Cinta Yang Tak Biasa - Bab 89 Mendekati sang pria kaya
“Makan bersama teman di luar?” Dan seperti yang diduga, Clayton menyapa dia begitu melihat dirinya masuk ke kantor.
Stefanie tidak tahu harus mengangguk, atau menggeleng, yang pasti apa pun yang dia lakukan semuanya terasa tidak tepat.
“Ada apa? Wajahmu terlihat tidak sehat? Aku lihat sebelum makan, bukankah Gabby telah mencarimu? Kamu tidak ikut dia makan di luar? Dia hampir tidak pernah ke kantin karyawan.” Ternyata adegan tadi sudah diperhatikan oleh Clayton dari awal.
“Aku baik-baik saja, hanya saja sedikit mengantuk dan lelah, jika tidak ada hal lain, aku ingin kembali dulu ke tempatku untuk menelungkup sebentar!” Stefanie sengaja menunjukkan sikap mengantuk, mengambil kesempatan ini untuk menghindari Clayton.
Semakin sering berhubungan, semakin membuat hatinya menjadi tidak tenang, takut hal yang dikatakan oleh Gabby, terakhir akan menjadi nyata dan benar. Kalau begitu, bagaimana dia harus menanggapinya, bagaimana bisa menerimanya?
Maka itu, apakah lebih baik menjaga jarak yang tepat, atau paling baik seperti sekarang ini, siapa pun tidak akan terlebih dahulu menghancurkan keseimbangan ini.
“Oh, kalau begitu kamu segera kembali untuk istirahat!” Meskipun Clayton adalah pria yang memiliki pemikiran kasar, namun tidak tahu mengapa samar-samar dia mampu merasakan sikap Stefanie pada dirinya, ada sedikit renggang dan acuh tak acuh. Ketika mereka bergaul secara pribadi, tidak lagi bisa seperti yang sudah-sudah saling berhadapan dengan tenang, sengaja atau tidak sengaja Stefanie akan menghindari tatapannya.
Dia tidak tahu apakah dirinya yang berpikir terlalu banyak, tapi kenyataanya memang begitu, sesaat dia menjadi risau.
Gabby kembali dari makan siang, awalnya memang ingin mencari Stefanie lagi untuk berbicara, namun menemukan dia sedang istirahat dan telungkup di atas meja, sementara dia membatalkan niatnya.
Sampai waktu pulang kerja, Gabby tetap lanjut untuk menunggu, kali ini dia melihat dengan mata kepala sendiri karyawan magang Stefanie duduk di samping kemudi presdir baru, dan presdir baru yang tampan dan kaya itu terakhir yang turun ke parkiran, dia mengikuti sepanjang jalan, terakhir dia mengikuti sampai ke pintu gerbang kawasan Imperial Garden.
Melalui dua hari penguntitan ini, dia memastikan, Stefanie mengikuti CEO Feng yang tampan dan kaya ini, bersama-sama masuk ke kawasan Imperial Garden.
Selang sehari kemudian, dia ingin pura-pura pergi untuk mencari seorang rekan bagian personalia, membujuknya, mengantarkan makanan kecil, kemudian mencari tahu resume lamaran kerja karyawan magang baru Stefanie, dan jabatan yang pernah dijabat oleh presdir baru CEO Feng. Pertama yang perlu dia sampingkan adalah melihat apakah mereka berdua memiliki hubungan saudara, namun hasilnya malah tidak ada.
Data mereka berdua, sama sekali berbeda, hanya saja dua orang ini datang dari kota B, bagian ini menarik perhatiannya.
Mungkinkah, mereka berdua sudah kenal sewaktu di kota B?
Hal ini membuat hatinya resah dan pikiran kacau, terakhir dia memutuskan untuk tidak menghiraukan dua orang ini, pokoknya orang yang disukai oleh Gabby, walaupun harus dengan cara merebut, dia juga akan merebutnya!
Tidak salah, pertama kali di welcoming party, saat bertemu dengan presdir baru yang tampan dan kaya ini, samar-samar membuat hatinya bergetar, dia yang dewasa, dia yang elegan, ada lagi seluruh tubuhnya dari bawah hingga atas penuh dengan kharisma tinggi dan sempurna, dan juga samar-samar memperlihatkan aura tiran dan pengaruh yang kuat, semuanya membuat dia tergila-gila dan menggetarkan hatinya.
Mengatakan dia jatuh cinta pandangan pertama, juga tidak termasuk, rasa getar di hatinya datang begitu cepat, padahal waktu itu belum bisa dibilang mengenal dia, terlebih lagi memahami tapi sudah jatuh cinta.
“Nona Gabby, untuk apa kamu mencari tahu tentang presdir baru? Jangan-jangan kamu punya maksud lain terhadap CEO Feng yang baru datang ini?” Rekan bagian personalia yang kurang lebih sama umurnya dengan Gabby, tanpa segan mulai berkelakar, semua juga masih gadis muda, wajar ada sedikit mabuk pada CEO Feng yang begitu tampan dan kaya.
“Mana ada? Apa yang kamu bicarakan?” Beban pikiran Gabby terlihat oleh orang lain membuat dirinya tidak leluasa, segera wajahnya akan menjadi merah yang mencurigakan.
“Buat apa malu untuk mengakui, aku kasih tahu, dalam gedung perusahaan kita ini, tidak tahu berapa banyak karyawan gadis muda yang tergila-gila pada CEO Feng ini, kalau kamu memang punya pikiran seperti itu, aku peringatkan lebih baik kamu cepat bertindak, kalau tidak hati-hati akan direbut yang lain, siapa cepat dia dapat! Sampai saat itu sudah terlambat untuk menyesal!” kata rekan kerja ini dengan berbisik di samping telinga Gabby.
“Apakah pasarannya memang begitu baik?” Hati Gabby tertegun, kalau begitu sasaran saingannya benar tidak sedikit, tampaknya dia harus segera mulai bertindak.
“Bukannya aku ingin menakutimu, kita berdua begitu dekat, ada berita apa, akan kuberitahu dan tidak akan kusembunyikan, siapa yang suruh kita berdua adalah rekan baik.”
Keluar dari bagian personalia, Gabby semakin memperkuat pemikirannya untuk berani berinisiatif mengejar CEO Feng yang tampan dan kaya itu.
Tengah hari, Mark sedang ingin menelepon untuk memesan makanan, siapa yang tahu, seorang sekretaris wanita sedang membawa kotak makanan porsi besar kemari.
“Sudah dipesan? Siapa yang pesan, aku saja masih belum menelepon, apalagi juga bukan pesan di Sing Lung Restaurant!” kata Mark melihat kotak makanan yang besar itu dengan sedikit heran.
“Tidak tahu, yang mengantar juga tidak bilang apa-apa, hanya memintaku untuk tanda tangan tanda terima, dan meminta aku jangan lupa menyerahkannya, untuk yang lain, aku juga tidak sempat untuk bertanya lebih banyak!” ucap sekretaris dengan wajah tidak bersalah, dari awal hingga akhir dia hanya bertanggung jawab untuk menerimanya saja.
“Kalau begitu sungguh aneh, makanan Sing Lung Restaurant biasanya tidak gampang dipesan, usahanya sangat ramai sekali, biasanya juga terlalu sibuk, sebenarnya siapa yang begitu berbaik hati?” Untuk sesaat Mark tidak bisa menebak.
Tapi, hanya bisa diterima dulu makanannya, kemudian dibawa ke dalam baru dibicarakan lagi.
Sebagaimana bisa diduga, sewaktu makanan dibawa ke dalam, dalam sedetik segera menarik perhatian Boss Besar Feng.
“Hari ini kamu pergi ke Sing Lung Restaurant untuk beli makanan? Tetapi, mengapa cuma satu porsi?” Saat itu kebetulan Boss Besar Feng sedang mengangkat kepalanya, melihat label pada kantong makanan.
Refleks dia mengira, asisten pribadi mewakili dirinya mengganti sebuah restoran kelas satu untuk pesan makanan.
Mark dengan dahi mengernyit menjawab, “CEO Feng, ini makanan bukan aku yang pesan, sekretaris yang meminta aku bawa masuk untukmu, tidak tahu siapa yang memesan makanan ini untuk anda!” Dia hanya bisa menjawab dengan jujur.
“Orang lain yang bantu pesan, siapa?” Boss Besar Feng menghentikan pekerjaan dan alisnya mengkerut.
“Tidak tahu, sekretaris tadi juga mengatakan, dia juga tidak tahu, yang mengantar juga tidak berkata apa pun, kemudian juga sudah dibayar di muka.” Mark juga menunjukkan tidak bisa menebak siapa orang misterius yang pesan makanan ini.
“Sudah dibayar? Juga tidak meninggalkan nama? Menarik!” Darren merenungkan kata-kata yang dikatakan oleh asisten pribadi.
“CEO Feng, jadi menurut anda bagaimana dengan makanan ini? Mau taruh di sini, atau? Ada lagi, makan siang anda dan nona Stefanie, apa masih perlu aku pesan lagi?” tanya Mark dengan hati-hati.
Sebagai asisten pribadi, lebih-lebih asisten pribadi CEO Feng yang tampan dan kaya, salah satu tugasnya adalah bertanggung jawab mewakili CEO Feng untuk menahan orang yang tergila-gila padanya. Tentu saja, ketika di kota A, Mark sudah sering mengurus masalah seperti ini, namun yang mengantar juga tidak meninggalkan nama, baru pertama kali bertemu seperti ini.
“Bawa keluar! Terserah kamu bagaimana urusnya!” sahut CEO Feng dengan tenang, tanpa menyentuhnya, tidak terlihat sedikitpun senang atau gembira di wajahnya.
Dibawa keluar? Seketika Mark merasa sulit.
Dia harus bagaimana? Dibawa keluar, maksudnya langsung dibuang? Tapi, ini adalah makanan dari Sing Lung Restaurant, seberapa mahal harga makanan restoran mereka tidak perlu dibilang lagi, dan ada kalanya walaupun ada uang, belum tentu bisa dapat antrian, karena usaha restoran ini memang sangat ramai sekali!
Dulu Mark juga pernah kepikiran pesan makanan di restoran ini untuk Boss Besar Feng, namun karena waktu untuk mengirim makanan, tidak bisa tepat waktu, sehingga bagi dia yang ada gangguan OCD, lebih baik memilih untuk melepaskan niat itu tanpa ragu.
Tetapi kalau dibuang, sepertinya sedikit sayang, dia menurut dan membawa makanan tersebut ke luar, kemudian meletakkan di atas meja kerjanya, dan segera menelepon untuk pesan makanan baru.
Saat dia selesai telepon dan kembali ke meja kerjanya, menemukan beberapa sekretaris wanita sedang mengelilingi meja kerjanya.
“Asisten Mark, makanan ini kenapa dibawa keluar lagi? Jangan-jangan CEO Feng tidak mau?” Seorang sekretaris memperhatikan dan bertanya dengan berani.
Tanpa pikir panjang, Mark langsung menjawab, “Iya, mana mungkin CEO Feng menerima makanan seperti ini? Siapa pengirimnya sampai sekarang belum jelas, apa lagi CEO Feng kita tidak kekurangan makanan! Kalau dia sendiri ingin, apa tidak bisa pesan sendiri, benar tidak?”
“Kalau begitu, makanan ini tidak ada yang mau? Aiya, perutku sangat lapar, dan makanan kantin karyawan tidak enak. Kalau makanan ini tidak ada yang mau, apa aku boleh membawanya? Hehe, lagipula sayang kalau di buang, kabarnya harga makanan restoran ini juga tidak murah, dan juga tidak gampang dipesan!” Ada seorang sekretaris yang memang penggila makanan, pandangan mata yang berbinar, dari awal sudah mengamati makanan tersebut.
Novel Terkait
Marriage Journey
Hyon SongBaby, You are so cute
Callie WangKamu Baik Banget
Jeselin VelaniMeet By Chance
Lena TanHarmless Lie
BaigeAku bukan menantu sampah
Stiw boyPejuang Hati
Marry SuCinta Yang Tak Biasa×
- Bab 1 Dream Paradise
- Bab 2 Menandatangani kontrak
- Bab 3 Turun tangan untuk membantu
- Bab 4 Pindah satu rumah
- Bab 5 Hamil dalam tiga bulan
- Bab 6 Mandi
- Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
- Bab 8 Supir pribadi
- Bab 9 Perpisahan hidup dan mati
- Bab 10 Kakak harus berjuang
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (1)
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (2)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (2)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (2)
- Bab 14 Dompetnya Menderita (1)
- Bab 14 Dompetnya Menderita(2)
- Bab 15 Dasar Playboy (1)
- Bab 15 Dasar Playboy (2)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
- Bab 17 Apakah Puas (1)
- Bab 17 Apakah Puas (2)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (1)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (2)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (1)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (1)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (2)
- Bab 21 Mewujudkan Janji terhadapnya (1)
- Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (1)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (1)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (2)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (1)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (2)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (1)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (2)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (1)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (2)
- Bab 27 Jangan Lupa (1)
- Bab 27 Jangan Lupa (2)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (1)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (2)
- Bab 29 Skandal (1)
- Bab 29 Skandal (2)
- Bab 30 Sungguh sialan (1)
- Bab 30 Sungguh sialan (2)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (1)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (2)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (2)
- Bab 33 Introspeksi Diri (1)
- Bab 33 Introspeksi Diri (2)
- Bab 34 Saling Menemani (1)
- Bab 34 Saling Menemani (2)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (1)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (2)
- Bab 36 Hukuman dikeluarkan dari sekolah (1)
- Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
- Bab 37 Apakah puas dengan hukuman yang diberikan (1)
- Bab 37 Apakah kamu puas dengan hukuman ini (2)
- Bab 38 Melakukan apa pun demi wanita yang disukai (1)
- Bab 38 Melakukan apapun demi wanita yang disukai (2)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (2)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (1)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (2)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (1)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (2)
- Bab 43 Iblis Kecil (1)
- Bab 43 Iblis Kecil (2)
- Bab 44 Olahraga Pagi (1)
- Bab 44 Olahraga Pagi (2)
- Bab 45 Kejutan Besar (1)
- Bab 45 Kejutan Besar (2)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (1)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (2)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (1)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (2)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (1)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (2)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (1)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (2)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (1)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (2)
- Bab 51 Kejutan Ganda
- Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
- Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (1)
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (2)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (1)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (2)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (1)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (2)
- Bab 57 Bajingan (1)
- Bab 57 Bajingan (2)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (1)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (2)
- Bab 59 Cemburu (1)
- Bab 59 Cemburu (2)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (1)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (2)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (1)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (2)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (2)
- Bab 63 Pria Itu (1)
- Bab 63 Pria Itu (2)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (1)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (2)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (1)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (2)
- Bab 66 Ternyata dia (1)
- Bab 66 Ternyata dia (2)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (1)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (2)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (1)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
- Bab 69 Balas dendam (1)
- Bab 69 Balas dendam (2)
- Bab 70 Berbagai macam siksaan
- Bab 71 Dimulai dari perhatiannya
- Bab 72 Pindah dan tinggal bersama
- Bab 73 Perhatian dari Clayton Gu
- Bab 74 Identitasnya turun
- Bab 75 Kamu tidur saja
- Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
- Bab 77 Kegugupan Tuan Gu
- Bab 78 Semuanya Terungkap
- Bab 79 Perantau Pinggiran Kota
- Bab 80 Adaptasi
- Bab 81 Ragu
- Bab 82 Tidak Punya Pacar
- Bab 83 Pengingat Niat Baik
- Bab 84 Secara Sembunyi-Sembunyi
- Bab 85 Pesanan Makanan Tanpa Nama
- Bab 86 Fisik penjahat
- Bab 87 Aliran binatang buas
- Bab 88 Perjalanan belanja yang canggung
- Bab 89 Mendekati sang pria kaya
- Bab 90 Adil dan tegas
- Bab 91 Perang Dingin dalam Legenda
- Bab 92 Membuli Kekasihnya
- Bab 93 Hukuman Diusir
- Bab 94 Agresif
- Bab 95 Pasti Ada Urusan Pribadi
- Bab 96 Memohon dengan rendah hati
- Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang
- Bab 98 Kehendak Presdir
- Bab 99 Kenyataan yang memang ada
- Bab 100 Mendapat satu tamparan
- Bab 101 Melarikan Diri
- Bab 102 Mabuk Minum
- Bab 103 Kamu Pantas Mati
- Bab 104 Senjata Di Tangannya
- Bab 105 Dalam Hati Menginginkan Balas Dendam
- Bab 106 Orang Jahat
- Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
- Bab 108 Satu Permintaan
- Bab 109 Terlalu Banyak Yang Mendukungnya
- Bab 110 Kemunculuan Yang Disengaja
- Bab 111 Serangan Yang Spontan
- Bab 112 Keberadaan seseorang yang istimewa
- Bab 113 Terus Tenggelam
- Bab 114 Bermaksud Menarik Perhatian Orang
- Bab 115 Terlahir Kembali
- Bab 116 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 117 Membuat Orang Lain Kagum
- Bab 118 Kesalahan Besar
- Bab 119 Gantikan Aku
- Bab 120 Bukan Rasa Sakit yang Biasa
- Bab 121 Hadiah ulang tahun
- Bab 122 Membuatnya lebih emosi
- Bab 123 Mengejeknya dari belakang
- Bab 124 Rupanya kamu masih punya hati
- Bab 125 Wanita Jahat
- Bab 126 Jangan Berpura-pura
- Bab 127 Hubungan Pertemanan Yang Putus
- Bab 128 Mereka Pasti Sengaja
- Bab 129 Setelah Bersenang-senang
- Bab 130 Kesepakatan Baru Antara Keduanya
- Bab 131 Tidak Akan Melepaskan Dia Pergi
- Bab 132 Kebohongan Besar
- Bab 133 Tidak Menepati Janjinya
- Bab 134 Penderitaan Yang Tidak Terucapkan
- Bab 135 Apa Yang Sebenarnya Kamu Inginkan
- Bab 136 Mencekik Mati
- Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
- Bab 138 Tindakan Melawan
- Bab 139 Orang Pintar Yang Berhati Sensitif
- Bab 140 Misi Foto Diam-Diam
- Bab 141 Gadis Favorit
- Bab 142 Cinta Segitiga
- Bab 143 Dukungan
- Bab 144 Rahasia yang Terungkap
- Bab 145 Tidak Mungkin
- Bab 146 Aku Tidak Masalah
- Bab 147 Pil Putih
- Bab 148 Pergi Dengan Marah
- Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
- Bab 150 Penolakan Lagi
- Bab 151 Menghilang Dari Peredaran
- Bab 152 Sudah Masuk Jauh Di dalam
- Bab 153 Gossip
- Bab 154 Pelacur Yang Licik
- Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
- Bab 156 di.....
- Bab 157 Kekacauan
- Bab 158 Pukulan yang berat
- Bab 159 Patah Hati
- Bab 160 Merasa Tidak baik
- Bab 161 Munafik
- Bab 162 Seperti Boneka
- Bab 163 Dampak Buruk
- Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
- Bab 165 Ternyata Hanya Pura-pura
- Bab 166 Sikap tegas
- Bab 167 Harus ditangani dengan serius
- Bab 168 Surat pemberhentian
- Bab 169 Pemberhentian
- Bab 170 Resiko ditanggung sendiri
- Bab 171 Sebuah bom besar
- Bab 172 Tekanan dan Bahaya
- Bab 173 Orangnya sedang berada di rumah sakit
- Bab 174 Apakah dia yang melakukannya
- Bab 175 Meminta keadilan
- Bab 176 Menerima Pelecehan Parah
- Bab 177 Cobalah Untuk Menerimaku
- Bab 178 Rahasianya
- Bab 179 Mencuri Dengar Di Balik Pintu
- Bab 180 Membantu Meminjam Uang
- Bab 181 Kakek Yang Displin
- Bab 182 Membantu Dengan Royal
- Bab 183 Mengumpulkan Semua Uang
- Bab 184 Merobek Surat Kontrak
- Bab 185 Menjadi Musuh Umum
- Bab 186 Apakah Sakit?
- Bab 187 Apakah Sudah Hamil?
- Bab 188 Rumah Sakit
- Bab 189 Selamat Hamil
- Bab 190 Orang Lain Tidak Dapat Mewakili Kamu
- Bab 191 Tuan Rumah Laki-laki
- Bab 192 Apakah Ini Hidup Bersama?
- Bab 193 Perselisihan Sengit
- Bab 194 Menjadi Houseman
- Bab 195Suka Sini
- Bab 196 Takut dia kecapekan
- Bab 197 Tidak perlu permohonan maafmu
- Bab 198 Tenanglah dulu
- Bab 199 Anak Cucu tidak berbakti
- Bab 200 Akankah patriarki
- Bab 201 Telah memaafkannya
- Bab 202 Tindakan seseorang
- Bab 203 Hanya kamu
- Bab 204 Menjaganya dengan lemah lembut
- Bab 205 Membeli tiket
- Bab 206 Lelah setengah mati
- Bab 207 Canggung
- Bab 208 Tetap saja berhutang
- Bab 209 Terjerat dengannya
- Bab 210 Bagaimana mungkin akan menikahinya
- Bab 211 Tidak mengharapkan yang banyak
- Bab 212 Ikut aku pergi
- Bab 213 Langsung pergi mendaftar
- Bab 214 Lamaran yang tidak romantis
- Bab 215 Akhir cerita