Cinta Yang Tak Biasa - Bab 59 Cemburu (2)
Seperti cerita dongeng Cinderella, begitu pukul 12 tengah malam, sepatu kaca dan kenangan indah dengan sang pangeran akan menghilang. Akan menjadi khayalan yang tidak bisa digapai dengan tangan.
Di dalam rumah sakit, keadaan Steven sedikit membaik. Begitu perawat melihat kedatangan sanak keluarga, dia pun menggunakan alasan untuk memasak air untuk meninggalkan ruangan, dan memberikan ruang kepada kakak beradik itu untuk berbicara.
"Mengapa kamu datang lagi kemari? Bukannya sudah aku katakan, di sini ada perawat yang menjagaku, semuanya baik-baik saja. Kamu tidak bersusah payah untuk terus bolak-balik? Melainkan dirimu sendiri, apakah kamu sudah bersiap-siap untuk pergi ke Kota B?"
Steven hanya memiliki satu adik perempuan, adik perempuan yang telah hidup dengan dirinya sendiri sejak kecil, sudah pasti menjadi hartanya.
"Kak, tenang saja, aku sudah mempersiapkannya. Tetapi kak ada suatu hal yang ingin aku katakan!" Dia berpikir sejenak karena tidak tahu harus bagaimana memulai pembicaraan. Dulu, dirinya yang berjanji kepada kakaknya akan membawa dia ke Kota B, dengan begitu dia bisa menjaganya. Tetapi setelah berdiskusi dengan dokter, dia pun menghilangkan pemikiran tersebut.
Jika kakaknya mendengar kabar ini, dia pasti akan sangat kecewa.
"Katakan saja jika ada masalah, kita adalah saudara." Sejak Steven mengetahui adiknya mendapatkan pemberitahuan lulus, dia selalu tersenyum setiap hari. Suasana hatinya sangat baik.
"Begini kak, aku sudah berdiskusi dengan dokter, tetapi dokter tidak menyarankan kamu untuk pindah ke rumah sakit di Kota B. Dia mengatakan mereka paling paham dengan keadaanmu dan, semua jenis data pemantauan setelah operasi kamu, mereka selalu merekamnya. Jika kamu secara paksa pindah ke kota B, gundukan di jalan, ditambah dengan kondisi dan faktor tak terduga pada saat perjalanan, kemungkinan akan memengaruhi tubuh kamu. Jadi dokter tetap menyarankan kamu untuk tetap di sini, untuk melakukan pemantauan!"
Stefanie semakin susah berbicara begitu sudah sampai ke pembicaraan tahap akhir. Jika dia meninggalkan kakaknya di sini, berarti mereka tidak dapat bertemu dalam jangka waktu yang sangat panjang.
Steven tidak terlalu terkejut, hanya terdiam sejenak dan menjawab dengan pelan, "ketika sedang melakukan pemeriksaan, Dokter Fan sudah membahasnya kepadaku. Aku sudah mengetahui pemikiran mereka, hanya saja aku tidak menemukan waktu yang tepat untuk membicarakannya kepadamu. Stefanie, kakak tidak akan pergi ke Kota B, kakak akan tetap di sini!"
Stefanie tertegun, dia tidak menyangka keputusan yang sangat susah baginya ternyata begitu ringan di mata kakaknya. Tetapi semua ini tentu tidak akan semudah seperti apa yang dia lihat dari luarnya.
"Kak, tetapi aku bagaimana mungkin akan meninggalkan kamu yang sedang sakit, sendirian di sini?"
"Stefanie, kamu sudah dewasa, kamu memiliki kesempatan yang lebih baik, pergilah ke Kota B! Kamu tidak perlu terlalu merindukan kakak di sini, bukannya di sini masih ada perawat yang menjagaku? Lagipula kamu dapat kembali melihat kakak di saat liburan bukan? Tentu saja, mungkin dengan menunggu dua, tiga bulan lagi, ketika keadaan kakak membaik, dokter memperbolehkan aku untuk keluar dari rumah sakit, kamu hanya tinggal kembali dan menjemput kakak pergi ke Kota B bersama-sama!" Pemikiran Steven sangat terbuka, dia tidak boleh menjadi penghalang untuk masa depan adik perempuannya.
Dalam hidupnya, dia hanya bisa seperti ini, dia tidak terlalu menginginkan kesuksesan. Tetapi adiknya ini berbeda, hidupnya baru saja dimulai. Adik yang begitu giat pantas mendapatkan masa depan yang lebih baik. Sedangkan dia sebagai kakaknya, sudah tidak dapat membantu adiknya, dia tidak boleh menjadi beban dan penghalang adik perempuannya.
"Maaf, kak! Aku sangat ingin membawa kamu ke Kota B! Jika boleh, aku berharap kita bisa seperti ketika kita masih kanak-kanak. Saat itu kamu selalu menjaga aku. Sedangkan sekarang sudah saatnya aku membalas kebaikanmu, tetapi aku harus meninggalkan kamu sendirian di sini!" Ketika sedang berbicara, Stefanie sudah tidak bisa menahan untuk tidak menangis di depan kakaknya.
Sebelum kakaknya jatuh sakit, dia selalu mengingatkan dirinya untuk tidak menangis di depan kakaknya. Tetapi hari ini ketika dalam perjalanan menuju rumah sakit, dia sudah membuat keputusan besar, yaitu pergi ke Kota B lebih awal untuk lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan Kota B dan menghindari Darren Feng, meninggalkan dia lebih awal.
Jadi, ini memiliki arti bahwa dia akan cepat meninggalkan kakaknya sendiri dan tidak dapat datang ke rumah sakit untuk menjenguk kakaknya dengan mudah.
"Stefanie bodoh! Kamu tidak boleh berpikir seperti itu! Kamu sudah besar, jika kamu sukses, kakak akan senang dan bangga kepadamu! Lihatlah kamu, sudah begitu besar, masih saja menangis di depan kakak. Jika seperti itu, hati-hati saja kamu akan ditertawai oleh orang lain! Ini, cepat hapus air matamu!" Sebenarnya Steven juga tidak rela, tetapi perpisahan seperti ini tidak dapat dihindari. Adiknya semakin beranjak dewasa, cepat atau lambat dia akan meninggalkan dirinya dan pergi ke tempat dimana seharusnya dia berada untuk mencapai impiannya.
"Kak, ketika aku pergi, aku akan meninggalkan sebuah ponsel untukmu. Dengan begitu jika kamu sedang merindukan aku, kamu bisa menghubungiku kapan saja! Lagipula, ponsel sekarang tidak terlalu mahal!" Meskipun Stefanie masih menggunakan ponsel lama, tetapi begitu terpikirkan bahwa dia akan segera pergi, dia pun memutuskan untuk membelikan ponsel yang bagus kepada kakaknya.
"Jika kamu memang ingin membeli yang baru, kamu saja yang menggunakan yang baru. Punyamu yang sudah lama itu berikan kepadaku!" Steven tahu dirinya tidak dapat mencegat adiknya ini, dia pun memberikan ide seperti ini.
"Tidak bisa, kamu harus menggunakan yang baru! Kualitas ponsel yang baru lebih baik!" Stefanie tetap bersikukuh.
"Tetapi kamu itu pergi keluar, kamu harus bekerja suatu saat nanti, kamu akan ditertawai oleh rekan kerjamu jika tidak memiliki ponsel yang bagus!" Untuk kali ini Steven juga sangat bersikukuh.
"Jika begitu, belilah dua buah ponsel baru yang memiliki tipe yang sama. Kakak satu, aku satu." Stefanie sudah mulai menghitung jumlah uang yang harus dikeluarkan di dalam hatinya. Entah apakah sisa uang di dalam rekeningnya itu masih cukup atau tidak.
Novel Terkait
His Soft Side
RiseSi Menantu Buta
DeddyCantik Terlihat Jelek
SherinAdieu
Shi Qi1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaCinta Yang Tak Biasa×
- Bab 1 Dream Paradise
- Bab 2 Menandatangani kontrak
- Bab 3 Turun tangan untuk membantu
- Bab 4 Pindah satu rumah
- Bab 5 Hamil dalam tiga bulan
- Bab 6 Mandi
- Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
- Bab 8 Supir pribadi
- Bab 9 Perpisahan hidup dan mati
- Bab 10 Kakak harus berjuang
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (1)
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (2)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (2)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (2)
- Bab 14 Dompetnya Menderita (1)
- Bab 14 Dompetnya Menderita(2)
- Bab 15 Dasar Playboy (1)
- Bab 15 Dasar Playboy (2)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
- Bab 17 Apakah Puas (1)
- Bab 17 Apakah Puas (2)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (1)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (2)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (1)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (1)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (2)
- Bab 21 Mewujudkan Janji terhadapnya (1)
- Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (1)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (1)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (2)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (1)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (2)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (1)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (2)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (1)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (2)
- Bab 27 Jangan Lupa (1)
- Bab 27 Jangan Lupa (2)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (1)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (2)
- Bab 29 Skandal (1)
- Bab 29 Skandal (2)
- Bab 30 Sungguh sialan (1)
- Bab 30 Sungguh sialan (2)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (1)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (2)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (2)
- Bab 33 Introspeksi Diri (1)
- Bab 33 Introspeksi Diri (2)
- Bab 34 Saling Menemani (1)
- Bab 34 Saling Menemani (2)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (1)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (2)
- Bab 36 Hukuman dikeluarkan dari sekolah (1)
- Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
- Bab 37 Apakah puas dengan hukuman yang diberikan (1)
- Bab 37 Apakah kamu puas dengan hukuman ini (2)
- Bab 38 Melakukan apa pun demi wanita yang disukai (1)
- Bab 38 Melakukan apapun demi wanita yang disukai (2)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (2)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (1)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (2)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (1)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (2)
- Bab 43 Iblis Kecil (1)
- Bab 43 Iblis Kecil (2)
- Bab 44 Olahraga Pagi (1)
- Bab 44 Olahraga Pagi (2)
- Bab 45 Kejutan Besar (1)
- Bab 45 Kejutan Besar (2)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (1)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (2)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (1)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (2)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (1)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (2)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (1)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (2)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (1)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (2)
- Bab 51 Kejutan Ganda
- Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
- Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (1)
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (2)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (1)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (2)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (1)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (2)
- Bab 57 Bajingan (1)
- Bab 57 Bajingan (2)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (1)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (2)
- Bab 59 Cemburu (1)
- Bab 59 Cemburu (2)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (1)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (2)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (1)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (2)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (2)
- Bab 63 Pria Itu (1)
- Bab 63 Pria Itu (2)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (1)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (2)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (1)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (2)
- Bab 66 Ternyata dia (1)
- Bab 66 Ternyata dia (2)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (1)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (2)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (1)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
- Bab 69 Balas dendam (1)
- Bab 69 Balas dendam (2)
- Bab 70 Berbagai macam siksaan
- Bab 71 Dimulai dari perhatiannya
- Bab 72 Pindah dan tinggal bersama
- Bab 73 Perhatian dari Clayton Gu
- Bab 74 Identitasnya turun
- Bab 75 Kamu tidur saja
- Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
- Bab 77 Kegugupan Tuan Gu
- Bab 78 Semuanya Terungkap
- Bab 79 Perantau Pinggiran Kota
- Bab 80 Adaptasi
- Bab 81 Ragu
- Bab 82 Tidak Punya Pacar
- Bab 83 Pengingat Niat Baik
- Bab 84 Secara Sembunyi-Sembunyi
- Bab 85 Pesanan Makanan Tanpa Nama
- Bab 86 Fisik penjahat
- Bab 87 Aliran binatang buas
- Bab 88 Perjalanan belanja yang canggung
- Bab 89 Mendekati sang pria kaya
- Bab 90 Adil dan tegas
- Bab 91 Perang Dingin dalam Legenda
- Bab 92 Membuli Kekasihnya
- Bab 93 Hukuman Diusir
- Bab 94 Agresif
- Bab 95 Pasti Ada Urusan Pribadi
- Bab 96 Memohon dengan rendah hati
- Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang
- Bab 98 Kehendak Presdir
- Bab 99 Kenyataan yang memang ada
- Bab 100 Mendapat satu tamparan
- Bab 101 Melarikan Diri
- Bab 102 Mabuk Minum
- Bab 103 Kamu Pantas Mati
- Bab 104 Senjata Di Tangannya
- Bab 105 Dalam Hati Menginginkan Balas Dendam
- Bab 106 Orang Jahat
- Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
- Bab 108 Satu Permintaan
- Bab 109 Terlalu Banyak Yang Mendukungnya
- Bab 110 Kemunculuan Yang Disengaja
- Bab 111 Serangan Yang Spontan
- Bab 112 Keberadaan seseorang yang istimewa
- Bab 113 Terus Tenggelam
- Bab 114 Bermaksud Menarik Perhatian Orang
- Bab 115 Terlahir Kembali
- Bab 116 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 117 Membuat Orang Lain Kagum
- Bab 118 Kesalahan Besar
- Bab 119 Gantikan Aku
- Bab 120 Bukan Rasa Sakit yang Biasa
- Bab 121 Hadiah ulang tahun
- Bab 122 Membuatnya lebih emosi
- Bab 123 Mengejeknya dari belakang
- Bab 124 Rupanya kamu masih punya hati
- Bab 125 Wanita Jahat
- Bab 126 Jangan Berpura-pura
- Bab 127 Hubungan Pertemanan Yang Putus
- Bab 128 Mereka Pasti Sengaja
- Bab 129 Setelah Bersenang-senang
- Bab 130 Kesepakatan Baru Antara Keduanya
- Bab 131 Tidak Akan Melepaskan Dia Pergi
- Bab 132 Kebohongan Besar
- Bab 133 Tidak Menepati Janjinya
- Bab 134 Penderitaan Yang Tidak Terucapkan
- Bab 135 Apa Yang Sebenarnya Kamu Inginkan
- Bab 136 Mencekik Mati
- Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
- Bab 138 Tindakan Melawan
- Bab 139 Orang Pintar Yang Berhati Sensitif
- Bab 140 Misi Foto Diam-Diam
- Bab 141 Gadis Favorit
- Bab 142 Cinta Segitiga
- Bab 143 Dukungan
- Bab 144 Rahasia yang Terungkap
- Bab 145 Tidak Mungkin
- Bab 146 Aku Tidak Masalah
- Bab 147 Pil Putih
- Bab 148 Pergi Dengan Marah
- Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
- Bab 150 Penolakan Lagi
- Bab 151 Menghilang Dari Peredaran
- Bab 152 Sudah Masuk Jauh Di dalam
- Bab 153 Gossip
- Bab 154 Pelacur Yang Licik
- Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
- Bab 156 di.....
- Bab 157 Kekacauan
- Bab 158 Pukulan yang berat
- Bab 159 Patah Hati
- Bab 160 Merasa Tidak baik
- Bab 161 Munafik
- Bab 162 Seperti Boneka
- Bab 163 Dampak Buruk
- Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
- Bab 165 Ternyata Hanya Pura-pura
- Bab 166 Sikap tegas
- Bab 167 Harus ditangani dengan serius
- Bab 168 Surat pemberhentian
- Bab 169 Pemberhentian
- Bab 170 Resiko ditanggung sendiri
- Bab 171 Sebuah bom besar
- Bab 172 Tekanan dan Bahaya
- Bab 173 Orangnya sedang berada di rumah sakit
- Bab 174 Apakah dia yang melakukannya
- Bab 175 Meminta keadilan
- Bab 176 Menerima Pelecehan Parah
- Bab 177 Cobalah Untuk Menerimaku
- Bab 178 Rahasianya
- Bab 179 Mencuri Dengar Di Balik Pintu
- Bab 180 Membantu Meminjam Uang
- Bab 181 Kakek Yang Displin
- Bab 182 Membantu Dengan Royal
- Bab 183 Mengumpulkan Semua Uang
- Bab 184 Merobek Surat Kontrak
- Bab 185 Menjadi Musuh Umum
- Bab 186 Apakah Sakit?
- Bab 187 Apakah Sudah Hamil?
- Bab 188 Rumah Sakit
- Bab 189 Selamat Hamil
- Bab 190 Orang Lain Tidak Dapat Mewakili Kamu
- Bab 191 Tuan Rumah Laki-laki
- Bab 192 Apakah Ini Hidup Bersama?
- Bab 193 Perselisihan Sengit
- Bab 194 Menjadi Houseman
- Bab 195Suka Sini
- Bab 196 Takut dia kecapekan
- Bab 197 Tidak perlu permohonan maafmu
- Bab 198 Tenanglah dulu
- Bab 199 Anak Cucu tidak berbakti
- Bab 200 Akankah patriarki
- Bab 201 Telah memaafkannya
- Bab 202 Tindakan seseorang
- Bab 203 Hanya kamu
- Bab 204 Menjaganya dengan lemah lembut
- Bab 205 Membeli tiket
- Bab 206 Lelah setengah mati
- Bab 207 Canggung
- Bab 208 Tetap saja berhutang
- Bab 209 Terjerat dengannya
- Bab 210 Bagaimana mungkin akan menikahinya
- Bab 211 Tidak mengharapkan yang banyak
- Bab 212 Ikut aku pergi
- Bab 213 Langsung pergi mendaftar
- Bab 214 Lamaran yang tidak romantis
- Bab 215 Akhir cerita