Cinta Yang Tak Biasa - Bab 146 Aku Tidak Masalah

"Baiklah, kita keluar untuk jalan-jalan juga bagus." Stefanie dalam suasana hati yang buruk baru-baru ini. Setelah makan siang, sekarang perutnya sudah sangat kenyang.

"Jadi bagaimana kalau jalan-jalan? Aku juga malas pergi ke tempat parkir lagi. Kebetulan, jalan-jalan sedikit bisa membantu proses pencernaan agar lebih baik lagi." Kesendirian seperti itu adalah kesempatan langka untuk Clayton Gu.

"Baiklah." Langkah ini bertepatan dengan keinginan Stefanie.

Setelah meninggalkan kantor, keduanya pergi berdampingan dan langsung menuju kedai kopi di sebelah kantor ini.

Bisnis kedai kopi ini cukup bagus, rekan-rekan kerja lainnya suka datang ke sini untuk membeli kopi.

"Direktur Gu, aku tidak menyangka kamu akan minum kopi dari kedai ini juga!"

Karyawan wanita yang dikenal juga, segera menyapa Clayton Gu dengan akrab.

Stefanie tersenyum dan memandangi karyawan itu. Dia hanya merasa wajahnya sangat asing, ia mengira wanita itu adalah rekan baru yang ditemui Clayton Gu setelah pergi ke departemen R&D.

"Itu, Direktur Gu, kalau saja Direktur lebih awal bilang, asalkan menyuruh kami, maka maki akan membantu Direktur membawakan kopi untukmu setiap harinya. Jadi, Direktur tidak perlu turun untuk beli kopi sendiri setiap harinya!" Seorang karyawan lainnya juga setuju dengan pendapat temannya. Mereka berdua kebetulan datang bersama.

"Tidak apa-apa, ku juga bisa turun sendiri!" Clayton Gu tersenyum lembut, dan berkata dengan sopan.

Pada saat ini, dalam sebuah mobil yang terparkir di sudut kantor. Ada dua orang di dalamnya, yang satu sedang melihat ke arah kedai kopi melalui jendela mobilnya, yang satu lagi sedang memegang kamera kecil. Lensa kamera menghadap ke arah kedai kopi. Bisa terlihat dengan jelas, kamera itu mengarah ke arah Clayton Gu.

"Apa kamu sudah memotretnya? Harus difoto dengan jelas ya, dan juga, paling bagus kalau memotretnya dari bagian depan wanita itu dengan Tuan Muda Gu!"

Keduanya sangat antusias di dalam mobil itu. Kemudian, diam-diam terus memotret.

"Selera apa yang kamu suka? Aku akan mentraktirmu minum." Clayton Gu mengeluarkan dompetnya dengan elegan dan mengambil uang untuk bersiap membayar tagihannya.

Stefanie dengan hati-hati memperhatikan dompet Clayton Gu. Dompet itu masih sama dengan dompet yang tak sengaja ia temukan dan dikembalikan padanya saat itu.

Terdapat beberapa tanda kerusakan di dompet itu. Kenapa dia tidak menggantinya dengan yang baru?

Dia asal berpikir, lalu menjawabnya sambil tersenyum, "Secangkir latte saja."

Setelah membeli kopi, mereka berdua memilih tempat duduk di sudut kedai yang tenang. Mereka yang awalnya ingin membeli kopi lalu langsung membawanya kembali ke kantor, tapi karena saat ini adalah waktu istirahat, akhirnya memutuskan untuk minum di kedainya terlebih dahulu karena lebih nyaman sedikit.

"Cepat foto, posisi saat ini adalah posisi terbaik, kali ini kamu pasti bisa mengambil tampilan depannya yang paling jelas!" Di salah satu sudut mobil, salah satu pria dengan sengaja menurunkan topinya dan memerintahkan temannya dengan penuh semangat.

Keduanya bersembunyi di mobil kecil, menyelinap, tetapi kali ini tugas itu dilakukan dengan baik. Saat pulang nanti, mereka bisa melaporkan pekerjaannya dengan baik.

"Apakah kamu tidak tidur sepanjang malam tadi? Lihatlah lingkaran hitam di bawah matamu!" Kesempatan untuk menyendiri ini tentu saja sangat luar biasa bagi Clayton Gu, tetapi semangatnya tidak terlalu mencolok, wajahnya dipenuhi dengan rasa lelah.

"Benar sekali, aku benar-benar tidak tidur sepanjang malam tadi." Dia cepat-cepat menyesap kopinya untuk menyegarkan dirinya, "Aku menjaga kakekku di rumah sakit tadi malam, hampir semalaman ini aku tidak berani memejamkan mataku."

"Kakekmu?" Stefanie sedikit terkejut, ini adalah pertama kalinya dia mendengar Clayton Gu berbicara tentang keluarganya sendiri.

"Yah, kakekku sangat marah kemarin sehingga dia hampir pingsan, kemudian tekanan darahnya melonjak, dan akhirnya pingsan. Pada waktu itu, aku takut kakekku akan meninggal. Untungnya, ambulans membawanya ke rumah sakit tepat waktu. Kalau tidak, entah bagaimana nanti akhirnya." Teringat akan hal ini, Clayton Gu tampak merasa bersalah.

Pada saat ini, Stefanie juga memikirkan satu-satunya kerabatnya di dunia ini, yaitu kakaknya yang masih terbaring di tempat tidur rumah sakit di kota A.

"Kalau begitu, kamu harus menjadi cucu yang baik ke depannya, jangan membuat kakekmu marah lagi!"

Senang memiliki orang yang dicintai. Adapun kakek, pasti akan memiliki berbagai pengalaman. Maaf, dia benar-benar tidak tahu, karena sejak dia mengerti akan banyak hal, dia tidak tahu seperti apa keberadaan kakeknya, dia tidak mempunyai kakek.

"Kamu benar, aku benar-benar tidak boleh membuat Kakek marah lagi! Kemarin asisten mengatakan kepadaku, kakek melakukan pemeriksaan tubuhnya pada awal tahun ini. Setelah diperiksa, kakekku mengalami tekanan darah tinggi. Tapi ia tidak memberitahuku karena tidak ingin membuatku khawatir. Kalau saja dari awal aku tahu akan hal ini, aku tidak akan memancing emosi orang tua itu!" Mencari seseorang untuk menceritakan rasa bersalahnya, bisa terbilang salah satu cara untuk menenangkan hatinya. Dia merasa jauh lebih baik saat ini.

"Tidak masalah, kedepannya kamu masih bisa berbakti padanya. Masih ada waktu!" Dia duduk diam di seberangnya, mendengarkannya dengan tenang dan memberikan masukan di saat yang tepat.

Kesunyian semacam ini benar-benar baik, persis seperti yang selalu diinginkan oleh Clayton Gu.

Kalau setiap harinya bisa selalu seperti ini dengannya, maka dia akan menjadi pria yang paling bahagia di dunia ini.

"Ayo, setelah kopinya selesai di minum, masih ada waktu, kamu bisa kembali ke kantormu dan berbaring di atas meja dan memejamkan mata sejenak!"Dia menatap mata panda-nya, tidak tahan untuk tidak menatap lurus ke arahnya, "Selalu mengandalkan kopi juga bukan cara yang baik. Untuk hal-hal seperti kopi ini, kedepannya kurangi ya!"

"Aku tahu, aku akan mendengarkanmu. Aku akan minum lebih sedikit ke depannya." Clayton Gu sangat bahagia sekali karena Stefanie sudah memedulikan dirinya. Biasanya, Stefanie sangat jarang memedulikannya.

Keduanya satu per satu perlahan berjalan keluar dari kedai kopi, kemudian berdampingan bersama kembali ke kantor.

Matahari sore menyinari tubuh mereka berdua, hingga membuatnya terlihat sangat harmonis dan menggoda.

"Oh, hei, mungkin Tuan Muda Gu kita sedang jatuh cinta! Lihatlah keintiman pasangan ini, mataku dibuat pusing melihatnya!" Pria yang bertanggung jawab atas memotret mereka akhirnya selesai menyelesaikan tugasnya, ia pun akhirnya bisa menghela napas lega.

"Apakah kamu juga merasa kalau mereka berdua sangat menarik saat berdiri bersama. Tuan Muda Gu terlahir tampan dan menawan, dan gadis yang berdiri dengan Tuan Muda Gu juga sangat cantik dan anggung. Kali ini, ketuga pasti akan senang mendengar informasi ini." Yang lainnya pun mulai berseru.

"Siapa yang bilang tidak? Ketua ini sangat menantikan pernikahan cucunya. Dan ia sudah lama menantikannya. Meskipun ketua tidak pernah mendesak Tuan Muda Gu secara langsung, tapi ketua sangat mengkhawatirkan peristiwa sekali seumur hidup cucunya. Kali ini, akhirnya semuanya selesai."

Setelah keduanya berhasil menyelesaikan misi pemotretan rahasia mereka, mereka pun pergi dengan puas.

Setelah dua hari observasi di rumah sakit, Tuan Besar Gu sudah kembali ke rumahnya dengan izin dokter untuk melanjutkan istirahatnya di rumah.

Ketika Asisten Gao menyerahkan setumpuk foto yang diam-diam dia ambil kepada Tuan Besar Gu, tatapan Tuan Besar Gu yang selalu tenang sekarang tiba-tiba berubah, tersirat emosi yang berbeda dari ekspresinya.

"Ini?"

Dia membalik-balik foto yang diambil secara diam-diam satu per satu. Ia melihat sosok cucunya yang tidak berbakti padanya sedang bersama seorang gadis muda yang cantik. Mereka berdua keluar bersama dari kantor, lalu masuk ke dalam sebuah keda kopi. Lalu mengobrol bersama juga di kedai tersebut.

"Ketua, ini adalah foto yang diambil secara diam-diam kali ini. Menurut orang yang bertanggung jawab atas ini, dia ingat bahwa gadis itu dan tuan muda sangat dekat. Sepertinya, tuan muda sedang mengejar gadis ini." Asisten Gao menjawab dengan jujur.

"Cucu tidak berbakti ini ternyata diam-diam sedang memiliki gadis yang disukai?" Berita ini otomatis adalah berita bagus untuk Tuan Besar Gu, "Kalau begitu, apa kalian sudah menyelidiki latar belakang gadis muda ini?"

Tentu saja, Tuan Besar Gu jelas bukan tipe orang yang menghargai orang yang ada di hadapannya, ia akan memilih latar belakang dan keluarganya. Meskipun ia relatif kuno dan ortodoks, akan tetapi ia masih mendukung perasaan cucunya sendiri. Hanya saja dia harus terlebih dahulu memastikan tidak ada wanita yang bisa menggunakan cara yang tidak pantas, untuk mendekati cucunya dengan tujuan yang jahat. Cucunya ini ia besarkan sendiri, dia terlihat sangat pintar. Tapi ia sangat polos, apalagi dalam hal percintaan. Cucunya ini tidak memiliki banyak pengalaman dalam hal ini.

"Ketua, gadis muda ini, kami juga sudah menyelidikinya, latar belakangnya sederhana, dari keluarga baik-baik, tetapi kehidupannya agak menyedihkan." Asisten Gao sendiri sudah membaca seluruh informasi ini lebih dulu, jadi ia sangat memahami latar belakangnya ini.

"Apa yang terjadi?" Tuan Besar Gu langsung menarik seluruh perhatiannya.

"Gadis muda ini benar-benar menyedihkan untuk dikatakan. Dia juga memiliki kakak laki-laki. Adik kakak itu sudah saling bergantung sejak mereka masih muda. Orang tua mereka meninggal sangat dini. Adik kakak ini tumbuh dewasa dalam penderitaan di sepanjang jalan hidupnya. Kemudian, gadis muda mendapatkan beasiswa untuk tetap bersekolah setiap harinya, ia juga sering melakukan pekerjaan paruh waktu di luar sekolah untuk menambah uang untuk biaya hidupnya, tetapi kakaknya sedang sakit sekarang dan masih memulihkan diri di rumah sakit di kota A, tetapi dengar-dengar operasinya sudah berhasil."

Semua data ini adalah diselidiki olehnya.

"Berdasarkan apa yang kamu katakan tadi, pengalaman hidup gadis ini memang agak naik turun." Mata tenang Tuan Besar Gu jatuh pada foto yang ada di tangannya lagi, dengan hati-hati menatap gadis cantik ini, "Kalau dilihat dari foto-foto ini, sikap gadis ini terbilang stabil, dan juga gadis yang tenang. Pada poin ini, dia sesuai dengan keinginanku."

Karena posisinya yang tinggi sekarang, Tuan Besar Gu secara alami sudah melihat begitu banyak gadis yang berasal dari keluarga kaya. Gadis-gadis yang dibesarkan menjadi lembut dan elegan, tidak pernah mengalami penderitaan sedikit pun. Setiap harinya lebih tahu bagaimana cara memanfaatkan orang lain dibandingan cara untuk makan, minum dan berias. Inilah yang paling tak disukai olehnya.

Dia berharap cucunya akan menemukan pendamping hidupnya yang bisa bersabar saat menderita, bisa menemani cucunya melewati manis pahitnya kehidupan, selalu menemani cucunya tanpa pernah menyerah dan meninggalkannya. Dan juga, istri yang tenang dan bermartabat.

Tuan Besar Gu sudah cukup tua, sudah terlalu banyak melihat berbagai hal. Dia sudah memiliki wawasan yang luar biasa tentang dunia ini.

Ketenaran dan kekayaan adalah segala sesuatu di luar tubuh, yang tidak dibawa saat lahir dan juga tidak dibawa saat mati.

"Apakah gadis ini satu kantor dengan Clayton?" Tuan Besar Gu punya ide, ia sudah mulai rencana yang berani dalam hatinya.

"Ya, seharusnya satu perusahaan, bukannya di foto juga ada ya? Mereka keluar bersama dari kantor pada siang hari, dan setelah minum kopi, mereka kembali bersama juga ke kantor." Asisten itu menjawab dengan tegas.

Novel Terkait

Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu