Cinta Yang Tak Biasa - Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
"Aaaa, aaaa!" Stefanie berteriak beberapa kali. Rasa stress beberapa saat lalu, sepertinya menumpuk lumayan banyak. Meskipun kadang-kadang ada senyuman di wajahnya, tapi tetap tidak dapat menutupi kesedihan dan kekesalan dalam hati. Juga tidak ada cara untuk melampiaskan kesedihan serta kekesalan.
Hari ini, di jalan tol ini, dia meneriakkan kekesalan, kepanikan, kesedihan semuanya keluar. Teriakan-teriakan itu terdengar sampai kejauhan.
Begitu selesai, dia merasa sangat kelelahan, tenggorokannya juga sedikit sakit. Tapi dalam dadanya tidak begitu kesal dan sedih lagi.
Sampai akhir, Darren Feng membelokkan mobil keluar dari tol. Tujuan perjalanan kali ini sudah tercapai, dia sangat puas terhadap pencapaian ini.
Mobil pada akhirnya berhenti di depan bukit. Darren Feng turun duluan dari mobil, bersender di depan mobil, menatap bulan yang tergantung di langit. Saat Stefanie turun dari mobil, dia rasa suasana sekitar sangat sunyi, tidak ada orang, rasanya di sini masih berada di pinggiran kota.
"Kamu dulu pernah datang ke sini?" Stefanie bertanya dengan penasaran.
"Iya, dulu pernah datang. Tapi sudah sangat lama! Tempat ini sama seperti dulu. Sama sekali tidak ada perubahan." menatap beberapa lampu jalan yang berada di kejauhan, Darren Feng menyimpan semua perasaannya dalam kegelapan malam.
Dia juga tidak tahu kenapa malam ini membawa wanita ini datang ke sini. Mereka belum kenal terlalu lama, mereka bersama juga hanya karena kontrak pernikahan, tapi dia sama sekali tidak mempunyai kewajiban dan tanggungjawab untuk menghibur wanita itu. Tapi kebenarannya adalah, dia malah membawa Stefanie ke 'markas rahasia'nya.
Siapapun tidak ada yang tahu, gunung yang tidak menarik, tempat sepi yang tidak ada orangnya ini, bisa menjadi markas rahasinya. Di hatinya, tempat ini mempunyai posisi yang sangat penting, yang suci yang tidak boleh dijajah siapapun.
Angin bertiup pelan, Stefanie tidak bicara lagi. Dalam malam yang sunyi, di sampingnya ada orang seperti ini menemani, mungkin tidak perlu bicara apapun lagi. Hanya menikmati kesunyian yang ada saja. Bukankah itu juga suatu kepuasan.
Saat kembali ke pusat kota, kecepatan mobil sangat stabil.
"Itu" sampai sekarang, dia masih tidak terbiasa langsung memanggil nama pria itu. Tentu saja, selain itu, juga tidak ada panggilan lain yang bisa menggantikan nama pria itu, "Aku hari ini sudah mengobrol dengan dokter di rumah sakit. Dokter berkata minggu depan sudah boleh menjalankan operasi untuk kakakku."
Darren Feng sudah membantunya menyelesaikan masalah biaya operasi sebesar 600 juta, jadi dia rasa dia perlu memberitahu masalah ini kepada pria itu.
"Oh, kamu masih perlu bantuan apa? Kalau ada, katakan saja, jangan sungkan denganku!" Tuan Feng menampilkan sikap gentleman yang jarang ada.
"Untuk sementara tidak ada. Tapi aku sangat berterima kasih padamu! Kalau tidak ada kamu, maka biaya operasi kakakku belum terselesaikan. Mana mungkin secepat ini bisa dioperasi?" bagaimanpun itu, di hatinya, dia sangat berterima kasih pada pria ini.
"Kalau begitu hari itu seharusnya kamu membutuhkan izin, izin untuk menemani kakakmu bukan?" Darren Feng bertanya asal.
"Seharusnya iya, tapi tidak apa-apa. Hanya satu hari saja, apalagi sekarang pagi hari tidak ada pelajaran baru, semuanya hanya mengulang pelajaran saja, tidak ada pengaruh besar." mengenai pelajarannya, Stefanie sangat percaya diri.
"Bagus kalau begitu." Darren Feng lumayan suka dengan kemandirian dan kepercayaan diri wanita yang berada di sampingnya ini, contohnya seperti sekarang. Sebenarnya wanita ini terkadang juga bisa menampilkan sisi yang lemah. Dia sebagai seorang pria, tentu saja tidak keberatan untuk menolong wanita ini, yang jelas juga sekalian.
Tapi kelihatannya, Stefanie tidak akan menampilkan sisi lemahnya. Sifat yang blak-blakan kadang kala malah membuat wanita itu semakin menderita.
Mobil dikendarai kembali menuju villa yang berada di tengah gunung. Bibi Lee saat ini sudah istirahat, tapi lampu di villa masih menyala.
Berkeliaran di luar seharian, saat kembali ke villa, bahkan Stefanie merasa sedikit kelelahan.
"Kamu mandi di kamar mandi kamar utama, aku mandi di kamar mandi ruang tamu!" Tuan Feng berbesar hati menyuruh Stefanie menggunakan kamar mandi utama dan dia sendiri melangkah pergi ke ruang tamu.
Stefanie mulai mencari baju dari koper yang dia taruh di ujung ruangan. Barang yang disebut koper itu sebenarnya juga tidak ada banyak isi. Bahkan baju pun hanya ada beberapa. Pertama karena sudah terbiasa sederhana, kedua karena dari sisi ekonomi dia juga tidak bisa membeli hal kecil yang tidak terlalu penting seperti pakaian.
Dia mengeluarkan baju tidur dari dalam koper. Dibilangnya baju tidur, tapi sebenarnya adalah baju atasan dan bawahan yang sangat sederhana.
Setelah masuk ke dalam toilet, dia mengunci pintu dua kali, dengan begitu baru ada rasa aman.
Air panas mengalir dari kepala sampai sekujur tubuhnya. Melepaskan kelelahan seharian, juga ketegangan yang ada.
Tiba-tiba dia merasa ada pergerakan di kamar. Memangnya, Darren Feng itu sudah selesai mandi?
Dan sebenarnya, Darren Feng memang sudah kembali ke kamar dari tadi.
Novel Terkait
Beautiful Love
Stefen LeeWonderful Son-in-Law
EdrickIstri ke-7
Sweety GirlThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraLove In Sunset
ElinaCantik Terlihat Jelek
SherinCinta Yang Berpaling
NajokurataCinta Yang Tak Biasa×
- Bab 1 Dream Paradise
- Bab 2 Menandatangani kontrak
- Bab 3 Turun tangan untuk membantu
- Bab 4 Pindah satu rumah
- Bab 5 Hamil dalam tiga bulan
- Bab 6 Mandi
- Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
- Bab 8 Supir pribadi
- Bab 9 Perpisahan hidup dan mati
- Bab 10 Kakak harus berjuang
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (1)
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (2)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (2)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (2)
- Bab 14 Dompetnya Menderita (1)
- Bab 14 Dompetnya Menderita(2)
- Bab 15 Dasar Playboy (1)
- Bab 15 Dasar Playboy (2)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
- Bab 17 Apakah Puas (1)
- Bab 17 Apakah Puas (2)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (1)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (2)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (1)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (1)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (2)
- Bab 21 Mewujudkan Janji terhadapnya (1)
- Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (1)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (1)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (2)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (1)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (2)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (1)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (2)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (1)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (2)
- Bab 27 Jangan Lupa (1)
- Bab 27 Jangan Lupa (2)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (1)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (2)
- Bab 29 Skandal (1)
- Bab 29 Skandal (2)
- Bab 30 Sungguh sialan (1)
- Bab 30 Sungguh sialan (2)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (1)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (2)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (2)
- Bab 33 Introspeksi Diri (1)
- Bab 33 Introspeksi Diri (2)
- Bab 34 Saling Menemani (1)
- Bab 34 Saling Menemani (2)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (1)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (2)
- Bab 36 Hukuman dikeluarkan dari sekolah (1)
- Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
- Bab 37 Apakah puas dengan hukuman yang diberikan (1)
- Bab 37 Apakah kamu puas dengan hukuman ini (2)
- Bab 38 Melakukan apa pun demi wanita yang disukai (1)
- Bab 38 Melakukan apapun demi wanita yang disukai (2)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (2)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (1)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (2)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (1)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (2)
- Bab 43 Iblis Kecil (1)
- Bab 43 Iblis Kecil (2)
- Bab 44 Olahraga Pagi (1)
- Bab 44 Olahraga Pagi (2)
- Bab 45 Kejutan Besar (1)
- Bab 45 Kejutan Besar (2)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (1)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (2)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (1)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (2)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (1)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (2)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (1)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (2)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (1)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (2)
- Bab 51 Kejutan Ganda
- Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
- Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (1)
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (2)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (1)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (2)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (1)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (2)
- Bab 57 Bajingan (1)
- Bab 57 Bajingan (2)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (1)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (2)
- Bab 59 Cemburu (1)
- Bab 59 Cemburu (2)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (1)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (2)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (1)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (2)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (2)
- Bab 63 Pria Itu (1)
- Bab 63 Pria Itu (2)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (1)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (2)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (1)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (2)
- Bab 66 Ternyata dia (1)
- Bab 66 Ternyata dia (2)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (1)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (2)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (1)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
- Bab 69 Balas dendam (1)
- Bab 69 Balas dendam (2)
- Bab 70 Berbagai macam siksaan
- Bab 71 Dimulai dari perhatiannya
- Bab 72 Pindah dan tinggal bersama
- Bab 73 Perhatian dari Clayton Gu
- Bab 74 Identitasnya turun
- Bab 75 Kamu tidur saja
- Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
- Bab 77 Kegugupan Tuan Gu
- Bab 78 Semuanya Terungkap
- Bab 79 Perantau Pinggiran Kota
- Bab 80 Adaptasi
- Bab 81 Ragu
- Bab 82 Tidak Punya Pacar
- Bab 83 Pengingat Niat Baik
- Bab 84 Secara Sembunyi-Sembunyi
- Bab 85 Pesanan Makanan Tanpa Nama
- Bab 86 Fisik penjahat
- Bab 87 Aliran binatang buas
- Bab 88 Perjalanan belanja yang canggung
- Bab 89 Mendekati sang pria kaya
- Bab 90 Adil dan tegas
- Bab 91 Perang Dingin dalam Legenda
- Bab 92 Membuli Kekasihnya
- Bab 93 Hukuman Diusir
- Bab 94 Agresif
- Bab 95 Pasti Ada Urusan Pribadi
- Bab 96 Memohon dengan rendah hati
- Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang
- Bab 98 Kehendak Presdir
- Bab 99 Kenyataan yang memang ada
- Bab 100 Mendapat satu tamparan
- Bab 101 Melarikan Diri
- Bab 102 Mabuk Minum
- Bab 103 Kamu Pantas Mati
- Bab 104 Senjata Di Tangannya
- Bab 105 Dalam Hati Menginginkan Balas Dendam
- Bab 106 Orang Jahat
- Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
- Bab 108 Satu Permintaan
- Bab 109 Terlalu Banyak Yang Mendukungnya
- Bab 110 Kemunculuan Yang Disengaja
- Bab 111 Serangan Yang Spontan
- Bab 112 Keberadaan seseorang yang istimewa
- Bab 113 Terus Tenggelam
- Bab 114 Bermaksud Menarik Perhatian Orang
- Bab 115 Terlahir Kembali
- Bab 116 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 117 Membuat Orang Lain Kagum
- Bab 118 Kesalahan Besar
- Bab 119 Gantikan Aku
- Bab 120 Bukan Rasa Sakit yang Biasa
- Bab 121 Hadiah ulang tahun
- Bab 122 Membuatnya lebih emosi
- Bab 123 Mengejeknya dari belakang
- Bab 124 Rupanya kamu masih punya hati
- Bab 125 Wanita Jahat
- Bab 126 Jangan Berpura-pura
- Bab 127 Hubungan Pertemanan Yang Putus
- Bab 128 Mereka Pasti Sengaja
- Bab 129 Setelah Bersenang-senang
- Bab 130 Kesepakatan Baru Antara Keduanya
- Bab 131 Tidak Akan Melepaskan Dia Pergi
- Bab 132 Kebohongan Besar
- Bab 133 Tidak Menepati Janjinya
- Bab 134 Penderitaan Yang Tidak Terucapkan
- Bab 135 Apa Yang Sebenarnya Kamu Inginkan
- Bab 136 Mencekik Mati
- Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
- Bab 138 Tindakan Melawan
- Bab 139 Orang Pintar Yang Berhati Sensitif
- Bab 140 Misi Foto Diam-Diam
- Bab 141 Gadis Favorit
- Bab 142 Cinta Segitiga
- Bab 143 Dukungan
- Bab 144 Rahasia yang Terungkap
- Bab 145 Tidak Mungkin
- Bab 146 Aku Tidak Masalah
- Bab 147 Pil Putih
- Bab 148 Pergi Dengan Marah
- Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
- Bab 150 Penolakan Lagi
- Bab 151 Menghilang Dari Peredaran
- Bab 152 Sudah Masuk Jauh Di dalam
- Bab 153 Gossip
- Bab 154 Pelacur Yang Licik
- Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
- Bab 156 di.....
- Bab 157 Kekacauan
- Bab 158 Pukulan yang berat
- Bab 159 Patah Hati
- Bab 160 Merasa Tidak baik
- Bab 161 Munafik
- Bab 162 Seperti Boneka
- Bab 163 Dampak Buruk
- Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
- Bab 165 Ternyata Hanya Pura-pura
- Bab 166 Sikap tegas
- Bab 167 Harus ditangani dengan serius
- Bab 168 Surat pemberhentian
- Bab 169 Pemberhentian
- Bab 170 Resiko ditanggung sendiri
- Bab 171 Sebuah bom besar
- Bab 172 Tekanan dan Bahaya
- Bab 173 Orangnya sedang berada di rumah sakit
- Bab 174 Apakah dia yang melakukannya
- Bab 175 Meminta keadilan
- Bab 176 Menerima Pelecehan Parah
- Bab 177 Cobalah Untuk Menerimaku
- Bab 178 Rahasianya
- Bab 179 Mencuri Dengar Di Balik Pintu
- Bab 180 Membantu Meminjam Uang
- Bab 181 Kakek Yang Displin
- Bab 182 Membantu Dengan Royal
- Bab 183 Mengumpulkan Semua Uang
- Bab 184 Merobek Surat Kontrak
- Bab 185 Menjadi Musuh Umum
- Bab 186 Apakah Sakit?
- Bab 187 Apakah Sudah Hamil?
- Bab 188 Rumah Sakit
- Bab 189 Selamat Hamil
- Bab 190 Orang Lain Tidak Dapat Mewakili Kamu
- Bab 191 Tuan Rumah Laki-laki
- Bab 192 Apakah Ini Hidup Bersama?
- Bab 193 Perselisihan Sengit
- Bab 194 Menjadi Houseman
- Bab 195Suka Sini
- Bab 196 Takut dia kecapekan
- Bab 197 Tidak perlu permohonan maafmu
- Bab 198 Tenanglah dulu
- Bab 199 Anak Cucu tidak berbakti
- Bab 200 Akankah patriarki
- Bab 201 Telah memaafkannya
- Bab 202 Tindakan seseorang
- Bab 203 Hanya kamu
- Bab 204 Menjaganya dengan lemah lembut
- Bab 205 Membeli tiket
- Bab 206 Lelah setengah mati
- Bab 207 Canggung
- Bab 208 Tetap saja berhutang
- Bab 209 Terjerat dengannya
- Bab 210 Bagaimana mungkin akan menikahinya
- Bab 211 Tidak mengharapkan yang banyak
- Bab 212 Ikut aku pergi
- Bab 213 Langsung pergi mendaftar
- Bab 214 Lamaran yang tidak romantis
- Bab 215 Akhir cerita