Cinta Yang Tak Biasa - Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)

Satu bulan kemudian, Kota B.

Stefanie akhirnya berhasil menjadi mahasiswa Unversitas H, lingkungan di universitas ini lebih baik daripada universitas yang sebelumnya, tentu saja karena dia adalah mahasiswa sarjana, maka dia mengambil jurusan kimia di Universitas H.

Ini adalah awal kehidupan yang baru bagi Stefanie, dia diam-diam berjanji, bahwa dia harus lebih giat belajar di sini, karena universitas ini terdiri dari orang-orang dari seluruh negeri yang hebat dalam bidang kimia ini, jadi dia tidak boleh menganggap remeh.

Di lapangan untuk berlari, Stefanie sedang berjalan sambil memegang tasnya, dan akan pergi ke perpustakaan untuk meminjam beberapa buku profesional. Perpustakaan di Universitas H, jika dibandingkan dengan perpustakaan tempat dia belajar sebelumnya, lebih banyak memiliki koleksi buku kimia yang lebih luas dan lebih profesional, dua hari sebelumnya dia pernah datang ke perpustakaannya, karena dia tidak memiliki Library Card, maka dia tidak bisa meminjam buku di sana.

Tiba-tiba, dia merasakan angin kencang bertiup di sekelilingnya, dan sebelum dia bisa membalikkan punggungnya, seorang lelaki jangkung dan kurus berlari melewatinya.

Ketika dia tersadar, dia tertegun, lalu menundukkan kepalanya dan menemukan dompet hitam tergeletak di tanah yang berada tidak jauh di depannya.

Dia dengan spontan melihat ke belakang dan ke depan, di belakangnya tidak ada orang, jika di depannya, hanya ada orang yang tidak sopan itu berlari melewatinya, maka dompet ini mungkin saja punya pria itu.

Dia berjalan mendekat ke arah dompet itu, lalu dia berjongkok dan dengan hati-hati mengambil dompet yang telah ditinggalkan di sini, jari-jarinya yang ramping dengan lembut memegang kulit dompet, dan menyadari bahwa kulit dompetnya sangat bagus, bisa dilihat bahwa dompet ini dibeli di toko bermerek, dan harganya pasti sangat mahal.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku tidak mengenal pria itu, jika aku mengambil dompet ini, apakah aku akan dianggap sebagai pencuri?" dia mengerutkan keningnya ketika menatap dompetnya, tetapi ketika dia menengadahkan kepalanya, pria itu entah sudah pergi kemana, bagaimana dia akan mencarinya?

Dia adalah mahasiswa baru di Universitas H, dan dia tidak terlalu mengenal tempat ini, bagaimana ini? Dia berpikir, lalu dia mencoba membuka dompetnya, dan seperti yang diharapkan, dia melihat kartu identitas di dalam dompetnya.

Dia dengan hati-hati mengeluarkan kartu identitasnya.

"Clayton Gu" gumamnya ketika melihat kartu identitas pria itu, di dalam kartu identitasnya terdapat foto pria itu. Tetapi, pria ini terlihat tampan.

Dia menunggu di sana selama beberapa saat, awalnya dia mengira pria yang sudah hilang itu, akan menyadari bahwa dompetnya telah terjatuh, dan akan datang ke sini untuk mengambilnya, sehingga dia dapat segera mengembalikan dompet ini kepadanya, siapa sangka, setelah menunggu dalam waktu yang lama, pria itu tak kunjung datang.

Pada akhirnya, dia tidak punya pilihan lain, dia memasukkan kartu identitasnya ke dalam dompetnya, lalu dengan hati-hati memasukkannya ke dalam tasnya. Dia berpikir jika hari ini dia tidak bisa bertemu dengan pria itu, maka dia akan pergi ke tempat penyiaran radio di universitas, dan menyuruh orang penyiar radio membantunya mencari orang ini.

Perpustakaan di Universitas H selalu penuh sesak, jika kamu terlambat, maka maaf, kemungkinan kamu tidak akan mendapatkan tempat duduk yang kosong, dan kamu hanya bisa membaca buku sambil berdiri atau bersandar ke dinding.

Ketika Stefanie akhirnya tiba di perpustakaan, ternyata, di dalam perpustakaan sudah ramai, tetapi, di pintu masuk, entah kenapa, sangat berisik, dan sangat ramai.

"Maaf, aku sangat minta maaf, aku menyimpan Library Card-ku di dalam dompetku, lalu dompetku sepertinya tertinggal di rumahku, atau mungkin di mobilku, bisakah kamu membiarkan aku masuk, dan membiarkanku meminjam beberapa buku, aku akan menulis di tanda peminjaman buku, jika aku sudah menemukan Library Card-ku, aku akan memasukkan datanya ke dalam komputer, buku itu, aku sangat membutuhkannya, jika dipinjam oleh orang lain, maka aku tidak bisa membacanya! Tolong biarkan aku masuk!"

Stefanie terjebak di oleh kerumunan di pintu masuk, dia hanya bisa mendengar meminjam buku dan Library Card, sisanya tidak jelas.

"Mahasiswa, ini tidak sesuai dengan peraturan kami, jika tidak ada Library Card, maaf, kamu hanya bisa meminjamnya dan membacanya di sini. Kami juga mempunyai peraturan dan regulasi sendiri." tolak perpustakawan.

"Pria tampan, mari kita berteman! Bukankah kamu ingin meminjam buku? Pakailah Library Card-ku, aku selalu membawa Library Card-ku, lagipula tidak masalah jika hari ini aku tidak bisa meminjam buku. Ini, aku berikan padamu!" sudah ada orang yang mengetahui apa masalahnya, dan gadis-gadis yang berada di dekatnya mulai berani meminjamkan Library Card-nya kepada dia.

"Pakailah punyaku, pria tampan!" kata gadis lain.

"Oh, kapan Universitas H kita terdapat seorang pria tampan, ayo, pria tampan, mari kita berkenalan, dan simpan nomor teleponku!"

"Hei, apakah kamu benar-benar tidak tahu atau pura-pura tidak tahu, dia adalah pangeran piano yang diakui oleh Universitas H kita."

Dengan segera, suasananya berubah, Stefanie tidak tahu dirinya harus menangis atau tertawa, dia tidak pernah memedulikan masalah sekecil ini, tetapi di pintu masuk banyak sekali mahasiswi, dia berusaha melewati mereka, dan masuk ke dalam perpustakaan.

"Tolong pinjami aku Library Card yang kalian tidak sedang memerlukannya, aku sedang terburu-buru!" Stefanie mendengar suara pria di telinganya, ketika dia dengan susah payah berusaha melewati beberapa mahasiswa, dan akhirnya sampai di depan meja perpustakawan.