Cinta Yang Tak Biasa - Bab 102 Mabuk Minum
Sekeluarnya dari kantor HRD, wakil CEO Liu ini masih dalam keadaan linglung, semua yang terjadi, masih tidak diketahui apa alasan jelas yang pasti di balik semua itu, bahkan pemimpin bagian HRD pun, juga bersikap tidak jelas, tidak tahu apa karena tidak bisa mengatakannya, atau berhubungan dengan urusan dalam.
Intinya, semakin semua ini misterius, semakin membuatnya penasaran.
Tapi, dari pimpinan bagian HRD itu, juga mendapatkan sebuah kabar yang sangat berguna tentang masalah pemecatan ini, pertama-tama diawali dari asisten pribadi presiden yang baru datang itu.
Mengenai alasan asisten pribadi presiden baru berbuat demikian, mereka sudah menanyakannya, tapi sayang, asisten pribadi itu hanya menyuruh mereka untuk percaya seutuhnya, dan tidak membiarkan mereka bertanya lebih banyak lagi.
Tentu saja, ini adalah sebuah rahasia yang hanya diketahui oleh para petinggi perusahaan, para bawahan sama sekali tidak mengerti ini semua.
Mark sebagai asisten pribadi presiden baru, hari ini tiba-tiba mendapatkan sebuah undangan makan, yang tentunya, bagi Mark, undangan yang datang dengan sangat tiba-tiba. Tapi bagi wakil CEO Liu, ini semua sudah dia pertimbangkan sangat lama.
Undangan kali ini, yang pertama adalah untuk mencari tahu mengenai Julia Liu, yang kedua, dia juga ingin menggunakan kesempatan ini untuk menjalin hubungan dengan asisten pribadi presdir yang baru, anggap saja untuk mempererat tali persaudaraan, karena presdir yang
baru ini masuk ke dalam perusahaan ini lewat pintu belakang, sambil membawa saham, tapi malah membuatnya tidak dapat mereka terima semudah itu.
Tentu saja, dulu, tidak hanya Wakil CEO Liu, bahkan orang petinggi lainnya pun juga tidak berhenti mencoba untuk mendekatkan diri kepada Presdir yang baru datang itu, tapi sayang sekali, orang itu tidak memberi kesempatan kepada siapa pun untuk mendekatinya, saat sedang rapat dengan para petinggi di kantor sekali pun, dia juga tetap mempertahankan sikap profesionalnya.
Secara relatif, asisten pribadi Presdir tampaknya jauh lebih ramah.
Karena itu, tanpa mengatakan apa pun, Mark pun menyetujui undangan dari Wakil CEO Liu dari Departemen Bisnis, dan saat malam tiba, dia pun datang tepat waktu menghadiri undangan tersebut.
Demi untuk mencapai maksud hatinya, Wakil CEO Liu ini secara khusus memesan sebuah ruangan VIP, tanpa ada sedkit pun kecerobohan.
Tapi, karena Mark sering mengikuti Boss Besar Feng, jadi Mark pun sudah terbiasa dengan tempat VIP seperti ini, dan tidak begitu menikmatinya, lagipula dia sendiri juga pernah pergi ke tempat lain yang jauh lebih mewah daripada ini.
Dia juga hanyalah seorang asisten pribadi kecil, dan hanya ini yang bisa dia pamerkan barang hanya sedikit, walaupun Mark sendiri pun tidak ada niat untuk menyombongkan diri.
"Wakil CEO Liu, mengapa begitu sungkan? Hanya makan saja di luar, mengapa memilih tempat yang begitu bagus." Saat Mark sampai ke tempat itu, ternyata Wakil CEO Liu sudah menunggu di dalam.
Wakil CEO Liu bergegas bangkit berdiri dan mempersilahkannya masuk, "Sudah seharusnya, tolong jangan merendah, aku tahu kamu terus berada bersama dengan Boss Feng, beberapa tahun ini pastilah sudah menemui tempat-tempat lain yang jauh lebih bagus dari tempat ini."
Untuk menjaga kesopanan satu sama lain, mereka pun duduk bersama.
"Wakil CEO Liu sendiri merupakan orang sibuk, dengan undangan ini, juga tidak tahu ada masalah apa?" Mark ini sepertinya adalah tipe seseorang yang langsung menuju ke inti tanpa basa-basi, ini sepertinya adalah buah yang dihasilkan saat berada di samping Boss Besar Feng dalam waktu yang lama.
"Aduh, Asisten Mark, anda sangat langsung sekali, tapi begini juga bagus, saya suka! Mari, kita bicarakan sambil makan, bagaimana?" Karena Wakil CEO Liu datang lebih awal, maka dia sudah terlebuh dahulu memesan makanan, jadi makanan pun disajikan dengan sangat cepat, dan tidak membuat Mrk membuang waktu untuk menunggu makanan disajikan.
"Asisten Mark, apa mau minum anggur?? Mau anggur putih, atau anggur merah?" Jika tidak ada alkohol di atas meja makan, itu sama bisa disebut makan besar.
"Anggur merah sedikit saja, aku datang membawa mobil sendiri, sekarang pengecekan kadar alkohol menjadi semakin ketat, aku tidak berani minum anggur putihnya! Tentu, juga mudah menjadi salah paham!" Mark tampaknya memiliki temperamen yang cukup ketat, hal yang sama berlaku dalam hal munum minuman beralkohol juga.
"Baiklah kalau begitu, berikan sebotol anggur merah!" Wakil CEO Liu dengan cepat memberi perintah, dan dengan sangat cepat seorang pelayang pun datang.
Di atas meja makan, sering kali merupakan tempat terbaik untuk membangun hubungan pribadi, dalam hal ini, Wakil CEO Liu telah menempatkan perkataan terkenal ini ke tahap yang ekstrem.
"Asisten Mark ini tentunya sudah ada di samping Presdir Feng selama beberapa tahun bukan, aku lihat hubungan kerja sama di antaramu dan Presdir Feng terlihat sangat cocok!" Wakil CEO Liu mencoba untuk bertanya dengan akrab.
"Masih cukup bagus lah!" Mark menyahut sambil tersenyum, tidak ada yang disebut mabuk karena anggur, saat dia tahu bahwa dia akan makan di tempat ini, dia sudah bisa menebak bahwa Wakil CEO Liu hanya sekedar mengajaknya makan saja melainkan ada maksud lain tertentu.
"Dengar-dengar dulu Presdir Feng bekerja mengelola kota A, dan membuat kota A berkembang dengan sangat pesat, mengapa sekarang berpikir untuk pindah ke kota B? Dan jjuga malah memilih perusahaan kami ini!" Jangan kira karena Wakil CEO Liu jarang berada di kantor dia tak tahu apa-apa, perihal masalah tentang para petinggi ini, dia paham cukup banyak.
"Bisa jadi karena Presdir Feng tiba-tiba menginginkan perubahan suasana, tentu saja juga sangat mungkin, dia juga ingin membuat perubahan di kota lain.." Mark menjawab dengan sangat profesional, sebenarnya tentang ini, dia juga tidak tahu mengapa Bos Besar ini tiba-tiba ingin pindah bekerja dari kota A ke kota B, apa ini sungguh sekedar hanya demi wanita bernama Stefanie itu?
"Oh iya? Kalau begitu Presdir Feng cukup berani juga ya!" Wakil CEO Liu pun tersenyum asal-asalan.
"Tidak kusangka Wakil CEO Liu ternyata cukup tertarik dengan Presdir Feng!" Mark tersenyum dengan maksud untuk mencairkan suasana.
"Apa itu salah? Di dalam kantor, siapa pun juga merasa tertarik dengan Presdir Feng, tapi sayangnya, biasanya Presdir Feng sangatlah sibuk, ingin membuat janjinya pun, juga tidak tahu apakah bisa kesampaian atau tidak." Wakil CEO Liu sendiri juga bukannya tidak pernah berpikir untuk tidak mengobrol dengan Presdir Feng ini, tapi sayang sekali, belum ada pintu yang terbuka baginya.
"Betul sekali, Presdir Feng memang sangatlah sibuk!" Sebenarnya Mark sendiri paham dengan sangat, jika misalnya pun Boss Besar Feng tidak sedang sibuk sekali pun, dia juga tidak akan mungkin mengiyakan ajakan makan orang-orang ini dengan sembarangan.
Karena undangan-undangan seperti ini di mata Bos Besar Feng, hanyalah suatu kegiatan yang menyia-nyiakan waktu pribadinya.
"Ada satu hal lagi, karena aku ini seseorang yang menjamu Asisten Mark secara pribadi, tentu saja, yang ku bicarakan termasuk pribadi, tapi juga ada hubungannya dengan pekerjaan, tapi jika dibicarakan di dalam kantor, sepertinya tidak begitu leluasa, maka dari itu barulah aku terpikir akan cara ini, untuk mengundang Asisten Mark datang ke sini!" Wakil CEO Liu pun kembali mencoba untuk mengobrol.
Dia menerima permintaan tolong orang, sekarang ini dia belum masuk ke topik utama yang sesungguhnya untuk hari ini.
"Bagus, bagus!" Mark mengecap anggur merah nya, lalu menanti kelanjutannya dengan tenang.
"Bukankah kantor baru-baru ini mengeluarkan seorang anak magang? Dengar-dengar tiu adalah perintah dari Asisten Mark? Tapi menurutku, Asisten Mark yang bermartabat tinggi tidak akan mungkin mempersulit kehidupan seorang anak magang bukan, lagipula bila saja anak magang ini sungguh melakukan suatu kesalahan di perusahaa, menurut aturan perusahaan bukankah ia juga seharusnya menerima hukuman dari kelompok magang, mengapa bisa langsung mendapat perhatian dari Asisten Mark." Wakil CEO Liu menanyakan semua pertanyaan yang dipendamnya di hadapan Asisten Mark.
Sebuah senyum tipis menyungging di bibir Mark, ternyata memang dia orang yang tidak baik, sepertinya Wakil CEO Liu ini pun juga dimintai tolong oleh orang, dan datang ke sni untuk menyelidikinya.
Jadi, Wakil CEO Liu ini adalah jaring pengaman Juliu Liu di dalam perusahaan?
Jika memang begitu adanya, tidak heran jika Julia Liu si anak magang itu, berlagak dengan sangat pongah dan congkak di perusahaan.
"Bolehkah aku bertanya sesuatu kepada Wakil CEO Liu, apakah anda berhubungan keluarga dengan Julia Liu ini?" Mark juga tidak berbasa-basi.
"Bukan, bukan begitu!" Raut wajah Wakil CEO Liu pun serentak berubah, dan dengan tegas menyangkalnya.
"Kalau bukan karena hubungan keluarga, maka pasti karena dimintai tolong oleh seseorang! Agaknya orang yang menemui Wakil CEO Liu juga bukanlah orang yang sesederhana itu, maka, Julia Liu ini, di kota B memiliki beberapa panutan, beberapa relasi, atau bisa dikatakan keluarga Liu sendiri?" Mark merupakan orang yang cerdas, tentu dia bisa membayangkan keluarga Liu yang ada di belakang Julia Liu.
Wajah Wakil CEO Liu tampak bingung, dalam sesaat dia tidak tahu harus menjawab apa.
"Wakil CEO Liu tidak mengatakan apa-apa, itu berarti tebakanku benar, iya kan?" Mark tersenyum simpul, lalu melanjutkan, "Karena menerima permintaan tolong seseorang, Wakil CEO Liu pun dengan hangat mempersiapkan ini semua, karena sepertinya jika Wakil CEO Liu tidak membantu teman Wakil CEO Liu itu, maka akan menimbulkan suatu kewalahan."
"Sebenarnya, temanku itu juga ingin tahu kejadian sebenarnya saja, tentu saja itu jika Asisten Mark tidak keberatan." Wakil CEO Liu berkata dengan agak malu.
"Kejadian sebenarnya? Juga bukannya tidak boleh dikatakan! Awalnya aku juga tidak ingin mengatakannya, karena hal ini, juga bukanlah suatu hal yang luar biasa, jika diutarakan, tidak akan baik untuk semua orang, tapi sungguh, sebagian orang tidak bisa menyadari diri sendiri ketika melakukan suatu kesalahan, tidak ingin dia disalahkan, eh, ini sungguh tidak bisa ditolong lagi!" Mark berkata dengan tak berdaya.
Wakil CEO Liu yang ada di hadapannya, seketika pun wajahnya memucat, bukankah ini sama saja dengan menampar wajahnya sendiri?
"Tentu saja, jika nanti Wakil CEO Liu ada waktu luang, sialhkan melihat sendiri ke ruangan CCTV perusahaan, lalu periksalah rekaman CCTV akhir-akhir ini, dan melihat sendiri bagaimana performa Julia Liu di perusahaan selama magang, maka anda akan bisa memahami mengapa perusahaan tidak bisa memaafkannya, kemampuan besar atau kekcil, itu bisa dibetulkan melalui ketekunan dan bimbingan, tapi jika sifatnya buruk, maka itu sudah kelewat batas! Lihatlah dengan seksama di CCTV perfoma nya di kelompok magang ketika sebelum dipecat, kemudian lihatlah pula dia yang membuat keributan besar di bagian HRD dan juga kelompok magangnya, aku rasa, kamu akan mengerti!"
Mark tidak mengatakannya dengan jelas, tapi langsung menunjuk ke bukti yang lebih konkret yaitu rekaman CCTV.
Dia menyuruh bagian HRD untuk mengeluarkannya, lalu tidak mengikuti kejadian yang mengikutinya kah? Apa dida tidak mengikuti perkembangan kondisi itu? Salah.
Kamera CCTV yang ada di bagian HRD, jika kamera CCTV yang ada di kantor kelompok anak magang, dari awal dia sudah melihatnya sendiri.
"Asisten Mark, apakah tidak ada suatu kesalahpahaman dengan apa yang kamu lihat?" Wakil CEO Liu perlahan bertanya.
Novel Terkait
Awesome Guy
RobinVillain's Giving Up
Axe AshciellyDoctor Stranger
Kevin WongAir Mata Cinta
Bella CiaoThick Wallet
TessaThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensHei Gadis jangan Lari
SandrakoKembali Dari Kematian
Yeon KyeongCinta Yang Tak Biasa×
- Bab 1 Dream Paradise
- Bab 2 Menandatangani kontrak
- Bab 3 Turun tangan untuk membantu
- Bab 4 Pindah satu rumah
- Bab 5 Hamil dalam tiga bulan
- Bab 6 Mandi
- Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
- Bab 8 Supir pribadi
- Bab 9 Perpisahan hidup dan mati
- Bab 10 Kakak harus berjuang
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (1)
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (2)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (2)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (2)
- Bab 14 Dompetnya Menderita (1)
- Bab 14 Dompetnya Menderita(2)
- Bab 15 Dasar Playboy (1)
- Bab 15 Dasar Playboy (2)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
- Bab 17 Apakah Puas (1)
- Bab 17 Apakah Puas (2)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (1)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (2)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (1)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (1)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (2)
- Bab 21 Mewujudkan Janji terhadapnya (1)
- Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (1)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (1)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (2)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (1)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (2)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (1)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (2)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (1)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (2)
- Bab 27 Jangan Lupa (1)
- Bab 27 Jangan Lupa (2)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (1)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (2)
- Bab 29 Skandal (1)
- Bab 29 Skandal (2)
- Bab 30 Sungguh sialan (1)
- Bab 30 Sungguh sialan (2)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (1)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (2)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (2)
- Bab 33 Introspeksi Diri (1)
- Bab 33 Introspeksi Diri (2)
- Bab 34 Saling Menemani (1)
- Bab 34 Saling Menemani (2)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (1)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (2)
- Bab 36 Hukuman dikeluarkan dari sekolah (1)
- Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
- Bab 37 Apakah puas dengan hukuman yang diberikan (1)
- Bab 37 Apakah kamu puas dengan hukuman ini (2)
- Bab 38 Melakukan apa pun demi wanita yang disukai (1)
- Bab 38 Melakukan apapun demi wanita yang disukai (2)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (2)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (1)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (2)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (1)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (2)
- Bab 43 Iblis Kecil (1)
- Bab 43 Iblis Kecil (2)
- Bab 44 Olahraga Pagi (1)
- Bab 44 Olahraga Pagi (2)
- Bab 45 Kejutan Besar (1)
- Bab 45 Kejutan Besar (2)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (1)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (2)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (1)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (2)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (1)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (2)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (1)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (2)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (1)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (2)
- Bab 51 Kejutan Ganda
- Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
- Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (1)
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (2)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (1)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (2)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (1)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (2)
- Bab 57 Bajingan (1)
- Bab 57 Bajingan (2)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (1)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (2)
- Bab 59 Cemburu (1)
- Bab 59 Cemburu (2)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (1)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (2)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (1)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (2)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (2)
- Bab 63 Pria Itu (1)
- Bab 63 Pria Itu (2)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (1)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (2)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (1)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (2)
- Bab 66 Ternyata dia (1)
- Bab 66 Ternyata dia (2)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (1)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (2)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (1)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
- Bab 69 Balas dendam (1)
- Bab 69 Balas dendam (2)
- Bab 70 Berbagai macam siksaan
- Bab 71 Dimulai dari perhatiannya
- Bab 72 Pindah dan tinggal bersama
- Bab 73 Perhatian dari Clayton Gu
- Bab 74 Identitasnya turun
- Bab 75 Kamu tidur saja
- Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
- Bab 77 Kegugupan Tuan Gu
- Bab 78 Semuanya Terungkap
- Bab 79 Perantau Pinggiran Kota
- Bab 80 Adaptasi
- Bab 81 Ragu
- Bab 82 Tidak Punya Pacar
- Bab 83 Pengingat Niat Baik
- Bab 84 Secara Sembunyi-Sembunyi
- Bab 85 Pesanan Makanan Tanpa Nama
- Bab 86 Fisik penjahat
- Bab 87 Aliran binatang buas
- Bab 88 Perjalanan belanja yang canggung
- Bab 89 Mendekati sang pria kaya
- Bab 90 Adil dan tegas
- Bab 91 Perang Dingin dalam Legenda
- Bab 92 Membuli Kekasihnya
- Bab 93 Hukuman Diusir
- Bab 94 Agresif
- Bab 95 Pasti Ada Urusan Pribadi
- Bab 96 Memohon dengan rendah hati
- Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang
- Bab 98 Kehendak Presdir
- Bab 99 Kenyataan yang memang ada
- Bab 100 Mendapat satu tamparan
- Bab 101 Melarikan Diri
- Bab 102 Mabuk Minum
- Bab 103 Kamu Pantas Mati
- Bab 104 Senjata Di Tangannya
- Bab 105 Dalam Hati Menginginkan Balas Dendam
- Bab 106 Orang Jahat
- Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
- Bab 108 Satu Permintaan
- Bab 109 Terlalu Banyak Yang Mendukungnya
- Bab 110 Kemunculuan Yang Disengaja
- Bab 111 Serangan Yang Spontan
- Bab 112 Keberadaan seseorang yang istimewa
- Bab 113 Terus Tenggelam
- Bab 114 Bermaksud Menarik Perhatian Orang
- Bab 115 Terlahir Kembali
- Bab 116 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 117 Membuat Orang Lain Kagum
- Bab 118 Kesalahan Besar
- Bab 119 Gantikan Aku
- Bab 120 Bukan Rasa Sakit yang Biasa
- Bab 121 Hadiah ulang tahun
- Bab 122 Membuatnya lebih emosi
- Bab 123 Mengejeknya dari belakang
- Bab 124 Rupanya kamu masih punya hati
- Bab 125 Wanita Jahat
- Bab 126 Jangan Berpura-pura
- Bab 127 Hubungan Pertemanan Yang Putus
- Bab 128 Mereka Pasti Sengaja
- Bab 129 Setelah Bersenang-senang
- Bab 130 Kesepakatan Baru Antara Keduanya
- Bab 131 Tidak Akan Melepaskan Dia Pergi
- Bab 132 Kebohongan Besar
- Bab 133 Tidak Menepati Janjinya
- Bab 134 Penderitaan Yang Tidak Terucapkan
- Bab 135 Apa Yang Sebenarnya Kamu Inginkan
- Bab 136 Mencekik Mati
- Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
- Bab 138 Tindakan Melawan
- Bab 139 Orang Pintar Yang Berhati Sensitif
- Bab 140 Misi Foto Diam-Diam
- Bab 141 Gadis Favorit
- Bab 142 Cinta Segitiga
- Bab 143 Dukungan
- Bab 144 Rahasia yang Terungkap
- Bab 145 Tidak Mungkin
- Bab 146 Aku Tidak Masalah
- Bab 147 Pil Putih
- Bab 148 Pergi Dengan Marah
- Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
- Bab 150 Penolakan Lagi
- Bab 151 Menghilang Dari Peredaran
- Bab 152 Sudah Masuk Jauh Di dalam
- Bab 153 Gossip
- Bab 154 Pelacur Yang Licik
- Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
- Bab 156 di.....
- Bab 157 Kekacauan
- Bab 158 Pukulan yang berat
- Bab 159 Patah Hati
- Bab 160 Merasa Tidak baik
- Bab 161 Munafik
- Bab 162 Seperti Boneka
- Bab 163 Dampak Buruk
- Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
- Bab 165 Ternyata Hanya Pura-pura
- Bab 166 Sikap tegas
- Bab 167 Harus ditangani dengan serius
- Bab 168 Surat pemberhentian
- Bab 169 Pemberhentian
- Bab 170 Resiko ditanggung sendiri
- Bab 171 Sebuah bom besar
- Bab 172 Tekanan dan Bahaya
- Bab 173 Orangnya sedang berada di rumah sakit
- Bab 174 Apakah dia yang melakukannya
- Bab 175 Meminta keadilan
- Bab 176 Menerima Pelecehan Parah
- Bab 177 Cobalah Untuk Menerimaku
- Bab 178 Rahasianya
- Bab 179 Mencuri Dengar Di Balik Pintu
- Bab 180 Membantu Meminjam Uang
- Bab 181 Kakek Yang Displin
- Bab 182 Membantu Dengan Royal
- Bab 183 Mengumpulkan Semua Uang
- Bab 184 Merobek Surat Kontrak
- Bab 185 Menjadi Musuh Umum
- Bab 186 Apakah Sakit?
- Bab 187 Apakah Sudah Hamil?
- Bab 188 Rumah Sakit
- Bab 189 Selamat Hamil
- Bab 190 Orang Lain Tidak Dapat Mewakili Kamu
- Bab 191 Tuan Rumah Laki-laki
- Bab 192 Apakah Ini Hidup Bersama?
- Bab 193 Perselisihan Sengit
- Bab 194 Menjadi Houseman
- Bab 195Suka Sini
- Bab 196 Takut dia kecapekan
- Bab 197 Tidak perlu permohonan maafmu
- Bab 198 Tenanglah dulu
- Bab 199 Anak Cucu tidak berbakti
- Bab 200 Akankah patriarki
- Bab 201 Telah memaafkannya
- Bab 202 Tindakan seseorang
- Bab 203 Hanya kamu
- Bab 204 Menjaganya dengan lemah lembut
- Bab 205 Membeli tiket
- Bab 206 Lelah setengah mati
- Bab 207 Canggung
- Bab 208 Tetap saja berhutang
- Bab 209 Terjerat dengannya
- Bab 210 Bagaimana mungkin akan menikahinya
- Bab 211 Tidak mengharapkan yang banyak
- Bab 212 Ikut aku pergi
- Bab 213 Langsung pergi mendaftar
- Bab 214 Lamaran yang tidak romantis
- Bab 215 Akhir cerita