Cinta Yang Tak Biasa - Bab 147 Pil Putih
"Baguslah kalau begitu." Tuan Besar Gu mengangguk puas, berbisik di telinga Asisten Gao.
Asisten Gao terkejut ketika dia mendengarnya, matanya berkerut, dia tampak ragu, "Ketua, seperti ini apa benar-benar bagus? Kalau nanti tuan muda tahu, akankah tuan muda merasa tidak senang?"
"Apa yang kamu takutkan, apa pun yang akan terjadi nanti, aku yang akan menanggungnya! Aku hanya ingin melihat menantu cucuku lebih awal saja, dan aku tidak akan menyapanya secara langsung juga. Aku hanya akan melihat gadis itu dari kejauhan, apa salah mewakili Clayton untuk mengurusi anak ini?"Tuan Besar Gu tampak kesal, ia dengan tegas berkata, "Itu saja, langkah selanjutnya kamu atur saja! Ingat, jangan biarkan Clayton mengetahui hal ini lebih awal!"
Tidak akan ada masalah selama semua ini berjalan tanpa suara.
"Tapi Ketua, dokter menjelaskan, karena kondisi tubuh dan tulang Ketua saat ini, lebih baik tinggal di rumah dulu saja untuk dua hari ke depan ini, tidak cocok untuk keluar rumah?" Asisten Gao juga khawatir akan kondisi fisik Gu, takut dia tidak akan tahan.
"Tidak apa-apa, aku baik-baik saja, ini tubuhku sendiri. Aku masih tidak tahu, sejak kapan kamu menjadi begitu bawel!" Tuan Besar Gu mulai kesal.
Apa yang sudah ia tentukan, dari dulu pasti ia lakukan.
Terlebih lagi, ini merupakan peristiwa besar, dan ini terkait dengan kebahagiaan seumur hidup cucunya di masa depan nanti. Bagaimana bisa, sebagai seorang kakek, dia tidak lebih awal mempersiapkannya?
"Baiklah, Ketua, aku akan langsung mengaturnya sekarang!" Asisten Gao tidak bisa melakukan apapun. Ia tahu, bagaimana pun dirinya menasihati tuan besar, semuanya hanya akan sia-sia saja.
Kebetulan keesokan harinya, Stefanie muncul lagi di restoran karyawan. Tanpa kecuali, Clayton Gu mengambil kesempatan untuk duduk di seberangnya sambil membawa nampannya. Setelah makan siang yang menyenangkan, keduanya masih pergi bersama untuk membeli kopi seperti yang mereka lakukan kemarin.
Pada saat ini, sebuah mobil mewah sederhana perlahan-lahan diparkir di luar kedai kopi, tetapi orang di dalam mobil itu tidak turun.
"Ketua, lihat, tuan muda itu bersama dengan gadis yang kita foto kemarin lagi hari ini, minum kopi di sini?"
Tuan Besar Gu menyipitkan matanya, ia melihat ke arah kedai kopi itu sambil tersenyum. Dan akhirnya, tatapan matanya itu terjatuh pada cucunya.
"Pemuda yang tidak berpropek bagus ini, tidak tahu cara untuk menarik pandangannya ya? Lihat, jiwanya seperti sudah diambil. Sedikit pun tak terlihat sosok cucu keluarga Gu kita yang sangat keras kepala itu!" Tuan Besar Gu menghela nafas berulang kali, mengungkapkan kekecewaannya pada cucunya.
"Sepertinya, tuan muda msaih mengejar yang lainnya juga saat ini. Ini adalah yang paling awal, otomatis jadi seperti ini. Setelah berhasil mendapatkan gadis itu, tuan muda pasti akan berubah kembali kan? Saat waktu itu tiba, gadis itu pasti akan mendengarkan tuan muda!"
Tuan Besar Gu melirik bawahannya yang duduk di sampingnya, dengan tatapan tidak puas ia berkata, "Kamu ini berpikir seperti apa? Apakah Clayton Gu seperti itu orangnya? Jangan memfitnah seperti itu!"
"Baik, baik, Ketua. Aku ini, begitu tidak senang, jadi langsung salah bicara ya? Mulutku bodoh, Ketua juga tahu kan!"
Tuan Besar Gu sedang dalam suasana hati yang baik, jadi ia tidak mau begitu mengusiknya.
Stefanie dan Clayton Gu sedang duduk di kedai kopi dan meminum kopi dengan tenang. Mereka kadang-kadang mengobrol tentang beberapa hal menarik di perusahaan, tetapi dua orang yang tampak begitu harmonis ini tidak memperhatikan sama sekali, kalau setiap gerak-geriknya diperhatikan oleh Tuan Besar Gu.
Clayton Gu tidak tahu kalau kakeknya sendiri datang ke perusahaannya dan mengikutinya untuk mengawasinya. Jika dia tahu, dia pasti akan marah.
"Setelah aku meninggalkan kelompok magang, apakah rekan-rekan lain sering membicarakanku?" Saat ini, Clayton Gu dengan Stefanie membicarakan perkembangan akhir-akhir ini di kelompok magang.
"Tentu saja ada, mereka semua mengatakan, kamu adalah pengawas yang baik. Di kelompok magang, kita adalah yang paling bebas dan santai. Kamu tidak tahu, manajer baru yang dipindahkan, kalau dilihat umurnya tidak begitu tua, tetapi ia sangat kuno. Kadang-kadang aku merasa melihatnya saja langsung merasa bosan. Oleh karena itu, tetap saja waktu terbaik di kelompok magang, tetap saja saat kamu masih ada di kelompok kami!” Melihat kembali ke masa itu, Stefanie masih merasa nostalgia.
"Benarkah? Sepertinya, aku harus melapor pada atasanku. Memintanya untuk memindahkan posisi manajer baru itu ke departemen R&D. Agar dia menderita melakukan pekerjaan di departemen itu! Aku akan kembali menjadi manajer kelompok magang yang santai lagi, bagaimana? Ide ini bagus, bukan?" Clayton Gu sengaja mengikuti kata-kata Stefanie dan menjawabnya sambil tersenyum.
Semua orang tahu bahwa hal ini hampir mustahil, dan bahkan lebih tidak realistis. Lagi pula, departemen R&D masih merupakan departemen teknis, yang dianggap sebagai departemen inti perusahaan, berbeda dengan kelompok magang. Tinggal di kelompok magang pada dasarnya tidak bisa dihubungkan dengan teknologi dan bahan-bahan inti perusahaan, mereka tidak akan belajar terlalu banyak hal-hal yang bermanfaat, karena tidak ada ruang untuk pengembangan dalam keahlian mereka.
Ini hanyalah basa-basi saja, hanya lelucon saja.
"Serius, setelah menjadi karyawan tetap, kamu juga bisa meminta untuk dipindahkan ke departemen R&D! Pintu departemen R&D selalu terbuka untukmu!" Clayton Gu juga sangat menanti-nantikannya. Ia berharap mereka berdua masih bisa terus tinggal di departemen yang sama seperti sebelumnya. Sehinga, kedepannya, mereka bisa terus bertemu.
"Nanti kita bahas lagi! Aku belum benar-benar mempertimbangkan hal-hal ini." Stefanie sedikit menurunkan matanya, bukan karena dia tidak memikirkannya dengan serius, tetapi dia tidak berani memikirkannya.
Siapa yang tahu, apa yang akan terjadi pada hubungannya dengan Darren Feng ketika ia menjadi karyawan tetap di sini? Banyak hal tidak bisa diprediksi, rencananya pun tidak akan berubah dengan cepat.
"Stefanie, ada hal yang masih kamu pikirkan ya? Atau masih takut akan ada orang yang menghalangi dan menghancurkanmu? Kamu ini sudah memelajari jurusan ini. Setelah menjadi karyawan tetap, bukannya cocok sekali untuk memasuki departemen R&D? Mungkinkah perusahaan tidak akan memanfaatkan orang berbakat sepertimu, lalu malah menyuruhmu melakukan tugas-tugas yang lain? Ini sangat tidak adil untukmu!" Clayton Gu tidak bisa menahan dirinya untuk mewakili wanita ini untuk melawan ketidakadilan yang menimpanya.
"Oke, aku setuju. Aku akan mempertimbangkan dengan baik pendapatmu ini!" Karena kekhawatiran dan tekanan Clayton Gu, Stefanie hanya bisa setuju untuk sementara waktu ini.
Tetapi untuk hasil akhirnya, ia sama sekali tidak bisa memutuskannya sendiri.
"Ketua, menurutmu apa kita akan terus tinggal di sini, menunggu tuan muda selesai, lalu baru pergi. Atau mau pergi saja sekarang? Lagipula, apa yang ingin dilihat, Ketua sudah melihat semuanya juga?"
Waktu untuk keluar tidak singkat, ditambah lagi waktu perjalanan pulang dan pergi. Jadi, tidak heran mulai mengkhawatirkan kondisi tubuh Tuan Besar Gu.
Tetapi Tuan Besar Gu tampak sangat bersemangat dan bahagia, ia melambaikan tangannya, menggelengkan kepalanya, dan berkata, "Tunggu dulu saja."
Intinya, dia masih tidak mau pergi.
Sulit sekali sampai akhirnya bisa pergi ke luar, jadi ia masih ingin tinggal lebih lama sedikit di luar.
"Stefanie, kamu sangat baik!" Tepat ketika Stefanie dan Clayton Gu duduk diam berhadapan satu sama lain, seorang pria jangkung dan berwajah dingin berjalan ke kedai kopi kecil itu dengan pakaian yang rapi. Karena kedatangannya dengan penampilannya yang serapi itu, kedai kopi kecil ini tiba-tiba penuh dengan kecemerlangan, dengan suasana yang berubah juga.
"Aduh, siapa pria tampan itu? Aku sudah bekerja paruh waktu selama ini di kedai kopi ini, bagaimana bisa sejak awal tidak pernah melihatnya?" Bahkan gadis yang bekerja paruh waktu di kedai kopi ini, tidak bisa menahan tatapan kagumnya saat melihat punggung pria jangkung tampan ini.
"Aku tidak tahu, aku juga belum pernah melihatnya. Ia benar-benar tampan dan berwibawa! Dia terlihat lebih tampan dan maskulin daripada bintang-bintang pria dengan makeup di TV dan film."
Kekaguman ini tak datang hanya dari pekerja di kedai kopi ini saja, melainkan dari para pengunjung perempuan di kedai kopi ini juga.
Punggung Stefanie menegang. Suaranya saat ini, seolah membawa kutukan. Begitu mendengarnya, rasanya ingin sekali bersembunyi atau berbalik dan lari dari sini.
Tapi sekarang, Clayton Gu duduk berhadapan dengan dirinya sendiri, harus bagaimana? Kulit kepalanya terasa mati rasa.
"CEO Feng, kenapa CEO mau meluangkan waktu dan begitu santai mengunjungi kedai kopi kecil ini? Aku pikir, bos besar seperti CEO Feng tidak akan pernah menginjakkan kakinya di tempat kecil yang tidak mencolok seperti ini!" Clayton Gu juga secara tak sadar tertegun sejenak. Dia tidak menyangka, dirinya bisa bertemu dengan Boss Besar Feng di kedai kopi kecil seperti ini.
"Oh, siapa yang menentukan, kalau orang-orang yang masuk ke dalam kedai kopi kecil itu harus dibeda-bedakan? Namun, ya, aku tidak datang untuk bersantai di kedai kopi ini. Pada titik ini, aku benar-benar tidak bisa dibandingkan denganmu yang begitu santai ini. Namun, aku datang untuk membawa wanitaku!" Darren Feng selalu sombong, dia benar-benar marah kali ini. Dia tidak menyangka, wanitanya sendiri akan pergi dengan anak yang bermarga Gu ini untuk minum kopi bersama di belakang dirinya.
"Orangmu?" Clayton Gu tanpa sadar menatap Stefanie yang sedang merasa sangat malu.
Pada saat yang sama, Darren Feng melirik Stefanie dengan mata dingin. Dia berdiri diam, hanya bibir tipisnya yang sedikit terbukadia mengucapkan beberapa kata dengan lembut, "Temani aku makan siang!"
Bukan pernyataan, bukan ajakan, tetapi perintah langsung.
"Hmm?" Stefanie belum meresponsnya. Sejak kejadian mengerikan di mana dia mencoba mencekiknya sampai mati saat itu, sudah lama sekali mereka berdua belum begitu bertemu berdua lagi, apalagi saling berbincang.
Bahkan di vila pun sama, mereka makan masing-masing sendirian, tidur pun, Darren Feng tidur di kamar tamu.
Tepat ketika Stefanie tidak meresponsnya, Darren Feng sudah melangkah maju dan menarik wanita itu.
Pada saat ini, Clayton Gu memperhatikan gerakan kecil ini dengan tajam, ia berdiri tepat waktu untuk menghentikannya.
"Aduh, Ketua, situasinya tidak benar, lihatlah, sepertinya akan ada perkelahian di dalam sama, apakah tuan muda bertemu dengan saingannya? Pria itu terlihat tinggi. Kalau melihat postur tubuhnya, seharusnya pria itu adalah orang-orang yang sering pergi ke gym. Dan tempramennya, sepertinya ia langsung bisa menekan tuan muda hanya dalam satu putaran saja."
Tuan Besar Gu langsung memerintahkan orang disampingnya untuk menurunkan kaca mobil lagi saat mendengarakan teriakan keras dari orang di sampingnya itu.
Pada saat ini, dia baru menyadari ada seorang pria muda di dalam kedai itu. Junior muda yang tiba-tiba muncul di sana.
"Cepat foto, foto wajah pria ini, nanti periksa identitasnya saat pulang nanti!" Tuan Besar Gu sangat gugup sekarang.
"Ketua, apakah Ketua ingin kita masuk untuk membantu tuan muda?"
Tuan Besar Gu menatap anak buahnya sendiri dengan tatapan ganas, "Kamu ini masih punya otak? Mana bisa pada saat ini menerobos masuk ke sana? Begitu kamu ke sana, bukannya semuanya akan langsung terbongkar? Jika Clayton tahu kalau aku, kakeknya, mengikutinya secara diam-diam, dan mengawasinya saat berkencan dengan pacarnya. Menurutmu, apa dia masih mau pulang ke rumah dan bertemu denganku lagi?"
Novel Terkait
Cinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinDemanding Husband
MarshallMore Than Words
HannyHidden Son-in-Law
Andy LeeEverything i know about love
Shinta CharityCinta Tapi Diam-Diam
RossieCinta Di Balik Awan
KellyCinta Yang Tak Biasa×
- Bab 1 Dream Paradise
- Bab 2 Menandatangani kontrak
- Bab 3 Turun tangan untuk membantu
- Bab 4 Pindah satu rumah
- Bab 5 Hamil dalam tiga bulan
- Bab 6 Mandi
- Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
- Bab 8 Supir pribadi
- Bab 9 Perpisahan hidup dan mati
- Bab 10 Kakak harus berjuang
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (1)
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (2)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (2)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (2)
- Bab 14 Dompetnya Menderita (1)
- Bab 14 Dompetnya Menderita(2)
- Bab 15 Dasar Playboy (1)
- Bab 15 Dasar Playboy (2)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
- Bab 17 Apakah Puas (1)
- Bab 17 Apakah Puas (2)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (1)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (2)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (1)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (1)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (2)
- Bab 21 Mewujudkan Janji terhadapnya (1)
- Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (1)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (1)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (2)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (1)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (2)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (1)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (2)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (1)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (2)
- Bab 27 Jangan Lupa (1)
- Bab 27 Jangan Lupa (2)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (1)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (2)
- Bab 29 Skandal (1)
- Bab 29 Skandal (2)
- Bab 30 Sungguh sialan (1)
- Bab 30 Sungguh sialan (2)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (1)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (2)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (2)
- Bab 33 Introspeksi Diri (1)
- Bab 33 Introspeksi Diri (2)
- Bab 34 Saling Menemani (1)
- Bab 34 Saling Menemani (2)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (1)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (2)
- Bab 36 Hukuman dikeluarkan dari sekolah (1)
- Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
- Bab 37 Apakah puas dengan hukuman yang diberikan (1)
- Bab 37 Apakah kamu puas dengan hukuman ini (2)
- Bab 38 Melakukan apa pun demi wanita yang disukai (1)
- Bab 38 Melakukan apapun demi wanita yang disukai (2)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (2)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (1)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (2)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (1)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (2)
- Bab 43 Iblis Kecil (1)
- Bab 43 Iblis Kecil (2)
- Bab 44 Olahraga Pagi (1)
- Bab 44 Olahraga Pagi (2)
- Bab 45 Kejutan Besar (1)
- Bab 45 Kejutan Besar (2)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (1)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (2)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (1)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (2)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (1)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (2)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (1)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (2)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (1)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (2)
- Bab 51 Kejutan Ganda
- Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
- Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (1)
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (2)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (1)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (2)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (1)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (2)
- Bab 57 Bajingan (1)
- Bab 57 Bajingan (2)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (1)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (2)
- Bab 59 Cemburu (1)
- Bab 59 Cemburu (2)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (1)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (2)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (1)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (2)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (2)
- Bab 63 Pria Itu (1)
- Bab 63 Pria Itu (2)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (1)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (2)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (1)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (2)
- Bab 66 Ternyata dia (1)
- Bab 66 Ternyata dia (2)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (1)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (2)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (1)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
- Bab 69 Balas dendam (1)
- Bab 69 Balas dendam (2)
- Bab 70 Berbagai macam siksaan
- Bab 71 Dimulai dari perhatiannya
- Bab 72 Pindah dan tinggal bersama
- Bab 73 Perhatian dari Clayton Gu
- Bab 74 Identitasnya turun
- Bab 75 Kamu tidur saja
- Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
- Bab 77 Kegugupan Tuan Gu
- Bab 78 Semuanya Terungkap
- Bab 79 Perantau Pinggiran Kota
- Bab 80 Adaptasi
- Bab 81 Ragu
- Bab 82 Tidak Punya Pacar
- Bab 83 Pengingat Niat Baik
- Bab 84 Secara Sembunyi-Sembunyi
- Bab 85 Pesanan Makanan Tanpa Nama
- Bab 86 Fisik penjahat
- Bab 87 Aliran binatang buas
- Bab 88 Perjalanan belanja yang canggung
- Bab 89 Mendekati sang pria kaya
- Bab 90 Adil dan tegas
- Bab 91 Perang Dingin dalam Legenda
- Bab 92 Membuli Kekasihnya
- Bab 93 Hukuman Diusir
- Bab 94 Agresif
- Bab 95 Pasti Ada Urusan Pribadi
- Bab 96 Memohon dengan rendah hati
- Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang
- Bab 98 Kehendak Presdir
- Bab 99 Kenyataan yang memang ada
- Bab 100 Mendapat satu tamparan
- Bab 101 Melarikan Diri
- Bab 102 Mabuk Minum
- Bab 103 Kamu Pantas Mati
- Bab 104 Senjata Di Tangannya
- Bab 105 Dalam Hati Menginginkan Balas Dendam
- Bab 106 Orang Jahat
- Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
- Bab 108 Satu Permintaan
- Bab 109 Terlalu Banyak Yang Mendukungnya
- Bab 110 Kemunculuan Yang Disengaja
- Bab 111 Serangan Yang Spontan
- Bab 112 Keberadaan seseorang yang istimewa
- Bab 113 Terus Tenggelam
- Bab 114 Bermaksud Menarik Perhatian Orang
- Bab 115 Terlahir Kembali
- Bab 116 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 117 Membuat Orang Lain Kagum
- Bab 118 Kesalahan Besar
- Bab 119 Gantikan Aku
- Bab 120 Bukan Rasa Sakit yang Biasa
- Bab 121 Hadiah ulang tahun
- Bab 122 Membuatnya lebih emosi
- Bab 123 Mengejeknya dari belakang
- Bab 124 Rupanya kamu masih punya hati
- Bab 125 Wanita Jahat
- Bab 126 Jangan Berpura-pura
- Bab 127 Hubungan Pertemanan Yang Putus
- Bab 128 Mereka Pasti Sengaja
- Bab 129 Setelah Bersenang-senang
- Bab 130 Kesepakatan Baru Antara Keduanya
- Bab 131 Tidak Akan Melepaskan Dia Pergi
- Bab 132 Kebohongan Besar
- Bab 133 Tidak Menepati Janjinya
- Bab 134 Penderitaan Yang Tidak Terucapkan
- Bab 135 Apa Yang Sebenarnya Kamu Inginkan
- Bab 136 Mencekik Mati
- Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
- Bab 138 Tindakan Melawan
- Bab 139 Orang Pintar Yang Berhati Sensitif
- Bab 140 Misi Foto Diam-Diam
- Bab 141 Gadis Favorit
- Bab 142 Cinta Segitiga
- Bab 143 Dukungan
- Bab 144 Rahasia yang Terungkap
- Bab 145 Tidak Mungkin
- Bab 146 Aku Tidak Masalah
- Bab 147 Pil Putih
- Bab 148 Pergi Dengan Marah
- Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
- Bab 150 Penolakan Lagi
- Bab 151 Menghilang Dari Peredaran
- Bab 152 Sudah Masuk Jauh Di dalam
- Bab 153 Gossip
- Bab 154 Pelacur Yang Licik
- Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
- Bab 156 di.....
- Bab 157 Kekacauan
- Bab 158 Pukulan yang berat
- Bab 159 Patah Hati
- Bab 160 Merasa Tidak baik
- Bab 161 Munafik
- Bab 162 Seperti Boneka
- Bab 163 Dampak Buruk
- Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
- Bab 165 Ternyata Hanya Pura-pura
- Bab 166 Sikap tegas
- Bab 167 Harus ditangani dengan serius
- Bab 168 Surat pemberhentian
- Bab 169 Pemberhentian
- Bab 170 Resiko ditanggung sendiri
- Bab 171 Sebuah bom besar
- Bab 172 Tekanan dan Bahaya
- Bab 173 Orangnya sedang berada di rumah sakit
- Bab 174 Apakah dia yang melakukannya
- Bab 175 Meminta keadilan
- Bab 176 Menerima Pelecehan Parah
- Bab 177 Cobalah Untuk Menerimaku
- Bab 178 Rahasianya
- Bab 179 Mencuri Dengar Di Balik Pintu
- Bab 180 Membantu Meminjam Uang
- Bab 181 Kakek Yang Displin
- Bab 182 Membantu Dengan Royal
- Bab 183 Mengumpulkan Semua Uang
- Bab 184 Merobek Surat Kontrak
- Bab 185 Menjadi Musuh Umum
- Bab 186 Apakah Sakit?
- Bab 187 Apakah Sudah Hamil?
- Bab 188 Rumah Sakit
- Bab 189 Selamat Hamil
- Bab 190 Orang Lain Tidak Dapat Mewakili Kamu
- Bab 191 Tuan Rumah Laki-laki
- Bab 192 Apakah Ini Hidup Bersama?
- Bab 193 Perselisihan Sengit
- Bab 194 Menjadi Houseman
- Bab 195Suka Sini
- Bab 196 Takut dia kecapekan
- Bab 197 Tidak perlu permohonan maafmu
- Bab 198 Tenanglah dulu
- Bab 199 Anak Cucu tidak berbakti
- Bab 200 Akankah patriarki
- Bab 201 Telah memaafkannya
- Bab 202 Tindakan seseorang
- Bab 203 Hanya kamu
- Bab 204 Menjaganya dengan lemah lembut
- Bab 205 Membeli tiket
- Bab 206 Lelah setengah mati
- Bab 207 Canggung
- Bab 208 Tetap saja berhutang
- Bab 209 Terjerat dengannya
- Bab 210 Bagaimana mungkin akan menikahinya
- Bab 211 Tidak mengharapkan yang banyak
- Bab 212 Ikut aku pergi
- Bab 213 Langsung pergi mendaftar
- Bab 214 Lamaran yang tidak romantis
- Bab 215 Akhir cerita