Cinta Yang Tak Biasa - Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
Tentu saja, di perumahan ini, berkumpul sebagian besar orang paling sukses di kota ini .
“Buat apa kita ke sini?” Stefanie masih bingung.
Setelah Darren Feng mengambil kartu yang ada di mobil dan memberikannya kepada penjaga yang bertugas di perumahan dia baru diizinkan untuk masuk. Lalu dia melajukan mobil ke dalam perumahan, dan akhirnya berhenti di depan sebuah vila.
Vila di depannya, lebih besar dibandingkan dengan vila yang pernah dia tempati di Kota A. Tentu saja, gaya bangunannya sangat mirip, mewah dan megah, mencolok dan menarik perhatian.
Saat ini, Stefanie yang sudah turun dari dalam mobil dan berdiri di depan pintu vila sambil termangu, tetapi Darren yang sudah melewati pintu mobil langsung menggenggam tangannya dan membawanya ke dalam villa.
Setelah masuk ke dalam Stefanie baru menyadari tidak ada orang lain di villa ini, bahkan seorang pembantu pun tidak ada.
“Jadi, ini villamu?” saat ini, jika Stefanie masih tidak dapat melihat keanehan ini, maka selama lebih dari dua dekade ini dia benar-benar telah hidup dengan sia-sia .
"Aku baru membelinya belum lama ini. Untungnya, sudah direnovasi dan siap untuk ditempati. Kalau tidak, dalam waktu sesingkat ini aku benar-benar tidak bisa menemukan villa yang sebagus ini!" Karena dia sudah memindahkan fokus bisnisnya ke kota B, maka tempat tinggalnya juga harus kembali ditentukan.
"Kenapa? Bukankah di Kota A kamu baik-baik saja? Di Kota A kamu memiliki perusahaan dan vila, kenapa kamu datang ke Kota B dan membeli vila baru di Kota B ? Kamu sudah gila?" dia sedikit tidak bisa memahami pemikiran orang-orang kaya ini.
Ingin beli vila langsung beli, ingin beli saham juga langsung beli.
"Kota A memang baik, tetapi bukankah kamu tidak tinggal di Kota A?" Dia menjawab dengan serius.
Tapi begitu Stefanie mendengar hal ini, dia merasa Darren benar-benar sengaja.
Stefanie ingin memutar matanya kepada pria ini, pria ini sangat kekanak-kanakan, tetapi dia belum sempat melakukannya, Darren malah menariknya, dan membuatnya menabrak dada Darren yang bidang, setelah itu dia menahannya di dinding dan menciumnya dengan ganas.
Ciuman di kursi belakang mobil barusan sama sekali tidak cukup, dan tidak memuaskannya.
Jadi, dengan tidak sabar Darren langsung membawanya ke sini.
“Ugh ugh lepaskan aku!” suara pemberontakannya terbata-bata.
Darren yang lumayan tidak puas dengan pemberontakannya, menciumnya semakin dalam untuk melampiaskan ketidakpuasannya.
Awalnya, akal sehat Stefanie memberitahunya dia tidak boleh terus seperti ini! Stefanie, kamu harus mendorongnya! Harus mendorong pria ini!
Tapi, ketika dia mencoba memberontak, dia baru menyadari tenaga Darren sangat kuat dan dia sama sekali tidak bisa menyingkirkannya.
Darren tidak puas dengan hanya menciumnya, tangan dan kakinya ikut bergerak kemana-mana.
Akal sehat Stefanie perlahan-lahan roboh. Tidak ada pilihan lain, pria di sampingnya ini memahami tubuhnya melebihi dirinya sendiri. Dia tahu bagaimana membuatnya luluh kepadanya dalam waktu singkat,membuatnya tidak bisa menolak, tidak bisa melawan.
Hari ini Stefanie mengenakan setelan baju formal, atasannya adalah kemeja putih dan bawahannya adalah rok hitam. Rok ini benar-benar memudahkan serigala besar ini.
Ketika tubuhnya merasakan getaran yang familier, akal sehatnya sudah benar-benar roboh, tubuhnya melunak, dan akhirnya jatuh ke pelukannya.
Sedangkan Darren, sudah menunggu responnya, dia langsung menjulurkan tangannya dan menggendongnya, ke kamar tidur utama di lantai dua.
Lantai dua vila baru ini hampir mirip dengan gaya dekor vila di kota A, bahkan kamar tidur utama juga bergaya minimalis yang mewah.
Ketika punggungnya menyentuh ranjang yang empuk, dia kembali bangun dan langsung mendorongnya.
"Darren, apa yang ingin kamu lakukan? Kamu tidak boleh melakukan ini lagi kepadaku !"
Akal sehatnya kembali dengan cepat, dan saat ini dia baru menyadari dia berada dalam situasi yang sangat buruk.
Kedua mata Darren Feng menyipit, dan dia menatap gadis di atas tempat tidur, "Aku sudah bilang, kamu belum memenuhi perjanjian kita, kamu belum melahirkan putra untukku sudah ingin melarikan diri dariku? Stefanie, kamu terlalu naif!"
Stefanie sangat marah mendengarnya terus membahas soal perjanjian, "Masalah perjanjian, aku tahu, kamu memberikan biaya operasi sebesar enam ratus juta rupiah kepadaku, aku akan berusaha secepat mungkin mengembalikan enam ratus juta rupiah ini kepadamu, jadi, bisakah kamu melepaskanku juga? "
Di akhir ucapannya, nada bicaranya sedikit bermakna memohon, "Tentu saja, aku yang masih karyawan magang baru, hanya memiliki gaji bulanan yang sangat terbatas, tapi tiap bulan aku akan mengambil sebagian besar dari gajiku untuk membayarmu, jadi tolong berikan aku sedikit waktu lagi, bisakan? "
Siapa sangka Darren Feng bahkan tidak memikirkannya dan langsung mencibir, "Heh, kamu pikir enam ratus juta rupiah adalah jumlah yang kecil? Kamu ingin mengembalikannya kepadaku? Kamu tidak lihat saat ini berapa banyak uang yang bisa kamu tabung selama satu bulan? Untuk mengembalikan enam ratus juta rupiah ini, aku rasa kamu membutuhkan waktu 10 sampai 20 tahun, sampai saatnya, sudah sangat terlambat! "
Arti di balik kata-katanya tentu saja tidak boleh.
"Jadi, lebih baik kamu hapus pemikiran ini sesegera mungkin!" Dia menjawab dengan dingin, "Lebih baik kamu berdoa agar kamu bisa secepatnya melahirkan seorang putra untukku. Dengan begitu, kamu mungkin masih memiliki kesempatan untuk meninggalkan aku!"
Melahirkan seorang putra? Tapi ini bukan hal yang bisa dia tentukan.
Stefanie sangat frustrasi, dari awal dia tahu Darren sulit di ajak bicara, tapi dirinya yang tidak mau menyerah, mencoba lagi dan lagi.
"Kalau kamu tidak membiarkan aku menyentuhmu, bagaimana kamu melahirkan seorang putra untukku? Stefanie kalau kakakmu tidak mendapatkan enam ratus juta rupiah biaya operasi yang aku berikan, takutnya saat ini dia sudah kehilangan nyawanya. Jadi , pikirkan dengan baik! "Darren Feng terus menekan.
Novel Terkait
Asisten Bos Cantik
Boris DreyLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaCantik Terlihat Jelek
SherinNikah Tanpa Cinta
Laura WangHabis Cerai Nikah Lagi
GibranCinta Yang Tak Biasa×
- Bab 1 Dream Paradise
- Bab 2 Menandatangani kontrak
- Bab 3 Turun tangan untuk membantu
- Bab 4 Pindah satu rumah
- Bab 5 Hamil dalam tiga bulan
- Bab 6 Mandi
- Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
- Bab 8 Supir pribadi
- Bab 9 Perpisahan hidup dan mati
- Bab 10 Kakak harus berjuang
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (1)
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (2)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (2)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (2)
- Bab 14 Dompetnya Menderita (1)
- Bab 14 Dompetnya Menderita(2)
- Bab 15 Dasar Playboy (1)
- Bab 15 Dasar Playboy (2)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
- Bab 17 Apakah Puas (1)
- Bab 17 Apakah Puas (2)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (1)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (2)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (1)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (1)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (2)
- Bab 21 Mewujudkan Janji terhadapnya (1)
- Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (1)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (1)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (2)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (1)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (2)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (1)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (2)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (1)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (2)
- Bab 27 Jangan Lupa (1)
- Bab 27 Jangan Lupa (2)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (1)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (2)
- Bab 29 Skandal (1)
- Bab 29 Skandal (2)
- Bab 30 Sungguh sialan (1)
- Bab 30 Sungguh sialan (2)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (1)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (2)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (2)
- Bab 33 Introspeksi Diri (1)
- Bab 33 Introspeksi Diri (2)
- Bab 34 Saling Menemani (1)
- Bab 34 Saling Menemani (2)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (1)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (2)
- Bab 36 Hukuman dikeluarkan dari sekolah (1)
- Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
- Bab 37 Apakah puas dengan hukuman yang diberikan (1)
- Bab 37 Apakah kamu puas dengan hukuman ini (2)
- Bab 38 Melakukan apa pun demi wanita yang disukai (1)
- Bab 38 Melakukan apapun demi wanita yang disukai (2)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (2)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (1)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (2)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (1)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (2)
- Bab 43 Iblis Kecil (1)
- Bab 43 Iblis Kecil (2)
- Bab 44 Olahraga Pagi (1)
- Bab 44 Olahraga Pagi (2)
- Bab 45 Kejutan Besar (1)
- Bab 45 Kejutan Besar (2)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (1)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (2)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (1)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (2)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (1)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (2)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (1)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (2)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (1)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (2)
- Bab 51 Kejutan Ganda
- Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
- Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (1)
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (2)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (1)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (2)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (1)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (2)
- Bab 57 Bajingan (1)
- Bab 57 Bajingan (2)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (1)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (2)
- Bab 59 Cemburu (1)
- Bab 59 Cemburu (2)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (1)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (2)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (1)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (2)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (2)
- Bab 63 Pria Itu (1)
- Bab 63 Pria Itu (2)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (1)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (2)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (1)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (2)
- Bab 66 Ternyata dia (1)
- Bab 66 Ternyata dia (2)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (1)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (2)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (1)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
- Bab 69 Balas dendam (1)
- Bab 69 Balas dendam (2)
- Bab 70 Berbagai macam siksaan
- Bab 71 Dimulai dari perhatiannya
- Bab 72 Pindah dan tinggal bersama
- Bab 73 Perhatian dari Clayton Gu
- Bab 74 Identitasnya turun
- Bab 75 Kamu tidur saja
- Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
- Bab 77 Kegugupan Tuan Gu
- Bab 78 Semuanya Terungkap
- Bab 79 Perantau Pinggiran Kota
- Bab 80 Adaptasi
- Bab 81 Ragu
- Bab 82 Tidak Punya Pacar
- Bab 83 Pengingat Niat Baik
- Bab 84 Secara Sembunyi-Sembunyi
- Bab 85 Pesanan Makanan Tanpa Nama
- Bab 86 Fisik penjahat
- Bab 87 Aliran binatang buas
- Bab 88 Perjalanan belanja yang canggung
- Bab 89 Mendekati sang pria kaya
- Bab 90 Adil dan tegas
- Bab 91 Perang Dingin dalam Legenda
- Bab 92 Membuli Kekasihnya
- Bab 93 Hukuman Diusir
- Bab 94 Agresif
- Bab 95 Pasti Ada Urusan Pribadi
- Bab 96 Memohon dengan rendah hati
- Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang
- Bab 98 Kehendak Presdir
- Bab 99 Kenyataan yang memang ada
- Bab 100 Mendapat satu tamparan
- Bab 101 Melarikan Diri
- Bab 102 Mabuk Minum
- Bab 103 Kamu Pantas Mati
- Bab 104 Senjata Di Tangannya
- Bab 105 Dalam Hati Menginginkan Balas Dendam
- Bab 106 Orang Jahat
- Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
- Bab 108 Satu Permintaan
- Bab 109 Terlalu Banyak Yang Mendukungnya
- Bab 110 Kemunculuan Yang Disengaja
- Bab 111 Serangan Yang Spontan
- Bab 112 Keberadaan seseorang yang istimewa
- Bab 113 Terus Tenggelam
- Bab 114 Bermaksud Menarik Perhatian Orang
- Bab 115 Terlahir Kembali
- Bab 116 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 117 Membuat Orang Lain Kagum
- Bab 118 Kesalahan Besar
- Bab 119 Gantikan Aku
- Bab 120 Bukan Rasa Sakit yang Biasa
- Bab 121 Hadiah ulang tahun
- Bab 122 Membuatnya lebih emosi
- Bab 123 Mengejeknya dari belakang
- Bab 124 Rupanya kamu masih punya hati
- Bab 125 Wanita Jahat
- Bab 126 Jangan Berpura-pura
- Bab 127 Hubungan Pertemanan Yang Putus
- Bab 128 Mereka Pasti Sengaja
- Bab 129 Setelah Bersenang-senang
- Bab 130 Kesepakatan Baru Antara Keduanya
- Bab 131 Tidak Akan Melepaskan Dia Pergi
- Bab 132 Kebohongan Besar
- Bab 133 Tidak Menepati Janjinya
- Bab 134 Penderitaan Yang Tidak Terucapkan
- Bab 135 Apa Yang Sebenarnya Kamu Inginkan
- Bab 136 Mencekik Mati
- Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
- Bab 138 Tindakan Melawan
- Bab 139 Orang Pintar Yang Berhati Sensitif
- Bab 140 Misi Foto Diam-Diam
- Bab 141 Gadis Favorit
- Bab 142 Cinta Segitiga
- Bab 143 Dukungan
- Bab 144 Rahasia yang Terungkap
- Bab 145 Tidak Mungkin
- Bab 146 Aku Tidak Masalah
- Bab 147 Pil Putih
- Bab 148 Pergi Dengan Marah
- Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
- Bab 150 Penolakan Lagi
- Bab 151 Menghilang Dari Peredaran
- Bab 152 Sudah Masuk Jauh Di dalam
- Bab 153 Gossip
- Bab 154 Pelacur Yang Licik
- Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
- Bab 156 di.....
- Bab 157 Kekacauan
- Bab 158 Pukulan yang berat
- Bab 159 Patah Hati
- Bab 160 Merasa Tidak baik
- Bab 161 Munafik
- Bab 162 Seperti Boneka
- Bab 163 Dampak Buruk
- Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
- Bab 165 Ternyata Hanya Pura-pura
- Bab 166 Sikap tegas
- Bab 167 Harus ditangani dengan serius
- Bab 168 Surat pemberhentian
- Bab 169 Pemberhentian
- Bab 170 Resiko ditanggung sendiri
- Bab 171 Sebuah bom besar
- Bab 172 Tekanan dan Bahaya
- Bab 173 Orangnya sedang berada di rumah sakit
- Bab 174 Apakah dia yang melakukannya
- Bab 175 Meminta keadilan
- Bab 176 Menerima Pelecehan Parah
- Bab 177 Cobalah Untuk Menerimaku
- Bab 178 Rahasianya
- Bab 179 Mencuri Dengar Di Balik Pintu
- Bab 180 Membantu Meminjam Uang
- Bab 181 Kakek Yang Displin
- Bab 182 Membantu Dengan Royal
- Bab 183 Mengumpulkan Semua Uang
- Bab 184 Merobek Surat Kontrak
- Bab 185 Menjadi Musuh Umum
- Bab 186 Apakah Sakit?
- Bab 187 Apakah Sudah Hamil?
- Bab 188 Rumah Sakit
- Bab 189 Selamat Hamil
- Bab 190 Orang Lain Tidak Dapat Mewakili Kamu
- Bab 191 Tuan Rumah Laki-laki
- Bab 192 Apakah Ini Hidup Bersama?
- Bab 193 Perselisihan Sengit
- Bab 194 Menjadi Houseman
- Bab 195Suka Sini
- Bab 196 Takut dia kecapekan
- Bab 197 Tidak perlu permohonan maafmu
- Bab 198 Tenanglah dulu
- Bab 199 Anak Cucu tidak berbakti
- Bab 200 Akankah patriarki
- Bab 201 Telah memaafkannya
- Bab 202 Tindakan seseorang
- Bab 203 Hanya kamu
- Bab 204 Menjaganya dengan lemah lembut
- Bab 205 Membeli tiket
- Bab 206 Lelah setengah mati
- Bab 207 Canggung
- Bab 208 Tetap saja berhutang
- Bab 209 Terjerat dengannya
- Bab 210 Bagaimana mungkin akan menikahinya
- Bab 211 Tidak mengharapkan yang banyak
- Bab 212 Ikut aku pergi
- Bab 213 Langsung pergi mendaftar
- Bab 214 Lamaran yang tidak romantis
- Bab 215 Akhir cerita