Cinta Yang Tak Biasa - Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)

“Itu, aku panaskan gelasmu menggunakan air panas dulu baru minum!" Stefanie hanya bisa berdiri dan bergegas membantu Darren si Tuan Muda ini.

Bos wanita yang ramah itu awalnya sekali melihat ini, dia ingin datang dan menjelaskan sesuatu, gelas ditokonya semuanya menggunakan gelas sekali pakai, sangatlah bersih, dan teh ini juga air yang dimasak dulu baru dibuatkan teh, namun bos wanita itu setelah melirik Stefanie dan lelaki muda yang mengenakan pakaian bagus ini, terlihat bahwa lelaki muda ini adalah orang kaya, mungkin saja tidak pernah datang ke restoran kecil seperti ini, jadi semuanya diperhatikan, dia sedikit tidak bisa menerimanya juga masuk akal.

Mereka membuka toko dan berbisnis juga ingin mendapatkan uang, dan pelanggan datang kemari pasti hanya menginginkan kepuasan dan kesenangan, jadi dia menahan diri dan tidak mendekat, melainkan tahu diri dan pergi ke dapur.

Didalam dapur, suaminya, yaitu koki utama dari toko ini tengah memasak dengan keringatan.

Cuaca memang tidaklah adem, ditambah lagi didalam dapur, udara panas dan juga minyak panas, suaminya juga hanya mengenakan sebuah kaos kutang saja dan terus saja sibuk kesana kemari.

Di toko kecil seperti mereka, biasanya berbisnis dengan pelanggan yang setia, meskipun bisnisnya lumayan bagus, namun uang yang dihasilkan juga tidaklah banyak.

Setelah memanaskan gelas menggunakan air teh, Stefanie bergegas menuangkan segelas untuk diletakkan di meja Darren, terakhir barulah menuangkan untuk dirinya sendiri, tentu saja dihadapan Darren, dia juga memanaskan gelasnya dengan menggunakan air teh yang panas dulu.

Jika pada biasanya, dia pasti tidak akan banyak meminta seperit itu, dia juga tidak punya waktu dan suasana hati untuk melakukannya.

Namun saat ini situasinya berbeda.

Kurang lebih sekitar 10 menit kemudian, bos wanita itu menyajikan masakan pertama yang sudah selesai dibuat suaminya.

"Stefanie, ini adalah lauk pertama dari paman."

Setelah meletakkan lauknya, bos wanita bergegas pergi mengambil mangkok dan sumpit.

"Tante, Anda pergi sibuk dulu saja, aku saja yang ambil!" Stefanie takut Darren mengatakan sesuatu yang keterlaluan dihadapan bos, jadi dia bergegas mencegah bos wanita itu mengambil nasi untuk mereka.

Karena dia tahu Darren merendahkan mangkok dan sumpit disini, tadi ketika bos wanita ini mengambil mangkok dan sumpit kemari, dia menyadari bahwa tatapan Darren tengah menatapi mangkok dan sumpit dengan tatapan pengrendahan.

Mangkok dan sumpit disini semuanya dibersihkan dibelakang sana, menggunakan air keran biasa, palingan juga di keringkan dulu saja dan nantinya langsung dipakai lagi, sama sekali tidak ada mesin pembunuh kuman.

Dan membuat Darren merasa lingkungan disini kurang bagus dan kurang bersih juga masih termasuk wajar.

Karena terpaksa, Stefanie bergegas mengambil mangkok dan sumpit Darren lalu memanaskannya menggunakan air panas, untuk dibersihkan ulang, sedangkan punya dirinya itu, tidak perlu dibilang juga harus dicuci ulang lagi.

Saat ini, Bos wanita sudah menyajikan masakan kedua.

Lauk pertama adalah sayuran, namanya adalah cah kol, yaitu merobek kol menjadi keping-keping kecil dan memasaknya, terlihat sederhana dan garing, lauk kedua ini adalah seledri cah daging babi, tampangnya lumayan, boleh dihitung lauk non vege.

"Makanlah, ini adalah masakan rumahan yang dimasak paman, benar-benar lumayan!" Sekarang satu-satunya yang bisa membuat Stefanie merasa terharu adalah masakan ini.

Darren mengambil sumpit yang sudah baru dipanaskan menggunakan air teh panas dengan susah, dia seketika tidak tahu bagaimana cara untuk turun tangan.

Stefanie melihat dia tidak bergerak dan tidak enakan untuk mengatakan apa-apa lagi, dia hanya bisa makan saja.

Ketika dia berada dirumah sakit, memang sudah tidak makan siang, dia sudah kelaparan selama ini, sekarang yang terletak dihadapannya jangankan adalah masakan rumahan yang panas begini, sekalipun hanya adalah roti kosong yang keras juga bisa dia makan dengan cepat.

Darren mengerutkan keningnya, apakah masakan ini benar-benar lumayan? Melihat wanita didepannya ini makan dengna begitu nikmat, itu membuatnya sedikit ingin makan.

Sejujurnya, dikantor, ketika siang hari, asistennya memang sudah membelikannya makanan, namun makanan yang dia punya berbeda dengna karyawan lainnya, itu adalah makanan dari restoran berkelas, biasanya rasanya enak, tapi porsinya juga sedikit, oleh karena itu dia sekarang juga merasa dirinya juga sedikit lapar.

"Makanlah, makan, lumayan!" Stefanie hanya fokus makan sendiri dulu, sedangkan Darren ini, apakah dia makan atau tidak, yang dia makan banyak atau tidak, maaf, saat ini tidak berada dalam perhitungannya.

Sebelumnya ketika memanaskan gelas dan mangkok sumpit untuknya, dia sudah bertahan, jika bukan karena takut membuat bos wanita merasa jengkel, sebenarnya dia sama sekali tidak perlu begitu.

Namun Tuan Muda ini jelas tidak mau menerimanya dan terlihat sepertinya menjadi semakin keterlaluan.

"Benar-benar lumayan?" Darren tanpa sadar memegang sumpit dengan erat.

"tentu saja!" Stefanie tanpa berpikir dan langsung menjawabnya, "Apakah kamu tidak melihat aku makan dengan begitu nikmat?"

Novel Terkait

Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu