Cinta Yang Tak Biasa - Bab 98 Kehendak Presdir

Stefanie tertegun, lalu menjawab sambil tersenyum kecil, “Kamu mengira ada hubungannya dengan aku? Haha, kalau begitu aku sungguh berterima kasih kamu sudah menjunjung tinggi aku!”

“Kamu”, Julia emosi sekali, “Terus terang sama aku, apakah kamu punya sandaran di belakang perusahaan? Dan orang itu pasti yang latar belakangnya kuat! Kalau tidak, kemarin baru saja mempersulit dan bertengkar dengan kamu, kenapa hari ini tiba-tiba aku dipecat oleh perusahaan? Kalau bilang tidak ada hubungannya sama kamu, aku sungguh tidak percaya! Bahkan penanggung jawab divisi personalia juga mengabaikan aku, tidak berani terus terang, Stefanie, sialan sekali kamu!”

Menyalahkan tanpa bukti begini, Stefani pasti tidak bisa terima.

“Julia, meskipun kamu dipecat, aku juga sangat terkejut saat melihat pemberitahuan, di saat yang bersamaan aku juga simpati sama kamu, tapi tidak berarti kamu bia menyalahkan aku sesuka hati, atau menghina aku! Terjadi hal yang demikian, kamu dipecat oleh perusahaan, pertama, tidakkah seharusnya kamu menginstropeksi diri? Begitu banyak anak magang di perusahaan, kenapa tidak memecat yang lain, malah memecat kamu, apakah kamu tidak merasa penyebabnya adalah kamu sendiri?”

Awalnya Stefanie tidak ingin terlalu kasar, daripada nanti di bilang membuat Julia terpukul lagi, tapi sekarang, Julia malah begitu tidak tahu diri, sungguh lebih keterlaluan daripada kemarin, lebih galak lagi, sehingga membuat dia dalam sekejap tidak bisa bersabar.

“Iya, aku juga tidak mengerti, kemarin kita baru bertengkar, bicara soal bertengkar, bukankah tidak akan berbunyi kalau hanya dengan satu telapak tangan, aku sungguh tidak mengerti, kenapa yang dipecat hari ini hanya aku sendiri, kenapa tidak memecat kamu juga, bukankah ini benar-benar tidak adil?” Omel Julia ke Stefanie.

“Kamu sendiri yang dipecat, kenapa ujung-ujungnya melempar tanggung jawab ke aku, aneh kamu ini! Aku malas untuk beradu sama kamu!” Stefanie agak sebal, menyalahkan tanpa sebab, sungguh tidak tahan!

“Kenapa aneh, kemarin aku baru saja bertengkar sama kamu, hari ini sudah dipecat sama perusahaan, Stefanie, pasti kamu dalang di balik ini, benar tidak? Kalau berani melakukan harus berani mengakui juga, sekarang di hadapanku kamu adalah seorang pengecut, mengakui perbuatan sendiri pun tidak berani! Tinggal langsung bilang saja ada seseorang yang membantu kamu di perusahaan, serta orang yang berkekuasaan tinggi, orang penting yang tidak boleh disinggung, dengan begitu aku baru puas!” Julia paling benci dengan orang yang perkataan lain dari perbuatannya.

“Tidak ada yang bisa aku bicarakan dengan kamu!” Stefanie kembali ke tempat duduknya dengan emosi, dia membalas penyalahan tidak berdasarnya dengan diam.

Clayton tidak tahan lagi, saat Stefanie baru saja duduk, melihat tatapan Stefanie yang disalahkan padahal sebenarnya tidak bersalah, dalam hatinya langsung menegang, tidak seharusnya dia tinggal diam saja, dia adalah penanggung jawab grup anak magang, dipandang dari hubungan pribadi maupun umum, dia tetap seharusnya melerai.

Sama seperti kemarin, setelah itu dia menyesal sekali.

“Julia, seharusnya kamu tetap menjaga cara bicara kamu! Semuanya teman kantor, bukankah tidak baik juga kalau kamu segalak ini? Apalagi sekarang kamu tidak punya bukti yang konkret untuk membuktikan masalah ini memang berkaitan dengan Stefanie? Kamu langsung berasumsi seperti ini, juga tidak adil terhadap Stefanie.”

Namun nasihatnya malah mendapat sanggahan dari Julia.

“Tidak ada kaitannya dengan dia? Clayton, kamu juga membela dia bukan? Biasanya kalian tidak terlalu banyak berkomunikasi, tapi kalian suka diam-diam mengobrol di lorong pintu darurat, jangan kira kau tidak tahu, dulu aku tidak mengatakannya karena tidak mau mempermalukan kamu sebagai seorang penanggung jawab, sekarang kalau memang kamu juga tidak memihak ke aku, kalau begitu untuk apa aku masih membantu kamu merahasiakannya!” Julia kehilangan kontrol, sama sekali kehilangan rasionalnya, sekali bicara langsung keceplosan rahasia yang ia temukan.

Mendengar dia bicara demikian, semua orang didalam ruangan situ terkejut dan langsung hening.

Diam-diam dalam hati Gabby merasa senang sambil menatap ke arah Stefanie.

Stefanie merasa sakit hati, kesal sampai tidak berhentinya menggertakkan gigi.

Dia dan Clayton memang tidak jarang mengobrol di lorong pintu darurat, tapi hanya sapaan dan obrolan biasa, sekarang malah di lebih-lebihkan oleh orang yang bernama Julia ini, seolah-olah antara mereka ada hubungan gelap saja.

Ekspresi Clayton juga berubah seketika, ia lekas menjelaskan, “Julia, kamu jangan bicara sembarangan di sini, aku adalah atasan dan kamu bawahan aku, terjadi masalah seperti ini ke kamu, aku juga turut bersedih, makanya aku pikir ingin menghibur kamu, tidak diduga kamu malah bicara sesuka hatinya di sini! Aku itu seorang pria, kamu menggosipkan aku masih mending, tapi kamu malah sampai membawa-bawa Stefanir, sungguh tidak masuk akal!”

Awalnya Clayton masih lumayan simpati sama dia, tapi sekarang rasa simpati dan kasihan ini sudah hilang seiring dengan ceplas ceplosnya Julia.

“Semua yang terjadi hari ini adalah akibat perbuatanmu sendiri! Julia, kalau kamu terus berkeras kepala seperti ini, tidak akan ada orang yang akan kasihan dan menyesali kepergian kamu!”

“Lihat, baru saja dibilang ada sesuatu dengan Stefanie, penanggung jawab yang biasanya kalem pun kehilangan kontrol! Ternyata memang lorong pintu darurat paling cocok untuk melakukan hal pribadi yang tidak diketahui orang lain!” Sekali lagi Julia mengatai mereka.“

“Tidak ada hal seperti itu, Julia, kuberitahu kamu, aku memang pernah memanggil Stefanie ke lorong pintu darurat, tapi tidak ada yang dirahasiakan antara kami, aku memanggilnya keluar hanya untuk menanyakan perasaannya magang di sini, serta sarannya mengenai pekerjaan di sini, kami berdua sama sekali tidak ada hubungan gelap atau pun hubungan pribadi, pikiran buruk di otakmu sendiri, jangan melibatkan orang lain!” Clayton tidak pernah suka berkata kasar ke orang lain, juga tidak mau mempersulit orang yang memang sudah dalam kesusahan, tapi hari ini dia benar-benar marah sekali.

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu