Cinta Yang Tak Biasa - Bab 145 Tidak Mungkin
"Tuan Gu, kenapa kamu tidak kembali dulu, dan aku akan menjaganya di sini. Ketua, dia mungkin tidak akan bangun dalam waktu cepat. Selain itu, dia lelah dan perlu istirahat." Asisten Gao berkata, karena ini memang pekerjaannya sejak awal.
"Tidak, aku akan tinggal. Aku cucunya, merawat kakekku. Ini adalah tugas dan tanggung jawabku sebagai cucu. Bagaimana aku bisa membiarkan kakek berbaring di rumah sakit, dan aku berlagak seperti tidak ada yang terjadi? Tidak, Aku tidak bisa melakukannya. "Clayton merasa sangat bersalah sekarang, tentu saja dia tidak mau pergi seperti ini, meninggalkan Kakek sendirian di bangsal ini.
Meskipun asisten Gao sudah menemani kakek untuk waktu yang lama, dan sejak awal sudah menjadi pengawal pribadi kakek, yang juga hampir bisa disebut layaknya putranya sendiri.
Tetapi Clayton masih merasa bahwa dia harus tinggal, menjaga kakeknya.
Asisten Gao pun tidak enak membujuk terus, menyerah dan akhirnya bersama dengan Clayton disana.
Untungnya, itu adalah ruangan VIP. Di tengah malam, setelah kondisi kakek Gu sedikit lebih stabil, Clayton tetap menyalahkan dirinya sambil duduk di sofa, dan Asisten Gao kembali untuk istirahat, berpikir kalau dia yang akan menemani kakek Gu besok, karena besok pagi Clayton harus kerja.
Ketika kakek Gu terbangun besok pagi, hanya ada Asisten Gao disampingnya, dan cucu berbakti itu pergi.
"Ketua, apakah Anda sudah bangun? Apakah ada hal-hal yang tidak nyaman sekarang? Aku akan memanggil dokter untuk mengecek kamu lagi?" Asisten Gao bergegas ke tempat tidur untuk menyambutnya begitu Tuan Gu bangun.
“Dimana cucu tidak berbakti itu?” Setelah Kakek Gu bangun, yang pertama kali ditanya adalah cucunya.
"Ia kembali ke markas tuan. Ia harus kembali mandi dan berganti pakaian, lalu bersiap masuk kerja. Dia baru balik 10 menit yang lalu, jika dihitung jarak dari rumah sakit kesana, mungkin ia masih di jalan." Asisten Gao berdiri di depan tempat tidur kakek Gu, dan menjawab dengan jujur.
“Jadi, tadi malam, cucu berbakti ini juga berada di bangsal orang tua ini?” Kakek Gu tadi sedikit tidak puas, tapi sekarang sudah lega.
"Tuan Gu, dia masih peduli padamu! Dia tinggal di sini tadi malam dan hampir tidak menutup matanya? Setiap sepuluh menit, dia akan berlari untuk melihatmu, dan kemudian duduk di samping tempat tidurmu sebentar, dan tidak tahan dan kembali lagi ke sofa dan menyipitkan mata sebentar, ini terjadi berulang kali sampai subuh. "Asisten Gao benar-benar tidak tahan lagi. Pasangan cucu dan kakek ini saling peduli satu sama lain, tetapi karena beberapa kesalahpahaman kecil sampai berkelahi.
"Rupanya anak ini masih mempunyai hati! Lebih baik daripada ayahnya yang tidak berjuang demi hati nuraninya!" Amarah Kakek Gu mulai menghilang.
"Kamu bilang, iblis macam apa yang memasuki anak ini, ia tumbuh begitu besar, tadinya dia tidak pernah menggunakan koneksi pribadiku, dan tidak pernah meminta kamu untuk melakukan hal-hal untuknya. Dia selalu menyelesaikan hal-hal di luar sendirian, dan dia tidak ingin mengatakan kepada orang luar bahwa dia memiliki keluarga militer dan latar belakang seperti itu, tetapi mengapa dia melakukan langkah besar kali ini? Dibelakangku? "Meskipun Tuan Gu sekarang berbaring di ranjang rumah sakit, pikirannya masih jernih.
Pandangan asisten itu ambigu, "Aku tidak tahu tentang itu."
Mata kakek yang bijak menyipit, menatap asisten di sebelahnya, yang telah mengikutinya selama beberapa dekade.
Mata yang menyipit inilah yang membuat kulit kepala Asisten Gao mati rasa. Orang tua ini, jika dia menatapmu, kamu akan merasakan tekanan yang tidak terlihat pada dirimu sendiri.
Di bawah tekanan momentum ini, Asisten Gao menunduk dan bergumam kembali, "Oke, Ketua, aku akan mengatakan yang sebenarnya, tetapi mungkin aku akan kehilangan kepercayaan cucumu jika seperti ini."
Di antara yang muda dan tua ini, posisinyalah yang paling sulit saat ini.
Sisi mana pun yang dia inginkan, tampaknya salah.
"Hum, jangan lupa, kamu bekerja denganku! Kapan kamu malah membela seorang anak seperti itu, hal seperti ini, aku bahkan belum membahasnya secara menyeluruh denganmu?" Kakek Gu mengendus dari hidungnya, dengan suara marah, dan perasaan yang rumit.
“Tuan, tuan muda kali ini sangat serius, sepertinya berurusan dengan seseorang!” Asisten Gao menjelaskan analisis dan pengamatannya dengan jujur.
"Siapa? Di usia muda seperti itu, dia malah memprovokasi orang lain, dan kemudian menebar dendam disekitar?" Kakek Gu tampak panik, selalu takut bocah itu akan menempuh jalan yang salah.
Keturunannya dari keluarga Gu, tidak peduli apakah mereka dapat menetapkan pahala mereka sendiri, tetapi dalam aspek menjadi seseorang, mereka harus tegak dan lurus. Ini adalah pelajaran nenek moyang keluarga Gu.
"Tampaknya tuan muda kali ini tidak cocok dengan seorang pria bernama Darren Feng. Darren Feng ini adalah tuan muda yang sekarang menjadi ketua perusahaan. Dia juga pemegang saham terbesar. Dia masih muda, tetapi dia sudah menjadi orang sukses yang elit di dunia bisnis. Tuan muda itu meminta aku untuk menyelidiki latar belakang orang ini secara diam-diam. Ini tidak mudah. Keberhasilan orang ini tidak bergantung pada suksesi keluarganya, atau pada kekayaan tersendiri. Orang ini masih memiliki beberapa kemampuan dalam hal keterampilan yang sebenarnya." Asisten Gao terus melaporkan.
“Apakah ada maslah pribadi diantara mereka?" Kakek Gu juga bertanya-tanya saat ini. "Anak ini tumbuh di bawah pengawasanku sendiri. Amarahnya selalu lembut dan rendah hati. Mengapa kali ini begitu impulsif, Pasti ada sesuatu di dalam yang belum kita ketahui. "
"Ketika ia pertama kali meminta bantuan kepadaku, aku juga terkejut. Namun, ini adalah pertama kalinya dia meminta bantuan kepada aku. Ia selalu memiliki semangat yang tinggi. Aku pikir jika dia dapat menyelesaikannya secara pribadi kali ini, ia pasti tidak akan maju untuk mencariku, jadi aku terpaksa merespons. "Asisten Gao menjawab dengan jujur.
“Kalau begitu mintalah seseorang masuk untuk penjelajahan lebih lanjut, atau lihatlah apa yang akan bocah itu selanjutnya dibelakang kita, dan segera laporkan berita apa pun kepadaku!” Semakin besar cucunya, semakin sulit bagi di displinkan oleh kakek Gu, tetapi , Orang tua anaknya sudah tidak ada, hanya kakeknya yang tersisa, bagaimana dia bisa duduk dan menonton?
“Ya, Ketua.” Asisten Gao diam-diam mencatar perintah ini.
"Selain itu, jika dia meminta kamu untuk membantu lagi, atau meminta kamu untuk sesuatu, kamu langsung menolak, tidak boleh bingung-bingung seperti ini! Dia yang ingin melakukan hal seperti ini, kamu tidak mengerti apa yang ingin ia lakukan, apakah kamu juga harus ikut? Kamu tidak tahu, hal ini akan sangat mengganggu prinsip? Kali ini, kamu harus merenungkannya sendiri dan menulis ulasan untuk aku! "Tuan Gu selalu tegas dengan anak buahnya.
Asisten Gao berulang kali mengeluh, tetapi dia juga tahu bahwa dia tidak bisa lepas dari tinjauan dan refleksi ini cepat atau lambat. Kesalahan itu dilakukan oleh dirinya sendiri, jadi hasil ini harus ditanggung olehnya. Sebagai seorang prajurit, ia masih memiliki kesadaran ini.
Darren bertemu dengan beberapa pemimpin penting pemerintah kota untuk pertama kalinya. Para pemimpin sedang makan siang dengannya. Percakapan yang terjadi sedikit ambigu, layaknya hanya membujuk dia. Setelah kejadian kemarin, akhirnya perusahaan pun bisa beroperasi dengan normal.
Namun, untuk kali ini beberapa kelompok kerja dari departemen perlindungan lingkungan sengaja secara ketat meningkatkan persyaratan inspeksi, para pemimpin besar juga terus menutupi insiden ini.
Darren juga saat ini, samar-samar mengantisipasi kelainan insiden ini.
Namun, hal seperti ini membuatnya sedikit tenang, karena pabrik di bawah ini tidak akan mengalami masalah besar.
Namun di balik layar kejadian ini, ia belum tahu apa yang terjadi.
Tidak ada cara lain, mulut-mulut petinggi ini sudah disegel dengan rapat, tidak ada informasi satupun yang bisa ia dapat.
Dua hari kemudian, pabrik berikut ditata ulang, dan melewati penilaian dan inspeksi tim perlindungan lingkungan, dan kemudian pabrik melanjutkan produksi, namun, tidak ada cara untuk memulihkan kerugian dalam dua hari terakhir.
Adapun kerugian ini, perusahaan hanya bisa membayarnya.
Semua karyawan, termasuk Stefanie, akhirnya benar-benar merasa lega. Insiden pelurusan perusahaan kali ini sangat mengganggu bagi para pekerja kantor ini.
Untungnya, setelah pemulihan, mereka juga berupaya secepat mungkin dalam pekerjaan mereka.
Stefanie masih bersembunyi dari si orang yang dominan dan kuat, jadi dia secara spontan muncul kembali di restoran karyawan dan bekerja dengan karyawan lain di perusahaan untuk menyelesaikan masalah makan siangnya di restoran karyawan.
Faktanya, Clayton jarang keluar untuk menyelesaikan masalah makan siangnya. Dia biasanya selalu makan di restoran karyawan, dan bertemu dengan Stefanie secara kebetulan lagi
“Kebetulan sekali?” Clayton menyatakan kegembiraan dan keterkejutannya saat bertemu Stefanie lagi di restoran staf, tetapi dia, tidak berani bertanya banyak pada sosok lain.
Karena dia juga tahu bahwa dia sudah lama tidak makan disini. Dan jika dia sekali lagi menyelidiki kehidupan pribadinya secara mendalam, dia takut itu akan malah berefek buruk, dan tentu saja akan ada lebih banyak rasa malu.
"Yah." Kebetulan Stefanie sudah lama tidak makan di restoran karyawan, sehingga sudah agak canggung dengan teman makan siangnya yang dulu, mereka kebetulan tidak di divisi yang sama, juga jarang ngobrol. Jadi, ia tertinggal sendiri di meja panjang itu.
Namun, ini adalah kesempatan langka bagi Clayton, yang langsung duduk tepat di seberangnya dengan piring makannya.
Kali ini untuk makan siang yang sederhana, tidak ada lagi gangguan. Kali ini Clayton akhirnya merasa sedikit aneh. Ia selalu merasa ada yang berbeda diantara Stefanie dan pria itu, tapi untuk tahu apa sebenarnya, ia juga tidak bisa bertanya kepada Stefanie.
"Setelah beberapa saat, aku akan pergi ke kedai kopi di sebelah perusahaan untuk membeli secangkir kopi. Kamu mau ikut?" Setelah makan siang, Clayton mulai mengajaknya lagi.
Karena perusahaan mereka masih peduli dengan mental para karyawan, selain dari jam makan, masih ada 1 jam istirahat. Dalam jam istirahat ini, ini semua adalah waktu pribadi untuk para karyawan.
Novel Terkait
Eternal Love
Regina WangWahai Hati
JavAliusKembali Dari Kematian
Yeon KyeongSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaBeautiful Love
Stefen LeeMy Greget Husband
Dio ZhengCinta Yang Tak Biasa×
- Bab 1 Dream Paradise
- Bab 2 Menandatangani kontrak
- Bab 3 Turun tangan untuk membantu
- Bab 4 Pindah satu rumah
- Bab 5 Hamil dalam tiga bulan
- Bab 6 Mandi
- Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
- Bab 8 Supir pribadi
- Bab 9 Perpisahan hidup dan mati
- Bab 10 Kakak harus berjuang
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (1)
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (2)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (2)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (2)
- Bab 14 Dompetnya Menderita (1)
- Bab 14 Dompetnya Menderita(2)
- Bab 15 Dasar Playboy (1)
- Bab 15 Dasar Playboy (2)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
- Bab 17 Apakah Puas (1)
- Bab 17 Apakah Puas (2)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (1)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (2)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (1)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (1)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (2)
- Bab 21 Mewujudkan Janji terhadapnya (1)
- Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (1)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (1)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (2)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (1)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (2)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (1)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (2)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (1)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (2)
- Bab 27 Jangan Lupa (1)
- Bab 27 Jangan Lupa (2)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (1)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (2)
- Bab 29 Skandal (1)
- Bab 29 Skandal (2)
- Bab 30 Sungguh sialan (1)
- Bab 30 Sungguh sialan (2)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (1)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (2)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (2)
- Bab 33 Introspeksi Diri (1)
- Bab 33 Introspeksi Diri (2)
- Bab 34 Saling Menemani (1)
- Bab 34 Saling Menemani (2)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (1)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (2)
- Bab 36 Hukuman dikeluarkan dari sekolah (1)
- Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
- Bab 37 Apakah puas dengan hukuman yang diberikan (1)
- Bab 37 Apakah kamu puas dengan hukuman ini (2)
- Bab 38 Melakukan apa pun demi wanita yang disukai (1)
- Bab 38 Melakukan apapun demi wanita yang disukai (2)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (2)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (1)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (2)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (1)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (2)
- Bab 43 Iblis Kecil (1)
- Bab 43 Iblis Kecil (2)
- Bab 44 Olahraga Pagi (1)
- Bab 44 Olahraga Pagi (2)
- Bab 45 Kejutan Besar (1)
- Bab 45 Kejutan Besar (2)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (1)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (2)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (1)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (2)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (1)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (2)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (1)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (2)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (1)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (2)
- Bab 51 Kejutan Ganda
- Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
- Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (1)
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (2)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (1)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (2)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (1)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (2)
- Bab 57 Bajingan (1)
- Bab 57 Bajingan (2)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (1)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (2)
- Bab 59 Cemburu (1)
- Bab 59 Cemburu (2)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (1)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (2)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (1)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (2)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (2)
- Bab 63 Pria Itu (1)
- Bab 63 Pria Itu (2)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (1)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (2)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (1)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (2)
- Bab 66 Ternyata dia (1)
- Bab 66 Ternyata dia (2)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (1)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (2)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (1)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
- Bab 69 Balas dendam (1)
- Bab 69 Balas dendam (2)
- Bab 70 Berbagai macam siksaan
- Bab 71 Dimulai dari perhatiannya
- Bab 72 Pindah dan tinggal bersama
- Bab 73 Perhatian dari Clayton Gu
- Bab 74 Identitasnya turun
- Bab 75 Kamu tidur saja
- Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
- Bab 77 Kegugupan Tuan Gu
- Bab 78 Semuanya Terungkap
- Bab 79 Perantau Pinggiran Kota
- Bab 80 Adaptasi
- Bab 81 Ragu
- Bab 82 Tidak Punya Pacar
- Bab 83 Pengingat Niat Baik
- Bab 84 Secara Sembunyi-Sembunyi
- Bab 85 Pesanan Makanan Tanpa Nama
- Bab 86 Fisik penjahat
- Bab 87 Aliran binatang buas
- Bab 88 Perjalanan belanja yang canggung
- Bab 89 Mendekati sang pria kaya
- Bab 90 Adil dan tegas
- Bab 91 Perang Dingin dalam Legenda
- Bab 92 Membuli Kekasihnya
- Bab 93 Hukuman Diusir
- Bab 94 Agresif
- Bab 95 Pasti Ada Urusan Pribadi
- Bab 96 Memohon dengan rendah hati
- Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang
- Bab 98 Kehendak Presdir
- Bab 99 Kenyataan yang memang ada
- Bab 100 Mendapat satu tamparan
- Bab 101 Melarikan Diri
- Bab 102 Mabuk Minum
- Bab 103 Kamu Pantas Mati
- Bab 104 Senjata Di Tangannya
- Bab 105 Dalam Hati Menginginkan Balas Dendam
- Bab 106 Orang Jahat
- Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
- Bab 108 Satu Permintaan
- Bab 109 Terlalu Banyak Yang Mendukungnya
- Bab 110 Kemunculuan Yang Disengaja
- Bab 111 Serangan Yang Spontan
- Bab 112 Keberadaan seseorang yang istimewa
- Bab 113 Terus Tenggelam
- Bab 114 Bermaksud Menarik Perhatian Orang
- Bab 115 Terlahir Kembali
- Bab 116 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 117 Membuat Orang Lain Kagum
- Bab 118 Kesalahan Besar
- Bab 119 Gantikan Aku
- Bab 120 Bukan Rasa Sakit yang Biasa
- Bab 121 Hadiah ulang tahun
- Bab 122 Membuatnya lebih emosi
- Bab 123 Mengejeknya dari belakang
- Bab 124 Rupanya kamu masih punya hati
- Bab 125 Wanita Jahat
- Bab 126 Jangan Berpura-pura
- Bab 127 Hubungan Pertemanan Yang Putus
- Bab 128 Mereka Pasti Sengaja
- Bab 129 Setelah Bersenang-senang
- Bab 130 Kesepakatan Baru Antara Keduanya
- Bab 131 Tidak Akan Melepaskan Dia Pergi
- Bab 132 Kebohongan Besar
- Bab 133 Tidak Menepati Janjinya
- Bab 134 Penderitaan Yang Tidak Terucapkan
- Bab 135 Apa Yang Sebenarnya Kamu Inginkan
- Bab 136 Mencekik Mati
- Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
- Bab 138 Tindakan Melawan
- Bab 139 Orang Pintar Yang Berhati Sensitif
- Bab 140 Misi Foto Diam-Diam
- Bab 141 Gadis Favorit
- Bab 142 Cinta Segitiga
- Bab 143 Dukungan
- Bab 144 Rahasia yang Terungkap
- Bab 145 Tidak Mungkin
- Bab 146 Aku Tidak Masalah
- Bab 147 Pil Putih
- Bab 148 Pergi Dengan Marah
- Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
- Bab 150 Penolakan Lagi
- Bab 151 Menghilang Dari Peredaran
- Bab 152 Sudah Masuk Jauh Di dalam
- Bab 153 Gossip
- Bab 154 Pelacur Yang Licik
- Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
- Bab 156 di.....
- Bab 157 Kekacauan
- Bab 158 Pukulan yang berat
- Bab 159 Patah Hati
- Bab 160 Merasa Tidak baik
- Bab 161 Munafik
- Bab 162 Seperti Boneka
- Bab 163 Dampak Buruk
- Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
- Bab 165 Ternyata Hanya Pura-pura
- Bab 166 Sikap tegas
- Bab 167 Harus ditangani dengan serius
- Bab 168 Surat pemberhentian
- Bab 169 Pemberhentian
- Bab 170 Resiko ditanggung sendiri
- Bab 171 Sebuah bom besar
- Bab 172 Tekanan dan Bahaya
- Bab 173 Orangnya sedang berada di rumah sakit
- Bab 174 Apakah dia yang melakukannya
- Bab 175 Meminta keadilan
- Bab 176 Menerima Pelecehan Parah
- Bab 177 Cobalah Untuk Menerimaku
- Bab 178 Rahasianya
- Bab 179 Mencuri Dengar Di Balik Pintu
- Bab 180 Membantu Meminjam Uang
- Bab 181 Kakek Yang Displin
- Bab 182 Membantu Dengan Royal
- Bab 183 Mengumpulkan Semua Uang
- Bab 184 Merobek Surat Kontrak
- Bab 185 Menjadi Musuh Umum
- Bab 186 Apakah Sakit?
- Bab 187 Apakah Sudah Hamil?
- Bab 188 Rumah Sakit
- Bab 189 Selamat Hamil
- Bab 190 Orang Lain Tidak Dapat Mewakili Kamu
- Bab 191 Tuan Rumah Laki-laki
- Bab 192 Apakah Ini Hidup Bersama?
- Bab 193 Perselisihan Sengit
- Bab 194 Menjadi Houseman
- Bab 195Suka Sini
- Bab 196 Takut dia kecapekan
- Bab 197 Tidak perlu permohonan maafmu
- Bab 198 Tenanglah dulu
- Bab 199 Anak Cucu tidak berbakti
- Bab 200 Akankah patriarki
- Bab 201 Telah memaafkannya
- Bab 202 Tindakan seseorang
- Bab 203 Hanya kamu
- Bab 204 Menjaganya dengan lemah lembut
- Bab 205 Membeli tiket
- Bab 206 Lelah setengah mati
- Bab 207 Canggung
- Bab 208 Tetap saja berhutang
- Bab 209 Terjerat dengannya
- Bab 210 Bagaimana mungkin akan menikahinya
- Bab 211 Tidak mengharapkan yang banyak
- Bab 212 Ikut aku pergi
- Bab 213 Langsung pergi mendaftar
- Bab 214 Lamaran yang tidak romantis
- Bab 215 Akhir cerita