Cinta Yang Tak Biasa - Bab 43 Iblis Kecil (2)
Ciuman ini, seperti percikan bintang yang berapi, awalnya tidak dapat terkendali, seperti kehilangan kekuatan untuk mengontrol dan terus menyebar.
Suhu di dalam kamar, tiba-tiba meningkat, tabrakan yang intens, membuat percikan api yang berbeda!
Malam yang bergairah ini, sudah ditakdirkan pasti akan berbeda, yang paling spesial adalah kedua orang ini sama-sama sulit melupakan malam ini.
Sudah sampai siang hari lagi, Stefanie baru terbangun dengan perlahan-lahan.
Seperti kemarin, dia baru terbangun saja, sudah merasa nyeri diseluruh badannya, seperti tidak ada satu bagian dari badannya itu miliki dia sendiri, Stefanie yang baru bangun, terhadap hal yang terjadi semalam, seperti masih ada sedikit ingatan yang tersamar-samar, tapi dengan cepat, saat ia mengingat apa yang terjadi semalam, wajahnya langsung menjadi merah.
“Pagi!” dan di saat ini juga, terdengar sebuah suara yang rendah dari sisinya, mendekati telinganya, dan berkata dengan lembut kepadanya.
Dengan tidak sadar badannya pun menjadi tegang, lalu ia menolehkan kepalanya dengan perlahan, baru sadar, Darren Feng yang biasanya bangun pagi, ternyata sama seperti dirinya masih terbaring dengan bermalas-malasan di ranjang besar.
“Kamu tidak bangun pagi dan berangkat ke kantor?” terhadap Darren Feng yang bermalas-malasan seperti ini, dia merasa sangat terkejut, karena di dalam ingatannya, Darren Feng selalu bangun pagi setiap paginya, lalu saat ia belum bangun, Darren Feng sudah hendak berangkat ke kantor.
“Kenapa, melihat kamu seperti ini, sepertinya kamu kurang senang kalau baru terbangun saja langsung melihat wajah tampan aku, iya bukan? Atau, sebenarnya kamu tidak terbiasa, kalau kamu baru bangun, aku tetap masih terbaring di sisimu, bahkan masih mengucapkan selamat pagi kepadamu dengan sambil tersenyum!” Dia tersenyum dengan licik sambil melihat Stefanie, terlihat jelas kepuasan semalam, membuat suasana hatinya merasa sangat senang.
“Aku hanya merasa sangat terkejut saja.” Dia tahu kalau Darren Feng adalah orang yang sangat disiplin, disiplin dirinya lebih kuat daripada siapa pun, bahkan Stefanie sendiri, pun sadar kalau dirinya tidak sedisiplin Darren Feng.
“Tidak ada apa-apa juga, aku juga bukan orang suci, setiap hari aku bangun pagi dan tidur dengan malam, aku juga akan ada saatnya merasa lelah, ada juga saat dimana aku merasa ingin beristirahat, kamu anggap saja aku ini lelah mengantuk, kadang-kadang ingin bermalas-malasan.” Gaya dia yang bermalas-malasan ini, benar-benar terlihat sangat ramah.
Darren Feng yang baru terbangun, dari wajahnya, kamu hanya bisa melihat keramahan dia, senyuman dia, kamu tidak bisa menemukan tatapan dia yang tajam, tidak bisa menemukan sikap dia yang sombong dan keterlaluan, bahkan dominan.
Dia yang seperti ini, dibanding dia yang pada biasanya, terlihat lebih memiliki pesona yang akrab.
“Oh ya? Aku mengira kalau kamu pasti sepanjang tahun 365 hari, tidak ada sehari pun yang kamu butuhkan untuk beristirahat, siapa tahu kalau sebenarnya kamu juga merupakan seorang manusia normal!” Kata Stefanie sambil tersenyum.
Mereka berdua pun seperti demikian, bermalas-malasan di ranjang dengan sementara waktu, walaupun sudah terbangun, tetapi tidak ada yang ingin bangun duluan.
Karena saat-saat yang harmonis seperti ini, bagi mereka berdua, adalah hal yang sangat berharga dan sangat langka.
Bibi Lee yang dibawah, pagi-pagi sudah menyiapkan susu hangat, dan sarapan, namun ia sambil menunggu kedua orang ini, tidak ada satu orang pun yang turun dari lantai 2, dia pun mulai bertanya-tanya.
“Aneh, CEO Feng selalu bangun pagi setiap hari untuk berangkat kerja, kenapa pagi hari belum melihat sosoknya? Jangan-jangan aku terlalu sibuk di dapur sampai bingung, dia sudah meninggalkan vila, aku malah tidak sadar? Eh, tidak juga, jelas-jelas mobil masih diluar, berarti dia masih belum berangkat, masih ada di dalam vila!
Tapi walaupun Bibi Lee merasa penasaran, namun ia selalu tahu kewajibannya, dia yang sebagai pembantu, tanpa ijin dari majikannya, ia tidak akan naik ke lantai 2.
Lantai 2, adalah tempat milik CEO Feng yang paling personal, bahkan ketika membersihkan rumah pun, juga harus CEO Feng sendiri yang meminta ia untuk membersihkan lantai 2, ia baru akan naik ke atas, setelah selesai membersihkan, menutupi pintu dan jendela dengan baik, ia akan segera turun, tidak berani tinggal terlalu lama di atas.
Tidak hanya Tuan muda Feng ini belum turun, bahkan Nona Stefanie yang biasanya bangun siang ini, dia juga belum melihatnya hari ini.
Bibi Li sangat bingung, dua orang ini tidak satu pun yang muncul, jangan-jangan karena semalam bergadang sampai terlalu malam, kurang tidur, jadi sampai sekarang masih belum bangun?
Namun dengan cepat, dia sudah menggelengkan kepala dan membuang pikirannya itu.
Nona Stefanie walaupun memang selalu bangun siang, ia sudah terbiasa dengan hal itu, namun CEO Feng yang merupakan pekerja keras ini, pasti tidak akan bangun siang, tidak akan bermalas-malasan di tempat tidur.
Namun siapa tahu, mungkin dia salah.
Alarm di samping meja ranjang sudah menunjukkan jam 8.30, Stefanie baru dengan perlahan-lahan terduduk dari pelukan Darren Feng.
“Kamu hari ini benar-benar tidak perlu bekerja dan berangkat ke kantor kah? Tapi tadi jelas-jelas Asisten kamu sudah menelepon kamu untuk mendesak kamu?” setengah jam yang lalu, Asisten pribadi Boss Besar Feng ini, yaitu Mark, sudah meneleponnya untuk menanyakannya.
“Tidak pergi, jarang-jarang aku memberi hari libur untuk aku sendiri, ada masalah apa, biarkan bawahan mereka sendiri yang tangani saja! Kalau tidak, kenapa kantor harus menghidupi sekian banyak orang santai untuk apa?” Darren Feng pun menunjukkan sikap nakalnya.
Beberapa waktu yang lalu, dia terus lembur dan lembur, tidak bisa beristirahat dengan baik, bekerja dengan keras, sekarang ia berpikir-pikir, baru merasa tidak layak, tidak sepadan juga.
“Baiklah jika kamu tidak ingin berangkat ke kantor, tapi kamu juga harus bangun untuk mandi, lalu turun ke bawah untuk sarapan!” Stefanie menemukan bahwa Tuan Muda Besar Feng ini kalau bermalas-malasan di ranjang, lebih hebat daripada dia sendiri, kemampuan ia bermalas-malasan di ranjang, kalau tidak, ia tidak menunjukkannya, kalau menunjukkannya, bahkan dia sendiri pun kalah jauh dengan Tuan Muda Besar Feng ini.
“Tidak, kamu juga tidak usah bangun, kita berbaring sebentar lagi! Jarang-jarang aku meliburkan diri, bersantai-santailah dengan baik!” Dia sambil berbaring tidak bergerak, namun tatapannya terus menatap Stefanie dengan lurus.
Ternyata Stefanie yang terduduk itu, selimut yang tertutup dadanya langsung terjatuh, lalu menunjukkan piyama seksi baru yang ia ganti semalam.
Piyama seksi ini adalah gaya one-piece, kainnya sangat tipis, modelnya juga sangat seksi.
Di pagi yang hening ini, ini jelas-jelas merupakan penggodaan yang panas.
Kenyataan juga telah membuktikan bahwa Darren Feng kali ini gagal untuk menahan diri terhadap godaan ini, di saat ia yang sudah bangun pada jam 8.30 ini, sekali lagi melakukan perang antara manusia dan iblis, dan Stefanie yang sekarang, dengan rambut yang ngembang dan halus, ujung matanya masih terlihat sedikit mengantuk, dilihat dengan bagaimanapun terlihat seperti iblis kecil yang menggoda!
Novel Terkait
Untouchable Love
Devil BuddyCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyMi Amor
TakashiMy Charming Lady Boss
AndikaSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaMr. Ceo's Woman
Rebecca WangMeet By Chance
Lena TanCinta Yang Tak Biasa×
- Bab 1 Dream Paradise
- Bab 2 Menandatangani kontrak
- Bab 3 Turun tangan untuk membantu
- Bab 4 Pindah satu rumah
- Bab 5 Hamil dalam tiga bulan
- Bab 6 Mandi
- Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
- Bab 8 Supir pribadi
- Bab 9 Perpisahan hidup dan mati
- Bab 10 Kakak harus berjuang
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (1)
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (2)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (2)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (2)
- Bab 14 Dompetnya Menderita (1)
- Bab 14 Dompetnya Menderita(2)
- Bab 15 Dasar Playboy (1)
- Bab 15 Dasar Playboy (2)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
- Bab 17 Apakah Puas (1)
- Bab 17 Apakah Puas (2)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (1)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (2)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (1)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (1)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (2)
- Bab 21 Mewujudkan Janji terhadapnya (1)
- Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (1)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (1)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (2)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (1)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (2)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (1)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (2)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (1)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (2)
- Bab 27 Jangan Lupa (1)
- Bab 27 Jangan Lupa (2)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (1)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (2)
- Bab 29 Skandal (1)
- Bab 29 Skandal (2)
- Bab 30 Sungguh sialan (1)
- Bab 30 Sungguh sialan (2)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (1)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (2)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (2)
- Bab 33 Introspeksi Diri (1)
- Bab 33 Introspeksi Diri (2)
- Bab 34 Saling Menemani (1)
- Bab 34 Saling Menemani (2)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (1)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (2)
- Bab 36 Hukuman dikeluarkan dari sekolah (1)
- Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
- Bab 37 Apakah puas dengan hukuman yang diberikan (1)
- Bab 37 Apakah kamu puas dengan hukuman ini (2)
- Bab 38 Melakukan apa pun demi wanita yang disukai (1)
- Bab 38 Melakukan apapun demi wanita yang disukai (2)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (2)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (1)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (2)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (1)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (2)
- Bab 43 Iblis Kecil (1)
- Bab 43 Iblis Kecil (2)
- Bab 44 Olahraga Pagi (1)
- Bab 44 Olahraga Pagi (2)
- Bab 45 Kejutan Besar (1)
- Bab 45 Kejutan Besar (2)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (1)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (2)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (1)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (2)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (1)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (2)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (1)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (2)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (1)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (2)
- Bab 51 Kejutan Ganda
- Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
- Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (1)
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (2)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (1)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (2)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (1)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (2)
- Bab 57 Bajingan (1)
- Bab 57 Bajingan (2)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (1)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (2)
- Bab 59 Cemburu (1)
- Bab 59 Cemburu (2)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (1)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (2)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (1)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (2)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (2)
- Bab 63 Pria Itu (1)
- Bab 63 Pria Itu (2)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (1)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (2)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (1)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (2)
- Bab 66 Ternyata dia (1)
- Bab 66 Ternyata dia (2)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (1)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (2)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (1)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
- Bab 69 Balas dendam (1)
- Bab 69 Balas dendam (2)
- Bab 70 Berbagai macam siksaan
- Bab 71 Dimulai dari perhatiannya
- Bab 72 Pindah dan tinggal bersama
- Bab 73 Perhatian dari Clayton Gu
- Bab 74 Identitasnya turun
- Bab 75 Kamu tidur saja
- Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
- Bab 77 Kegugupan Tuan Gu
- Bab 78 Semuanya Terungkap
- Bab 79 Perantau Pinggiran Kota
- Bab 80 Adaptasi
- Bab 81 Ragu
- Bab 82 Tidak Punya Pacar
- Bab 83 Pengingat Niat Baik
- Bab 84 Secara Sembunyi-Sembunyi
- Bab 85 Pesanan Makanan Tanpa Nama
- Bab 86 Fisik penjahat
- Bab 87 Aliran binatang buas
- Bab 88 Perjalanan belanja yang canggung
- Bab 89 Mendekati sang pria kaya
- Bab 90 Adil dan tegas
- Bab 91 Perang Dingin dalam Legenda
- Bab 92 Membuli Kekasihnya
- Bab 93 Hukuman Diusir
- Bab 94 Agresif
- Bab 95 Pasti Ada Urusan Pribadi
- Bab 96 Memohon dengan rendah hati
- Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang
- Bab 98 Kehendak Presdir
- Bab 99 Kenyataan yang memang ada
- Bab 100 Mendapat satu tamparan
- Bab 101 Melarikan Diri
- Bab 102 Mabuk Minum
- Bab 103 Kamu Pantas Mati
- Bab 104 Senjata Di Tangannya
- Bab 105 Dalam Hati Menginginkan Balas Dendam
- Bab 106 Orang Jahat
- Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
- Bab 108 Satu Permintaan
- Bab 109 Terlalu Banyak Yang Mendukungnya
- Bab 110 Kemunculuan Yang Disengaja
- Bab 111 Serangan Yang Spontan
- Bab 112 Keberadaan seseorang yang istimewa
- Bab 113 Terus Tenggelam
- Bab 114 Bermaksud Menarik Perhatian Orang
- Bab 115 Terlahir Kembali
- Bab 116 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 117 Membuat Orang Lain Kagum
- Bab 118 Kesalahan Besar
- Bab 119 Gantikan Aku
- Bab 120 Bukan Rasa Sakit yang Biasa
- Bab 121 Hadiah ulang tahun
- Bab 122 Membuatnya lebih emosi
- Bab 123 Mengejeknya dari belakang
- Bab 124 Rupanya kamu masih punya hati
- Bab 125 Wanita Jahat
- Bab 126 Jangan Berpura-pura
- Bab 127 Hubungan Pertemanan Yang Putus
- Bab 128 Mereka Pasti Sengaja
- Bab 129 Setelah Bersenang-senang
- Bab 130 Kesepakatan Baru Antara Keduanya
- Bab 131 Tidak Akan Melepaskan Dia Pergi
- Bab 132 Kebohongan Besar
- Bab 133 Tidak Menepati Janjinya
- Bab 134 Penderitaan Yang Tidak Terucapkan
- Bab 135 Apa Yang Sebenarnya Kamu Inginkan
- Bab 136 Mencekik Mati
- Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
- Bab 138 Tindakan Melawan
- Bab 139 Orang Pintar Yang Berhati Sensitif
- Bab 140 Misi Foto Diam-Diam
- Bab 141 Gadis Favorit
- Bab 142 Cinta Segitiga
- Bab 143 Dukungan
- Bab 144 Rahasia yang Terungkap
- Bab 145 Tidak Mungkin
- Bab 146 Aku Tidak Masalah
- Bab 147 Pil Putih
- Bab 148 Pergi Dengan Marah
- Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
- Bab 150 Penolakan Lagi
- Bab 151 Menghilang Dari Peredaran
- Bab 152 Sudah Masuk Jauh Di dalam
- Bab 153 Gossip
- Bab 154 Pelacur Yang Licik
- Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
- Bab 156 di.....
- Bab 157 Kekacauan
- Bab 158 Pukulan yang berat
- Bab 159 Patah Hati
- Bab 160 Merasa Tidak baik
- Bab 161 Munafik
- Bab 162 Seperti Boneka
- Bab 163 Dampak Buruk
- Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
- Bab 165 Ternyata Hanya Pura-pura
- Bab 166 Sikap tegas
- Bab 167 Harus ditangani dengan serius
- Bab 168 Surat pemberhentian
- Bab 169 Pemberhentian
- Bab 170 Resiko ditanggung sendiri
- Bab 171 Sebuah bom besar
- Bab 172 Tekanan dan Bahaya
- Bab 173 Orangnya sedang berada di rumah sakit
- Bab 174 Apakah dia yang melakukannya
- Bab 175 Meminta keadilan
- Bab 176 Menerima Pelecehan Parah
- Bab 177 Cobalah Untuk Menerimaku
- Bab 178 Rahasianya
- Bab 179 Mencuri Dengar Di Balik Pintu
- Bab 180 Membantu Meminjam Uang
- Bab 181 Kakek Yang Displin
- Bab 182 Membantu Dengan Royal
- Bab 183 Mengumpulkan Semua Uang
- Bab 184 Merobek Surat Kontrak
- Bab 185 Menjadi Musuh Umum
- Bab 186 Apakah Sakit?
- Bab 187 Apakah Sudah Hamil?
- Bab 188 Rumah Sakit
- Bab 189 Selamat Hamil
- Bab 190 Orang Lain Tidak Dapat Mewakili Kamu
- Bab 191 Tuan Rumah Laki-laki
- Bab 192 Apakah Ini Hidup Bersama?
- Bab 193 Perselisihan Sengit
- Bab 194 Menjadi Houseman
- Bab 195Suka Sini
- Bab 196 Takut dia kecapekan
- Bab 197 Tidak perlu permohonan maafmu
- Bab 198 Tenanglah dulu
- Bab 199 Anak Cucu tidak berbakti
- Bab 200 Akankah patriarki
- Bab 201 Telah memaafkannya
- Bab 202 Tindakan seseorang
- Bab 203 Hanya kamu
- Bab 204 Menjaganya dengan lemah lembut
- Bab 205 Membeli tiket
- Bab 206 Lelah setengah mati
- Bab 207 Canggung
- Bab 208 Tetap saja berhutang
- Bab 209 Terjerat dengannya
- Bab 210 Bagaimana mungkin akan menikahinya
- Bab 211 Tidak mengharapkan yang banyak
- Bab 212 Ikut aku pergi
- Bab 213 Langsung pergi mendaftar
- Bab 214 Lamaran yang tidak romantis
- Bab 215 Akhir cerita