Cinta Yang Tak Biasa - Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
"Clayton aku tidak apa-apa. Kamu tidak perlu mengkhawatirkan aku!" Mungkin karena telah terlalu banyak mengalami hal-hal yang tidak adil seperti itu, membuat Stefanie saat ini merasa mati rasa.
"Tapi saat ini kamu terlihat seperti kehilangan jiwamu, bukankah dengan begini kamu membuatku menjadi lebih khawatir lagi? Bagaimana aku bisa merasa tenang? Stefanie, jika kamu benar-benar merasa tidak nyaman, merasa bahwa orang-orang ini memiliki dampak yang tidak baik pada kamu. Kalau begitu bukankah kamu dapat pindah untuk bekerja di tempat lain? Dalam beberapa tahun terakhir, dengan prestasi besar dan profesionalisme mu, maka kamu pasti dapat menemukan pekerjaan. Tapi mungkin kamu tidak mendapat keuntungan yang seperti perusahaan ini berikan. Tetapi setidaknya kamu bisa menjauh dari masalah ini."
Clayton tidak ingin membicarakan hal ini, tetapi setelah memikirkannya, dia merasa bahwa Stefanie akan tetap menjadi sangat pasif jika terus seperti ini untuk waktu yang lama. Selama rumor ini belum hilang, maka akan berakibat buruk terhadap Stefanie. Karena itu, meninggalkan perusahaan untuk berganti pekerjaan tidak diragukan lagi adalah cara paling efektif dan tercepat untuk menyelesaikan masalah.
“Clayton, apakah kamu memintaku untuk melarikan diri? Ingin aku keluar dari sini?” Stefanie dengan santai bertanya kembali, menggelengkan kepalanya dan berkata, “Tidak, aku tidak ingin pergi seperti itu. Saat ini aku telah menjadi pegawai tetap, dari seorang pegawai magang. Aku tidak ingin pergi dari sini seperti itu.Jika aku pergi seperti itu, maka orang-orang akan tetap membicarakan aku seperti itu. Mereka mungkin akan mengira bahwa akudipaksa untuk pergi, atau aku merasa malu untuk tetap tinggal, aku sangat keberatan akan hal ini!"
Stefanie sungguh keras kepala. Sampai saat ini, dia tidak punya niat untuk melarikan diri.
"Stefanie, aku tidak bermaksud seperti itu. Aku berharap agar kamu dapat bekerja dengan tenang, daripada ditindas di perusahaan setiap hari seperti ini! Tapi jika kamu tidak ingin pergi, aku tidak akan menyarankan kamu untuk pergi lagi! Jika aku ingin tinggal di sini dan terus bekerja di sini, aku akan menemanimu! "Clayton menjawab dengan murah hati.
Sebenarnya, melarikan diri bukanlah cara yang tepat.
Tetapi jika Stefanie dapat bepikir lebih terbuka untuk memahami semua hal ini, dia tidak akan peduli dengan omong kosong orang-orang ini. Bagaimanapun juga yang terpenting adalah kesejahteraan dan perlakuan perusahaan cuku baik.
Setelah Clayton mendengar jawabannya, dia tidak lagi menyarankan Stefanie untuk pergi dari sini. Sebagai gantinya, Clayton memilih untuk menemaninya diam-diam. Ketika Stefanie dalam situasi yang paling sulit, Clayton secara tidak langsung menemaninya dan menghabiskan waktu bersamanya.
Clayton meletakkan lengan panjangnya di bahu kurusnya dan berkata dengan suara lembut, "Jika kamu masih merasa tidak nyaman di hatimu dan ingin menangis, kamu bisa berbaring di lenganku dan menangislah! Aku akan meminjamkan lenganku kepadamu!"
Clayton adalah pria dewasa, di depan wanita yang disukainya, bahkan dia menjadi lebih murah hati.
Stefanie yang sedang menahan kesedihan, mendapat perlakuan lembut darinya, tubuh lemah Stefanie pun, perlahan-lahan bersandar pada lengan hangatnya yang lebar.
Stefanie menutup matanya perlahan. Dia merasa lelah, tubuhnya terasa lelah dan hatinya terasa lebih lelah.
"Biarkan aku bersandar sebentar, ya? Kamu tidak perlu mengatakan apa-apa lagi!" Saat ini yang Stefanie butuhkan adalah kedamaian dan ketenangan. Yang dia butuhkan adalah meditasi.
Stefanie merasa sangat bersyukur karena masih ada lengan hangat yang menjadi tempat dia bersandar.
Clayton secara alami merasa senang. Melihat wanita ini tertindas, begitu menyaksikan wanita ini belajar untuk menjadi kuat. Hati Clayton sungguh bersemangat secara perlahan. Clayton semakin mencintai dan menghargai Stefanie. Wanita seperti itu layak atas penghargaan dan cintanya.
Pada saat ini, pemandangan secara alami di mata orang luar, sangat hangat, bahkan sedikit ambigu.
Pada saat ini, seorang rekan kerja di luar melintas begitu cepat, sehingga Clayton tidak punya waktu untuk menangkap sosok itu.
Balkon terbuka ini, tidak sering dilewati, jumlah orang yang lewat relatif kecil.
Clayton juga tidak mempedulikan masalah kecil ini sama sekali. Dia hanya berpikir itu adalah seorang rekan kerja yang lewat dan tidak menganggapnya serius.
Tapi kemudian, gosip panas di perusahaan menjadi bertambah, ada karakter baru dalam gosip itu.
Sebelumnya dikatakan bahwa Stefanie diam-diam menjadi simpanan orang kaya. Sekarang, dikatakan bahwa Stefanie juga diam-diam berselingkuh dengan seseorang di perusahaan yaitu Kepala Departemen R&D, Clayton. Dikatakan bahwa dua orang itu berada balkon luar perusahaan sebagai tempat mereka bersembunyi.
Konten gosip itu benar-benar menjijikkan. Adapun gambaran di otak para pendengar itu sendiri, bahkan lebih menjijikkan.
Ketika hal-hal ini menyebar ke telinga Stefanie, dia menjadi sangat marah dan bersembunyi di kamar mandi, menangis tersedu-sedu.
Bagaimanapun juga reputasinya yang seperti itu sudah terkenal, Stefanie sudah tidak peduli bagaimana pandangan orang lain tentang dirinya. Namun, dia tidak bisa melibatkan Clayton, tidak bisa menyeret Clayton ke dalam air seperti ini.
Entah bagaimana gosip ini menyebar sampai ke telinga Darren.
Darren sungguh merasa marah, wajahnya tampak sungguh masam, "Bagaimana mungkin ini dapat terjadi! Clayton ini, jika aku tidak berlaku tegas kepadanya, dia akan berlaku seenaknya saja!" Darren menjatuhkan kursi di kantornya, sehingga sekretaris wanita yang masuk dengan cepat menghindar .
Darren yang menjatuhkan kursinya, segera mengeluarkan ponselnya, memutar nomor.
Ketika Clayton mengetahui rumor ini, gosip ini sudah menyebar di perusahaan.
"Itu adalah omong kosong!"
Clayton mengakui bahwa di balkon terbuka perusahaan, beberapa kali bertemu dengan Stefanie yang sedang dalam kondisi yang letih. Tetapi di antara mereka, tidak ada hubungan apa-apa. Desas-desus tentang hal-hal yang berkeliaran itu, sebenarnya Clayton ingin hal itu terjadi pada dirinya, tetapi dia tidak berdaya, Stefanie tidak memberinya kesempatan seperti itu.
Clayton adalah seorang pria. Ketika dia mendengar desas-desus ini, dia bisa berpura-pura tidak tahu, berpura-pura tidak tahu apa yang harus dilakukan atau apa yang harus dilakukan. Namun, yang dia khawatirkan adalah Stefanie.
Clayton takut Stefanie tidak akan mampu menahan serangan rumor ini. Clayton bahkan lebih takut bahwa Stefanie akan dirugikan oleh dirinya, tahu bagaimana memberi perlawanan dengan benar. Sebaliknya, Stefanie diam-diam bersembunyi dan menangis dengan sedihnya.
Tapi sekarang Clayton adalah peran utama dalam rumor itu, jadi bahkan jika dia ingin bertemu dengan Stefanie untuk menghiburnya, maka dengan kondisi saat ini, dimana rumor tentang mereka sedang dalam sorotan, tentunya Clayton tidak dapat bertemu dengannya.
Tapi Clayton masih merasa sangat tidak nyaman, sehingga dia mengirim pesan teks kepada Stefanie di ruang kantornya.
"Stefanie, apakah kamu baik-baik saja sekarang?"
Stefanie berada dalam keadaan gelisah, wajah nya penih kesedihan, menjawab pesan teks dari Clayton itu.
"Aku baik-baik saja. Aku sedang sibuk."
Clayton merasa lega membaca kalimat "Aku sedang sibuk".
Stefanie yang mengatakan bahwa dia sedang sibuk, membuktikan bahwa dia baik-baik saja.
Ketika Clayton menghela napas leganya, pesan dari Stefanie masuk lagi.
"Kita tidak belo sering bertemu di lain waktu." Stefanie tidak menyebutkan alasannya dalam pesan teks itu. Dia percaya bahwa Clayton sudah tahu tentang rumor itu.
Begitu Clayton melihat pesan ini, dia haya dapat terdiam.
"Stefanie, apa kamu merasa takut? Apakah kamu takut bertemu denganku lagi karena omong kosong orang-orang itu
Inilah yang ditakuti Clayton. Dia takut Stefanie akan menyembunyikan dirinya mulai sekarang. Bahkan jika dia bertemu secara normal, dia akan menghindari dirinya sendiri.
Awalnya Clayton memang tidak pernah bisa memasuki dunianya. Jika Stefanie ingin menghindari dirinya, bukankah dia benar-benar gagal?
"Aku tidak takut, hanya saja untuk menghindari kecurigaan saat ini. Jangan terlalu memikirkannya!" Bahkan Stefanie tidak mau memikirkannya.
Pada titik ini, Clayton tidak merasa takut.
Clayton terlalu cepat untuk merasa lega. HIngga ketika dia pulang dari perusahaan setelah bekerja, dia tidak menyadari bahwa potensi bahaya mendekatinya langkah demi langkah.
Ketika mobilnya menuju ke tempat terpencil di mana hanya ada sedikit orang, ada seorang lelaki tua terbaring di jalan di depannya, dengan ekspresi wajah yang menyakitkan. Tempat di mana lelaki tua itu berbaring tepat di tengah jalan, dengan kata lain lelaki tua itu memblokir jalannya.
Ini bukan jalur lebar, bahkan bukan dua jalur. Clayton biasanya mengambil jalan pintas ini untuk menghemat waktu. Dia telah melalui jalan ini berkali-kali, tetapi kali ini dengan kebetulan melihat pemandangan seperti itu.
Clayton mendengar banyak tentang insiden seperti ini, jadi ketika dia melihat situasi ini, dia menjadi berhati-hati.
Dia baru saja ingin mrmbuka jendela, dengan cemas bertanya kepada lelaki tua yang terbaring di jalan itu, "Hei, ada apa denganmu? Bisakah kamu geser sedikit? Aku tidak bisa bergerak sekarang!"
Terlebih lagi, jalan sempit ini bahkan dia pun tidak bisa memutar balik, jadi jika lelaki tua itu berbaring di situ. Clayton tidak bisa bergerak maju atau mundur. Bagaimana mungkin jika dia tidak terburu-buru?
Tetapi tidak peduli berapa kali dia berteriak dan betapa jengkelnya dia berkata kepada orang tua itu, orang tua itu masih berbaring di tanah. Dari posisinya, kebetulan Clayton tidak bisa melihat apakah lelaki tua itu terluka atau seberapa parah lukanya.
Clayton melihat ke kiri dan ke kanan. Pada saat ini, tidak ada orang lain yang lewat. Lalu dia melihat ke jalan. Tampaknya itu terlalu kacau. Tidak ada kamera pemantau. Sehingga hal ini membuatnya lebih berhati-hati.
Penipu seperti ini seringkali tidak melakukan kejahatan sendirian. Biasanya mereka bersama dengan segerombolan orangd. Sekarang Clayton hanya sorang sendirian, sehingga dia harus lebih berhati-hati.
Clayton meraba-raba tangannya, mengunci mobil, kemudian berjalan langkah demi langkah.
Lelaki tua yang terbaring di tanah, mengenakan pakaian sederhana, masih tak bergerak sampai saat ini.
Ketika Clayton mendekat, dia menemukan bahwa lelaki tua itu menghadap ke bawah. Dia tidak bisa melihat apakah lelaki tua itu terjaga atau tidak. Sehingga dengan ragu-ragu Clayton bertanya, "Hei, apakah kamu sadar? Apakah kamu baik-baik saja? Apakah kamu terluka?"
Temperamennya yang halus dan perilakunya yang sopan membuatnya sangat peduli pada lelaki tua itu.
"Er" mungkin ada orang lain yang mendekat, lelaki tua itu mencoba bergerak sedikit, membuat suara kecil.
"Syukurlah kamu masih terjaga. Aku takut setengah mati!" Melihat ini, Clayton menghela nafas lega. Clayton benar-benar takut jika berurusan dengan hidup dan mati orang, jadi dia berjongkok untuk melihat cedera lelaki tua itu.
Novel Terkait
Cinta Yang Dalam
Kim YongyiMy Enchanting Guy
Bryan WuBlooming at that time
White RoseWaiting For Love
SnowEternal Love
Regina WangMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaMeet By Chance
Lena TanCinta Yang Tak Biasa×
- Bab 1 Dream Paradise
- Bab 2 Menandatangani kontrak
- Bab 3 Turun tangan untuk membantu
- Bab 4 Pindah satu rumah
- Bab 5 Hamil dalam tiga bulan
- Bab 6 Mandi
- Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
- Bab 8 Supir pribadi
- Bab 9 Perpisahan hidup dan mati
- Bab 10 Kakak harus berjuang
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (1)
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (2)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (2)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (2)
- Bab 14 Dompetnya Menderita (1)
- Bab 14 Dompetnya Menderita(2)
- Bab 15 Dasar Playboy (1)
- Bab 15 Dasar Playboy (2)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
- Bab 17 Apakah Puas (1)
- Bab 17 Apakah Puas (2)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (1)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (2)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (1)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (1)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (2)
- Bab 21 Mewujudkan Janji terhadapnya (1)
- Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (1)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (1)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (2)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (1)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (2)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (1)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (2)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (1)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (2)
- Bab 27 Jangan Lupa (1)
- Bab 27 Jangan Lupa (2)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (1)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (2)
- Bab 29 Skandal (1)
- Bab 29 Skandal (2)
- Bab 30 Sungguh sialan (1)
- Bab 30 Sungguh sialan (2)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (1)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (2)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (2)
- Bab 33 Introspeksi Diri (1)
- Bab 33 Introspeksi Diri (2)
- Bab 34 Saling Menemani (1)
- Bab 34 Saling Menemani (2)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (1)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (2)
- Bab 36 Hukuman dikeluarkan dari sekolah (1)
- Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
- Bab 37 Apakah puas dengan hukuman yang diberikan (1)
- Bab 37 Apakah kamu puas dengan hukuman ini (2)
- Bab 38 Melakukan apa pun demi wanita yang disukai (1)
- Bab 38 Melakukan apapun demi wanita yang disukai (2)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (2)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (1)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (2)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (1)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (2)
- Bab 43 Iblis Kecil (1)
- Bab 43 Iblis Kecil (2)
- Bab 44 Olahraga Pagi (1)
- Bab 44 Olahraga Pagi (2)
- Bab 45 Kejutan Besar (1)
- Bab 45 Kejutan Besar (2)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (1)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (2)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (1)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (2)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (1)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (2)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (1)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (2)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (1)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (2)
- Bab 51 Kejutan Ganda
- Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
- Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (1)
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (2)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (1)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (2)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (1)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (2)
- Bab 57 Bajingan (1)
- Bab 57 Bajingan (2)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (1)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (2)
- Bab 59 Cemburu (1)
- Bab 59 Cemburu (2)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (1)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (2)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (1)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (2)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (2)
- Bab 63 Pria Itu (1)
- Bab 63 Pria Itu (2)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (1)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (2)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (1)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (2)
- Bab 66 Ternyata dia (1)
- Bab 66 Ternyata dia (2)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (1)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (2)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (1)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
- Bab 69 Balas dendam (1)
- Bab 69 Balas dendam (2)
- Bab 70 Berbagai macam siksaan
- Bab 71 Dimulai dari perhatiannya
- Bab 72 Pindah dan tinggal bersama
- Bab 73 Perhatian dari Clayton Gu
- Bab 74 Identitasnya turun
- Bab 75 Kamu tidur saja
- Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
- Bab 77 Kegugupan Tuan Gu
- Bab 78 Semuanya Terungkap
- Bab 79 Perantau Pinggiran Kota
- Bab 80 Adaptasi
- Bab 81 Ragu
- Bab 82 Tidak Punya Pacar
- Bab 83 Pengingat Niat Baik
- Bab 84 Secara Sembunyi-Sembunyi
- Bab 85 Pesanan Makanan Tanpa Nama
- Bab 86 Fisik penjahat
- Bab 87 Aliran binatang buas
- Bab 88 Perjalanan belanja yang canggung
- Bab 89 Mendekati sang pria kaya
- Bab 90 Adil dan tegas
- Bab 91 Perang Dingin dalam Legenda
- Bab 92 Membuli Kekasihnya
- Bab 93 Hukuman Diusir
- Bab 94 Agresif
- Bab 95 Pasti Ada Urusan Pribadi
- Bab 96 Memohon dengan rendah hati
- Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang
- Bab 98 Kehendak Presdir
- Bab 99 Kenyataan yang memang ada
- Bab 100 Mendapat satu tamparan
- Bab 101 Melarikan Diri
- Bab 102 Mabuk Minum
- Bab 103 Kamu Pantas Mati
- Bab 104 Senjata Di Tangannya
- Bab 105 Dalam Hati Menginginkan Balas Dendam
- Bab 106 Orang Jahat
- Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
- Bab 108 Satu Permintaan
- Bab 109 Terlalu Banyak Yang Mendukungnya
- Bab 110 Kemunculuan Yang Disengaja
- Bab 111 Serangan Yang Spontan
- Bab 112 Keberadaan seseorang yang istimewa
- Bab 113 Terus Tenggelam
- Bab 114 Bermaksud Menarik Perhatian Orang
- Bab 115 Terlahir Kembali
- Bab 116 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 117 Membuat Orang Lain Kagum
- Bab 118 Kesalahan Besar
- Bab 119 Gantikan Aku
- Bab 120 Bukan Rasa Sakit yang Biasa
- Bab 121 Hadiah ulang tahun
- Bab 122 Membuatnya lebih emosi
- Bab 123 Mengejeknya dari belakang
- Bab 124 Rupanya kamu masih punya hati
- Bab 125 Wanita Jahat
- Bab 126 Jangan Berpura-pura
- Bab 127 Hubungan Pertemanan Yang Putus
- Bab 128 Mereka Pasti Sengaja
- Bab 129 Setelah Bersenang-senang
- Bab 130 Kesepakatan Baru Antara Keduanya
- Bab 131 Tidak Akan Melepaskan Dia Pergi
- Bab 132 Kebohongan Besar
- Bab 133 Tidak Menepati Janjinya
- Bab 134 Penderitaan Yang Tidak Terucapkan
- Bab 135 Apa Yang Sebenarnya Kamu Inginkan
- Bab 136 Mencekik Mati
- Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
- Bab 138 Tindakan Melawan
- Bab 139 Orang Pintar Yang Berhati Sensitif
- Bab 140 Misi Foto Diam-Diam
- Bab 141 Gadis Favorit
- Bab 142 Cinta Segitiga
- Bab 143 Dukungan
- Bab 144 Rahasia yang Terungkap
- Bab 145 Tidak Mungkin
- Bab 146 Aku Tidak Masalah
- Bab 147 Pil Putih
- Bab 148 Pergi Dengan Marah
- Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
- Bab 150 Penolakan Lagi
- Bab 151 Menghilang Dari Peredaran
- Bab 152 Sudah Masuk Jauh Di dalam
- Bab 153 Gossip
- Bab 154 Pelacur Yang Licik
- Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
- Bab 156 di.....
- Bab 157 Kekacauan
- Bab 158 Pukulan yang berat
- Bab 159 Patah Hati
- Bab 160 Merasa Tidak baik
- Bab 161 Munafik
- Bab 162 Seperti Boneka
- Bab 163 Dampak Buruk
- Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
- Bab 165 Ternyata Hanya Pura-pura
- Bab 166 Sikap tegas
- Bab 167 Harus ditangani dengan serius
- Bab 168 Surat pemberhentian
- Bab 169 Pemberhentian
- Bab 170 Resiko ditanggung sendiri
- Bab 171 Sebuah bom besar
- Bab 172 Tekanan dan Bahaya
- Bab 173 Orangnya sedang berada di rumah sakit
- Bab 174 Apakah dia yang melakukannya
- Bab 175 Meminta keadilan
- Bab 176 Menerima Pelecehan Parah
- Bab 177 Cobalah Untuk Menerimaku
- Bab 178 Rahasianya
- Bab 179 Mencuri Dengar Di Balik Pintu
- Bab 180 Membantu Meminjam Uang
- Bab 181 Kakek Yang Displin
- Bab 182 Membantu Dengan Royal
- Bab 183 Mengumpulkan Semua Uang
- Bab 184 Merobek Surat Kontrak
- Bab 185 Menjadi Musuh Umum
- Bab 186 Apakah Sakit?
- Bab 187 Apakah Sudah Hamil?
- Bab 188 Rumah Sakit
- Bab 189 Selamat Hamil
- Bab 190 Orang Lain Tidak Dapat Mewakili Kamu
- Bab 191 Tuan Rumah Laki-laki
- Bab 192 Apakah Ini Hidup Bersama?
- Bab 193 Perselisihan Sengit
- Bab 194 Menjadi Houseman
- Bab 195Suka Sini
- Bab 196 Takut dia kecapekan
- Bab 197 Tidak perlu permohonan maafmu
- Bab 198 Tenanglah dulu
- Bab 199 Anak Cucu tidak berbakti
- Bab 200 Akankah patriarki
- Bab 201 Telah memaafkannya
- Bab 202 Tindakan seseorang
- Bab 203 Hanya kamu
- Bab 204 Menjaganya dengan lemah lembut
- Bab 205 Membeli tiket
- Bab 206 Lelah setengah mati
- Bab 207 Canggung
- Bab 208 Tetap saja berhutang
- Bab 209 Terjerat dengannya
- Bab 210 Bagaimana mungkin akan menikahinya
- Bab 211 Tidak mengharapkan yang banyak
- Bab 212 Ikut aku pergi
- Bab 213 Langsung pergi mendaftar
- Bab 214 Lamaran yang tidak romantis
- Bab 215 Akhir cerita