Stefanie mengumpulkan keberaniannya untuk menjawab dengan jujur.
"Baiklah, datanglah ke kantor guru sebentar! Ada sesuatu yang ingin bu guru bicarakan denganmu!"
Meskipun di telepon guru pembimbingnya tidak mengatakan secara spesifik apa yang ingin dia dibicarakan tapi Stefanie tahu dengan jelas, kali ini 'interogasi' terhadap dirinya tidak bisa dihindari lagi.
Sebenarnya, dia tidak ingin menimbulkan begitu banyak masalah, dan dia tidak punya banyak energi untuk menghadapi masalah yang kacau ini. Apa yang dia inginkan sangatlah sederhana, yaitu menjadi mahasiswi yang baik dan biasa-biasa saja, dia ingin menggunakan seluruh waktunya untuk mendengarkan pelajaran dengan seksama, lalu belajar dengan serius, dan menyambut ujian yang sangat penting baginya di bulan depan. Hanya sesederhana itu.
Mengenai keinginan atau misinya dalam beberapa saat ini, bahkan lebih sederhana, yaitu, dia berharap dalam ujiannya yang akan datang ini, dia bisa lebih menonjol dan berusaha untuk mendapatkan nilai ujian yang baik.
Mengenai hal lain, dia tidak ingin terlibat, dan dia lebih tidak ingin menimbulkan masalah. Semua ini bukan hal yang ingin dia lihat dan inginkan terjadi.
Dengan gelisah Stefanie berjalan masuk ke kantor guru pembimbing. Dia merasa kedua kakinya bukan lagi miliknya sendiri. Kedua kakinya tidak mendengarkan perintahnya. Stefanie mengertakkan giginya dengan putus asa, tangannya berputar-putar di ujung bajunya, dia berusaha berjalan masuk ke dalam dengan perlahan-lahan. Saat ini, tidak hanya guru departemen kimia yang mengajarinya yang ada di dalam, tetapi juga ada guru-guru lain.
Novel Terkait
1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaMy Secret Love
Fang FangThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensWaiting For Love
SnowCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyEternal Love
Regina WangMy Tough Bodyguard
Crystal SongCinta Yang Tak Biasa×
- Bab 1 Dream Paradise
- Bab 2 Menandatangani kontrak
- Bab 3 Turun tangan untuk membantu
- Bab 4 Pindah satu rumah
- Bab 5 Hamil dalam tiga bulan
- Bab 6 Mandi
- Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
- Bab 8 Supir pribadi
- Bab 9 Perpisahan hidup dan mati
- Bab 10 Kakak harus berjuang
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (1)
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (2)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (2)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (2)
- Bab 14 Dompetnya Menderita (1)
- Bab 14 Dompetnya Menderita(2)
- Bab 15 Dasar Playboy (1)
- Bab 15 Dasar Playboy (2)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
- Bab 17 Apakah Puas (1)
- Bab 17 Apakah Puas (2)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (1)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (2)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (1)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (1)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (2)
- Bab 21 Mewujudkan Janji terhadapnya (1)
- Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (1)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (1)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (2)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (1)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (2)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (1)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (2)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (1)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (2)
- Bab 27 Jangan Lupa (1)
- Bab 27 Jangan Lupa (2)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (1)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (2)
- Bab 29 Skandal (1)
- Bab 29 Skandal (2)
- Bab 30 Sungguh sialan (1)
- Bab 30 Sungguh sialan (2)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (1)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (2)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (2)
- Bab 33 Introspeksi Diri (1)
- Bab 33 Introspeksi Diri (2)
- Bab 34 Saling Menemani (1)
- Bab 34 Saling Menemani (2)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (1)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (2)
- Bab 36 Hukuman dikeluarkan dari sekolah (1)
- Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
- Bab 37 Apakah puas dengan hukuman yang diberikan (1)
- Bab 37 Apakah kamu puas dengan hukuman ini (2)
- Bab 38 Melakukan apa pun demi wanita yang disukai (1)
- Bab 38 Melakukan apapun demi wanita yang disukai (2)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (2)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (1)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (2)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (1)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (2)
- Bab 43 Iblis Kecil (1)
- Bab 43 Iblis Kecil (2)
- Bab 44 Olahraga Pagi (1)
- Bab 44 Olahraga Pagi (2)
- Bab 45 Kejutan Besar (1)
- Bab 45 Kejutan Besar (2)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (1)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (2)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (1)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (2)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (1)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (2)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (1)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (2)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (1)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (2)
- Bab 51 Kejutan Ganda
- Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
- Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (1)
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (2)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (1)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (2)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (1)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (2)
- Bab 57 Bajingan (1)
- Bab 57 Bajingan (2)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (1)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (2)
- Bab 59 Cemburu (1)
- Bab 59 Cemburu (2)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (1)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (2)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (1)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (2)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (2)
- Bab 63 Pria Itu (1)
- Bab 63 Pria Itu (2)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (1)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (2)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (1)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (2)
- Bab 66 Ternyata dia (1)
- Bab 66 Ternyata dia (2)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (1)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (2)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (1)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
- Bab 69 Balas dendam (1)
- Bab 69 Balas dendam (2)
- Bab 70 Berbagai macam siksaan
- Bab 71 Dimulai dari perhatiannya
- Bab 72 Pindah dan tinggal bersama
- Bab 73 Perhatian dari Clayton Gu
- Bab 74 Identitasnya turun
- Bab 75 Kamu tidur saja
- Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
- Bab 77 Kegugupan Tuan Gu
- Bab 78 Semuanya Terungkap
- Bab 79 Perantau Pinggiran Kota
- Bab 80 Adaptasi
- Bab 81 Ragu
- Bab 82 Tidak Punya Pacar
- Bab 83 Pengingat Niat Baik
- Bab 84 Secara Sembunyi-Sembunyi
- Bab 85 Pesanan Makanan Tanpa Nama
- Bab 86 Fisik penjahat
- Bab 87 Aliran binatang buas
- Bab 88 Perjalanan belanja yang canggung
- Bab 89 Mendekati sang pria kaya
- Bab 90 Adil dan tegas
- Bab 91 Perang Dingin dalam Legenda
- Bab 92 Membuli Kekasihnya
- Bab 93 Hukuman Diusir
- Bab 94 Agresif
- Bab 95 Pasti Ada Urusan Pribadi
- Bab 96 Memohon dengan rendah hati
- Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang
- Bab 98 Kehendak Presdir
- Bab 99 Kenyataan yang memang ada
- Bab 100 Mendapat satu tamparan
- Bab 101 Melarikan Diri
- Bab 102 Mabuk Minum
- Bab 103 Kamu Pantas Mati
- Bab 104 Senjata Di Tangannya
- Bab 105 Dalam Hati Menginginkan Balas Dendam
- Bab 106 Orang Jahat
- Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
- Bab 108 Satu Permintaan
- Bab 109 Terlalu Banyak Yang Mendukungnya
- Bab 110 Kemunculuan Yang Disengaja
- Bab 111 Serangan Yang Spontan
- Bab 112 Keberadaan seseorang yang istimewa
- Bab 113 Terus Tenggelam
- Bab 114 Bermaksud Menarik Perhatian Orang
- Bab 115 Terlahir Kembali
- Bab 116 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 117 Membuat Orang Lain Kagum
- Bab 118 Kesalahan Besar
- Bab 119 Gantikan Aku
- Bab 120 Bukan Rasa Sakit yang Biasa
- Bab 121 Hadiah ulang tahun
- Bab 122 Membuatnya lebih emosi
- Bab 123 Mengejeknya dari belakang
- Bab 124 Rupanya kamu masih punya hati
- Bab 125 Wanita Jahat
- Bab 126 Jangan Berpura-pura
- Bab 127 Hubungan Pertemanan Yang Putus
- Bab 128 Mereka Pasti Sengaja
- Bab 129 Setelah Bersenang-senang
- Bab 130 Kesepakatan Baru Antara Keduanya
- Bab 131 Tidak Akan Melepaskan Dia Pergi
- Bab 132 Kebohongan Besar
- Bab 133 Tidak Menepati Janjinya
- Bab 134 Penderitaan Yang Tidak Terucapkan
- Bab 135 Apa Yang Sebenarnya Kamu Inginkan
- Bab 136 Mencekik Mati
- Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
- Bab 138 Tindakan Melawan
- Bab 139 Orang Pintar Yang Berhati Sensitif
- Bab 140 Misi Foto Diam-Diam
- Bab 141 Gadis Favorit
- Bab 142 Cinta Segitiga
- Bab 143 Dukungan
- Bab 144 Rahasia yang Terungkap
- Bab 145 Tidak Mungkin
- Bab 146 Aku Tidak Masalah
- Bab 147 Pil Putih
- Bab 148 Pergi Dengan Marah
- Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
- Bab 150 Penolakan Lagi
- Bab 151 Menghilang Dari Peredaran
- Bab 152 Sudah Masuk Jauh Di dalam
- Bab 153 Gossip
- Bab 154 Pelacur Yang Licik
- Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
- Bab 156 di.....
- Bab 157 Kekacauan
- Bab 158 Pukulan yang berat
- Bab 159 Patah Hati
- Bab 160 Merasa Tidak baik
- Bab 161 Munafik
- Bab 162 Seperti Boneka
- Bab 163 Dampak Buruk
- Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
- Bab 165 Ternyata Hanya Pura-pura
- Bab 166 Sikap tegas
- Bab 167 Harus ditangani dengan serius
- Bab 168 Surat pemberhentian
- Bab 169 Pemberhentian
- Bab 170 Resiko ditanggung sendiri
- Bab 171 Sebuah bom besar
- Bab 172 Tekanan dan Bahaya
- Bab 173 Orangnya sedang berada di rumah sakit
- Bab 174 Apakah dia yang melakukannya
- Bab 175 Meminta keadilan
- Bab 176 Menerima Pelecehan Parah
- Bab 177 Cobalah Untuk Menerimaku
- Bab 178 Rahasianya
- Bab 179 Mencuri Dengar Di Balik Pintu
- Bab 180 Membantu Meminjam Uang
- Bab 181 Kakek Yang Displin
- Bab 182 Membantu Dengan Royal
- Bab 183 Mengumpulkan Semua Uang
- Bab 184 Merobek Surat Kontrak
- Bab 185 Menjadi Musuh Umum
- Bab 186 Apakah Sakit?
- Bab 187 Apakah Sudah Hamil?
- Bab 188 Rumah Sakit
- Bab 189 Selamat Hamil
- Bab 190 Orang Lain Tidak Dapat Mewakili Kamu
- Bab 191 Tuan Rumah Laki-laki
- Bab 192 Apakah Ini Hidup Bersama?
- Bab 193 Perselisihan Sengit
- Bab 194 Menjadi Houseman
- Bab 195Suka Sini
- Bab 196 Takut dia kecapekan
- Bab 197 Tidak perlu permohonan maafmu
- Bab 198 Tenanglah dulu
- Bab 199 Anak Cucu tidak berbakti
- Bab 200 Akankah patriarki
- Bab 201 Telah memaafkannya
- Bab 202 Tindakan seseorang
- Bab 203 Hanya kamu
- Bab 204 Menjaganya dengan lemah lembut
- Bab 205 Membeli tiket
- Bab 206 Lelah setengah mati
- Bab 207 Canggung
- Bab 208 Tetap saja berhutang
- Bab 209 Terjerat dengannya
- Bab 210 Bagaimana mungkin akan menikahinya
- Bab 211 Tidak mengharapkan yang banyak
- Bab 212 Ikut aku pergi
- Bab 213 Langsung pergi mendaftar
- Bab 214 Lamaran yang tidak romantis
- Bab 215 Akhir cerita