Cinta Yang Tak Biasa - Bab 213 Langsung pergi mendaftar
Stefanie malah menatap buku catatan merah yang dipegangnya, dan depresi untuk sementara waktu, "Mengapa aku menikah begitu cepat? Aku saja belum dilamar, tapi aku sudah mendaftar surat nikah." Pikir-pikir, masih ada beberapa kerugian.
Bukankah itu benar? Ketika seorang wanita lain mendaftar surat nikah, dia pasti telah dilamar oleh pria atau pacarnya sendiri sebelum nikah, dan dia juga telah diberikan bunga-bunga yang indah dan cincin perkawinan, kemudian dia baru menerima surat nikah secara logis, tetapi sampai dirinya sendiri, tidak ada sama sekali, dia hanya menikahi dirinya sendiri dengan begitu saja.
"Sudah terlambat untuk memikirkannya sekarang! Tapi, semua yang kamu inginkan, tetap akan ada!" Darren Feng tertawa sambil memainkannya, kali ini sangat pintar, tetapi sudah diam-diam dicatat dalam hatinya.
Bunga, dan juga cincin perkawinan, lamaran yang romantis ... semua yang dia inginkan, Darren Feng akan berusaha untuk memuaskannya.
Tapi, lamaran dia Darren Feng, tentu saja cincin perkawinan harus memiliki berlian, tetapi, dengan waktu yang begitu singkat, di mana dia dapat menemukan cincin berlian dan sekaligus berlian yang unik? Cukup memikirkan saja sudah membuatnya sakit kepala
Biasanya tidak banyak orang yang memesan restoran kelas tinggi ini, karena tempat ini merupakan tempat dengan biaya yang mahal, dan Darren Feng masih meminta kamar pribadi.
Ketika Stefanie dibawa ke kamar pribadi, aroma bunga di udara berhamburan ke wajahnya, dan aroma harum meluap.
“Bunga, ternyata ada bunga di sini!” Dia terkejut pada restoran kelas tinggi ini, lingkungannya benar-benar memang berbeda.
Hanya terlihat Darren Feng melepaskan tangannya dan mengambil buket yang diletakkan di atas meja di kamar pribadi. Buket besar yang dipenuhi dengan mawar merah yang menyilaukan mata, dan ini melambangkan saksi tentang satu cinta yang bahagia.
Dia mengambil seikat mawar yang cerah ini dan berjalan perlahan-lahan ke arahnya, saat ini dengan cepat suara musik dimainkan dan terdengar dalam kamar pribadi.
"Berikan padamu! Bukankah kamu masih berbisik sebelumnya,dan berkata aku tidak pernah memberikanmu bunga? Ini aku berikan sekarang. Dia langsung memberikan seikat bunga mawar pada tangan Stefanie, buket bunga yang besar.
Stefanie memeluknya sampai semua tangan dipenuhi, dan dibawah latar belakang mawar-mawar ini, Stefanie tampak lebih cantik, dan wajahnya yang memerah tersirat kejutan besar.
Kadang-kadang wanita sangatlah sederhana, sangat mudah untuk puas, seikat mawar yang indah dan penuh gairah dapat dengan mudah menyentuh hati mereka, dan mungkin kadang-kadang, yang mereka inginkan tidaklah banyak.
Stefanie tidak pernah berpikir bahwa suatu hari dia akan menerima mawar dari Darren Feng meski itu mimpi atau bukan. Ini benar-benar sesuai dengan kalimat itu. Apakah matahari hari ini terbit dari barat? Kalau tidak, bagaimana dia bisa memberinya begitu banyak ketidakbenaran, mendapatkan surat nikah, memberinya bunga mawar, dan kemudian lagi memesan makan malam romantis, semuanya ini membuat dia begitu tersentuh dan terkejut.
Kejutan yang dia terima sepanjang hari ini, mungkin saja telah menghabiskan seluruh keberuntungannya hidup ini.
Tentu saja, itu jiuga akan menjadi hari yang paling membahagiakan, paling menyentuh, dan juga hari yang paling berkesan.
“Lihatlah kamu yang begitu tersentuh, kemari dan duduk di sana!” Darren Feng tertawa. Bukankah wanita bodoh ini yang ribut ingin menerima bunga mawar, tetapi malu untuk bertanya apakah dia memberikannya? Dia meminta hotel untuk membantu menyiapkan bunya mawar sebelumnya, dan memberikannya secara pribadi. Ini saja dia sudah tersentuh seperti ini. Lalu, akankah rencana selanjutnya membuat dia semakin tersentuh?
Stefanie juga membenci dirinya sendiri yang begitu lemah, bukankah dia hanya menerima buket mawar? Mengapa dirinya begitu tersentuh, benar-benar tidak punya lemah sekali, tetapi dia memang sangat tersentuh.
Ketika keduanya duduk dengan tenang, pelayan mulai menyajikan hidangan. Tidak bisa tidak berkata, layanan restoran kelas tinggi ini memang paling baik.
Hidangan yang indah disajikan satu demi satu, dan bahkan camilan kecil yang disukai oleh Stefanie, dilihat saja terasa, dan harus dia katakan, ini memang sudah sepenuhnya memenuhi selera dan nafsu makannya.
Tentu saja, pada hari yang pantas dirayakan ini, bagaimana mungkin bisa kekurangan anggur merah.
Namun, sebotol anggur merah ini disiapkan oleh Darren Feng hanya untuk dirinya sendiri, dan apa yang dia siapkan untuk wanitanya tetap saja jus.
"Kondisi kamu saat ini tidak cocok untuk minum anggur merah, jadi lebih baik minum jus saja! Jus buah tidak akan memengaruhi kamu dan anak-anakmu."
Stefanie tidak memiliki alasan untuk membantah. Memang, demi anak yang di perutnya, memang membutuhkannya dia sebagai seorang ibu untuk menjaga apa yang cocok untuk dimakan.
"Tapi, aku memesan kue yang kamu suka untukmu. Karena ini adalah sebuah perayaan, bagaimana mungkin bisa kekurangan kue." Darren Feng menepuk tangannya dengan lancar pada pelayan yang sedang menunggu, pelayan itu mengerti dan membawakan kue itu segera.
Kue ini tidaklah terlalu besar, tetapi sangat kecil dan cantik.
"Setelah memesan kue, mengapa kamu memesan begitu banyak hidangan lagi? Bukankah akan sayang sekali jika nanti tidak bisa makan habis?" Dalam hati Stefanie sangatlah terharu.
“Tidak apa-apa jika kamu suka, atau tidak kita makan kue dulu!” Darren Feng memandang kue yang dibawakan dengan beberapa harapan. Pelayan di sebelahnya sedikit mengangguk untuk menunjukkan bahwa semuanya sudah di tempat, sangat OK, saat ini dia baru sedikit lega.
“Nona, biarkan saya bantu?” Pelayan datang untuk membantu.
Stefanie tidak lagi melakukannya sendiri, dia yang saat ini sedikit ceroboh, dan itu memang agak sedikit tidak nyaman.
Pelayan memotong sepotong kue, menyajikannya di piring, dan secara pribadi membawanya ke meja yang ada dihadapan Stefanie dan berkata dengan sopan, "Nona, silakan makan!" Lalu dengan cerdik dia keluar dari ruang pribadi. Sesampai saat ini tgasnya sudah berhasil diselesaikan.
Darren Feng menatap kue dengan tatapan yang panas, sehingga membuat Stefanie dalam sejenak berpikir dia ingin makan kue ini juga, "Apakah kamu menginginkannya? Rasanya mungkin enak saja."
"Tidak, kamu yang makan. Aku tidak suka manisan." Sebagai seorang pria, dia tentu saja tidak suka manisan. Sampai sebesar ini, dia tetap saja tidak suka manisan.
Stefanie pertam-tama menggigit sedikit untuk memcicipi. Rasanya memang sangat enak dan manis, seperti suasana hatinya yang saat ini, manis-manis. Jika dia makan beberapa manisan lagi saat ini, itu sudah serasa memakan rasa madu.
“Lupakan saja, biarlah aku satu-satunya yang memcicipi makanan ini!” Stefanie juga tidak keberatan, ini pas cukup untuk makan malam ini.
Darren Feng yang duduk berhadapan sangatlah gugup, ketika dia melihat Stefanie menggigit kue yang ada di piring, dia menjadi lebih gugup, sampai saat Stefanie mengambil gigitan ketiga, tiba-tiba berhenti.
“Haiya” Dia berseru dan berhenti di sana, mulutnya bergerak, tetapi sesuatu keluar langsung dari mulutnya.
Berkilau, seperti semacam perhiasan yang mahal.
“Apa ini?” Dia mengambilnya dan melihat lebih dekat, tapi sayang ada krim di atasnya. Untungnya, ada tisu di atas meja. Darren Feng inisiatif mengambil tisu kepadanya, Stefanie menyeka dengan hati-hati, dan akhirnya sebuah cincin tergeletak di telapak tangannya, dan ternyta terlihat sangat indah.
"Jika kamu ingin meminta cincin berlian, aku minta maaf, waktunya sangat ketat. Meski aku ingin membuatnya juga tidak keburu untuk memberimu hari ini. Karena itu, aku akan menggunakan ini sebagai pengganti sementara. Dan kemuian harinya aku pergi menemukan Jewelry,co untuk memesan yang baru, dan kemudian akan memberimu cincin berlian yang sempurna. " Rencana yang diatur Darren Feng dengan staf hotel yang kooperatif dilaksanakan dengan sempurna pada akhirnya.
Pada saat yang sama, dia bangkit, berjalan mengitari meja lebar itu perlahan, mendatangi Stefanie, mengambil cincin yang ada di tangannya, dan kemudian tiba-tiba berlutut dengan satu lutut di depannya, dengan mata serius dia berkata dengan sungguh-sungguh, "Stefanie, walaupun lamaran ini datang agak terlambat, tetapi kamu harusmengerti! Selain itu, aku ingin mengucapkan terima kasih padamu, terima kasih telah setuju untuk ikut bersamaku hari ini untuk mendaftarkan surat nikah, aku sangat bahagia!"
Stefanie akhirnya menyadari bahwa semua ini dia sudah merencanakan sebelumnya.
Seperti yang dia katakan, lamaran ini datang agak terlambat, tetapi bukankah ini lamaran yang dia inginkan? Meskipun tidak seromantis yang dia bayangkan, tetapi sudah cukup memuaskan karena Darren Feng memiliki niat.
Asal tahu saja, orang sibuk seperti dia, dapat meluangkan waktu dari jadwalnya yang sibuk untuk menemani dirinya makan malam romantis ini, dan juga menyiapkan mawar dan cincin pernikahan untuknya. Dalam waktu yang begitu singkat, dia benar-benar mengatur ini semua dengan baik, ini menunjukkan bahwa dia sangatlah berniat.
"Aku juga sangat bahagia. Dalam kehidupan ini, aku mungkin tidak akan pernah melupakan hari ini! Hari ini, kamu memberiku begitu banyak kejutan sehingga aku hampir tidak bisa menerimanya!" Mata Stefanie memerah dengan sukacita.
Momen terindah dalam hidup seorang wanita mungkin tidak lebih dari ini lagi.
Lelaki sendiri mengambil cincin yang dipilih dengan hati-hati, dan kemudian dengan tulus melamar dirinya sendiri. Meskipun mereka berdua sudah mendapatkan surat nikah, dan lamaran ini hanyalah sebuah simbol, tetapi dia sudah sangat puas.
Dia yang mendominasi dan kuat, dan dia tidak mengerti orang lain dan bahkan dia yang sibuk dapat menunjukkan dia memilki niat yang baik atas perlakukannya sampai langkah ini.
“Mari, biarkan aku mengenakannya untukmu!” Darren Feng memberi isyarat padanya untuk mengulurkan tangannya pada dirinya sendiri, dia ingin secara pribadi mengenakan cincin pengganti sementara ini untuknya.
Stefanie mengulurkan tangannya dengan gembira, dan kemudian, cincin lamaran ini ditempatkan di antara jari-jarinya yang ramping dan putih, bersinar, itu benar-benar indah.
Itu tepat, ukurannya tidak kurang dan tidak lebih.
Darren Feng telah memegang tangannya berkali-kali. Sebelum memasuki restoran kelas tinggi ini, dia diam-diam mengukur ukuran jarinya dengan tali ketika dia tidak memperhatikan, sehingga bisa begitu cocok. .
Dia mengatur semua ini secara diam-diam, ingin memberinya kejutan besar, dan tentu saja, ini juga kejutan yang diinginkannya.
Di bawah sinar cahaya lilin, mata Stefanie memerah, dan mengalirkan air mata akibat tersentuh.
"Mengapa? Apakah ada sesuatu yang tidak kamu sukai? Waktu terlalu terburu-buru. Jika ada yang membuatmu tidak puas, kamu harus banyak-banya mengerti! Ini juga pertama kalinya aku melamar seseorang. Aku tidak melakukannya dengan baik, dan sama sekali tidak mempunyai pengalaman. "Darren Feng menjadi gugup, bukankah ini seharusnya bahagia? Kenapa wanita bodoh ini malah menangis.
Stefanie berusaha keras menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku hanya terlalu tersentuh, terlalu bahagia!"
Ini adalah air mata sukacita, dan air mata akibat tersentuh.
"Darren Feng, kamu akan memberiku dan anak-anak sebuah rumah yang hangat, kan? Akankah kita menjadi keluarga yang bahagia?" Sejak kecil, dia tidak memiliki orang tua, dan saat masih kecil, dia sangat berharap dapat memiliki satu keluarga yang bahagia, jenis keluarga yang saling mencintai dan hidupi. Tapi sekarang, mimpi ini benar-benar bisa terwujudkan!
“Ya, aku akan mencoba melakukannya!” Darren Feng merasa tanggung jawab yang ada di pundaknya tanpa terasa menjadi lebih berat.
Ini pasti bukan kalimat sederhana yang bisa ditangani dengan santai. Dia mengerti betapa beratnya tanggung jawab dan bobotnya dalam kalimat ini.
Novel Terkait
Hanya Kamu Hidupku
RenataEverything i know about love
Shinta CharitySederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaMy Charming Wife
Diana AndrikaMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiHarmless Lie
BaigeHidden Son-in-Law
Andy LeeCinta Yang Tak Biasa×
- Bab 1 Dream Paradise
- Bab 2 Menandatangani kontrak
- Bab 3 Turun tangan untuk membantu
- Bab 4 Pindah satu rumah
- Bab 5 Hamil dalam tiga bulan
- Bab 6 Mandi
- Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
- Bab 8 Supir pribadi
- Bab 9 Perpisahan hidup dan mati
- Bab 10 Kakak harus berjuang
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (1)
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (2)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (2)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (2)
- Bab 14 Dompetnya Menderita (1)
- Bab 14 Dompetnya Menderita(2)
- Bab 15 Dasar Playboy (1)
- Bab 15 Dasar Playboy (2)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
- Bab 17 Apakah Puas (1)
- Bab 17 Apakah Puas (2)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (1)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (2)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (1)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (1)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (2)
- Bab 21 Mewujudkan Janji terhadapnya (1)
- Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (1)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (1)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (2)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (1)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (2)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (1)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (2)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (1)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (2)
- Bab 27 Jangan Lupa (1)
- Bab 27 Jangan Lupa (2)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (1)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (2)
- Bab 29 Skandal (1)
- Bab 29 Skandal (2)
- Bab 30 Sungguh sialan (1)
- Bab 30 Sungguh sialan (2)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (1)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (2)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (2)
- Bab 33 Introspeksi Diri (1)
- Bab 33 Introspeksi Diri (2)
- Bab 34 Saling Menemani (1)
- Bab 34 Saling Menemani (2)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (1)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (2)
- Bab 36 Hukuman dikeluarkan dari sekolah (1)
- Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
- Bab 37 Apakah puas dengan hukuman yang diberikan (1)
- Bab 37 Apakah kamu puas dengan hukuman ini (2)
- Bab 38 Melakukan apa pun demi wanita yang disukai (1)
- Bab 38 Melakukan apapun demi wanita yang disukai (2)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (2)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (1)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (2)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (1)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (2)
- Bab 43 Iblis Kecil (1)
- Bab 43 Iblis Kecil (2)
- Bab 44 Olahraga Pagi (1)
- Bab 44 Olahraga Pagi (2)
- Bab 45 Kejutan Besar (1)
- Bab 45 Kejutan Besar (2)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (1)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (2)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (1)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (2)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (1)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (2)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (1)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (2)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (1)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (2)
- Bab 51 Kejutan Ganda
- Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
- Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (1)
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (2)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (1)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (2)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (1)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (2)
- Bab 57 Bajingan (1)
- Bab 57 Bajingan (2)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (1)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (2)
- Bab 59 Cemburu (1)
- Bab 59 Cemburu (2)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (1)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (2)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (1)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (2)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (2)
- Bab 63 Pria Itu (1)
- Bab 63 Pria Itu (2)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (1)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (2)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (1)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (2)
- Bab 66 Ternyata dia (1)
- Bab 66 Ternyata dia (2)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (1)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (2)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (1)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
- Bab 69 Balas dendam (1)
- Bab 69 Balas dendam (2)
- Bab 70 Berbagai macam siksaan
- Bab 71 Dimulai dari perhatiannya
- Bab 72 Pindah dan tinggal bersama
- Bab 73 Perhatian dari Clayton Gu
- Bab 74 Identitasnya turun
- Bab 75 Kamu tidur saja
- Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
- Bab 77 Kegugupan Tuan Gu
- Bab 78 Semuanya Terungkap
- Bab 79 Perantau Pinggiran Kota
- Bab 80 Adaptasi
- Bab 81 Ragu
- Bab 82 Tidak Punya Pacar
- Bab 83 Pengingat Niat Baik
- Bab 84 Secara Sembunyi-Sembunyi
- Bab 85 Pesanan Makanan Tanpa Nama
- Bab 86 Fisik penjahat
- Bab 87 Aliran binatang buas
- Bab 88 Perjalanan belanja yang canggung
- Bab 89 Mendekati sang pria kaya
- Bab 90 Adil dan tegas
- Bab 91 Perang Dingin dalam Legenda
- Bab 92 Membuli Kekasihnya
- Bab 93 Hukuman Diusir
- Bab 94 Agresif
- Bab 95 Pasti Ada Urusan Pribadi
- Bab 96 Memohon dengan rendah hati
- Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang
- Bab 98 Kehendak Presdir
- Bab 99 Kenyataan yang memang ada
- Bab 100 Mendapat satu tamparan
- Bab 101 Melarikan Diri
- Bab 102 Mabuk Minum
- Bab 103 Kamu Pantas Mati
- Bab 104 Senjata Di Tangannya
- Bab 105 Dalam Hati Menginginkan Balas Dendam
- Bab 106 Orang Jahat
- Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
- Bab 108 Satu Permintaan
- Bab 109 Terlalu Banyak Yang Mendukungnya
- Bab 110 Kemunculuan Yang Disengaja
- Bab 111 Serangan Yang Spontan
- Bab 112 Keberadaan seseorang yang istimewa
- Bab 113 Terus Tenggelam
- Bab 114 Bermaksud Menarik Perhatian Orang
- Bab 115 Terlahir Kembali
- Bab 116 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 117 Membuat Orang Lain Kagum
- Bab 118 Kesalahan Besar
- Bab 119 Gantikan Aku
- Bab 120 Bukan Rasa Sakit yang Biasa
- Bab 121 Hadiah ulang tahun
- Bab 122 Membuatnya lebih emosi
- Bab 123 Mengejeknya dari belakang
- Bab 124 Rupanya kamu masih punya hati
- Bab 125 Wanita Jahat
- Bab 126 Jangan Berpura-pura
- Bab 127 Hubungan Pertemanan Yang Putus
- Bab 128 Mereka Pasti Sengaja
- Bab 129 Setelah Bersenang-senang
- Bab 130 Kesepakatan Baru Antara Keduanya
- Bab 131 Tidak Akan Melepaskan Dia Pergi
- Bab 132 Kebohongan Besar
- Bab 133 Tidak Menepati Janjinya
- Bab 134 Penderitaan Yang Tidak Terucapkan
- Bab 135 Apa Yang Sebenarnya Kamu Inginkan
- Bab 136 Mencekik Mati
- Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
- Bab 138 Tindakan Melawan
- Bab 139 Orang Pintar Yang Berhati Sensitif
- Bab 140 Misi Foto Diam-Diam
- Bab 141 Gadis Favorit
- Bab 142 Cinta Segitiga
- Bab 143 Dukungan
- Bab 144 Rahasia yang Terungkap
- Bab 145 Tidak Mungkin
- Bab 146 Aku Tidak Masalah
- Bab 147 Pil Putih
- Bab 148 Pergi Dengan Marah
- Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
- Bab 150 Penolakan Lagi
- Bab 151 Menghilang Dari Peredaran
- Bab 152 Sudah Masuk Jauh Di dalam
- Bab 153 Gossip
- Bab 154 Pelacur Yang Licik
- Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
- Bab 156 di.....
- Bab 157 Kekacauan
- Bab 158 Pukulan yang berat
- Bab 159 Patah Hati
- Bab 160 Merasa Tidak baik
- Bab 161 Munafik
- Bab 162 Seperti Boneka
- Bab 163 Dampak Buruk
- Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
- Bab 165 Ternyata Hanya Pura-pura
- Bab 166 Sikap tegas
- Bab 167 Harus ditangani dengan serius
- Bab 168 Surat pemberhentian
- Bab 169 Pemberhentian
- Bab 170 Resiko ditanggung sendiri
- Bab 171 Sebuah bom besar
- Bab 172 Tekanan dan Bahaya
- Bab 173 Orangnya sedang berada di rumah sakit
- Bab 174 Apakah dia yang melakukannya
- Bab 175 Meminta keadilan
- Bab 176 Menerima Pelecehan Parah
- Bab 177 Cobalah Untuk Menerimaku
- Bab 178 Rahasianya
- Bab 179 Mencuri Dengar Di Balik Pintu
- Bab 180 Membantu Meminjam Uang
- Bab 181 Kakek Yang Displin
- Bab 182 Membantu Dengan Royal
- Bab 183 Mengumpulkan Semua Uang
- Bab 184 Merobek Surat Kontrak
- Bab 185 Menjadi Musuh Umum
- Bab 186 Apakah Sakit?
- Bab 187 Apakah Sudah Hamil?
- Bab 188 Rumah Sakit
- Bab 189 Selamat Hamil
- Bab 190 Orang Lain Tidak Dapat Mewakili Kamu
- Bab 191 Tuan Rumah Laki-laki
- Bab 192 Apakah Ini Hidup Bersama?
- Bab 193 Perselisihan Sengit
- Bab 194 Menjadi Houseman
- Bab 195Suka Sini
- Bab 196 Takut dia kecapekan
- Bab 197 Tidak perlu permohonan maafmu
- Bab 198 Tenanglah dulu
- Bab 199 Anak Cucu tidak berbakti
- Bab 200 Akankah patriarki
- Bab 201 Telah memaafkannya
- Bab 202 Tindakan seseorang
- Bab 203 Hanya kamu
- Bab 204 Menjaganya dengan lemah lembut
- Bab 205 Membeli tiket
- Bab 206 Lelah setengah mati
- Bab 207 Canggung
- Bab 208 Tetap saja berhutang
- Bab 209 Terjerat dengannya
- Bab 210 Bagaimana mungkin akan menikahinya
- Bab 211 Tidak mengharapkan yang banyak
- Bab 212 Ikut aku pergi
- Bab 213 Langsung pergi mendaftar
- Bab 214 Lamaran yang tidak romantis
- Bab 215 Akhir cerita