Cinta Yang Tak Biasa - Bab 195Suka Sini

Jika Darren Feng tidak membuka mulut itu sudahlah, begitu buka mulut, benar-benar akan tercengang.

"Apa, dia sudah hamil? Tapi dia tidak mengungkit hal ini ketika pertama kali menyewa rumahku, jika aku tahu dia adalah wanita hamil, aku tidak akan menyewakan rumah ini untuknya!" Tentu saja, awalnya dia juga tidak tau dia punya pacar.

"Uang sewa, aku akan melipatgandakannya! Dia sekarang masih marah padaku, tidak mau pindah ke aku situ!" Jika bukan terpaksa, Darren Feng juga tidak ingin tinggal di sini.

Tuan rumah laki-laki sepertinya sudah memahami sesuatu pada akhirnya, berpikir-pikir, ini baru dengan enggan menjawab, "Baik, kamu yang bilang, gandakan uang sewa, aku akan mencarikan kunci untukmu!"

Dia juga bukan orang bodoh, sekarang dia pria sendirian, sewa bersama dengan seorang wanita hamil, ini masuk keluar, kalau yang tidak tau kondisi sebenarnya, nanti perut wanita ini membesar, bukankah dia akan dijadikan kambing hitam, dia tidak akan melakukannya ini.

Kebetulan pacar wanita ini ada di sini, jadi situasinya sudah jadi sangat berbeda.

Masalah ini diselesaikan dengan sangat cepat, Darren Feng juga sangat puas.

Setelah berhasil mendapatkan kunci, dia segera keluar dari pintu.

Di sekitar sekolah, memang ada supermarket, dia berkeliling di supermarket, kemudian membeli banyak bahan makanan, juga ada beberapa buah yang segar, memanggil taksi untuk mengantar pulang.

Mobilnya, sudah diserahkan ke Mark, dia memberi perintah pada Mark untuk kembali membantu doa membereskan kopernya, kemudian membawa kopernya ke tempat Stefanie tinggal sekarang ini, dia sudah merencanakan untuk menemaninya tinggal di sini.

Tentu mau tinggal berapa lama, ini tergantung pada wanita ini kapan baru bisa hilang kemarahannya, baru setuju untuk tinggal bersamanya ke villa.

Dia berharap prosesnya ini, tidak terlalu lama, jangan terlalu rumit.

Tapi apakah masalahnya bisa sesuai keinginannya, tentu saja sekarang masih belum diketahui.

Ketika dia kembali dari supermarket, seorang wanita yang masih tidur di sofa tetap tertidur, tidak ada sedikitpun bermaksud untuk bangun, dia berjalan ke dalam rumah dengan ringan, kemudian barangnya langsung membawa masuk ke dapur.

Buah yang segar, dicuci sebentar,langsung dimasukkan ke dalam kulkas, tetapi sisa bahan makanan, dia hanya tau cara membeli pulang, tetapi tidak terlalu bisa harus bagaimana melakukannya.

Berpikir-pikir, dia memutuskan tetap mencari satu bibi pembantu rumah, bahkan jika bukan full time begitu, tapi setidaknya juga harus part time, selain sarapan gampang menyelesaikan, makan siang dan makan malam dua ini, mesti harus bergizi dan banyak sedikit.

Dia keluar pintu lagi, di lorong luar segera menelepon ke Mark.

"Kamu mengatur sebentar, suruh bibi semulanya di vila itu datang ke sini, koper tidak perlu bawa, disini juga tidak muat, panggilkan seorang sopir untuk menjemputnya kesini di siang hari, malam baru mengirimnya kembali lagi, meskipun sedikit lelah, tapi katakan padanya, jika melakukannya dengan baik, aku akan meningkatkan gajinya!"

Tiba-tiba dari perusahaan rumah tangga untuk mempekerjakan seorang bibi lagi, dia tidak tenang pakainya, bagaimanapun juga adalah orang asing.

Bibi yang di vilaku ini, bagaimanapun juga sudah lebih kenal.

Setelah selesai melakukan semua masalah ini, dia baru lega.

Hari ini, bagi dia, juga terlalu misterius.

Dia datang dengan amarah, sangat marah, ingin mempertanyakannya di depan muka, mempertanyakan mengapa setelah dia meninggalkannya, segera ingin cepat-cepat melemparkan dirinya ke pelukan seorang pria adonis lainnya, tetapi tiba di sini, baru menyadari situasinya tidak seperti foto yang di tangannya gitu, bahkan di bawah kesalahan, menemukan rahasia dia sudah hamil secara tidak sengaja.

Kalau bukan dia keluar kali ini, takutnya sesuai sifatnya, tidak akan memberitahunya, dia juga hanya bisa berada dalam kebohongannya.

Kalau dia bersikeras tidak mau anak ini, maka, tanpa sepengetahuannya, putranya kemungkinan sekali akan digugurkan oleh wanita dengan kejam dari rumah sakit, pada saat itu, dia pun tidak tau dirinya pernah menjadi seorang ayah.

Pikir saja, semua ini menakutkan dan juga misterius.

Untungnya, semuanya diketahui tepat waktu, untung saja dia datang dan tidak melewatkannya.

Tuhan, terhadapnya juga lumayan, bukankah?

Dia merokok di lorong luar, sampai rokok ini terbakar habis, Mark juga membawa barangnya datang.

"CEO Feng, apa anda benar-benar akan tinggal di sini?" Mark sangat khawatir, lingkungan komunitas di sini terlalu buruk, rumah ini juga sangat kecil, bagaimana ini bisa tinggal? Bagaimanapun juga, semua tidak leluasa, apalagi masih tinggal tiga orang.

"Kalau tidak, kamu punya cara lain yang baik?" Jika sekarang berhasil membujuk wanita konyol itu untuk kembali ke vila bersamanya, dia tidak akan tinggal di sini.

Bagaimana dia bisa tau berbagai macam ketidaknyamanan ini? Tapi wanita konyol itu tidak bersedia memindahkan sarangnya, dia juga tidak punya cara.

“Nona Stefanie, dia......" Mark punya banyak pertanyaan di dalam hatinya, sebelumnya apa yang terjadi di antara dua orang di rumah ini, mengapa begitu keluar, Bos Besar Feng ini langsung memintanya untuk membawakan kopernya kembali kesini, dia benar-benar bingung.

"Dia sekarang sudah hamil, dan kemungkinan tidak ingin meninggalkan anak ini, jadi, aku akan tinggal di sini!" Darren Feng menjawab sesingkat mungkin, memecahkan keraguan Mark.

Mark sangat gembira, berita ini datangnya benar-benar terlalu tiba-tiba.

"Selamat CEO Feng, selamat untuk CEO Feng!"

Secara keseluruhan, hal ini adalah hal yang bagus.

"Sementara waktu jangan beritahu siapa pun tentang hal itu, sekarang suasana hatinya masih tidak stabil, aku tidak ingin karena hal lain, merangsang dia lagi!" Darren Feng mengingatkannya dengan sabar.

"Baik, aku mengerti." Mark mengangguk kepala, kemudian pergi dengan tenang, meninggalkan kopernya.

Ketika Darren Feng menarik kopernya masuk lagi ke dalam rumah, tanpa sengaja membuat suara kecil, ini baru membuat wanita di sofa ini, sedikit bangun.

Melihat Darren Feng yang menarik koper masuk, ada sekejap yang begitu singkat, dia tidak tau di mana dia berada.

"Apa telah membangunkanmu?" Darren Feng sudah berusaha untuk berhati-hati, tetapi tak tersangka, tetap mengeluarkan suara juga.

"Untuk apa kamu mengambil koper?" Stefanie bangun tidur, orang masih dalam keadaan bingung, bertanya dengan tanpa sadar.

"Kamu tidak ingin kembali ke villa bersamaku, aku tidak bisa tenang dirimu, terpaksa pindah kemari, tinggal bersamamu disini, juga mudah untuk menjagamu!" Darren Feng menjawab dengan wajah tenang.

Sekarang dia sudah hamil, maka, dia terhadapnya, masih ada tanggung jawab padanya.

"Kamu pindah ke sini juga? Sini tempatnya begitu kecil, mana bisa tinggal? Tidak bisa, tidak bisa, kamu datang dari mana, kembali ke tempat asalmu situ, kuilku sangat kecil, benar-benar tidak bisa menaruh Bodhisattva yang terhormat kamu ini!" Setelah sadar dari kebingungan, juga hanya sebentar itu, tunggu dia benar-benar sadar, dia langsung berubah kembali ke Stefanie yang tidak berhenti ribut dan emosional sebelumnya itu.

"Tenang, tidak akan menghalangimu apa pun, mau pindah, terkecuali kembali ke villa bersama! Jika tidak, aku akan tinggal di sini!” Kali ini, sikap Darren Feng, sangat tegas. Dalam hal-hal lain, mungkin dia bisa melihat dia sekarang sedang hamil, tidak perhitungan dengannya, mengngalah dia satu langkah, tapi, berhubung dengan masalah tempat tinggal, dia mesti bersikeras.

Dia adalah wanitanya, dia mana mungkin setelah tau dia sudah hamil, masih membiarkannya menyewa bersama dengan seorang pria muda yang single?

"Kenapa kamu begitu menyebalkan!" Stefanie tiba-tiba terbakar, mengangkat selimut tipis yang di badanya, langsung melompat naik dari sofa dengan buru-buru.

"Aduh, kamu jangan melompat begitu, kamu melompat begitu, aku lihat pun merasa takut! Hati-hati dengan anakku! “Gerakan bouncing ini, lihatnya sampai Darren Feng gelisah, cepat-cepat bersuara menghentikannya.

Stefanie juga segera menyadari dirinya biasanya ceroboh, ini benar-benar harus berhati-hati.

"Hng, jangan berpikir hal ini bisa selesai begitu saja!" Stefanie melotot matanya dengan kejam, langsung melewatinya, pergi ke dapur.

Dia sudah lapar, juga tidur begitu lama, bangun tentu saja semakin lapar.

Melihat dia pergi ke dapur, dia segera mengikutinya masuk juga.

"Sudah Lapar kan, lapar makanlah sedikit buah dulu, kalau makanan, malaman aku meminta bibi yang di villa datang membuatkannya untukmu!" Dia dengan terampil mengeluarkan buah yang sudah cuci dari kulkas, ketika dia membuka kulkas, Stefanie memandangnya dengan santai, sayang, dalam kulkas sudah penuh dengan buah-buahan, buah saja, sudah ada berbagai jenis buah.

Selain buah, masih ada susu dan jus.

"Ini semuanya kamu yang keluar beli?" Dia jelas-jelas masih ingat sebelumnya kulkas masih kosong.

"Ketika kamu tertidur, aku pergi ke supermarket." Darren Feng menjawab dengan sejujurnya, berharap upaya semuanya ini, bisa membuatnya tenang, cepatan menghilangkan kebencian yang dihatinya terhadap dirinya.

Buah terlihat sangat segar, dia sudah lapar, juga mengambil buah keluar dari dapur dengan tidak sungkan, kembali ke ruang tamu lagi.

Darren Feng berpikir-pikir, lalu mengeluarkan sebotol jus dari dalam pengawet, kemudian mencari gelas di dapur, menuangkan secangkir besar, khusus mengambil untuk Stefanie.

Stefanie menyapukan pandangan padanya, mengabaikan, terus mengunyah apel yang di tangannya. Buah terhadapnya sekarang, masih bisa makan sedikit.

"Oya, ada jeruk di kulkas, aku sengaja bertanya pada kios buah situ, orang tua situ semua bilang, jika hamil, ingin makan sedikit asam, jeruk itu asam, tapi jangan banyak makan! Jangan serakah!” Dia sekarang juga mulai memperhatikan pola makan dan kehidupan sehari-hari ibu hamil hal-hal yang perlu dijaga.

"Apakah kamu tidak pergi ke perusahaan?" Stefanie Musim memakan setengah apel, tidak suka dia berdiri di sisinya terlalu bawel, berwajah dingin mengusir orang.

"Sekarang perusahaan sementara kasih Mark bertanggung jawab, ada masalah yang mendesak, dia akan menelepon saya sesegera mungkin! Laptopku sudah ambil kemari, juga dapat ditangani di sini!" Darren Feng sudah membuat rencanakan saat ini, dalam waktu yang lama seterusnya, pekerjanya utamannya, akan dialihkan, dari perusahaan ke menjaga wanita di sampingnya itu.

"Bukannya kamu selalu gila kerja? Bagaimana bisa meninggalkan perusahaan sendiri dan bisnis sendiri begitu saja?" Dia mengejeknya.

Dia juga tidak marah, hanya duduk diam di ujung sofa, dia sudah mengambil laptopnya sendiri, membukanya, dan duduk di sana dengan tenang membuat data.

Stefanie melihatnya sedikitpun tidak marah, dirinya merangsangnya begitu lagi, juga tiba-tiba merasa tidak menyenangkan.

Bibi yang di villa, sebentar sudah akan datang, juga tau dan tidak banyak tanya, sesuai perintah Darren Feng, masuk ke dapur dulu menyiapkan makan siang untuk mereka.

Namun Stefanie, setelah keluar dari villa, sudah tidak pernah kembali, sekarang disini, bertemu bibinya lagi, dia tentu sedikit merasa malu, tetapi semua ini diberikan oleh pria yang di sampingnya ini.

Tetapi pria itu malah berekpresi tenanh, tidak merasa bersalah sedikitpun.

Dia berpikir-pikir pun merasa marah, memeluk bantal, berlanjut nonton TV, mengabaikan seseorang.

Tentu saja, pemiikiran Darren Feng saat ini, taruh di data email sendiri, dia begitu serius bekerja, juga akan menempati seluruh pemikirannya di situ.

Novel Terkait

Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu