Cinta Yang Tak Biasa - Bab 87 Aliran binatang buas
Pada kenyataannya, setelah bersama Darren, dia sering merasakan timbulnya rasa lemah dan kegagalan, adakalanya, jelas-jelas dia yang salah, masalah dia, tapi justru dia bisa membantah dengan sesukanya, dan malah membuat diri sendiri menjadi orang yang bersalah, diri sendiri yang tidak mengerti.
Tetapi, jelas-jelas kenyataannya bukan seperti itu.
Sebagaimana biasanya Stefanie turun dari mobil sebelum dekat pintu depan perusahaan, dirinya dengan rendah hati memilih untuk berjalan kaki sampai ke kantor, untungnya mengenai sikapnya ini Darren menutup sebelah mata, tidak melakukan halangan apa pun.
Hanya saja, kali ini di jalan yang sama, ada lagi mobil yang khusus berhenti untuknya di tepi jalan.
Jendela mobil terbuka, kali ini bukan Clayton yang lembut, sopan dan tidak sombong, tapi adalah Gabby rekan kerja yang semakin lama semakin akrab dengan dirinya.
“Cepat naik, aku sekalian antar kamu ke kantor!” Gabby yang sedang duduk di balik kemudi, sebuah kacamata hitam gaya bertengger di batang hidungnya yang sangat bagus, rambut keriting yang sedikit bergelombang, modis dan seksi, sungguh seorang gadis cantik modis yang jarang bisa ditemukan, cita rasa juga sangat tinggi.
“Kebetulan sekali!” Ternyata mobil rekan kerja wanita, maka Stefanie tidak menyia-nyiakan tumpangan ini, sambil tersenyum dia berputar ke arah samping kemudi, membuka pintu mobil, dan masuk ke dalam.
“Kamu naik kendaraan umum? Yang aku ingat jalur kendaraan umum, sepertinya berhenti di dekat sini, kemudian kamu masih harus berjalan dari halte sampai ke kantor, ini juga bukan perjalanan yang dekat,” Gabby sambil serius menyetir sambil berbicara pada Stefanie.
“Iya, kamu juga cukup awal!” jawab Stefanie dengan sedikit rasa bersalah, tampaknya sekarang keputusan dia untuk turun mobil dari jauh sudah tidak begitu tepat lagi. Jalan ini adalah satu-satunya jalan lurus yang terhubung menuju perusahaan, jadi pada jam seperti ini sangat gampang untuk bertemu dengan rekan kerja yang juga berangkat ke kantor.
“Aku, hampir setiap hari jam segini. Tetapi, ada saatnya ada pengecualian, misalnya malas bangun, hahaha, kamu pasti mengerti!” Kepribadian Gabby yang riang, sifatnya yang ekstrovert.
Stefanie bergaul dengannya masih termasuk rukun.
“Kalau kamu anggap naik kendaraan umum itu repot, ada waktu kamu pergi mendaftarkan diri untuk mendapatkan surat izin mengemudi, kemudian beli mobil, dengan begini pergi pulang kerja, pasti bisa lebih ringan! Dan kalau di waktu libur, tentunya ingin pergi kemana pun bisa, dan jika kamu berpikir ingin berlibur bisa langsung pergi sendiri, semuanya begitu ok!” ujar Gabby panjang lebar.
“Kalau untuk mendapatkan SIM dan membeli mobil, sekarang aku benar-benar tidak ada rencana dan maksud untuk itu. Dan saat ini, aku hanya berpikir ingin melakukan pekerjaan dengan baik di sesi magang ini!” Untuk saat ini Stefanie masih belum berpikir sejauh itu.
Tidak terasa, mobil sudah tiba di lantai bawah perusahaan.
“Kamu naik dulu saja, aku parkir mobil dulu, kemudian kita bertemu di kantor!” Stefanie turun dulu dari mobil, kemudian Gabby menuju tempat parkir.
Setelah dia mengisi absensi, sekali berpaling dia melihat Clayton, ternyata Clayton sudah absen, sedang berdiri di situ, sepertinya karena melihat dirinya maka dia menunggu.
Sejak mendengar dari Gabby, kemungkinan pria ini menyukai dirinya, kini dia melihat Clayton lagi, semakin menambah dirinya tidak leluasa.
“Aku melihat kamu turun dari mobil Gabby, sejak kapan, hubungan kalian berdua menjadi baik, hingga kamu naik mobilnya untuk ke kantor?” tanya Clayton langsung di depan Stefanie yang menjadi kebingungan dalam hatinya.
“Mengapa, tidak boleh?” Stefanie balik bertanya tanpa pikir panjang.
“Bukan tidak boleh, aku hanya merasa sifat wanita seperti dirimu, mengapa bisa cocok dengan Gabby seorang wanita yang tindakannya begitu berani, dan juga bisa ngobrol begitu akrab. Aku juga tidak punya maksud lain, hanya semata-mata merasa sedikit aneh saja.” Sebab Clayton bisa bertanya seperti itu, sebenarnya tidak ada maksud jahat sama sekali.
“Tugas dari kamu, orang lain tidak ada yang bersedia satu kelompok denganku, tapi dia inisiatif sendiri mengajukan diri, menunjukkan bersedia satu kelompok denganku, dan juga kami berdua berhasil menjalankan tugas ini dengan lancar. Masalah perasaan, kalau bicara serius, sebenarnya terbina oleh waktu yang tidak terlihat itu! Kamu pasti tahu, wanita bersama wanita, selalu bisa mencari bahan obrolan yang sama, untuk bisa menjadi akrab mestinya lebih gampang!” jawab Stefanie jujur adanya.
“Kelihatannya, hubungan kalian berdua sekarang ada kemajuan yang begitu cepat. Apakah sekarang sudah akrab menjadi sahabat hingga bisa menumpang mobilnya?” tanya Clayton lagi ingin tahu dengan dahi mengernyit kencang.
“Begitulah! Ada masalah?” Stefanie selalu merasa Clayton di hari ini sedikit aneh, mengapa dia perhatian kalau dirinya dan Gabby menjadi lebih dekat?
“Ada satu kata, aku tidak tahu pantas dikatakan atau tidak. Namun kalau tidak dikatakan, hatiku tidak tenang, tidak enak mengingatkanmu, aku lebih takut ke depannya kamu akan menderita, kamu dan Gabby, kalian berdua bukan satu golongan, pikiran dan kecerdikan dia jauh melebihi dirimu. Stefanie, kamu seorang wanita yang pemikirannya murni, kamu tidak akan muncul hati yang jahat, terlebih lagi tidak terpikir untuk membahayakan orang lain. Namun, kalau orang lain? Orang lain belum tentu menggunakan pemikiran murni yang sama, menggunakan maksud baik yang sama untuk memperlakukan dirimu, kamu bisa mengerti?”
Selesai bicara, Clayton merasa nada bicaranya sedikit keras, segera menjelaskan, “Sebenarnya hanya intuisiku saja, wanita seperti Gabby dari keluarga dan tuntutan diri sendiri yang tidak buruk, tanpa sebab mendekatimu, baik terhadapmu, aku selalu merasa tidak begitu sederhana, orang seperti dia, biasa sifatnya sangat dingin dan congkak. Namun dalam sekejap dia menjadi ramah, apa kamu tidak merasa aneh? Pokoknya kamu sendiri harus lebih hati-hati, harus waspada pada setiap hal, jangan terlalu bodoh dan hanya tahu bersikap baik pada orang, kasih hati dan jantung pada orang lain, ehm?”
Sampai terakhir, Clayton merasa dirinya seperti sedikit keterlaluan, namun intuisi dia selama ini selalu tepat, kata-kata yang terkubur dalam hatinya, tidak diutarakan, dia akan merasa tidak tenang, selalu merasa gelisah. Dan sekarang, setelah dia langsung bicara tatap muka dengan Stefanie, baru merasa dirinya sangat lega!
“Ini” Stefanie termangu, sementara tidak tahu bagaimana menjawabnya.
Tadinya baik-baik saja, tiba-tiba Clayton muncul dan mengatakan ini semua pada dirinya, bagaimana bisa meminta dia tenang?
“Kamu tenang saja, aku bukannya ingin kamu menjauh darinya, aku hanya mengingatkan saja, dalam proses kamu berhubungan dengannya, kamu sendiri harus waspada, jangan menderita rugi di depannya, mengerti? Benar kata pepatah ini, tidak boleh memiliki hati untuk mencelakai orang, namun juga tidak boleh tidak ada hati yang waspada!” Clayton mendekat dan berkata kecil di telinganya, sekali lagi berpesan padanya dengan serius.
Dalam hidup ini kejadian yang tidak terduga lah yang paling ditakutkan.
“Tentu saja, jika sampai terakhir tidak terjadi masalah apapun, maka anggap saja aku seorang anjing yang mencoba tangkap tikus, suka mencampuri urusan orang lain, sendiri terlalu banyak pikir yang bukan-bukan! Namun jika Gabby memang mempunyai maksud lain terhadapmu, maka kamu memang harus hati-hati!” Saat ini Clayton sama sekali berdiri di pihak Stefanie, dan mengkuatirkan dirinya.
“Baiklah, selanjutnya aku akan lebih memperhatikan lagi!” Akhirnya, apa boleh buat Stefanie hanya bisa menyetujuinya, apalagi Clayton juga demi kebaikan dirinya, dan tidak ada tujuan lain.
Meskipun Stefanie merasa maksud baik dari Clayton yang mengingatkan dirinya ini sedikit tidak bisa dimengerti, namun melihat dia yang menaruh perhatian pada dirinya, jadi berusaha untuk menerima.
Hanya saja, saat mereka baru saja membahas topik pembicaraan yang serius ini, Gabby yang di belakang telah memarkirkan mobilnya, sepanjang jalan sambil mendendang, dengan angkuh dia menuju kemari untuk mengabsen.
“Eh? Bukankah kamu harusnya di depanku? Mengapa masih ada di sini sekarang?” Gabby yang menyadari kehadiran Stefanie.
“Tidak ada apa-apa, cuma bertemu dengan Clayton di sini, ngobrol sebentar, ayo pergi, kita naik sama-sama!” Stefanie tahu diri untuk tidak banyak bicara lagi, tergesa-gesa kemudian bertiga jalan bersama langsung menuju tempat ruangan kerja.
Stefanie baru saja menyalakan laptop, kemudian register aplikasi QQ, saat mereka bekerja di dalam kantor, perlu menggunakan aplikasi ini untuk menangani pekerjaan, tetapi tidak bisa untuk membuka halaman website.
Segera di QQ Stefanie menunjukkan adanya dialog percakapan.
“Stefanie, kamu begitu pagi sudah berpapasan dengan Clayton?”
Stefanie buru-buru melihat, namun menyadari pesan tersebut ternyata dikirim oleh Gabby. Dia menoleh dan melihat ke arah posisi Gabby, dan mendapati Gabby juga sedang melihat ke sini, kemudian menunjuk laptop yang ada di atas meja dirinya.
Apa maksudnya, kalau ada yang ingin dikatakan, langsung di QQ saja.
Jelas sekali ini adalah alat komunikasi yang bersifat rahasia, lalu Stefanie membalasnya.
“Ketemunya pas absen, ada apa?”
Cepat sekali pesan baru muncul lagi.
“Tidak apa-apa, hanya merasa waktunya sangat kebetulan, apakah dia melihatmu ada di situ, jadi sengaja menunggumu! Sengaja untuk bisa ngobrol denganmu? Stefanie, kamu tidak bisa menyangkal, Clayton sebenarnya memang menaruh hati terhadapmu!”
Stefanie tidak bisa tidak mengusap keningnya, orang ini ungkit itu lagi! Apa dia tidak salah?
“Dari awal sudah kubilang padamu, aku dan dia tidak ada hubungan apa pun, pasti kamu sendiri yang berpikir bukan-bukan! Dan dia tidak pernah mengatakan sendiri di depan aku, kemungkinan besar kamu keliru!”
Clayton menaruh hati padanya? Ini apa mungkin? Sekarang karena dugaan ini, membuat dia tidak bisa seperti dulu bersikap wajar dengan kemunculan Clayton, dan perhatian darinya.
“Aku sangat yakin, aku yakin tidak salah lihat! Pandangan mata Clayton terhadap dirimu,dan dengan orang lain, beda sama sekali!”
Stefanie merasa kalau dia terus terbelit dengan dugaan ini, sebenarnya ada sedikit tidak bisa di mengerti, apalagi dia ada tugas yang harus dikerjakan, bukankah begitu?
“Sudah jam kerja, aku masih ada pekerjaan, nanti baru kita ngobrol lagi!” Setelah mengetik beberapa baris huruf ini, tanpa ragu-ragu dia mengubah status QQ nya dalam kondisi sibuk.
Tetapi, pikirannya saat ini, malah sedikit menjadi kacau.
Novel Terkait
Unperfect Wedding
Agnes YuThe Revival of the King
ShintaAnak Sultan Super
Tristan XuWahai Hati
JavAliusTakdir Raja Perang
Brama aditioLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaHarmless Lie
BaigeCinta Yang Tak Biasa×
- Bab 1 Dream Paradise
- Bab 2 Menandatangani kontrak
- Bab 3 Turun tangan untuk membantu
- Bab 4 Pindah satu rumah
- Bab 5 Hamil dalam tiga bulan
- Bab 6 Mandi
- Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
- Bab 8 Supir pribadi
- Bab 9 Perpisahan hidup dan mati
- Bab 10 Kakak harus berjuang
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (1)
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (2)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (2)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (2)
- Bab 14 Dompetnya Menderita (1)
- Bab 14 Dompetnya Menderita(2)
- Bab 15 Dasar Playboy (1)
- Bab 15 Dasar Playboy (2)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
- Bab 17 Apakah Puas (1)
- Bab 17 Apakah Puas (2)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (1)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (2)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (1)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (1)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (2)
- Bab 21 Mewujudkan Janji terhadapnya (1)
- Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (1)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (1)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (2)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (1)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (2)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (1)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (2)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (1)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (2)
- Bab 27 Jangan Lupa (1)
- Bab 27 Jangan Lupa (2)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (1)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (2)
- Bab 29 Skandal (1)
- Bab 29 Skandal (2)
- Bab 30 Sungguh sialan (1)
- Bab 30 Sungguh sialan (2)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (1)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (2)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (2)
- Bab 33 Introspeksi Diri (1)
- Bab 33 Introspeksi Diri (2)
- Bab 34 Saling Menemani (1)
- Bab 34 Saling Menemani (2)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (1)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (2)
- Bab 36 Hukuman dikeluarkan dari sekolah (1)
- Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
- Bab 37 Apakah puas dengan hukuman yang diberikan (1)
- Bab 37 Apakah kamu puas dengan hukuman ini (2)
- Bab 38 Melakukan apa pun demi wanita yang disukai (1)
- Bab 38 Melakukan apapun demi wanita yang disukai (2)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (2)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (1)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (2)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (1)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (2)
- Bab 43 Iblis Kecil (1)
- Bab 43 Iblis Kecil (2)
- Bab 44 Olahraga Pagi (1)
- Bab 44 Olahraga Pagi (2)
- Bab 45 Kejutan Besar (1)
- Bab 45 Kejutan Besar (2)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (1)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (2)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (1)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (2)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (1)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (2)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (1)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (2)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (1)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (2)
- Bab 51 Kejutan Ganda
- Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
- Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (1)
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (2)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (1)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (2)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (1)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (2)
- Bab 57 Bajingan (1)
- Bab 57 Bajingan (2)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (1)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (2)
- Bab 59 Cemburu (1)
- Bab 59 Cemburu (2)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (1)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (2)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (1)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (2)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (2)
- Bab 63 Pria Itu (1)
- Bab 63 Pria Itu (2)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (1)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (2)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (1)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (2)
- Bab 66 Ternyata dia (1)
- Bab 66 Ternyata dia (2)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (1)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (2)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (1)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
- Bab 69 Balas dendam (1)
- Bab 69 Balas dendam (2)
- Bab 70 Berbagai macam siksaan
- Bab 71 Dimulai dari perhatiannya
- Bab 72 Pindah dan tinggal bersama
- Bab 73 Perhatian dari Clayton Gu
- Bab 74 Identitasnya turun
- Bab 75 Kamu tidur saja
- Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
- Bab 77 Kegugupan Tuan Gu
- Bab 78 Semuanya Terungkap
- Bab 79 Perantau Pinggiran Kota
- Bab 80 Adaptasi
- Bab 81 Ragu
- Bab 82 Tidak Punya Pacar
- Bab 83 Pengingat Niat Baik
- Bab 84 Secara Sembunyi-Sembunyi
- Bab 85 Pesanan Makanan Tanpa Nama
- Bab 86 Fisik penjahat
- Bab 87 Aliran binatang buas
- Bab 88 Perjalanan belanja yang canggung
- Bab 89 Mendekati sang pria kaya
- Bab 90 Adil dan tegas
- Bab 91 Perang Dingin dalam Legenda
- Bab 92 Membuli Kekasihnya
- Bab 93 Hukuman Diusir
- Bab 94 Agresif
- Bab 95 Pasti Ada Urusan Pribadi
- Bab 96 Memohon dengan rendah hati
- Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang
- Bab 98 Kehendak Presdir
- Bab 99 Kenyataan yang memang ada
- Bab 100 Mendapat satu tamparan
- Bab 101 Melarikan Diri
- Bab 102 Mabuk Minum
- Bab 103 Kamu Pantas Mati
- Bab 104 Senjata Di Tangannya
- Bab 105 Dalam Hati Menginginkan Balas Dendam
- Bab 106 Orang Jahat
- Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
- Bab 108 Satu Permintaan
- Bab 109 Terlalu Banyak Yang Mendukungnya
- Bab 110 Kemunculuan Yang Disengaja
- Bab 111 Serangan Yang Spontan
- Bab 112 Keberadaan seseorang yang istimewa
- Bab 113 Terus Tenggelam
- Bab 114 Bermaksud Menarik Perhatian Orang
- Bab 115 Terlahir Kembali
- Bab 116 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 117 Membuat Orang Lain Kagum
- Bab 118 Kesalahan Besar
- Bab 119 Gantikan Aku
- Bab 120 Bukan Rasa Sakit yang Biasa
- Bab 121 Hadiah ulang tahun
- Bab 122 Membuatnya lebih emosi
- Bab 123 Mengejeknya dari belakang
- Bab 124 Rupanya kamu masih punya hati
- Bab 125 Wanita Jahat
- Bab 126 Jangan Berpura-pura
- Bab 127 Hubungan Pertemanan Yang Putus
- Bab 128 Mereka Pasti Sengaja
- Bab 129 Setelah Bersenang-senang
- Bab 130 Kesepakatan Baru Antara Keduanya
- Bab 131 Tidak Akan Melepaskan Dia Pergi
- Bab 132 Kebohongan Besar
- Bab 133 Tidak Menepati Janjinya
- Bab 134 Penderitaan Yang Tidak Terucapkan
- Bab 135 Apa Yang Sebenarnya Kamu Inginkan
- Bab 136 Mencekik Mati
- Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
- Bab 138 Tindakan Melawan
- Bab 139 Orang Pintar Yang Berhati Sensitif
- Bab 140 Misi Foto Diam-Diam
- Bab 141 Gadis Favorit
- Bab 142 Cinta Segitiga
- Bab 143 Dukungan
- Bab 144 Rahasia yang Terungkap
- Bab 145 Tidak Mungkin
- Bab 146 Aku Tidak Masalah
- Bab 147 Pil Putih
- Bab 148 Pergi Dengan Marah
- Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
- Bab 150 Penolakan Lagi
- Bab 151 Menghilang Dari Peredaran
- Bab 152 Sudah Masuk Jauh Di dalam
- Bab 153 Gossip
- Bab 154 Pelacur Yang Licik
- Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
- Bab 156 di.....
- Bab 157 Kekacauan
- Bab 158 Pukulan yang berat
- Bab 159 Patah Hati
- Bab 160 Merasa Tidak baik
- Bab 161 Munafik
- Bab 162 Seperti Boneka
- Bab 163 Dampak Buruk
- Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
- Bab 165 Ternyata Hanya Pura-pura
- Bab 166 Sikap tegas
- Bab 167 Harus ditangani dengan serius
- Bab 168 Surat pemberhentian
- Bab 169 Pemberhentian
- Bab 170 Resiko ditanggung sendiri
- Bab 171 Sebuah bom besar
- Bab 172 Tekanan dan Bahaya
- Bab 173 Orangnya sedang berada di rumah sakit
- Bab 174 Apakah dia yang melakukannya
- Bab 175 Meminta keadilan
- Bab 176 Menerima Pelecehan Parah
- Bab 177 Cobalah Untuk Menerimaku
- Bab 178 Rahasianya
- Bab 179 Mencuri Dengar Di Balik Pintu
- Bab 180 Membantu Meminjam Uang
- Bab 181 Kakek Yang Displin
- Bab 182 Membantu Dengan Royal
- Bab 183 Mengumpulkan Semua Uang
- Bab 184 Merobek Surat Kontrak
- Bab 185 Menjadi Musuh Umum
- Bab 186 Apakah Sakit?
- Bab 187 Apakah Sudah Hamil?
- Bab 188 Rumah Sakit
- Bab 189 Selamat Hamil
- Bab 190 Orang Lain Tidak Dapat Mewakili Kamu
- Bab 191 Tuan Rumah Laki-laki
- Bab 192 Apakah Ini Hidup Bersama?
- Bab 193 Perselisihan Sengit
- Bab 194 Menjadi Houseman
- Bab 195Suka Sini
- Bab 196 Takut dia kecapekan
- Bab 197 Tidak perlu permohonan maafmu
- Bab 198 Tenanglah dulu
- Bab 199 Anak Cucu tidak berbakti
- Bab 200 Akankah patriarki
- Bab 201 Telah memaafkannya
- Bab 202 Tindakan seseorang
- Bab 203 Hanya kamu
- Bab 204 Menjaganya dengan lemah lembut
- Bab 205 Membeli tiket
- Bab 206 Lelah setengah mati
- Bab 207 Canggung
- Bab 208 Tetap saja berhutang
- Bab 209 Terjerat dengannya
- Bab 210 Bagaimana mungkin akan menikahinya
- Bab 211 Tidak mengharapkan yang banyak
- Bab 212 Ikut aku pergi
- Bab 213 Langsung pergi mendaftar
- Bab 214 Lamaran yang tidak romantis
- Bab 215 Akhir cerita