Cinta Yang Tak Biasa - Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)

Setelah itu, dia menyetir dengan tenang untuk pergi.

Stefanie berlari hingga sangat jauh, dia takut supir dibelakangnya terus keras kepala dan akan menyetir dan mengejar terus, dia tidak lupa melihat kebelakang dan menyadari bahwa dibelakangnya tidak ada mobil yang familiar mengikutinya, barulah dia lega.

Dia berbeda dengan mahasiswi lain yang terikat dengan kekayaan dan barang mewah, disaat seperti begini, mahasiswi lainnya pasti akan terus saja memamerkannya, dan menunjukkan bahwa pemasukannya yang tidaklah sedikit yang berasal dari kesenangan material dan kepuasan hati.

Dia malah menyembunyikan dan takut orang lain tahu karena dia masih ingin melewati masa terakhir didalam kuliahan dengan tenang, hingga setelah satu bulan kemudian dan ujiannya selesai, mungkin saja ini adalah saatnya dia meninggalkan tempat ini.

Satu bulan kemudian, yang harus dia jalani adalah ujian untuk malanjutkan s2.

Ini juga adalah poin penting untuk merubah nasibnya, baginya, ini adalah sebuah ujian yang sangat penting, kakaknya sudah lama berharap besar terhadapnya, jadi dia tidak boleh membuat kakaknya kecewa.

"Semangat, Stefanie, kamu pasti bias!" Sebelum masuk kedalam pintu sekolah, Stefanie diam-diam menyemangati dirinya sendiri.

Karena liburan selama beberapa hari ini baru kembali ke sekolah, rasanya tentu saja akan sedikit berbeda.

Tapi, Stefanie juga belum sempat lega, dengan cepat dia menyadari bahwa ketika dia masuk kedalam gedung kelas tempat jurusannya berada, seluruh suasana kelas berbeda drastic, awalnya ketika akan masuk, dia jelas merasakan kedekatan teman-temannya dan serta gossip sana sini, diskusi sana sini.

Tapi sepertinya dia masuk tidak pada waktunya, karena dia jelas merasakan bahwa ketika dia masuk kedalam kelas, teman-temannya yang awalnya masih sedang berbisik langsung diam.

Jangan-jangan kemunculannya memang untuk membuat suasana menjadi buruk?

Tapi, dulu tidak seperti begini, dulu meskipun temannya didalam jurusannya memang tidaklah banyak, namun setidaknya hubunganya dengan teman-teman itu juga terhitung baik, bisa belajar Bersama, nilai belajarnya begitu bagus, tentu saja adalah murid teladan dimata guru, dan merupakan orang yang dipuji, oleh karena itu tidak banyak orang yang suka dekat dengannya, bagaimanapun juga ini adalah kuliahan, sudah tidak seperti ketika SMA, waktu semuanya dijaga dengan ketat dan semua tindakannya berdasarkan insting.

Stefanie mencari sebuah tempat yang sedikit kebelakang, dulu dia sangatlah tidak suka dengan posisi belakang, karena kebelakang berarti harus menjauh dengan meja guru, dan ketika guru sedang mengajar dengan serius di depan, murid-murid lainnya pasti ada yang berbisik atau mungkin bermain sesuatu, dan akan mempengaruhi dia, oleh karena itu dulu dia terbiasa untuk memilih tempat duduk yang lebih kedepan.

Tapi hari ini juga bukan karena tempat baris depan tidak ada, tapi harus melewati banyak murid, dia merasa suasana didalam kelas hari ini sedikit aneh, oleh karena itu dia juga malu untuk terus berjalan begitu saja.

Baris belakang ya belakang saja, asalkan dia berusaha untuk tidak membuatnya tidak fokus, mendengar pelajaran dimana saja bukannya sama saja? Dia menasehati dirinya sendiri seperti ini.

Tapi sekalipun dia memilih untuk duduk ditempat belakang, tapi sepertinya masiha da murid yang akan diam-diam menoleh dan berpura-pura tidak sengaja meliriknya, tampang bodohnya itu mengira bahwa dirinya menyamar dengan baik namun malah terlihat dengan jelas dimata Stefanie.

Dan ditatapan itu ada banyak yang tanpa sadar membawa tatapan merendahkan, Stefanie tidak tahu mengapa hari ini teman-temannya begitu memperhatikannya, ini sungguh aneh.

Akhirnya kelas sudah selesai, dia membereskan barangnay dan akan pergi ke toilet.

Toilet wanita di universitas dipisahkan satu persatu, dan untuk melindungi privasi setiap murid wanita, setiap kamar ada kunci yang bisa dikunci dari dalam, oleh karena itu, ketika kamu mengunci sendiri didalam, tidak ada yang tahu bahwa kamu berada dikamar yang mana.

Dan didalam ruangan yang kecil itu, akhirnya Stefanie mempunyai kesempatan untuk mengetahui mengapa tatapan orang lain terhadapnya berbeda.

"Apakah kamu lihat tadi? Murid teladan itu, yang bisa mendapatkan beasiswa terus dari sekolah itu, kabarnya kondisi keluarganya sangatlah miskin, dia masih saja punya muka untuk datang lagi masuk kelas hari ini, dan melihat tampang serius mendengarkan kelasnya itu, sungguh terlalu palsu dan berpura-pura, benar kan?"

Awalnya Stefanie tidak tahu murid diluar sana sedang membicarakan murid miskin sepertinya, meskipun dia selalu tidak suka dengan gossip seperti ini, namun tidak ada cara lain, sekarang dia tengah berada didalam salah satu kamar toilet dan mengatasi "permasalahan penting", perkataan yang tidak enak didengar itu lalu terdengar olehnya.

"Iya, aku jug amelihatnya! Dulu tidak merasakannya, namun bukankah sekarang dia sedang berpura-pura? Sudah mendapatkan orang kaya saja masih tidak memakai pakaian yang bagusan sedikit, namun malah masih berpakaian baisa seperti dulu, aku tidak percaya orang kaya yang dia dapat itu bahkan tidak punya uang untuk membelikannya pakaian, ini jelas sedang berpura-pura, tidak tahu kepada siapa dia berakting."

Ada murid wanita lainnya langsung menjawab akan ketidakpuasannya.

"Iya, pasti, dia tidak mau lepas tangan orang kaya diluar sana dan didalam sekolah dia masih ingin terlihat polos dan jika berkesempatan berpacaran dengan lelaki tampan bukankah itu dia menang banyak? Semuanya untung? Percintaan dan kekayaan dia dapatkan semua, ini baru namanya strategi, ini baru namanya sukses, apakah kalian mengerti?"

Meskipun dia berkata seperti itu, namun nada bicaranya jelas merendahkan.

Sekali mendengar ini, Stefanie melirik pakaian dirinya sendiri, karena dia merasa sepertinya orang yang dibicarakan mereka sepertinya berhubungan dengan dirinya snediri, benar saja, hari ini ketika dia keluar, dia mengenakan pakaian lamanya yang biasa dia pakai untuk sekolah, yang sangatlah biasa sekali, model yang biasa dan bahan yang murahan, karena itu dia beli dari jalanan, tentu saja tidak akan bagus sekali.

Ditambah lagi tatapan pengrendahan dari teman-temannya hari ini, dia sepertinya langsung mengerti sesuatu.

Jangan-jangan orang yang didiskusikan adalah dia?

Novel Terkait

King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu