Cinta Yang Tak Biasa - Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
Setelah lewat sehari, akhirnya Stefanie juga merenungkan perkataan dan perbuatannya sendiri, diam-diam di belakang Darren Feng, dia mengkonsumsi obat kontrasepsi, dia mengakui bahwa dia sudah keterlaluan, bagaimana pun dia melakukan semua itu tanpa persetujuannya, dan dia membuat keputusan itu tanpa berdiskusi dengannya.
Dia tidak kembali sampai hari mulai gelap.
“Nona Stefanie, apakah malam ini Tuan Feng tidak kembali untuk makan malam? Jika seperti ini, bagaimana jika aku menyiapkan makanan terlebih dahulu? Apakah kamu mau makan terlebih dulu?” Bibi sudah menyiapkan makan malam, dia berpikir mungkin Darren Feng akan kembali, jadi Bibi sengaja menambahkan lauk.
Malam hari, terkadang-kadang dia bermalam di luar, dan terkadang tidak kembali untuk makan malam, tampaknya juga bukan menjadi masalah besar, ada banyak situasi seperti ini, bahkan Stefanie telah meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia pasti dia sibuk karena ada urusan, jadi sampai sekarang belum kembali.
Setelah seorang diri menyantap makan malam, dia kembali naik ke atas.
Hanya saja saat hari mulai cerah, dia masih tidur siang di rumah, sampai malam tiba, dia tidak tertidur sama sekali.
Setelah begadang, akhirnya tetap terjaga sampai jam sepuluh malam, Darren masih belum kembali, kemarin malam, mobil yang dia kendarai pun masih tidak terlihat, bahkan supir pun masih belum kembali.
"Mungkin dia sangat sibuk jadi dia lupa tentang itu, bagaimana kamu bisa peduli dengan hal-hal sepele yang berhubungan dengan Bos Besar Feng?” Dia terus menenangkan dirinya, agar dirinya bisa lebih bersabar, lagi pula, Darren Feng, dia bukan orang biasa.
Malam kedua ini, dia berada di dalam tahap setengah sadar dan setengah bermimpi, untungnya, dia masih terbangun sampai subuh, dan menyadari bahwa lingkaran hitam di bawah matanya juga tidak dapat ditutupi oleh alat make up terbaik.
Dia melihat dirinya di cermin, dan merasa dirinya terlihat kuyu, tidak ada sedikit pun rasa profesionalisme.
Sama seperti terong yang layu, sedikit pun tidak terlihat bersemangat.
Dia bahkan sangat sebal melihat dirinya seperti ini, apalagi orang lain yang melihatnya.
Dia menepuk-nepuk wajahnya dengan air dingin, memaksa dirinya untuk menyemangati dirinya, "Stefanie, kamu bisa, kamu pasti bisa!"
Ketika dia terbangun, hal pertama yang dia lakukan adalah melihat tempat Darren sering berbaring di sampingnya, dan tempat itu terlihat kosong, dingin, tidak ada tanda-tanda jejak pria itu, yang menandakan berarti kemarin malam dia tidak tidur di ranjang kamar utama, bahkan sekarang pun dia tidak tahu, apakah tadi malam, sebenarnya di pulang atau tidak, jika dia kembali, apakah dia langsung tidur di ruang tamu? Situasi seperti ini, belum pernah terjadi sebelumnya.
Tapi kali ini, mengapa dirinya merasa begitu bingung dan kesal.
Ketika dia turun, dia melihat ke luar vila, di luar terlihat kosong dan di tempat parkir tidak terlihat ada mobil.
Ketika bibi membawakan sarapan, dia sengaja bertanya, "Pagi ini, apakah pagi-pagi dia sudah pergi?”
Bibi langsung mengerti, yang dimaksudkan Nona Stefanie “Dia” adalah Tuan Feng.
“Sepertinya dia tidak melihat Tuan Feng, mobilnya tidak ada di luar, aku juga bertanya-tanya,” Bibi menjawab dengan jujur.
Stefanie menelan bubur itu, sesuap bubur ada di dalam mulutnya, dia tidak menelan atau memuntahkannya.
Lantas, apakah kemarin malam dia benar-benar tidak kembali?
Tetapi sebelumnya dia tidak pernah tidak pulang seperti ini, sejak dia tinggal bersamanya, dia tidak pernah begini.
Mobilnya tidak ada? Ini belum pernah terjadi sebelumnya, dulu, tidak peduli seberapa sibuk, jika dia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya, tetapi pasti dia tetap dengan hati-hati mengatur semua untuknya, misalnya, setiap pagi akan menyuruh supir datang ke villa tepat waktu untuk mengantarnya pergi ke kantor, tidak ada yang bisa menghalanginya.
Tetapi sekarang jelas bahwa tidak ada lagi keuntungan itu.
Tidak ada mobil yang biasa mengantar jemputnya, Stefanie tidak terlalu peduli, dia terbiasa hidup keras, dan dia tidak akan mati lemas karena masalah kecil ini. Sebelum pergi keluar, dia membawa beberapa uang kecil bersamanya, tanpa mobil khusus, dia juga bisa naik transportasi umum, seperti bus atau kereta bawah tanah, hanya saja butuh waktu yang lebih lama, menjadi lebih repot.
Tetapi sebelum dia mengenal Darren Feng dan tinggal bersamanya, bukankah dia sudah terbiasa menjalani hari yang padat dengan berdesak-desakkan naik bis atau MRT?
Tampaknya dia seperti berputar-putar, dan akhirnya dia kembali ke semula.
Di gang tempat dia biasa berjalan, ada sebuah mobil yang terlihat familiar berhenti di sisinya.
“Kebetulan sekali, ayo masuk ke mobil, aku akan mengantarmu, kali ini kamu tidak boleh membuat ku malu, jangan buru-buru menolakku!” Ternyata itu mobil Clayton Gu, dia sedang mengendarai mobil di sisinya, dan untuk sejenak mengenalinya .
Faktanya, Clayton Gu tahu bahwa dia sering melewati jalan ini, jadi setiap pagi ketika melewati jalan ini, dia sengaja melirik ke sana dan kemari, kemudian memperlambat kecepatannya, agar terlihat bahwa dia kebetulan melewati jalan ini.
Bukannya dia mencarinya, tapi memang kebetulan, dan itu benar-benar terjadi.
“Aku lebih baik berjalan ke perusahaan, lagian juga tidak terlalu jauh, dan tidak memakan biaya.” Stefanie berpikir sejenak, pada dasarnya Darren Feng tidak bersedia jika dirinya bersama orang ini, jika tidak sengaja bertemu dengannya dalam perjalanan pergi ke perusahaaan, jika seperti itu, nantinya Clayton Gu tidak akan bisa memakai sepatu lagi karena kehilangan kakinya.
Dia tidak bisa lagi menyakiti Clayton Gu lagi, karena Clayton Gu sudah terluka karena dirinya
"Kenapa saat berhadapan dengan ku, kamu selalu sungkan seperti ini, aku hanya mengantar kamu, dan kamu tidak mau menerima ajakan ku? Oh, hatiku hancur!" Seperti biasa, jika Clayton Gu mendengar penolakan semacam ini, rasa malu itu tidak dapat dihindari dan biasanya dia akan menyerah begitu saja, tetapi sekarang, dia tidak ingin terus menyerah seperti itu, tetapi dia perlu berani untuk terus menyerang.
"Benar-benar tidak perlu, aku sudah terbiasa dengan jarak yang begitu dekat! Sudah terbiasa!" Stefanie juga menyadari bahwa hari ini Clayton Gu begitu serius dan gigih.
“Jika kamu tidak naik, aku akan keluar dari mobil dan menarikmu ke dalam mobil!” Clayton Gu tetap memaksa, dan keluar dari mobil.
"Jangan, jangan seperti ini! Aku akan naik, oke?” Ditekan seperti ini, Stefanie tidak berdaya, mengapa hanya persoalan naik mobil, dia harus terkejut seperti ini.
Jika dari awal tahu dengan cara ini, maka ini adalah kesempatan emas bagi Clayton Gu, jadi dia mulai mempertimbangkan apakah dia perlu mengganti jalur nanti, tidak apa-apa jika jalannya lebih jauh, jika tidak, kalau dia selalu mendesaknya seperti ini, dia akan merasa sangat canggung!
Setelah masuk ke dalam mobil Clayton Gu, dia masih memilih duduk di kursi belakang, sehingga hubungan antara kedua orang itu bisa ada jarak, bahkan jika pria sombong seperti Darren Feng melihatnya, bisa diperkirakan dia dapat terluka, jadi di dalam hati, dia menghibur dirinya sendiri.
Siapa yang tahu, jika Clayton Gu yang sedang serius menyetir, sambil mengajukan pertanyaan dengan nada khawatir: “Kemarin kenapa kamu tidak bekerja? Lalu aku mendengar dari rekan kerja departemen HR bahwa kamu cuti, karena tidak enak badan, kenapa, bagian mana yang sakit, apa sudah pergi ke dokter? "
Clayton Gu begitu lembut dan penuh perhatian, dia benar-benar seorang kandidat pacar yang baik.
“Bukan apa-apa, hanya sedikit flu, hari ini aku baik-baik saja.” Stefanie berbohong, sebenarnya dia insomnia, dan tertidur saat pagi hari, dia ketiduran, itu saja alasannya, dan dia benar-benar malu jika bilang begitu kepada Clayton Gu.
"Apakah benar-benar baik-baik saja? Aku melihat warna wajahmu sangat buruk, kamu, kamu ini tidak tahu bagaimana merawat dirimu sendiri! Apapun yang terjad, kamu harus memikirkan dirimu!” Clayton Gun merasa sangat tertekan, menyadari wajah wanita yang dia sukai semakin kurus.
Stefanie merasa tidak bisa melanjutkan pembicaraan ini, dia tidak merasa enak, jadi dia dengan sengaja mengganti topik, "Benar juga, kemarin aku tidak masuk, apa aku ada ketinggalan kabar di perusahaan? "
Awalnya dia hanya sekedar bertanya, tidak disangka, Clayton Gu menjawab dengan serius, "Itu benar."
“Apa?” Dia penasaran.
“Kemarin, Direktur Feng tidak datang ke perusahaan!” Saat berkata soal ini, Clayton Gu melirik Stefanie lewat cermin mobil, ekspresinya penuh arti, dia ingin mengamati reaksi dan sikap Stefanie setelah mendengar kejadian ini.
Stefanie tidak bisa menyembunyikan ekspresinya yang terkejut, "Dia tidak datang ke perusahaan?"
Bagaimana ini bisa terjadi? Dia selalu menjadi bos yang berdedikasi tinggi, dan menjunjung tinggi pekerjaan, seharian tidak datang ke perusahaan, benar-benar aneh.
Tapi jelas-jelas saat tengah malam, dia telah meninggalkan vila, dan hari ini dia tidak datang ke perusahaan hari, sebenarnya dia pergi ke mana? Dia sangat terkejut.
“Stefanie, apakah kamu tahu mengapa Direktur Feng tidak datang ke perusahaan seharian ini?” Meskipun Clayton Gu telah menebak hubungan antara Direktur Feng Zong dan Lian Chengxia, tapi tidak tetap mengamati dengan perasaan sedikit tidak terla, dia selalu percaya bahwa itu pasti Pria bermarga Feng itu, pasti telah mengikat Stefanie.
“Bagaimana aku bisa tahu?” Sebenarnya, Stefanie juga ingin tahu alasannya.
Pada saat ini, pikirannya, sedang mempertimbangkan mengapa seharian ini, Darren Feng tidak datang ke perusahaan, dan kemungkinan ke mana dia pergi, dia memikirkan semua pertanyaan-pertanyaan ini, sehingga dia mengabaikan nada aneh yang terdengar di suara Clayton Gu.
Clayton Gu cemburu, dan peduli tentang hubungan di antara Darren Feng dan Stefanie, takutnya di hubungan keduanya, seperti yang dia pikirkan, tapi itu pasti bukan kemauan Stefanie, tapi dia hanya punya pemikiran ini.
Ini adalah gadis yang sangat dia sukai, tetapi, orang yang tinggal bersamanya bukan dirinya, bagaimana mungkin hatinya tidak gusar.
Dalam waktu yang sangat rumit ini, mobil telah memasuki tempat parkir perusahaan.
“Terima kasih, Clayton Gu!” Stefanie mencoba membuka pintu mobil, tetapi menyadari bahwa pintu mobil terkunci dan dia tidak bisa membukanya.
“Tunggu, Stefanie.” Ternyata Clayton Gu sengaja, dia sengaja ingin bersama Stefani berada di tempat parkir sehingga dia dapat memiliki kesempatan untuk mengobrol dengannya.
“Apakah kamu ada masalah lain?” Tanpa sadar, Stefanie menghentikan gerakannya, dan kembali duduk di tempatnya, berpikir bahwa Clayton Gu mencari dirinya karena ada sesuatu.
“Juga termasuk ada!” Pada saat ini Clayton Gu merasa sedikit malu, tetapi, meskipun selama ini bermuka tebal, tetapi dia juga berasal dari keluarga tentara, di dirinya memiliki harga diri yang tinggi, dia sangat menghormati dirinya, dan tidak mungkin menjadi begitu rendah hati. .
Tapi di depan wanita yang disukainya, dia selalu berhati-hati dan tidak berani maju ke depan.
"Stefanie,sebelumnya aku belum pernah serius di hadapan mu, aku beritahu, aku suka padamu! Aku serius!” Peluang yang ada di hadapannya saat ini adalah kesempatan besar bagi Clayton Gu, jika dia tidak terburu-buru menggunakan kesempatan ini untuk menunjukkan ketulusan hatinya, dia benar-benar takut bahwa selamanya akan kehilangan kesempatan untuk mengejarnya wanita ini.
Novel Terkait
Menaklukkan Suami CEO
Red MapleInnocent Kid
FellaMy Charming Lady Boss
AndikaThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensDark Love
Angel VeronicaCinta Yang Tak Biasa×
- Bab 1 Dream Paradise
- Bab 2 Menandatangani kontrak
- Bab 3 Turun tangan untuk membantu
- Bab 4 Pindah satu rumah
- Bab 5 Hamil dalam tiga bulan
- Bab 6 Mandi
- Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
- Bab 8 Supir pribadi
- Bab 9 Perpisahan hidup dan mati
- Bab 10 Kakak harus berjuang
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (1)
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (2)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (2)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (2)
- Bab 14 Dompetnya Menderita (1)
- Bab 14 Dompetnya Menderita(2)
- Bab 15 Dasar Playboy (1)
- Bab 15 Dasar Playboy (2)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
- Bab 17 Apakah Puas (1)
- Bab 17 Apakah Puas (2)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (1)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (2)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (1)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (1)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (2)
- Bab 21 Mewujudkan Janji terhadapnya (1)
- Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (1)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (1)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (2)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (1)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (2)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (1)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (2)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (1)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (2)
- Bab 27 Jangan Lupa (1)
- Bab 27 Jangan Lupa (2)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (1)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (2)
- Bab 29 Skandal (1)
- Bab 29 Skandal (2)
- Bab 30 Sungguh sialan (1)
- Bab 30 Sungguh sialan (2)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (1)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (2)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (2)
- Bab 33 Introspeksi Diri (1)
- Bab 33 Introspeksi Diri (2)
- Bab 34 Saling Menemani (1)
- Bab 34 Saling Menemani (2)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (1)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (2)
- Bab 36 Hukuman dikeluarkan dari sekolah (1)
- Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
- Bab 37 Apakah puas dengan hukuman yang diberikan (1)
- Bab 37 Apakah kamu puas dengan hukuman ini (2)
- Bab 38 Melakukan apa pun demi wanita yang disukai (1)
- Bab 38 Melakukan apapun demi wanita yang disukai (2)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (2)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (1)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (2)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (1)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (2)
- Bab 43 Iblis Kecil (1)
- Bab 43 Iblis Kecil (2)
- Bab 44 Olahraga Pagi (1)
- Bab 44 Olahraga Pagi (2)
- Bab 45 Kejutan Besar (1)
- Bab 45 Kejutan Besar (2)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (1)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (2)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (1)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (2)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (1)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (2)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (1)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (2)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (1)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (2)
- Bab 51 Kejutan Ganda
- Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
- Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (1)
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (2)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (1)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (2)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (1)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (2)
- Bab 57 Bajingan (1)
- Bab 57 Bajingan (2)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (1)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (2)
- Bab 59 Cemburu (1)
- Bab 59 Cemburu (2)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (1)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (2)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (1)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (2)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (2)
- Bab 63 Pria Itu (1)
- Bab 63 Pria Itu (2)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (1)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (2)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (1)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (2)
- Bab 66 Ternyata dia (1)
- Bab 66 Ternyata dia (2)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (1)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (2)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (1)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
- Bab 69 Balas dendam (1)
- Bab 69 Balas dendam (2)
- Bab 70 Berbagai macam siksaan
- Bab 71 Dimulai dari perhatiannya
- Bab 72 Pindah dan tinggal bersama
- Bab 73 Perhatian dari Clayton Gu
- Bab 74 Identitasnya turun
- Bab 75 Kamu tidur saja
- Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
- Bab 77 Kegugupan Tuan Gu
- Bab 78 Semuanya Terungkap
- Bab 79 Perantau Pinggiran Kota
- Bab 80 Adaptasi
- Bab 81 Ragu
- Bab 82 Tidak Punya Pacar
- Bab 83 Pengingat Niat Baik
- Bab 84 Secara Sembunyi-Sembunyi
- Bab 85 Pesanan Makanan Tanpa Nama
- Bab 86 Fisik penjahat
- Bab 87 Aliran binatang buas
- Bab 88 Perjalanan belanja yang canggung
- Bab 89 Mendekati sang pria kaya
- Bab 90 Adil dan tegas
- Bab 91 Perang Dingin dalam Legenda
- Bab 92 Membuli Kekasihnya
- Bab 93 Hukuman Diusir
- Bab 94 Agresif
- Bab 95 Pasti Ada Urusan Pribadi
- Bab 96 Memohon dengan rendah hati
- Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang
- Bab 98 Kehendak Presdir
- Bab 99 Kenyataan yang memang ada
- Bab 100 Mendapat satu tamparan
- Bab 101 Melarikan Diri
- Bab 102 Mabuk Minum
- Bab 103 Kamu Pantas Mati
- Bab 104 Senjata Di Tangannya
- Bab 105 Dalam Hati Menginginkan Balas Dendam
- Bab 106 Orang Jahat
- Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
- Bab 108 Satu Permintaan
- Bab 109 Terlalu Banyak Yang Mendukungnya
- Bab 110 Kemunculuan Yang Disengaja
- Bab 111 Serangan Yang Spontan
- Bab 112 Keberadaan seseorang yang istimewa
- Bab 113 Terus Tenggelam
- Bab 114 Bermaksud Menarik Perhatian Orang
- Bab 115 Terlahir Kembali
- Bab 116 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 117 Membuat Orang Lain Kagum
- Bab 118 Kesalahan Besar
- Bab 119 Gantikan Aku
- Bab 120 Bukan Rasa Sakit yang Biasa
- Bab 121 Hadiah ulang tahun
- Bab 122 Membuatnya lebih emosi
- Bab 123 Mengejeknya dari belakang
- Bab 124 Rupanya kamu masih punya hati
- Bab 125 Wanita Jahat
- Bab 126 Jangan Berpura-pura
- Bab 127 Hubungan Pertemanan Yang Putus
- Bab 128 Mereka Pasti Sengaja
- Bab 129 Setelah Bersenang-senang
- Bab 130 Kesepakatan Baru Antara Keduanya
- Bab 131 Tidak Akan Melepaskan Dia Pergi
- Bab 132 Kebohongan Besar
- Bab 133 Tidak Menepati Janjinya
- Bab 134 Penderitaan Yang Tidak Terucapkan
- Bab 135 Apa Yang Sebenarnya Kamu Inginkan
- Bab 136 Mencekik Mati
- Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
- Bab 138 Tindakan Melawan
- Bab 139 Orang Pintar Yang Berhati Sensitif
- Bab 140 Misi Foto Diam-Diam
- Bab 141 Gadis Favorit
- Bab 142 Cinta Segitiga
- Bab 143 Dukungan
- Bab 144 Rahasia yang Terungkap
- Bab 145 Tidak Mungkin
- Bab 146 Aku Tidak Masalah
- Bab 147 Pil Putih
- Bab 148 Pergi Dengan Marah
- Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
- Bab 150 Penolakan Lagi
- Bab 151 Menghilang Dari Peredaran
- Bab 152 Sudah Masuk Jauh Di dalam
- Bab 153 Gossip
- Bab 154 Pelacur Yang Licik
- Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
- Bab 156 di.....
- Bab 157 Kekacauan
- Bab 158 Pukulan yang berat
- Bab 159 Patah Hati
- Bab 160 Merasa Tidak baik
- Bab 161 Munafik
- Bab 162 Seperti Boneka
- Bab 163 Dampak Buruk
- Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
- Bab 165 Ternyata Hanya Pura-pura
- Bab 166 Sikap tegas
- Bab 167 Harus ditangani dengan serius
- Bab 168 Surat pemberhentian
- Bab 169 Pemberhentian
- Bab 170 Resiko ditanggung sendiri
- Bab 171 Sebuah bom besar
- Bab 172 Tekanan dan Bahaya
- Bab 173 Orangnya sedang berada di rumah sakit
- Bab 174 Apakah dia yang melakukannya
- Bab 175 Meminta keadilan
- Bab 176 Menerima Pelecehan Parah
- Bab 177 Cobalah Untuk Menerimaku
- Bab 178 Rahasianya
- Bab 179 Mencuri Dengar Di Balik Pintu
- Bab 180 Membantu Meminjam Uang
- Bab 181 Kakek Yang Displin
- Bab 182 Membantu Dengan Royal
- Bab 183 Mengumpulkan Semua Uang
- Bab 184 Merobek Surat Kontrak
- Bab 185 Menjadi Musuh Umum
- Bab 186 Apakah Sakit?
- Bab 187 Apakah Sudah Hamil?
- Bab 188 Rumah Sakit
- Bab 189 Selamat Hamil
- Bab 190 Orang Lain Tidak Dapat Mewakili Kamu
- Bab 191 Tuan Rumah Laki-laki
- Bab 192 Apakah Ini Hidup Bersama?
- Bab 193 Perselisihan Sengit
- Bab 194 Menjadi Houseman
- Bab 195Suka Sini
- Bab 196 Takut dia kecapekan
- Bab 197 Tidak perlu permohonan maafmu
- Bab 198 Tenanglah dulu
- Bab 199 Anak Cucu tidak berbakti
- Bab 200 Akankah patriarki
- Bab 201 Telah memaafkannya
- Bab 202 Tindakan seseorang
- Bab 203 Hanya kamu
- Bab 204 Menjaganya dengan lemah lembut
- Bab 205 Membeli tiket
- Bab 206 Lelah setengah mati
- Bab 207 Canggung
- Bab 208 Tetap saja berhutang
- Bab 209 Terjerat dengannya
- Bab 210 Bagaimana mungkin akan menikahinya
- Bab 211 Tidak mengharapkan yang banyak
- Bab 212 Ikut aku pergi
- Bab 213 Langsung pergi mendaftar
- Bab 214 Lamaran yang tidak romantis
- Bab 215 Akhir cerita