Cinta Yang Tak Biasa - Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
Tiba-tiba seperti ini, membuat ia tidak tahu selanjutnya harus berkata apa.
“Kamu bukannya bilang ada hal yang ingin dibicarakan dengan aku? Katakan saja, ada apa?” Darren Feng sendiri duduk dengan santai di kursi di depan meja rias, bagaimana pun, kamar tidur utama ini adalah miliknya, dan seluruh vila juga merupakan tempatnya.
Stefanie hanya bisa duduk di samping ranjang dengan tidak bedaya, karena di dalam kamar tidur sudah tidak ada kursi lagi.
“Akhir-akhir ini sepertinya kamu sangat sibuk?” Sebenarnya Stefanie lebih ingin menanyakan kenapa akhir-akhir seperti Darren Feng sangat berjarak dengan dirinya, namun saat ucapan sudah sampai di ujung mulut, tiba-tiba Stefanie mengubah ucapannya.
“Aku bukannya memang seperti ini, selalu sibuk.” Jawab Darren Feng, namun tetap jawab dengan singkat.
“Abang aku sekarang rawat inap di rumah sakit, kata Dokter sejauh ini masih oke, semua indikatornya bagus.” Stefanie tidak tahu harus ngomong apa lagi lalu mencoba mencari topik.
“Ini aku juga tahu.” Darren Feng menyalakan sebuah rokok dengan tidak sabar, malam ini, wanita bodoh ini tidak tahu mencari dirinya untuk membicarakan apa, tapi ngomong sana sini, tidak ngomong pada topik utama, ini membuat Darren Feng merasa kurang senang.
Demi menghabiskan waktu yang membosankan, dia menyalakan sebuah rokok untuk meringankan suasana.
"Aku sebenarnya ingin mengucapkan terima kasih kepadamu untuk beberapa waktu ini, baik itu menjaga aku atau abangku, aku harus berterima kasih dengan padamu, walaupun aku juga tahu kalau kata-kata terima kasih ini, aku sudah mengatakan berkali-kali kepadamu, tapi hari ini aku tetap harus berterima kasih kepadamu dengan baik! Jika bukan karena kesediaan kamu untuk membayar biaya operasi sebesar 600 juta itu, Abang aku juga tidak mungkin dapat menjalani operasi, dan jika bukan karena operasi Abangku sangat berhasil, aku juga tidak bisa mulai belajar dengan sepenuh hati, dan melaksanakan ujian dengan lancar, jadi, ucapan terima kasih aku benar-benar tulus! Mohon kamu untuk menerimanya!
Meskipun pada awalnya itu karena mereka bedua menandatangani sebuah kontrak, karena kontrak tersebut, Darren Feng baru setuju untuk memberinya 600juta sebagai biaya operasi, tetapi saat berada di rumah sakit, dia meminta seorang perawat khusus untuk menjaga Abangnya, dan juga memanggil seorang supir khusus untuk menjemputnya ke sekolah rumah sakit dan lain-lain, Darren Feng sebenarnya tidak harus melakukan semua ini, tetapi dia tidak hanya duduk diam saja, malah membantu Stefanie dan Abangnya dengan murah hati.
“Asal kamu paham saja! Lain kali tidak perlu mengulangi kata-kata itu terus!” Darren Feng tidak suka mendengar ucapan terima kasih.
Dia berpikir bahwa semua yang dia lakukan memiliki tujuannya sendiri. Misalnya, kadang-kadang dia hanya ingin membantunya saja, dengan kemampuan dirinya saat ini, tentu saja dengan mudah dia akan mencapai apa yang ingin dia lakukan, namun bagi Stefanie, kehidupan sangat nyata dan kejam. Terkadang Darren Feng hanya demi ketenangan hati diri sendiri saja, iya, ketenangan hati.
Kalau Stefanie terjadi sesuatu yang tidak baik, dan kehidupan pribadi juga akan kacau balau, tentu saja bisa mempengaruhi hubungan mereka berdua dan kualitas kehidupan pribadi Darren Feng sendiri, bisa dikatakan demi kenyamaan diri sendiri juga, jadi Darren Feng bersedia untuk membantu Stefanie untuk menyelesaikan hal-hal kecil seperti itu.
Kalau di lihat Darren Feng, kebanyakan waktu, dia hanya membantu dengan seadanya saja, namun bagi Stefanie, itu merupakan bantuan yang sangat besar.
“Aku tidak pandai ngomong, tapi apa yang ingin aku ungkapkan sangat jelas, selain itu, ada satu hal yang ingin aku tanyakan kepada kamu, tapi belum menemukan kesempatan yang cocok, aku hari ini ujian, bagaimana kamu bisa tahu? Masalah lain aku di sekolah, apakah kamu juga mengetahui semuanya dengan jelas?” Stefanie teringat masalah kaki Fransiska patah, ia pun tidak menahan diri ingin menguji sikap Darren Feng.
“Bagaimana mungkin aku tidak tahu hal besar seperti ujian penerimaan pascasarjana, kamu masih ada masalah lain di sekolah?” Darren Feng sambil mengangkat ujung bibirnya, dia tahu wanita bodoh ini pasti telah mendengarkan sesuatu, atau sudah merasa curiga kepada dirinya, makanya bisa menanyakan hal ini untuk mengetahui sikapnya, tapi Darren Feng bukan tidak ingin membiarkan Stefanie tahu, Darren Feng sudah meminta Mark untuk membantu menyelesaikan semua masalah dia di sekolah dengan diam-diam.
Darren Feng tidak ingin dia mengetahui hal-hal ini, dia juga tidak perlu tahu.
“Tidak, tidak ada masalah apa-apa, hanya saja ada seorang teman SMA aku, beberapa hari yang lalu dia kurang berhati-hati, terjatuh lalu kakinya patah saja, tapi bagaimana dia bisa terjatuh, aku juga kurang tahu masalah tersebut dengan detil, hanya merasa terkejut saja.” Stefanie melihat Darren Feng kurang bersemangat, jadi dia pun tidak berani memastikan apakah masalah ini ada hubungannya dengan Darren Feng atau tidak, alhasil dia hanya bisa mengubah topik pembicaraan dengan diam-diam.
“Bukan teman sekolah yang memiliki hubungan sangat baik, kamu tidak perlu terlalu khawatir dengan urusan orang lain, perhatian sekali! Kalau ada waktu luang, mending kamu memperhatikan dirimu sendiri.” Terhadap teman SMA yang bernama Fransiska itu, bagaimana mungkin Darren Feng tidak tahu.
Sekarang mengungkit orang yang disebut sebagai teman SMA ini, Darren Feng tetap membela Stefanie, sebenarnya teman semacam apa yang dia punya, bisa bisanya berteman dengan orang yang menjadikan hal merugikan teman sebagai kesenangan, teman sekolah dan sahabat seperti ini, tidak berteman juga tidak apa-apa.
“Setelah aku menyelesaikan ujian, aku bisa bersantai-santai dalam 3 4 hari ini.” Stefanie mengungkit dengan bermaksud.
Sebenarnya, jika pada saat ini Darren Feng mengusulkan untuk mengajaknya untuk liburan bersama atau bepergian, dia pun tidak akan merasa keberatan, dia sendiri juga ingin mengambil kesempatan ini, untuk bersantai-santai.
“Memang seharusnya! Kamu ingin kemana, beritahu saja kepada supir, biarkan supir yang mengantar jemput kamu!” sikap Darren Feng, terlihat sangat datar.
Stefanie melihat ia seperti ini, tidak dapat dihindari dirinya pun merasa kurang bersemangat, “Kalau aku pergi sendiri saja, mending aku di rumah saja, aku tinggal sendiri di rumah mungkin lebih nyaman!”
Novel Terkait
Wonderful Son-in-Law
EdrickCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyLove at First Sight
Laura VanessaMy Superhero
JessiHis Soft Side
RiseSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiCinta Yang Tak Biasa×
- Bab 1 Dream Paradise
- Bab 2 Menandatangani kontrak
- Bab 3 Turun tangan untuk membantu
- Bab 4 Pindah satu rumah
- Bab 5 Hamil dalam tiga bulan
- Bab 6 Mandi
- Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
- Bab 8 Supir pribadi
- Bab 9 Perpisahan hidup dan mati
- Bab 10 Kakak harus berjuang
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (1)
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (2)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (2)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (2)
- Bab 14 Dompetnya Menderita (1)
- Bab 14 Dompetnya Menderita(2)
- Bab 15 Dasar Playboy (1)
- Bab 15 Dasar Playboy (2)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
- Bab 17 Apakah Puas (1)
- Bab 17 Apakah Puas (2)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (1)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (2)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (1)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (1)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (2)
- Bab 21 Mewujudkan Janji terhadapnya (1)
- Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (1)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (1)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (2)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (1)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (2)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (1)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (2)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (1)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (2)
- Bab 27 Jangan Lupa (1)
- Bab 27 Jangan Lupa (2)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (1)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (2)
- Bab 29 Skandal (1)
- Bab 29 Skandal (2)
- Bab 30 Sungguh sialan (1)
- Bab 30 Sungguh sialan (2)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (1)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (2)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (2)
- Bab 33 Introspeksi Diri (1)
- Bab 33 Introspeksi Diri (2)
- Bab 34 Saling Menemani (1)
- Bab 34 Saling Menemani (2)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (1)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (2)
- Bab 36 Hukuman dikeluarkan dari sekolah (1)
- Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
- Bab 37 Apakah puas dengan hukuman yang diberikan (1)
- Bab 37 Apakah kamu puas dengan hukuman ini (2)
- Bab 38 Melakukan apa pun demi wanita yang disukai (1)
- Bab 38 Melakukan apapun demi wanita yang disukai (2)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (2)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (1)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (2)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (1)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (2)
- Bab 43 Iblis Kecil (1)
- Bab 43 Iblis Kecil (2)
- Bab 44 Olahraga Pagi (1)
- Bab 44 Olahraga Pagi (2)
- Bab 45 Kejutan Besar (1)
- Bab 45 Kejutan Besar (2)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (1)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (2)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (1)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (2)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (1)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (2)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (1)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (2)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (1)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (2)
- Bab 51 Kejutan Ganda
- Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
- Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (1)
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (2)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (1)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (2)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (1)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (2)
- Bab 57 Bajingan (1)
- Bab 57 Bajingan (2)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (1)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (2)
- Bab 59 Cemburu (1)
- Bab 59 Cemburu (2)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (1)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (2)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (1)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (2)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (2)
- Bab 63 Pria Itu (1)
- Bab 63 Pria Itu (2)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (1)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (2)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (1)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (2)
- Bab 66 Ternyata dia (1)
- Bab 66 Ternyata dia (2)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (1)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (2)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (1)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
- Bab 69 Balas dendam (1)
- Bab 69 Balas dendam (2)
- Bab 70 Berbagai macam siksaan
- Bab 71 Dimulai dari perhatiannya
- Bab 72 Pindah dan tinggal bersama
- Bab 73 Perhatian dari Clayton Gu
- Bab 74 Identitasnya turun
- Bab 75 Kamu tidur saja
- Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
- Bab 77 Kegugupan Tuan Gu
- Bab 78 Semuanya Terungkap
- Bab 79 Perantau Pinggiran Kota
- Bab 80 Adaptasi
- Bab 81 Ragu
- Bab 82 Tidak Punya Pacar
- Bab 83 Pengingat Niat Baik
- Bab 84 Secara Sembunyi-Sembunyi
- Bab 85 Pesanan Makanan Tanpa Nama
- Bab 86 Fisik penjahat
- Bab 87 Aliran binatang buas
- Bab 88 Perjalanan belanja yang canggung
- Bab 89 Mendekati sang pria kaya
- Bab 90 Adil dan tegas
- Bab 91 Perang Dingin dalam Legenda
- Bab 92 Membuli Kekasihnya
- Bab 93 Hukuman Diusir
- Bab 94 Agresif
- Bab 95 Pasti Ada Urusan Pribadi
- Bab 96 Memohon dengan rendah hati
- Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang
- Bab 98 Kehendak Presdir
- Bab 99 Kenyataan yang memang ada
- Bab 100 Mendapat satu tamparan
- Bab 101 Melarikan Diri
- Bab 102 Mabuk Minum
- Bab 103 Kamu Pantas Mati
- Bab 104 Senjata Di Tangannya
- Bab 105 Dalam Hati Menginginkan Balas Dendam
- Bab 106 Orang Jahat
- Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
- Bab 108 Satu Permintaan
- Bab 109 Terlalu Banyak Yang Mendukungnya
- Bab 110 Kemunculuan Yang Disengaja
- Bab 111 Serangan Yang Spontan
- Bab 112 Keberadaan seseorang yang istimewa
- Bab 113 Terus Tenggelam
- Bab 114 Bermaksud Menarik Perhatian Orang
- Bab 115 Terlahir Kembali
- Bab 116 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 117 Membuat Orang Lain Kagum
- Bab 118 Kesalahan Besar
- Bab 119 Gantikan Aku
- Bab 120 Bukan Rasa Sakit yang Biasa
- Bab 121 Hadiah ulang tahun
- Bab 122 Membuatnya lebih emosi
- Bab 123 Mengejeknya dari belakang
- Bab 124 Rupanya kamu masih punya hati
- Bab 125 Wanita Jahat
- Bab 126 Jangan Berpura-pura
- Bab 127 Hubungan Pertemanan Yang Putus
- Bab 128 Mereka Pasti Sengaja
- Bab 129 Setelah Bersenang-senang
- Bab 130 Kesepakatan Baru Antara Keduanya
- Bab 131 Tidak Akan Melepaskan Dia Pergi
- Bab 132 Kebohongan Besar
- Bab 133 Tidak Menepati Janjinya
- Bab 134 Penderitaan Yang Tidak Terucapkan
- Bab 135 Apa Yang Sebenarnya Kamu Inginkan
- Bab 136 Mencekik Mati
- Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
- Bab 138 Tindakan Melawan
- Bab 139 Orang Pintar Yang Berhati Sensitif
- Bab 140 Misi Foto Diam-Diam
- Bab 141 Gadis Favorit
- Bab 142 Cinta Segitiga
- Bab 143 Dukungan
- Bab 144 Rahasia yang Terungkap
- Bab 145 Tidak Mungkin
- Bab 146 Aku Tidak Masalah
- Bab 147 Pil Putih
- Bab 148 Pergi Dengan Marah
- Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
- Bab 150 Penolakan Lagi
- Bab 151 Menghilang Dari Peredaran
- Bab 152 Sudah Masuk Jauh Di dalam
- Bab 153 Gossip
- Bab 154 Pelacur Yang Licik
- Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
- Bab 156 di.....
- Bab 157 Kekacauan
- Bab 158 Pukulan yang berat
- Bab 159 Patah Hati
- Bab 160 Merasa Tidak baik
- Bab 161 Munafik
- Bab 162 Seperti Boneka
- Bab 163 Dampak Buruk
- Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
- Bab 165 Ternyata Hanya Pura-pura
- Bab 166 Sikap tegas
- Bab 167 Harus ditangani dengan serius
- Bab 168 Surat pemberhentian
- Bab 169 Pemberhentian
- Bab 170 Resiko ditanggung sendiri
- Bab 171 Sebuah bom besar
- Bab 172 Tekanan dan Bahaya
- Bab 173 Orangnya sedang berada di rumah sakit
- Bab 174 Apakah dia yang melakukannya
- Bab 175 Meminta keadilan
- Bab 176 Menerima Pelecehan Parah
- Bab 177 Cobalah Untuk Menerimaku
- Bab 178 Rahasianya
- Bab 179 Mencuri Dengar Di Balik Pintu
- Bab 180 Membantu Meminjam Uang
- Bab 181 Kakek Yang Displin
- Bab 182 Membantu Dengan Royal
- Bab 183 Mengumpulkan Semua Uang
- Bab 184 Merobek Surat Kontrak
- Bab 185 Menjadi Musuh Umum
- Bab 186 Apakah Sakit?
- Bab 187 Apakah Sudah Hamil?
- Bab 188 Rumah Sakit
- Bab 189 Selamat Hamil
- Bab 190 Orang Lain Tidak Dapat Mewakili Kamu
- Bab 191 Tuan Rumah Laki-laki
- Bab 192 Apakah Ini Hidup Bersama?
- Bab 193 Perselisihan Sengit
- Bab 194 Menjadi Houseman
- Bab 195Suka Sini
- Bab 196 Takut dia kecapekan
- Bab 197 Tidak perlu permohonan maafmu
- Bab 198 Tenanglah dulu
- Bab 199 Anak Cucu tidak berbakti
- Bab 200 Akankah patriarki
- Bab 201 Telah memaafkannya
- Bab 202 Tindakan seseorang
- Bab 203 Hanya kamu
- Bab 204 Menjaganya dengan lemah lembut
- Bab 205 Membeli tiket
- Bab 206 Lelah setengah mati
- Bab 207 Canggung
- Bab 208 Tetap saja berhutang
- Bab 209 Terjerat dengannya
- Bab 210 Bagaimana mungkin akan menikahinya
- Bab 211 Tidak mengharapkan yang banyak
- Bab 212 Ikut aku pergi
- Bab 213 Langsung pergi mendaftar
- Bab 214 Lamaran yang tidak romantis
- Bab 215 Akhir cerita