Cinta Yang Tak Biasa - Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
"Benar tuh, nama bahasa Inggris yang begitu umum. Siapa sih orangnya, kenapa tidak muncul di pesta keberhasilan juga? Kebetulan aku ingin meminjam kesempatan ini untuk mengenal juga."
Saat ini, menghadapi pertanyaan dan rasa penasaran orang-orang, Darren Feng malah mempertahankan rasa misterius yang besar.
"Tolong perhatian semuanya kembali pada produk ya? Mengenai desainer produk ini, dia hanyalah seorang desainer kecil yang tidak terkenal. Jadi, benar-benar tidak ada yang perlu kalian penasarankan!"
Saat ini, dia merasa senang dalam hati. Untung saja sebelum konferensi pers ini dia sudah menebak ini bisa terjadi hal ini dan sengaja tidak menuliskan nama asli Stephanie, juga tidak meninggalkan informasi apapun tentang desainer, kalau tidak, takutnya wanita itu benar-benar akan menjadi terkenal hanya dalam satu malam.
Dia berbuat seperti ini tentu juga mempunyai maksud dan keinginan hatinya sendiri. Dia ingin menangkap Stephanie erat-erat di tangannya, tidak ingin membiarkan wanita itu melihat langit di dunia luar, tidak ingin semakin banyak orang kenal dengan Stephanie. Stephanie hanya milik dia seorang, milih Darren Feng seorang.
"Begitu misterius. Hanya desainer kecil yang tidak terkenal saja? Bagaimana mungkin. Meski hanya desainer kecil, juga seharusnya membiarkan dia datang, membiarkan orang-orang melihatnya. CEO Feng jangan begitu pelit dong."
"Iya, iya, karena adalah junior kami, sehebat ini, maka semakin berharga lagi. CEO Feng jangan begitu pelit, orang berbakat seperti itu mana mungkin bisa disembunyikan begitu saja? Benar-benar tidak seru."
"Ini adalah pesta keberhasilan, yang kita mau lihat bukankah adalah desainer ini? CEO Feng, apa kamu sedang membuat kita malu?"
Orang-orang ini juga sudah terbiasa tidak tahu malu. Begitu tidak menemukan desainer baru ini, semuanya pada mencari ribut.
Darren Feng dari awal sampai akhir, sangat berkharisma, tidak marah, hanya membalas satu per satu. Mau kamu bicara sekasar apapun, Darren Feng hanya tersenyum datar, pokoknya tidak membiarkan desainer baru itu keluar.
Kemudian karena orang-orang melihat sikap Darren Feng sudah tidak bisa diganggu gugat, tidak mempunyai kesempatan yang berubah, orang-orang pun pergi ke daerah makan dengan kecewa.
Saat ini Darren Feng baru menghela napas lega. Sepanjang jalan ini, tekanan dari orang-orang tidaklah kecil.
Saat tidak ada orang yang memperhatikan dia baru memanggil Mark ke sini, menyuruh Mark yang bertanggung jawab terhadap sisa acara, sedangkan dia akan diam-diam kembali ke villa.
Di dalam villa, setelah Stephanie pulang, dia langsung tidur di kamar lantai dua, sampai malam hari, tidak bangun juga.
Bibi di lantai bawah bingung mau membangunkan atau tidak, tapi nona Stephanie ini sebelum naik ke atas pernah berpesan padanya, jangan mengganggu tidurnya, juga bilang sudah tidak tidur semalaman dan sangat lelah, perlu istirahat baik-baik, lalu tidur sampai bangun secara natural.
Karena itu saat Darren Feng pulang ke villa, keadaan villa sangatlah tenang.
Ketika bibi mendengar ada bunyi di luar, langsung keluar dari dapur. Begitu melihat Darren Feng, bibi langsung menyapa, "CEO Feng sudah pulang!"
"Dimana Stephanie?" Darren Feng menoleh ke lantai atas, tapi tidak melihat apapun.
"Nona Stephanie setelah pulang langsung naik ke atas untuk tidur, dan belum bangun sampai sekarang. Di lantai atas juga tidak ada pergerakan apapun. Kemungkinan besar sampai sekarang masih belum bangun. Saat pulang, wajah Nona Stephanie sangat lelah. Wanita yang muda kalau bergadang paling merusak tubuh." bibi karena khawatir mengoceh panjang lebar.
Dennis Feng tidak dengar sampai selesai dan langsung naik ke lantai atas.
Hanya tersisa bibi seorang diri, bibi juga kembali ke dapur.
Di ranjang besar, Stephanie tidur dengan tidak tenang. Tidak tahu apakah memimpikan hal yang tidak senang, bisa-bisanya saat tidur masih mengerutkan dahi. Darren Feng tersenyum pahit dan mengelus wajah Stephanie dengan lembut.
Siapa yang tahu gerakannya itu malah membangunkan Stephanie.
Stephanie tidur sangat lama. Begitu bangun, tentu akan pusing lalu bingung.
"Pasti tidur terlalu lama, sampai menjadi bodoh begini!" Darren Feng membuka lampu di ujung ranjang dengan perlahan-lahan.
"Kamu sudah pulang! Bagaimana konferensinya? Tidak gagal 'kan?" Stephanie menyadari kepulangan Darren Feng kemudian teringat pada masalah konferensi pers dan bertanya penasaran.
Darren Feng tidak tahu harus berkata apa. Wanita bodoh ini sebenarnya peduli padanya, dia dapat melihatnya.
Darren Feng menekan hidung Stephanie lalu menjawab dengan jujur, "Berkatmu, konferensi pers berjalan sangat berhasil. Malam ini juga sengaja diadakan pesta keberhasilan. Tapi karena kamu tidak hadir, banyak wartawan dan juga pebisnis yang tidak senang, hampir saja menerorku! Aku tidak mudah keluar dan pulang!"
Darren Feng sangat jarang langsung berkata begitu banyak, tapi hari ini memang perasaan hatinya sedang bagus.
"Mereka mau mencariku? Bagaimana mungkin? Aduh, kamu tidak suruh orang tulis nama asliku 'kan? Aku tidak ingin berjalan kemanapun dikelilingi orang-orang." Stephanie dibuat terkejut sampai pucat, dia paling takut menjadi 'orang terkenal'.
Yang jelas pengalaman memberitahunya, setiap kali dia mejadi orang terkenal, pasti tidak ada hal yang baik.
"Kamu tenang saja. Aku sangat pintar. Aku sudah berpesan pada Mark untuk membuatkan nama panggung yang enak didengar." untuk hal ini, Darren Feng tentu sangat bangga.
Untung dia sudah berpikir dari awal, kalau tidak, sekarang dia pasti akan menyesal.
"Apa namanya?" Stephanie bertanya dengan penasaran.
"Amy. Itu adalah nama panggung yang kubuatkan khusus untukmu, yaitu desainer dari karya 'Angel'." Darren Feng berkata dengan puas.
"Ini nama panggung apaan? Apa kamu tidak tahu itu adalah nama yang pasaran? Sekarang di perusahaan manapun di dunia, karyawan wanita di dalamnya pasti ada satu yang namanya Amy." intinya, Stephanie sangat tidak puas terhadap nama jelek itu.
"Lalu bagaimana? Mau langsung aku beritahu nama aslimu? Memangnya kamu mau membiarkan wartawan dan para paparazzi itu untuk membongkar maslah keluargamu?" mengenai kemampuan pembongkaran paparazzi, Darren Feng menunjukkan tanda pernah terluka karena itu, jadi sangat ketakutan.
"Sudahlah, lebih baik Amy saja. Sebenarnya disebut beberapa kali, juga tidak begitu tidak enak didengar lagi!" Stephanie termasuk menyetujui nama bahasa Inggris itu.
"Karena konferensi itu begitu berhasil, maka kedepannya, bukankah kamu seharusnya melaksanakan janji kita sebelumnya?" Stephanie hampir saja lupa hal yang penting. Karena begitu bangun dia masih kurang sadar.
"Janji? Janji apa? Ah, aku lelah, pergi mandi dulu ya!" Darren Feng melihat kondisi kurang baik dan segera kabur.
Tapi Stephanie mana mungkin melepaskan kesempatan sebaik ini, dia langsung menarik baju Darren Feng, "Tidak bisa, harus katakan dengan jelas!"
Ingin kabur begitu saja, mana mungkin?
"Lepaskan, aku mau pergi mandi, memangnya kamu mau ikut masuk? Bagus kalau begitu, kita mandi bersama!" Darren Feng sama sekali tidak mengungkit masalah janji.
"Kamu jangan katakan ini denganku. Darren, aku hanya bertanya satu pertanyaan padamu. Waktu itu yang kita sudah janjian, apakah masih berlaku? Kamu masih mematuhi perjanjian kita atau tidak?" Stephanie melepaskan tangan, berdiri, dan bertanya dengan dingin.
Perlu diketahui demi kebebasannya, dia sudah mengerahkan seluruh kekuatannya.
Memang katanya hanya bergadang satu malam, tapi itu hanya waktu membuat model bersama para desainer. Lalu waktu dia menggambar sketsa sebelumnya bagaimana? Ide di otaknya, bukan dibilang ada langsung ada. Masalah kreativitas, siapapun tahu tidak mudah.
"Tidak mungkin!" Darren Feng berkata dengan singkat.
"Apa? Kamu mengingkari janji! Jelas-jelas waktu itu kita sudah janji, aku membantumu mendesain satu karya, lalu membantumu terhadap konferensi pers. Kalau berhasil, kamu berjanji padaku untuk merobek perjanjian sebelumnya, juga mengembalikan kebebasan padaku! Bagaimana kamu bisa melanggar janji? Apanya yang pebisnis berhasil? Dimana kredibilitasmu biasanya?" harapan Stephanie hancur. Kebebasan yang selalu dia mimpikan, tetap tidak bisa berhasil juga. Bagaimana mungkin dia tidak marah?
"Di hadapanmu, tidak apa-apa mau ada kredibilitas atau tidak?" Darren Feng selalu saja begitu angkuh.
Darren Feng sama sekali tidak peduli melanggar janji sekarang. Kalau ingin membiarkannya melepasnya, kecuali ada satu hari, dimana dia bosan pada Stephanie, atau berdasarkan janji dulu, Stephanie melahirkan satu anak padanya. Kalau tidak, semuanya tidak berguna!
"Kamu rendahan!" kenapa dia begitu mudahnya percaya pada janji Darren Feng> Yang lebih gawat adalah, waktu itu konferensi pers Darren Feng sudah akan gagal, dan dia masih inisiatif pergi membantu mereka.
Tapi sekarang, konferensi pers berhasil, sedangkan kebebasan yang dia damba-dambakan, tidaklah tercapai.
"Aku rendahan, juga hanya padamu seorang!" Darren Feng tidak peduli pada marahan yang tidak menyakitkan itu. Yang jelas selama dia tidak menyetujui, kalau Stephanie ingin pergi dari sisinya, itu adalah hal yang sama sekali tidak mungkin.
Mengenai kemampuan ini, Darren Feng lumayan percaya diri.
"Tidak tahu malu! Darren, kamu adalah pembohong! Penipu yang tidak tahu malu!" Stephanie marah, dan melemparkan guling dari atas ranjang ke arah Darren Feng.
Meski guling kelihatannya besar, tapi sebenarnya tidak mempunyai efek sakit apa-apa. Atau bisa dibilang, orang yang kena pukulan itu, sama sekali tidak ada rasa sakit apa-apa.
Kebalikannya, di mata Darren Feng, trik kecil seperti ini, adalah trik yang hanya bisa dimainkan oleh wanita.
"Kelihatannya kamu sudah sadar sepenuhnya. Kalau begitu turun sendiri untuk makan saja!" Darren Feng menangkap guling dengan satu tangan, lalu meletakkannya di kursi samping dengan sembarangan, dan turun ke lantai bawah.
"Tidak, aku mau mogok makan. Mulai sekarang, kalau kamu tidak lepaskan aku pergi, aku akan mati kelaparan di sini!" Stephanie sangat marah dan teriak.
Darren Feng yang berjalan di tengah tangga, mendengar itu, langsung berhenti.
Wanita itu semakin berani. Apa karena akhir-akhir ini dia semakin santai pada wanita itu?
Kalau tidak, bagaimana mungkin bisa begitu bersikap seenaknya?
Mengenai ancaman Stephanie untuk mogok makan, Darren Feng sama sekali tidak peduli.
Di matanya, Stephanie hanya tidak suka pada pelanggaran janjinya, ingin melawan dan melampiaskan perasaan tidak senang saja. Kalau benar-benar mau mogok makan dan mati kelaparan, rasanya tidaklah mungkin.
Novel Terkait
The Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensAku bukan menantu sampah
Stiw boyPengantin Baruku
FebiMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeEverything i know about love
Shinta CharityPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeCinta Yang Tak Biasa×
- Bab 1 Dream Paradise
- Bab 2 Menandatangani kontrak
- Bab 3 Turun tangan untuk membantu
- Bab 4 Pindah satu rumah
- Bab 5 Hamil dalam tiga bulan
- Bab 6 Mandi
- Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
- Bab 8 Supir pribadi
- Bab 9 Perpisahan hidup dan mati
- Bab 10 Kakak harus berjuang
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (1)
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (2)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (2)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (2)
- Bab 14 Dompetnya Menderita (1)
- Bab 14 Dompetnya Menderita(2)
- Bab 15 Dasar Playboy (1)
- Bab 15 Dasar Playboy (2)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
- Bab 17 Apakah Puas (1)
- Bab 17 Apakah Puas (2)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (1)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (2)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (1)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (1)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (2)
- Bab 21 Mewujudkan Janji terhadapnya (1)
- Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (1)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (1)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (2)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (1)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (2)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (1)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (2)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (1)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (2)
- Bab 27 Jangan Lupa (1)
- Bab 27 Jangan Lupa (2)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (1)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (2)
- Bab 29 Skandal (1)
- Bab 29 Skandal (2)
- Bab 30 Sungguh sialan (1)
- Bab 30 Sungguh sialan (2)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (1)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (2)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (2)
- Bab 33 Introspeksi Diri (1)
- Bab 33 Introspeksi Diri (2)
- Bab 34 Saling Menemani (1)
- Bab 34 Saling Menemani (2)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (1)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (2)
- Bab 36 Hukuman dikeluarkan dari sekolah (1)
- Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
- Bab 37 Apakah puas dengan hukuman yang diberikan (1)
- Bab 37 Apakah kamu puas dengan hukuman ini (2)
- Bab 38 Melakukan apa pun demi wanita yang disukai (1)
- Bab 38 Melakukan apapun demi wanita yang disukai (2)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (2)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (1)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (2)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (1)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (2)
- Bab 43 Iblis Kecil (1)
- Bab 43 Iblis Kecil (2)
- Bab 44 Olahraga Pagi (1)
- Bab 44 Olahraga Pagi (2)
- Bab 45 Kejutan Besar (1)
- Bab 45 Kejutan Besar (2)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (1)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (2)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (1)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (2)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (1)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (2)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (1)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (2)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (1)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (2)
- Bab 51 Kejutan Ganda
- Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
- Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (1)
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (2)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (1)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (2)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (1)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (2)
- Bab 57 Bajingan (1)
- Bab 57 Bajingan (2)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (1)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (2)
- Bab 59 Cemburu (1)
- Bab 59 Cemburu (2)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (1)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (2)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (1)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (2)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (2)
- Bab 63 Pria Itu (1)
- Bab 63 Pria Itu (2)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (1)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (2)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (1)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (2)
- Bab 66 Ternyata dia (1)
- Bab 66 Ternyata dia (2)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (1)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (2)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (1)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
- Bab 69 Balas dendam (1)
- Bab 69 Balas dendam (2)
- Bab 70 Berbagai macam siksaan
- Bab 71 Dimulai dari perhatiannya
- Bab 72 Pindah dan tinggal bersama
- Bab 73 Perhatian dari Clayton Gu
- Bab 74 Identitasnya turun
- Bab 75 Kamu tidur saja
- Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
- Bab 77 Kegugupan Tuan Gu
- Bab 78 Semuanya Terungkap
- Bab 79 Perantau Pinggiran Kota
- Bab 80 Adaptasi
- Bab 81 Ragu
- Bab 82 Tidak Punya Pacar
- Bab 83 Pengingat Niat Baik
- Bab 84 Secara Sembunyi-Sembunyi
- Bab 85 Pesanan Makanan Tanpa Nama
- Bab 86 Fisik penjahat
- Bab 87 Aliran binatang buas
- Bab 88 Perjalanan belanja yang canggung
- Bab 89 Mendekati sang pria kaya
- Bab 90 Adil dan tegas
- Bab 91 Perang Dingin dalam Legenda
- Bab 92 Membuli Kekasihnya
- Bab 93 Hukuman Diusir
- Bab 94 Agresif
- Bab 95 Pasti Ada Urusan Pribadi
- Bab 96 Memohon dengan rendah hati
- Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang
- Bab 98 Kehendak Presdir
- Bab 99 Kenyataan yang memang ada
- Bab 100 Mendapat satu tamparan
- Bab 101 Melarikan Diri
- Bab 102 Mabuk Minum
- Bab 103 Kamu Pantas Mati
- Bab 104 Senjata Di Tangannya
- Bab 105 Dalam Hati Menginginkan Balas Dendam
- Bab 106 Orang Jahat
- Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
- Bab 108 Satu Permintaan
- Bab 109 Terlalu Banyak Yang Mendukungnya
- Bab 110 Kemunculuan Yang Disengaja
- Bab 111 Serangan Yang Spontan
- Bab 112 Keberadaan seseorang yang istimewa
- Bab 113 Terus Tenggelam
- Bab 114 Bermaksud Menarik Perhatian Orang
- Bab 115 Terlahir Kembali
- Bab 116 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 117 Membuat Orang Lain Kagum
- Bab 118 Kesalahan Besar
- Bab 119 Gantikan Aku
- Bab 120 Bukan Rasa Sakit yang Biasa
- Bab 121 Hadiah ulang tahun
- Bab 122 Membuatnya lebih emosi
- Bab 123 Mengejeknya dari belakang
- Bab 124 Rupanya kamu masih punya hati
- Bab 125 Wanita Jahat
- Bab 126 Jangan Berpura-pura
- Bab 127 Hubungan Pertemanan Yang Putus
- Bab 128 Mereka Pasti Sengaja
- Bab 129 Setelah Bersenang-senang
- Bab 130 Kesepakatan Baru Antara Keduanya
- Bab 131 Tidak Akan Melepaskan Dia Pergi
- Bab 132 Kebohongan Besar
- Bab 133 Tidak Menepati Janjinya
- Bab 134 Penderitaan Yang Tidak Terucapkan
- Bab 135 Apa Yang Sebenarnya Kamu Inginkan
- Bab 136 Mencekik Mati
- Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
- Bab 138 Tindakan Melawan
- Bab 139 Orang Pintar Yang Berhati Sensitif
- Bab 140 Misi Foto Diam-Diam
- Bab 141 Gadis Favorit
- Bab 142 Cinta Segitiga
- Bab 143 Dukungan
- Bab 144 Rahasia yang Terungkap
- Bab 145 Tidak Mungkin
- Bab 146 Aku Tidak Masalah
- Bab 147 Pil Putih
- Bab 148 Pergi Dengan Marah
- Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
- Bab 150 Penolakan Lagi
- Bab 151 Menghilang Dari Peredaran
- Bab 152 Sudah Masuk Jauh Di dalam
- Bab 153 Gossip
- Bab 154 Pelacur Yang Licik
- Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
- Bab 156 di.....
- Bab 157 Kekacauan
- Bab 158 Pukulan yang berat
- Bab 159 Patah Hati
- Bab 160 Merasa Tidak baik
- Bab 161 Munafik
- Bab 162 Seperti Boneka
- Bab 163 Dampak Buruk
- Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
- Bab 165 Ternyata Hanya Pura-pura
- Bab 166 Sikap tegas
- Bab 167 Harus ditangani dengan serius
- Bab 168 Surat pemberhentian
- Bab 169 Pemberhentian
- Bab 170 Resiko ditanggung sendiri
- Bab 171 Sebuah bom besar
- Bab 172 Tekanan dan Bahaya
- Bab 173 Orangnya sedang berada di rumah sakit
- Bab 174 Apakah dia yang melakukannya
- Bab 175 Meminta keadilan
- Bab 176 Menerima Pelecehan Parah
- Bab 177 Cobalah Untuk Menerimaku
- Bab 178 Rahasianya
- Bab 179 Mencuri Dengar Di Balik Pintu
- Bab 180 Membantu Meminjam Uang
- Bab 181 Kakek Yang Displin
- Bab 182 Membantu Dengan Royal
- Bab 183 Mengumpulkan Semua Uang
- Bab 184 Merobek Surat Kontrak
- Bab 185 Menjadi Musuh Umum
- Bab 186 Apakah Sakit?
- Bab 187 Apakah Sudah Hamil?
- Bab 188 Rumah Sakit
- Bab 189 Selamat Hamil
- Bab 190 Orang Lain Tidak Dapat Mewakili Kamu
- Bab 191 Tuan Rumah Laki-laki
- Bab 192 Apakah Ini Hidup Bersama?
- Bab 193 Perselisihan Sengit
- Bab 194 Menjadi Houseman
- Bab 195Suka Sini
- Bab 196 Takut dia kecapekan
- Bab 197 Tidak perlu permohonan maafmu
- Bab 198 Tenanglah dulu
- Bab 199 Anak Cucu tidak berbakti
- Bab 200 Akankah patriarki
- Bab 201 Telah memaafkannya
- Bab 202 Tindakan seseorang
- Bab 203 Hanya kamu
- Bab 204 Menjaganya dengan lemah lembut
- Bab 205 Membeli tiket
- Bab 206 Lelah setengah mati
- Bab 207 Canggung
- Bab 208 Tetap saja berhutang
- Bab 209 Terjerat dengannya
- Bab 210 Bagaimana mungkin akan menikahinya
- Bab 211 Tidak mengharapkan yang banyak
- Bab 212 Ikut aku pergi
- Bab 213 Langsung pergi mendaftar
- Bab 214 Lamaran yang tidak romantis
- Bab 215 Akhir cerita