Cinta Yang Tak Biasa - Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan

"Benar tuh, nama bahasa Inggris yang begitu umum. Siapa sih orangnya, kenapa tidak muncul di pesta keberhasilan juga? Kebetulan aku ingin meminjam kesempatan ini untuk mengenal juga."

Saat ini, menghadapi pertanyaan dan rasa penasaran orang-orang, Darren Feng malah mempertahankan rasa misterius yang besar.

"Tolong perhatian semuanya kembali pada produk ya? Mengenai desainer produk ini, dia hanyalah seorang desainer kecil yang tidak terkenal. Jadi, benar-benar tidak ada yang perlu kalian penasarankan!"

Saat ini, dia merasa senang dalam hati. Untung saja sebelum konferensi pers ini dia sudah menebak ini bisa terjadi hal ini dan sengaja tidak menuliskan nama asli Stephanie, juga tidak meninggalkan informasi apapun tentang desainer, kalau tidak, takutnya wanita itu benar-benar akan menjadi terkenal hanya dalam satu malam.

Dia berbuat seperti ini tentu juga mempunyai maksud dan keinginan hatinya sendiri. Dia ingin menangkap Stephanie erat-erat di tangannya, tidak ingin membiarkan wanita itu melihat langit di dunia luar, tidak ingin semakin banyak orang kenal dengan Stephanie. Stephanie hanya milik dia seorang, milih Darren Feng seorang.

"Begitu misterius. Hanya desainer kecil yang tidak terkenal saja? Bagaimana mungkin. Meski hanya desainer kecil, juga seharusnya membiarkan dia datang, membiarkan orang-orang melihatnya. CEO Feng jangan begitu pelit dong."

"Iya, iya, karena adalah junior kami, sehebat ini, maka semakin berharga lagi. CEO Feng jangan begitu pelit, orang berbakat seperti itu mana mungkin bisa disembunyikan begitu saja? Benar-benar tidak seru."

"Ini adalah pesta keberhasilan, yang kita mau lihat bukankah adalah desainer ini? CEO Feng, apa kamu sedang membuat kita malu?"

Orang-orang ini juga sudah terbiasa tidak tahu malu. Begitu tidak menemukan desainer baru ini, semuanya pada mencari ribut.

Darren Feng dari awal sampai akhir, sangat berkharisma, tidak marah, hanya membalas satu per satu. Mau kamu bicara sekasar apapun, Darren Feng hanya tersenyum datar, pokoknya tidak membiarkan desainer baru itu keluar.

Kemudian karena orang-orang melihat sikap Darren Feng sudah tidak bisa diganggu gugat, tidak mempunyai kesempatan yang berubah, orang-orang pun pergi ke daerah makan dengan kecewa.

Saat ini Darren Feng baru menghela napas lega. Sepanjang jalan ini, tekanan dari orang-orang tidaklah kecil.

Saat tidak ada orang yang memperhatikan dia baru memanggil Mark ke sini, menyuruh Mark yang bertanggung jawab terhadap sisa acara, sedangkan dia akan diam-diam kembali ke villa.

Di dalam villa, setelah Stephanie pulang, dia langsung tidur di kamar lantai dua, sampai malam hari, tidak bangun juga.

Bibi di lantai bawah bingung mau membangunkan atau tidak, tapi nona Stephanie ini sebelum naik ke atas pernah berpesan padanya, jangan mengganggu tidurnya, juga bilang sudah tidak tidur semalaman dan sangat lelah, perlu istirahat baik-baik, lalu tidur sampai bangun secara natural.

Karena itu saat Darren Feng pulang ke villa, keadaan villa sangatlah tenang.

Ketika bibi mendengar ada bunyi di luar, langsung keluar dari dapur. Begitu melihat Darren Feng, bibi langsung menyapa, "CEO Feng sudah pulang!"

"Dimana Stephanie?" Darren Feng menoleh ke lantai atas, tapi tidak melihat apapun.

"Nona Stephanie setelah pulang langsung naik ke atas untuk tidur, dan belum bangun sampai sekarang. Di lantai atas juga tidak ada pergerakan apapun. Kemungkinan besar sampai sekarang masih belum bangun. Saat pulang, wajah Nona Stephanie sangat lelah. Wanita yang muda kalau bergadang paling merusak tubuh." bibi karena khawatir mengoceh panjang lebar.

Dennis Feng tidak dengar sampai selesai dan langsung naik ke lantai atas.

Hanya tersisa bibi seorang diri, bibi juga kembali ke dapur.

Di ranjang besar, Stephanie tidur dengan tidak tenang. Tidak tahu apakah memimpikan hal yang tidak senang, bisa-bisanya saat tidur masih mengerutkan dahi. Darren Feng tersenyum pahit dan mengelus wajah Stephanie dengan lembut.

Siapa yang tahu gerakannya itu malah membangunkan Stephanie.

Stephanie tidur sangat lama. Begitu bangun, tentu akan pusing lalu bingung.

"Pasti tidur terlalu lama, sampai menjadi bodoh begini!" Darren Feng membuka lampu di ujung ranjang dengan perlahan-lahan.

"Kamu sudah pulang! Bagaimana konferensinya? Tidak gagal 'kan?" Stephanie menyadari kepulangan Darren Feng kemudian teringat pada masalah konferensi pers dan bertanya penasaran.

Darren Feng tidak tahu harus berkata apa. Wanita bodoh ini sebenarnya peduli padanya, dia dapat melihatnya.

Darren Feng menekan hidung Stephanie lalu menjawab dengan jujur, "Berkatmu, konferensi pers berjalan sangat berhasil. Malam ini juga sengaja diadakan pesta keberhasilan. Tapi karena kamu tidak hadir, banyak wartawan dan juga pebisnis yang tidak senang, hampir saja menerorku! Aku tidak mudah keluar dan pulang!"

Darren Feng sangat jarang langsung berkata begitu banyak, tapi hari ini memang perasaan hatinya sedang bagus.

"Mereka mau mencariku? Bagaimana mungkin? Aduh, kamu tidak suruh orang tulis nama asliku 'kan? Aku tidak ingin berjalan kemanapun dikelilingi orang-orang." Stephanie dibuat terkejut sampai pucat, dia paling takut menjadi 'orang terkenal'.

Yang jelas pengalaman memberitahunya, setiap kali dia mejadi orang terkenal, pasti tidak ada hal yang baik.

"Kamu tenang saja. Aku sangat pintar. Aku sudah berpesan pada Mark untuk membuatkan nama panggung yang enak didengar." untuk hal ini, Darren Feng tentu sangat bangga.

Untung dia sudah berpikir dari awal, kalau tidak, sekarang dia pasti akan menyesal.

"Apa namanya?" Stephanie bertanya dengan penasaran.

"Amy. Itu adalah nama panggung yang kubuatkan khusus untukmu, yaitu desainer dari karya 'Angel'." Darren Feng berkata dengan puas.

"Ini nama panggung apaan? Apa kamu tidak tahu itu adalah nama yang pasaran? Sekarang di perusahaan manapun di dunia, karyawan wanita di dalamnya pasti ada satu yang namanya Amy." intinya, Stephanie sangat tidak puas terhadap nama jelek itu.

"Lalu bagaimana? Mau langsung aku beritahu nama aslimu? Memangnya kamu mau membiarkan wartawan dan para paparazzi itu untuk membongkar maslah keluargamu?" mengenai kemampuan pembongkaran paparazzi, Darren Feng menunjukkan tanda pernah terluka karena itu, jadi sangat ketakutan.

"Sudahlah, lebih baik Amy saja. Sebenarnya disebut beberapa kali, juga tidak begitu tidak enak didengar lagi!" Stephanie termasuk menyetujui nama bahasa Inggris itu.

"Karena konferensi itu begitu berhasil, maka kedepannya, bukankah kamu seharusnya melaksanakan janji kita sebelumnya?" Stephanie hampir saja lupa hal yang penting. Karena begitu bangun dia masih kurang sadar.

"Janji? Janji apa? Ah, aku lelah, pergi mandi dulu ya!" Darren Feng melihat kondisi kurang baik dan segera kabur.

Tapi Stephanie mana mungkin melepaskan kesempatan sebaik ini, dia langsung menarik baju Darren Feng, "Tidak bisa, harus katakan dengan jelas!"

Ingin kabur begitu saja, mana mungkin?

"Lepaskan, aku mau pergi mandi, memangnya kamu mau ikut masuk? Bagus kalau begitu, kita mandi bersama!" Darren Feng sama sekali tidak mengungkit masalah janji.

"Kamu jangan katakan ini denganku. Darren, aku hanya bertanya satu pertanyaan padamu. Waktu itu yang kita sudah janjian, apakah masih berlaku? Kamu masih mematuhi perjanjian kita atau tidak?" Stephanie melepaskan tangan, berdiri, dan bertanya dengan dingin.

Perlu diketahui demi kebebasannya, dia sudah mengerahkan seluruh kekuatannya.

Memang katanya hanya bergadang satu malam, tapi itu hanya waktu membuat model bersama para desainer. Lalu waktu dia menggambar sketsa sebelumnya bagaimana? Ide di otaknya, bukan dibilang ada langsung ada. Masalah kreativitas, siapapun tahu tidak mudah.

"Tidak mungkin!" Darren Feng berkata dengan singkat.

"Apa? Kamu mengingkari janji! Jelas-jelas waktu itu kita sudah janji, aku membantumu mendesain satu karya, lalu membantumu terhadap konferensi pers. Kalau berhasil, kamu berjanji padaku untuk merobek perjanjian sebelumnya, juga mengembalikan kebebasan padaku! Bagaimana kamu bisa melanggar janji? Apanya yang pebisnis berhasil? Dimana kredibilitasmu biasanya?" harapan Stephanie hancur. Kebebasan yang selalu dia mimpikan, tetap tidak bisa berhasil juga. Bagaimana mungkin dia tidak marah?

"Di hadapanmu, tidak apa-apa mau ada kredibilitas atau tidak?" Darren Feng selalu saja begitu angkuh.

Darren Feng sama sekali tidak peduli melanggar janji sekarang. Kalau ingin membiarkannya melepasnya, kecuali ada satu hari, dimana dia bosan pada Stephanie, atau berdasarkan janji dulu, Stephanie melahirkan satu anak padanya. Kalau tidak, semuanya tidak berguna!

"Kamu rendahan!" kenapa dia begitu mudahnya percaya pada janji Darren Feng> Yang lebih gawat adalah, waktu itu konferensi pers Darren Feng sudah akan gagal, dan dia masih inisiatif pergi membantu mereka.

Tapi sekarang, konferensi pers berhasil, sedangkan kebebasan yang dia damba-dambakan, tidaklah tercapai.

"Aku rendahan, juga hanya padamu seorang!" Darren Feng tidak peduli pada marahan yang tidak menyakitkan itu. Yang jelas selama dia tidak menyetujui, kalau Stephanie ingin pergi dari sisinya, itu adalah hal yang sama sekali tidak mungkin.

Mengenai kemampuan ini, Darren Feng lumayan percaya diri.

"Tidak tahu malu! Darren, kamu adalah pembohong! Penipu yang tidak tahu malu!" Stephanie marah, dan melemparkan guling dari atas ranjang ke arah Darren Feng.

Meski guling kelihatannya besar, tapi sebenarnya tidak mempunyai efek sakit apa-apa. Atau bisa dibilang, orang yang kena pukulan itu, sama sekali tidak ada rasa sakit apa-apa.

Kebalikannya, di mata Darren Feng, trik kecil seperti ini, adalah trik yang hanya bisa dimainkan oleh wanita.

"Kelihatannya kamu sudah sadar sepenuhnya. Kalau begitu turun sendiri untuk makan saja!" Darren Feng menangkap guling dengan satu tangan, lalu meletakkannya di kursi samping dengan sembarangan, dan turun ke lantai bawah.

"Tidak, aku mau mogok makan. Mulai sekarang, kalau kamu tidak lepaskan aku pergi, aku akan mati kelaparan di sini!" Stephanie sangat marah dan teriak.

Darren Feng yang berjalan di tengah tangga, mendengar itu, langsung berhenti.

Wanita itu semakin berani. Apa karena akhir-akhir ini dia semakin santai pada wanita itu?

Kalau tidak, bagaimana mungkin bisa begitu bersikap seenaknya?

Mengenai ancaman Stephanie untuk mogok makan, Darren Feng sama sekali tidak peduli.

Di matanya, Stephanie hanya tidak suka pada pelanggaran janjinya, ingin melawan dan melampiaskan perasaan tidak senang saja. Kalau benar-benar mau mogok makan dan mati kelaparan, rasanya tidaklah mungkin.

Novel Terkait

The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu