Cinta Yang Tak Biasa - Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
Tante Li sengaja menambahkan 2 jenis sayur sebab dia telah mengetahui berita tentang Stefanie diterima di universitas, sehingga makan malamnya lebih mewah daripada biasanya.
Darren Feng mengambil 2 botol arak simpanannya sendiri serta memilih 2 gelas arak, diletakkan di meja makan.
Ketika Stefanie menyimpan surat pemberitahuan dan turun ke bawah, dia melihat meja makan telah siap dengan makanan lezat dan arak anggur, wangi masakan bahkan tercium, membuatnya lapar.
Setelah mempersiapkan segalanya, Tante Li meninggalkan ruangan lebih awal.
Tentu saja momen penting atau pantas dirayakan seperti ini adalah waktunya sepasang kekasih ini saling mengekspresikan kasihnya, Tante Li sangat sadar dirinya sebagai orang luar, sehingga meninggalkan ruangan, agar dapat memberikan kesempatan lebih baik bagi anak muda ini untuk berduaan.
“Sepertinya masakan malam ini agak sederhana.” Jika bukan mengikuti keinginan wanita bodoh ini untuk makan di villa, Darren Feng pasti sudah menelepon untuk memesan tempat di restoran bergengsi.
Tentu saja kebahagiaan sebesar ini harus dirayakan dengan baik.
“Lebih mewah daripada biasanya, seperti Tante Li menambahkan 2 jenis sayur, apakah kamu menyadarinya?” Stefanie malahan sangat puas, dengan perayaan seperti ini dengan masakan di meja makan, jauh lebih meriah dari pada perayaan abangnya untuk dia.
“Kamu wanita bodoh, mengapa semudah ini merasa puas? Haiya, sungguh mudah dihidupi.” Darren Feng menertawainya, kemudian pergi mencari pembuka botol, membuka kedua botol arak anggur yang disimpannya dengan susah payah.
Hanya terlihat dia mengambil sebuah gelas menuangkan setengah gelas lebih arak, kemudian menuangkan lagi ke gelas lainnya, mendorong salah satu gelas ke hadapan Stefanie.
“Ini buatku? Arak anggur, aku tidak tahu bisa minum atau tidak, setelah minum mabukkah?” Dia seumur hidupnya jarang sekali minum arak anggur, hanya pada saat seperti ini akan mencicipi sekedarnya saja.
“Takut apa, tidak perlu takut juga jika mabuk! Ini minum di rumah villa, jika kamu mabuk tidak perlu takut tidak ada tempat untuk kamu tidur!” Darren Feng merasa lucu, terkadang otak wanita bodoh ini memang demikian sederhana.
“Tetapi jika mabuk, aku takut akan bertindak tidak pantas!” Dia tetap merasa ragu.
“Pernahkah kamu bertindak aneh karena mabuk? Bagaimana sikap kamu saat mabuk?” Darren Feng tidak memperdulikannya, dia mengangkat gelasnya dan mencicipi seteguk.
Caranya meminum arak anggur sungguh berkelas, dinikmati perlahan-lahan, gerakannya juga sangat elegan, dari jauh terlihat bagaikan seorang bangasawan tampan ataupun gentlemen.
“Aku tidak ingat yang dulu, juga tidak tahu.” Stefanie menggelengkan kepala dengan linglung.
“Jika begitu kamu coba dulu rasanya? Aku sengaja memilih arak buah hari ini, rasanya lebih manis, cocok untuk gadis muda sepertimu yang jarang minum arak!” Darren Feng sangat mengerti untuk menikmati hidup, tentu saja juga sangat mengerti arak anggur.
“Oh ya?” Setelah mendengarnya, Stefanie pun tergoda untuk mencobanya.
Darren mengangkat bahunya yang artinya jika tidak percaya dia bisa mencicipinya sendiri.
Stefanie t idak tahan dengan dorongan seperti ini, perlahan mengangkat gelas di depannya, kemudian belajar dari dia dengan sikap anggun mencicipi seteguk dulu, ternyata sungguh sangat manis, namun memiliki citarasa lebih banyak dibandingkan arak buah biasa, intinya rasanya sangat enak, sungguh cocok untuk gadis muda sepertinya yang jarang minum arak anggur.
“Akhirnya percaya padaku? Kapankah aku membohongimu atau mencelakaimu?” Darren Feng mengangkat alisnya, merasa tidak senang.
“Sesungguuhnya aku harus berterima kasih padamu untuk hasil bagus dari ujian kali ini serta surat pemberitahuan penerimaan mahasiswa, ayo Darren Feng, aku bersulang untukmu, anggap saja terima kasih telah menjagaku dan memaklumiku belakangan ini!” Orang bersukacita ketika bahagia, tentu saja ini dia juga sedang bersuka cita.
“Ok, aku terima sementara untuk terima kasih ini!”
Mereka berdua mengangkat gelas dan mengadukannya dengan pelan, kemudian kembali ke bibir pemiliknya.
“Bukankah seharusnya aku bersulang untukmu juga, semoga masa depanmu cerah! Tiba di kota B, pasti ada ruang yang lebih besar dan baik untuk perkembanganmu yang sedang menantimu.”
Mereka berdua bersulang lagi kemudian mencicipi sedikit.
Dengan saling bersulang seperti itu segelas demi segelas, dengan cepat kedua botol arak di meja makan telah habis, namun keduanya yang sedang senang merasa belum cukup minum.
“Masih ada arak? Aku masih mau minum! Aku sungguh senang!” Stefanie sudah setengah mabuk, dia sangat jarang minum arak, walaupun Darren Feng memilih arak buah, namun tetap saja termasuk arak anggur, setelah habis sebotol arak dia belum mabuk saja sungguh heran.
“Kamu tunggu, aku ambil lagi!” Darren Feng sudah terbiasa minum arak, kemampuan minum araknya juga luar biasa, menghabiskan sebotol arak baginya masih jauh dari menyenangkan dan sama sekali tidak mabuk, dia masih sepenuhnya sadar.
Tempat penyimpanan arak berada di lantai 1 yang dekat dengan ruang makan, begitu dia bangun, Stefanie yang mulai mabuk juga ikut bangun, “Aku ikut pergi denganmu, aku belum ada kesempatan untuk melihat arak anggur koleksimu.”
Dia tidak pernah tahu sebelumnya dia gemar koleksi arak anggur, juga tidak pernah tahu dia menyimpan arak anggur di lantai 1, dia tidak pernah mengetahui tentang ruang penyimpanan, juga tidak pernah memiliki kesempatan untuk melihatnya.
“Jika kamu suka ikut masuk saja!” Darren Feng juga tidak menolaknya, pada dasarnya rasa penasarannya harus dipenuhi juga.
Ketika pintu ruang penyimpanan terbuka, bagaikan masuk ke dunia lain, dalam ruang kecil ini terdapat dekorasi dan penempatan barang yang berbeda, menyuruhnya tidak bisa menggambarkan pandangan di depan matanya, mendadak dia teringat rak arak anggur di mall besar, betul rak kayu seperti ini dengan arak anggur yang tersusun rapi untuk dinikmati.
Di antaranya juga ada bungkusan dan kotak yang indah, tercium juga aroma arak anggur yang manis.
“Di sini sangat bagus.” Tentunya pada awal pembuatan rak kayu serta meja bar mini untuk penyimpanan arak anggur menguraskan banyak pikiran dan uang.
“Tentu saja, ini adalah salah satu tempat kebanggaanku! Dulu ketika aku kerja di kantor hingga tengah malam, keluar untuk mencari udara segar atau terbangun tengah malam dan tidak bisa tidur lagi, aku suka datang kemari menikmati segelas arak anggur.” Dia sama sekali tidak menutupi kegemaran dirinya terhadap arak dan tempat ini.
“Tetapi minum arak anggur adalah pemborosan.” Walaupun arak anggur enak rasanya namun tidak murah.
Dia tersenyum datar kemudian mengambil 2 botol arak.
“Minum di luar atau di sini?” Dia menggoyangkan kedua botol arak anggur di tangannya.
“Minum di sini saja!” Sesungguhnya ini pertama kali dia melihat tempat penyimpanan arak seperti ini, rasanya belum puas sehingga ingin merasakan menikmati arak di sini, mungkinkah berbeda dengan minum di luar, tolong maafkan gadis miskin seperti dia yang tidak banyak mengetahui dunia luar.
“Boleh, aku sudah bilang, kamu yang menentukan hari ini, aku ikuti kamu!” Darren Feng tidak menolak sarannya, hanya balik badan mencari 2 gelas arak bersih di ruangan penyimpanan ini.
Di tengah ruang penyimpanan ini ada 1 deret sofa kulit, di tengah sofa dipajang 1 set teko teh berbentuk panjang, dulu jika senggang dia paling suka datang kemari minum arak anggur.
“Aku bilang kalian orang kaya sungguh pandai menikmati hidup.” Stefanie sekali lagi mendesah.
“Asalkan mau berusaha, kelak kamu juga akan menjadi orang kaya!”
Kedua gelas arak kembali beradu, arak yang wangi pun masuk ke dalam mulut masing-masing.
“Darren Feng, pernahkah ada yang memberitahumu kamu juga lumayan baik ketika tidak bersikap sombong dan memaksakan kehendak, seperti sekarang kamu juga lembut dan pengertian, juga bersikap gentlemen, baik dalam segalanya hingga bagaikan tidak nyata!” Setelah setengah botol arak masuk ke dalam perut, Stefanie mulai banyak bicara.
Tentu saja saat itu dia sudah mabuk 70-80%.
Orang yang mabuk akan banyak bicara, dia adalah jenis orang yang jika mabuk akan jadi bawel.
“Oh ya? Belum pernah ada orang yang berani berkata seperti ini kepadaku, kamu orang pertama!” Darren Feng tidak marah mendengar ucapan jujurnya saat mabuk, malahan dia seperti sedang merenung.
“Aku sudah bilang kan, kamu biasanya sombong dan memaksakan kehendak, siapa yang berani bilang kepadamu tentang kejelekanmu!” Dia juga berani jujur karena sudah mabuk.
“Jika tidak sombong dan memaksakan kehendak bagaimana bisa menekanmu? Bukankah kamu akan memanjat naik ke kepalaku?” Dia tidak beranggapan sifat sombong dan memaksakan kehendak dalam dirinya tidak baik, sebaliknya malahan bisa membantunya untuk bersikap lebih tenang dalm mengambil banyak keputusan dalam bisnis.
Novel Terkait
Precious Moment
Louise LeeIstri ke-7
Sweety GirlBack To You
CC LennyCantik Terlihat Jelek
SherinYou're My Savior
Shella NaviThis Isn't Love
YuyuCinta Yang Tak Biasa×
- Bab 1 Dream Paradise
- Bab 2 Menandatangani kontrak
- Bab 3 Turun tangan untuk membantu
- Bab 4 Pindah satu rumah
- Bab 5 Hamil dalam tiga bulan
- Bab 6 Mandi
- Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
- Bab 8 Supir pribadi
- Bab 9 Perpisahan hidup dan mati
- Bab 10 Kakak harus berjuang
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (1)
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (2)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (2)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (2)
- Bab 14 Dompetnya Menderita (1)
- Bab 14 Dompetnya Menderita(2)
- Bab 15 Dasar Playboy (1)
- Bab 15 Dasar Playboy (2)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
- Bab 17 Apakah Puas (1)
- Bab 17 Apakah Puas (2)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (1)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (2)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (1)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (1)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (2)
- Bab 21 Mewujudkan Janji terhadapnya (1)
- Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (1)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (1)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (2)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (1)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (2)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (1)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (2)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (1)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (2)
- Bab 27 Jangan Lupa (1)
- Bab 27 Jangan Lupa (2)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (1)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (2)
- Bab 29 Skandal (1)
- Bab 29 Skandal (2)
- Bab 30 Sungguh sialan (1)
- Bab 30 Sungguh sialan (2)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (1)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (2)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (2)
- Bab 33 Introspeksi Diri (1)
- Bab 33 Introspeksi Diri (2)
- Bab 34 Saling Menemani (1)
- Bab 34 Saling Menemani (2)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (1)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (2)
- Bab 36 Hukuman dikeluarkan dari sekolah (1)
- Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
- Bab 37 Apakah puas dengan hukuman yang diberikan (1)
- Bab 37 Apakah kamu puas dengan hukuman ini (2)
- Bab 38 Melakukan apa pun demi wanita yang disukai (1)
- Bab 38 Melakukan apapun demi wanita yang disukai (2)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (2)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (1)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (2)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (1)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (2)
- Bab 43 Iblis Kecil (1)
- Bab 43 Iblis Kecil (2)
- Bab 44 Olahraga Pagi (1)
- Bab 44 Olahraga Pagi (2)
- Bab 45 Kejutan Besar (1)
- Bab 45 Kejutan Besar (2)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (1)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (2)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (1)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (2)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (1)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (2)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (1)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (2)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (1)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (2)
- Bab 51 Kejutan Ganda
- Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
- Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (1)
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (2)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (1)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (2)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (1)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (2)
- Bab 57 Bajingan (1)
- Bab 57 Bajingan (2)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (1)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (2)
- Bab 59 Cemburu (1)
- Bab 59 Cemburu (2)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (1)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (2)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (1)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (2)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (2)
- Bab 63 Pria Itu (1)
- Bab 63 Pria Itu (2)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (1)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (2)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (1)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (2)
- Bab 66 Ternyata dia (1)
- Bab 66 Ternyata dia (2)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (1)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (2)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (1)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
- Bab 69 Balas dendam (1)
- Bab 69 Balas dendam (2)
- Bab 70 Berbagai macam siksaan
- Bab 71 Dimulai dari perhatiannya
- Bab 72 Pindah dan tinggal bersama
- Bab 73 Perhatian dari Clayton Gu
- Bab 74 Identitasnya turun
- Bab 75 Kamu tidur saja
- Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
- Bab 77 Kegugupan Tuan Gu
- Bab 78 Semuanya Terungkap
- Bab 79 Perantau Pinggiran Kota
- Bab 80 Adaptasi
- Bab 81 Ragu
- Bab 82 Tidak Punya Pacar
- Bab 83 Pengingat Niat Baik
- Bab 84 Secara Sembunyi-Sembunyi
- Bab 85 Pesanan Makanan Tanpa Nama
- Bab 86 Fisik penjahat
- Bab 87 Aliran binatang buas
- Bab 88 Perjalanan belanja yang canggung
- Bab 89 Mendekati sang pria kaya
- Bab 90 Adil dan tegas
- Bab 91 Perang Dingin dalam Legenda
- Bab 92 Membuli Kekasihnya
- Bab 93 Hukuman Diusir
- Bab 94 Agresif
- Bab 95 Pasti Ada Urusan Pribadi
- Bab 96 Memohon dengan rendah hati
- Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang
- Bab 98 Kehendak Presdir
- Bab 99 Kenyataan yang memang ada
- Bab 100 Mendapat satu tamparan
- Bab 101 Melarikan Diri
- Bab 102 Mabuk Minum
- Bab 103 Kamu Pantas Mati
- Bab 104 Senjata Di Tangannya
- Bab 105 Dalam Hati Menginginkan Balas Dendam
- Bab 106 Orang Jahat
- Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
- Bab 108 Satu Permintaan
- Bab 109 Terlalu Banyak Yang Mendukungnya
- Bab 110 Kemunculuan Yang Disengaja
- Bab 111 Serangan Yang Spontan
- Bab 112 Keberadaan seseorang yang istimewa
- Bab 113 Terus Tenggelam
- Bab 114 Bermaksud Menarik Perhatian Orang
- Bab 115 Terlahir Kembali
- Bab 116 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 117 Membuat Orang Lain Kagum
- Bab 118 Kesalahan Besar
- Bab 119 Gantikan Aku
- Bab 120 Bukan Rasa Sakit yang Biasa
- Bab 121 Hadiah ulang tahun
- Bab 122 Membuatnya lebih emosi
- Bab 123 Mengejeknya dari belakang
- Bab 124 Rupanya kamu masih punya hati
- Bab 125 Wanita Jahat
- Bab 126 Jangan Berpura-pura
- Bab 127 Hubungan Pertemanan Yang Putus
- Bab 128 Mereka Pasti Sengaja
- Bab 129 Setelah Bersenang-senang
- Bab 130 Kesepakatan Baru Antara Keduanya
- Bab 131 Tidak Akan Melepaskan Dia Pergi
- Bab 132 Kebohongan Besar
- Bab 133 Tidak Menepati Janjinya
- Bab 134 Penderitaan Yang Tidak Terucapkan
- Bab 135 Apa Yang Sebenarnya Kamu Inginkan
- Bab 136 Mencekik Mati
- Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
- Bab 138 Tindakan Melawan
- Bab 139 Orang Pintar Yang Berhati Sensitif
- Bab 140 Misi Foto Diam-Diam
- Bab 141 Gadis Favorit
- Bab 142 Cinta Segitiga
- Bab 143 Dukungan
- Bab 144 Rahasia yang Terungkap
- Bab 145 Tidak Mungkin
- Bab 146 Aku Tidak Masalah
- Bab 147 Pil Putih
- Bab 148 Pergi Dengan Marah
- Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
- Bab 150 Penolakan Lagi
- Bab 151 Menghilang Dari Peredaran
- Bab 152 Sudah Masuk Jauh Di dalam
- Bab 153 Gossip
- Bab 154 Pelacur Yang Licik
- Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
- Bab 156 di.....
- Bab 157 Kekacauan
- Bab 158 Pukulan yang berat
- Bab 159 Patah Hati
- Bab 160 Merasa Tidak baik
- Bab 161 Munafik
- Bab 162 Seperti Boneka
- Bab 163 Dampak Buruk
- Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
- Bab 165 Ternyata Hanya Pura-pura
- Bab 166 Sikap tegas
- Bab 167 Harus ditangani dengan serius
- Bab 168 Surat pemberhentian
- Bab 169 Pemberhentian
- Bab 170 Resiko ditanggung sendiri
- Bab 171 Sebuah bom besar
- Bab 172 Tekanan dan Bahaya
- Bab 173 Orangnya sedang berada di rumah sakit
- Bab 174 Apakah dia yang melakukannya
- Bab 175 Meminta keadilan
- Bab 176 Menerima Pelecehan Parah
- Bab 177 Cobalah Untuk Menerimaku
- Bab 178 Rahasianya
- Bab 179 Mencuri Dengar Di Balik Pintu
- Bab 180 Membantu Meminjam Uang
- Bab 181 Kakek Yang Displin
- Bab 182 Membantu Dengan Royal
- Bab 183 Mengumpulkan Semua Uang
- Bab 184 Merobek Surat Kontrak
- Bab 185 Menjadi Musuh Umum
- Bab 186 Apakah Sakit?
- Bab 187 Apakah Sudah Hamil?
- Bab 188 Rumah Sakit
- Bab 189 Selamat Hamil
- Bab 190 Orang Lain Tidak Dapat Mewakili Kamu
- Bab 191 Tuan Rumah Laki-laki
- Bab 192 Apakah Ini Hidup Bersama?
- Bab 193 Perselisihan Sengit
- Bab 194 Menjadi Houseman
- Bab 195Suka Sini
- Bab 196 Takut dia kecapekan
- Bab 197 Tidak perlu permohonan maafmu
- Bab 198 Tenanglah dulu
- Bab 199 Anak Cucu tidak berbakti
- Bab 200 Akankah patriarki
- Bab 201 Telah memaafkannya
- Bab 202 Tindakan seseorang
- Bab 203 Hanya kamu
- Bab 204 Menjaganya dengan lemah lembut
- Bab 205 Membeli tiket
- Bab 206 Lelah setengah mati
- Bab 207 Canggung
- Bab 208 Tetap saja berhutang
- Bab 209 Terjerat dengannya
- Bab 210 Bagaimana mungkin akan menikahinya
- Bab 211 Tidak mengharapkan yang banyak
- Bab 212 Ikut aku pergi
- Bab 213 Langsung pergi mendaftar
- Bab 214 Lamaran yang tidak romantis
- Bab 215 Akhir cerita