Cinta Yang Tak Biasa - Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
“Dan juga pada saat kamu marah dan tidak berbicara sangat menyeramkan, bahkan aku terkadang tidak berani menatap matamu, kamu terlalu galak!” Mungkin karena terlalu banyak menumpuk ketidakpuasan terhadap orang ini, sehingga dia melontarkan semuanya ketika mabuk.
“Aku galak apa?” Tanpa sadar Darren Feng bertanya, paling tidak di depannya dia tidak pernah bersikap galak kepadanya kan?
Tentu saja, di dalam perusahaan saat menghadapi pekerjaan dan bisnis itu lain ceritanya.
“Galak, galak dalam semua hal! Tetapi segalak apapun kamu, aku tidak perlu takut padamu lagi, Darren Feng ku beritahumu aku akan segera pergi ke kota B untuk daftar kuliah S2, selesai pendaftaran aku akan pergi magang di perusahaan di sana, yaitu mulai bekerja, akhirnya aku bisa mencari uang untuk menghidupi diri sendiri, walaupun gaji pada saat magang pasti sangat rendah, namun jauh lebih bisa diandalkan daripada pekerjaan sampingan di luar sana! Aku akan segera meninggalkan sini.”
Perkataan yang terpendam dalam hatinya semalaman karena tidak ada kesempatan untuk berbicara, akhirnya meminjam kesempatan selagi mabuk dilontarkan sepuasnya.
“Hm, aku tahu, aku tahu semuanya.” Darren perlahan-lahan meneguk seteguk arak, pria yang mabuk banyak berbicara, sepertinya wanita yang mabuk juga sama.
“Alangkah bagusnya jika kamu bukan bosku?” Mendadak dia melontarkan perkataan yang tiada sangkut pautnya.
“Bos?” Wajah Darren Feng menghitam, kemudian mencerna istilah asing ini, “Aku adalah bosmu?” Ha ha, kedengarannya memang seperti ini. Karena dalam surat perjanjian dirinya membayar biaya operasinya sebesar 300.000 RMB, sepertinya dia memang bosnya.
“Benarkan? Bukankah kamu bosku? Jika kamu adalah orang biasa, alangkah baiknya!” Seolah-olah dia sangat tidak suka akan hal tersebut.
Tetapi dia tidak mengetahui mengapa dia tidak suka.
“Mengapa jika aku adalah orang biasa? Bukankah aku yang sekarang sangat bagus? Jangan-jangan kamu masih tidak puas dengan kondisiku saat ini?” Dia semakin dengar semakin kebingungan, tidak memahami jalan pikiran sederhana wanita bodoh ini.
“Jika kamu adalah orang biasa, mungkin kita bisa melakukan lebih banyak hal yang lebih berarti, seperti kamu bisa memboncengiku dengan sepeda pada sore yang berangin, kita mendayuh dan terus mendayuh sepeda mengikuti jalanan yang lurus hingga ujung langit dan dunia kiamat, bukankah sangat romantis?” Ini adalah khayalan indah dirinya dulu tentang cinta, ketika dia masih sangat kecil dia telah membayangkan jika suatu hari dia menyukai seorang pria, maka dia akan memintanya untuk memboncenginya dengan sepeda.
Dirinya yang duduk di belakang masih bisa memakai baju dan rok panjang putih dengan rambut panjang, ketika sepeda berjalan, roknya beterbangan, sungguh pemandangan yang indah.
“Terus mendayuh hingga ujung langit dan dunia kiamat? Pria itu bukankah sakit?” Darren Feng dengar hingga pusing, logika seperti apa ini? Setelah dia pikirkan hanya bisa menarik satu kesimpulan yang konyol, wanita bodoh di depannya ini sudah mabuk parah! Bahkan aturan dan logikanya sudah kacau.
Dia tidak tahu ‘mendayuh terus hingga ujung langit dan dunia kiamat’ yang dimaksud oleh Stefanie hanya menggambarkan pemandangan yang indah, bukan menginginkan pendayuh sepeda terus mendayuh hingga mati kelelahan.
Ini membuktikan Bos Besar Feng sama sekali tidak berbakat romantis.
“Kamu yang sakit, kamu tidak mengerti, malas bicara denganmu, kamu seharusnya belum pernah bertemu dengan wanita yang kamu cintai, jika tidak, bagaimana mungkin kamu tidak mengerti maksudku, minggir, cepat minggir!” Dalam sekejap dia mulai tidak sabaran, perubahan sifatnya secepat membalikkan halaman buku.
“Kamu mabuk!” Dia bersikap dingin dan memelototinya dengan tegas.
Walaupun dia minum banyak sekali karena sedang bahagia, namun kemampuan minum araknya sangat bagus, lagipula dia memang suka minum arak anggur, sehingga dia sangat sadar saat ini, lebih sadar dibandingkan kapanpun.
“Aku tidak mabuk, mana aku mabuk, kamu yang mabuk.” Ada sejenis orang mabuk yang takkan mengakui dirinya mabuk.
“Hm, sekarang tiada bedanya dengan setan arak, mana ada setan arak mabuk yang mengakui dirinya mabuk!” Ternyata wanita bodoh ini memang tidak bisa minum arak.
“Sudah aku bilang tidak mabuk, tidak mabuk berarti tidak mabuk! Jika kamu bilang aku mabuk lagi, aku tidak akan perduli lagi padamu!” Dia terlihat marah.
Darren Feng serba salah, “Ok, kamu tidak mabuk, kamu tidak mabuk, ok?”
Jika ingin membahas logika dengan orang yang mabuk, terbukti itu bagaikan memainkan piano untuk sapi.
“Aku masih mau minum, belum selesai minumnya, belum puas minumnya!” Aroma yang manis menarik penciumannya, dirinya yang mabuk meminjam kesempatan ini untuk bertindak bebas dengan berani, ketika hidup dengan sadar, dia terlalu lelah, menekan diri sendiri; ketika mabuk tidak perlu memperdulikan segalanya, tidak perlu mempertimbangkan apapun, bisa mengikuti sifatnya, bertindak sesuka hati!
Melihat arak botol kedua sudah hampir selesai, tetapi wanita bodoh ini masih teriak minta minum, Darren Feng terpaksa menuangkan sisa di botol ke gelasnya, tetapi hanya ada setengah gelas.
Ini segera membuatnya tidak puas, “Sedikit ini, mana cukup?” Kamu bukakan botol baru untukku!”
Nada bicaranya bukan bertanya, bukan meminta, melainkan memerintahkannya.
Bukakan botol baru!
Sikapnya yang mau menang sendiri hanya terjadi ketika dia sedang mabuk, keberaniannya setinggi langit.
Dia yang biasanya terkekang oleh berbagai logika, tertekan berbagai perasaannya, tentu saja tidak sebodoh ini.
Tetapi setelah mabuk, dia bisa membuang semua beban pikirannya tanpa perlu pertimbangkan.
“Walaupun arak ini enak, tetapi jangan rakus! Kamu biasanya minum sedikit, mendadak minum sebanyak ini, akan merusak badan.” Darren Feng sudah tidak ingin dia minum lagi.
Ketika sedikit mabuk akan terasa melayang tidak terlalu menderita, tetapi jika mabuk parah, maka badan akan sakit. Dia memiliki banyak pengalaman dalam hal ini, dulu ketika pada malam hari harus menemani rekan bisnis minum, beberapa kali dia mabuk berat, keesokan harinya bukan hanya tidak bisa bangun bahkan kepala bagaikan mau meledak, selama 2-3 hari tidak bersemangat sama sekali. Mabuk berat bukan hanya melukai lambung, juga melukai hati, paru-paru dan energi! Intinya tidak bermanfaat sama sekali.
“Aku belum selesai minum, masih belum puas, apakah kamu tidak rela mengeluarkan arak anggurmu untuk aku minum! Huh, pelit! Arak saja tidak rela!” Stefanie yang bernyali besar menghabiskan setengah gelas arak dengan sekali teguk, terakhir bahkan menjilat pinggir bibirnya dengan lidah.
Darren Feng terpana, beberapa waktu kemudian baru sadar.
Apakah ini minuman keras? Sungguh wanita bodoh yang tidak mengerti menikmati, ini arak anggur, arak anggur! Ini bukan arak keras, bukan arak putih, wanita yang minum arak anggur hingga demikian heroik yang pernah dia temui sepertinya hanya dia saja.
Dan juga mengapa gerakan terakhirnya membuat badannya menjadi panas, rasa panas yang aneh, menyerang begitu saja.
“Sialan! Kamu tidak boleh minum lagi! Jalan, aku ajak kamu cari angin!” 2 botol penuh arak anggur sudah masuk ke perutnya dan dia masih belum puas, bahkan masih merajuk kepadanya ingin minum, dia bukan takut dia minum hingga membuatnya jatuh miskin, menghabiskan semua arak anggur di ruang penyimpanan, dia hanya khawatir badannya t idak kuat, keesokan harinya akan sangat menderita.
Namun kebaikan hatinya sepertinya tidak diterima oleh lawan pihak.
“Tidak tidak!” Dia mulai berontak, tidak bekerjasama.
Setelah mabuk, dia jauh lebih berani daripada biasanya, biasanya dia hanya membantah saja terhadap ketegasan dan kesombongannya, tetapi hari ini dia sembarangan berontak, membuatnya memeluknya lebih erat!
Nafas keduanya terdengar jelas, Darren awalnya menariknya dengan tujuan untuk membawanya keluar, ketika terkena angin di luar, diperkirakan dia akan sedikit lebih sadar, ketika dia sudah lebih sadar, takkan ribut minta minum arak lagi.
Tetapi pemberontakannya yang keras di luar dugaannya.
Karena terus berontak dan bergerak, tubuh mereka semakin lama semakin dekat.
Novel Terkait
My Perfect Lady
AliciaHis Second Chance
Derick HoPredestined
Carly1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniCinta Yang Tak Biasa×
- Bab 1 Dream Paradise
- Bab 2 Menandatangani kontrak
- Bab 3 Turun tangan untuk membantu
- Bab 4 Pindah satu rumah
- Bab 5 Hamil dalam tiga bulan
- Bab 6 Mandi
- Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
- Bab 8 Supir pribadi
- Bab 9 Perpisahan hidup dan mati
- Bab 10 Kakak harus berjuang
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (1)
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (2)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (2)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (2)
- Bab 14 Dompetnya Menderita (1)
- Bab 14 Dompetnya Menderita(2)
- Bab 15 Dasar Playboy (1)
- Bab 15 Dasar Playboy (2)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
- Bab 17 Apakah Puas (1)
- Bab 17 Apakah Puas (2)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (1)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (2)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (1)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (1)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (2)
- Bab 21 Mewujudkan Janji terhadapnya (1)
- Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (1)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (1)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (2)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (1)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (2)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (1)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (2)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (1)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (2)
- Bab 27 Jangan Lupa (1)
- Bab 27 Jangan Lupa (2)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (1)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (2)
- Bab 29 Skandal (1)
- Bab 29 Skandal (2)
- Bab 30 Sungguh sialan (1)
- Bab 30 Sungguh sialan (2)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (1)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (2)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (2)
- Bab 33 Introspeksi Diri (1)
- Bab 33 Introspeksi Diri (2)
- Bab 34 Saling Menemani (1)
- Bab 34 Saling Menemani (2)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (1)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (2)
- Bab 36 Hukuman dikeluarkan dari sekolah (1)
- Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
- Bab 37 Apakah puas dengan hukuman yang diberikan (1)
- Bab 37 Apakah kamu puas dengan hukuman ini (2)
- Bab 38 Melakukan apa pun demi wanita yang disukai (1)
- Bab 38 Melakukan apapun demi wanita yang disukai (2)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (2)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (1)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (2)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (1)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (2)
- Bab 43 Iblis Kecil (1)
- Bab 43 Iblis Kecil (2)
- Bab 44 Olahraga Pagi (1)
- Bab 44 Olahraga Pagi (2)
- Bab 45 Kejutan Besar (1)
- Bab 45 Kejutan Besar (2)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (1)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (2)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (1)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (2)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (1)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (2)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (1)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (2)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (1)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (2)
- Bab 51 Kejutan Ganda
- Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
- Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (1)
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (2)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (1)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (2)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (1)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (2)
- Bab 57 Bajingan (1)
- Bab 57 Bajingan (2)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (1)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (2)
- Bab 59 Cemburu (1)
- Bab 59 Cemburu (2)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (1)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (2)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (1)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (2)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (2)
- Bab 63 Pria Itu (1)
- Bab 63 Pria Itu (2)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (1)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (2)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (1)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (2)
- Bab 66 Ternyata dia (1)
- Bab 66 Ternyata dia (2)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (1)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (2)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (1)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
- Bab 69 Balas dendam (1)
- Bab 69 Balas dendam (2)
- Bab 70 Berbagai macam siksaan
- Bab 71 Dimulai dari perhatiannya
- Bab 72 Pindah dan tinggal bersama
- Bab 73 Perhatian dari Clayton Gu
- Bab 74 Identitasnya turun
- Bab 75 Kamu tidur saja
- Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
- Bab 77 Kegugupan Tuan Gu
- Bab 78 Semuanya Terungkap
- Bab 79 Perantau Pinggiran Kota
- Bab 80 Adaptasi
- Bab 81 Ragu
- Bab 82 Tidak Punya Pacar
- Bab 83 Pengingat Niat Baik
- Bab 84 Secara Sembunyi-Sembunyi
- Bab 85 Pesanan Makanan Tanpa Nama
- Bab 86 Fisik penjahat
- Bab 87 Aliran binatang buas
- Bab 88 Perjalanan belanja yang canggung
- Bab 89 Mendekati sang pria kaya
- Bab 90 Adil dan tegas
- Bab 91 Perang Dingin dalam Legenda
- Bab 92 Membuli Kekasihnya
- Bab 93 Hukuman Diusir
- Bab 94 Agresif
- Bab 95 Pasti Ada Urusan Pribadi
- Bab 96 Memohon dengan rendah hati
- Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang
- Bab 98 Kehendak Presdir
- Bab 99 Kenyataan yang memang ada
- Bab 100 Mendapat satu tamparan
- Bab 101 Melarikan Diri
- Bab 102 Mabuk Minum
- Bab 103 Kamu Pantas Mati
- Bab 104 Senjata Di Tangannya
- Bab 105 Dalam Hati Menginginkan Balas Dendam
- Bab 106 Orang Jahat
- Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
- Bab 108 Satu Permintaan
- Bab 109 Terlalu Banyak Yang Mendukungnya
- Bab 110 Kemunculuan Yang Disengaja
- Bab 111 Serangan Yang Spontan
- Bab 112 Keberadaan seseorang yang istimewa
- Bab 113 Terus Tenggelam
- Bab 114 Bermaksud Menarik Perhatian Orang
- Bab 115 Terlahir Kembali
- Bab 116 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 117 Membuat Orang Lain Kagum
- Bab 118 Kesalahan Besar
- Bab 119 Gantikan Aku
- Bab 120 Bukan Rasa Sakit yang Biasa
- Bab 121 Hadiah ulang tahun
- Bab 122 Membuatnya lebih emosi
- Bab 123 Mengejeknya dari belakang
- Bab 124 Rupanya kamu masih punya hati
- Bab 125 Wanita Jahat
- Bab 126 Jangan Berpura-pura
- Bab 127 Hubungan Pertemanan Yang Putus
- Bab 128 Mereka Pasti Sengaja
- Bab 129 Setelah Bersenang-senang
- Bab 130 Kesepakatan Baru Antara Keduanya
- Bab 131 Tidak Akan Melepaskan Dia Pergi
- Bab 132 Kebohongan Besar
- Bab 133 Tidak Menepati Janjinya
- Bab 134 Penderitaan Yang Tidak Terucapkan
- Bab 135 Apa Yang Sebenarnya Kamu Inginkan
- Bab 136 Mencekik Mati
- Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
- Bab 138 Tindakan Melawan
- Bab 139 Orang Pintar Yang Berhati Sensitif
- Bab 140 Misi Foto Diam-Diam
- Bab 141 Gadis Favorit
- Bab 142 Cinta Segitiga
- Bab 143 Dukungan
- Bab 144 Rahasia yang Terungkap
- Bab 145 Tidak Mungkin
- Bab 146 Aku Tidak Masalah
- Bab 147 Pil Putih
- Bab 148 Pergi Dengan Marah
- Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
- Bab 150 Penolakan Lagi
- Bab 151 Menghilang Dari Peredaran
- Bab 152 Sudah Masuk Jauh Di dalam
- Bab 153 Gossip
- Bab 154 Pelacur Yang Licik
- Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
- Bab 156 di.....
- Bab 157 Kekacauan
- Bab 158 Pukulan yang berat
- Bab 159 Patah Hati
- Bab 160 Merasa Tidak baik
- Bab 161 Munafik
- Bab 162 Seperti Boneka
- Bab 163 Dampak Buruk
- Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
- Bab 165 Ternyata Hanya Pura-pura
- Bab 166 Sikap tegas
- Bab 167 Harus ditangani dengan serius
- Bab 168 Surat pemberhentian
- Bab 169 Pemberhentian
- Bab 170 Resiko ditanggung sendiri
- Bab 171 Sebuah bom besar
- Bab 172 Tekanan dan Bahaya
- Bab 173 Orangnya sedang berada di rumah sakit
- Bab 174 Apakah dia yang melakukannya
- Bab 175 Meminta keadilan
- Bab 176 Menerima Pelecehan Parah
- Bab 177 Cobalah Untuk Menerimaku
- Bab 178 Rahasianya
- Bab 179 Mencuri Dengar Di Balik Pintu
- Bab 180 Membantu Meminjam Uang
- Bab 181 Kakek Yang Displin
- Bab 182 Membantu Dengan Royal
- Bab 183 Mengumpulkan Semua Uang
- Bab 184 Merobek Surat Kontrak
- Bab 185 Menjadi Musuh Umum
- Bab 186 Apakah Sakit?
- Bab 187 Apakah Sudah Hamil?
- Bab 188 Rumah Sakit
- Bab 189 Selamat Hamil
- Bab 190 Orang Lain Tidak Dapat Mewakili Kamu
- Bab 191 Tuan Rumah Laki-laki
- Bab 192 Apakah Ini Hidup Bersama?
- Bab 193 Perselisihan Sengit
- Bab 194 Menjadi Houseman
- Bab 195Suka Sini
- Bab 196 Takut dia kecapekan
- Bab 197 Tidak perlu permohonan maafmu
- Bab 198 Tenanglah dulu
- Bab 199 Anak Cucu tidak berbakti
- Bab 200 Akankah patriarki
- Bab 201 Telah memaafkannya
- Bab 202 Tindakan seseorang
- Bab 203 Hanya kamu
- Bab 204 Menjaganya dengan lemah lembut
- Bab 205 Membeli tiket
- Bab 206 Lelah setengah mati
- Bab 207 Canggung
- Bab 208 Tetap saja berhutang
- Bab 209 Terjerat dengannya
- Bab 210 Bagaimana mungkin akan menikahinya
- Bab 211 Tidak mengharapkan yang banyak
- Bab 212 Ikut aku pergi
- Bab 213 Langsung pergi mendaftar
- Bab 214 Lamaran yang tidak romantis
- Bab 215 Akhir cerita