Cinta Yang Tak Biasa - Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
Setelah pelayan pergi, Darren Feng baru memakan makanannya dengan elegan, Stefanie memandangi semangkuk sup kental di depannya, ia menunjukkan ekspresi bingung.
Dirinya jelas membuatnya sangat marah, membuatnya mengendarai mobilnya dengan sangat cepat, bahkan sampai hampir mengalami kecelakaan. Tetapi sekarang dia malah memedulikan dirinya, memesakan sup juga untuknya. Sebenarnya, apa yang sedang terjadi?
"Melamunkan apa, cepat minum!" Darren Feng mengerutkan keningnya.
Kali ini Stefanie tidak memiliki keraguan lagi, sup itu memang untuk dirinya. Ia pun mengambilnya dan mulai menyesapnya.
Sup ikan mas crucian ini memang sangat lezat. Semangkuk sup ini seluruhnya masuk ke dalam perutnya.
Setelah selesai makan, Darren Feng mengemudikan mobilnya langsung ke arah perusahaan. Perhitungan waktunya kurang lebih tepat. Mereka berdua memasuki lift mereka sendiri, tidak ada komunikasi lagi di antara keduanya.
Ketika Clayton Gu pulang ke rumah dengan kelelahan, Tuan Besar Gu memanggilnya ke ruang kerjanya.
"Kakek!" Clayton Gu menunjukkan frustrasi yang jarang dialaminya, dia berada dalam kondisi ini sepanjang sore ini. Suasana hatinya belum pulih kembali.
"Cucuku, ada apa? Kenapa kamu terlihat sangat sedih? Apa ada sesuatu yang membuatmu kesal, kemarilah, ceritakan semuanya pada kakek!" Pada saat ini, Tuan Besar Gu kembali menjadi seorang kakek yang penuh kasih sayang lagi.
"Bukan apa-apa, hanya ada beberapa masalah di pekerjaanku." Clayton Gu jelas tidak mau berbicara lebih banyak lagi.
"Kamu ini nak, kamu tidak bisa berbohong sejak kamu masih kecil. Setiap kali kamu berbohong, tanpa sadar matamu akan melihat ke sekeliling. Masih seperti ini sekarang. Jangan berbohong pada kakek, datang dan mengobrollah dengan kakek!" Tuan Besar Gu tentu saja tahu, percintaan cucunya akhir-akhir ini tidak begitu lancar. Tapi, ia tidak bisa berinisiatif untuk mengungkapkannya sekarang.
"Kakek, aku sangat lelah, aku ingin beristirahat." Clayton Gu tidak tahu bagaimana berbicara dengan kakeknya tentang Stefanie. Untuk saat-saat ini, ia tidak punya petunjuk apa pun akan apa yang harus ia lakukan.
"Anak ini, semuanya baik-baik saja. Aku sudah terlalu banyak berpikir. Jika ada masalah atau gangguan di luar sana, aku tidak akan pernah memberi tahu keluarga kita. Ayo, biarkan kakek menebaknya. Kamu ini sedang jatuh cinta ya akhir-akhir ini? Ada gadis yang sedang kamu sukai?" Tuan Besar Gu bertanya perlahan.
"Bagaimana kakek tahu?" Clayton Gu tampak waspada.
Meskipun dia tidak keberatan membiarkan keluarganya tahu tentang keberadaan Stefanie, tapi dia tidak pernah menyebutkannya kepada kakeknya. Kenapa kakeknya bisa tahu akan hal-hal ini? Dia punya firasat buruk.
"Anak ini, jangan sampai lupa. Walaupun kakek sudah tua, tapi kakek juga pernah muda juga! Dari umur sepertimu juga. Kamu bukan anak kecil lagi. Aku percaya kamu tidak akan terganggu oleh masalah pekerjaan. Bahkan jika sesekali ada kesulitan, itu tidak akan membuatmu sampai begitu sedih. Kamu harus tahu, saat itu keluarga tidak setuju dengan jurusan yang kamu pilih ini. Tapi akhirnya, kamu tetap memilih jurusan ini. Tapi, dari saat magang pun terbukti, kamu masih terbilang bisa membuat kesuksesan-kesuksesan kecil. Jadi, pekerjaan bukanlah masalahmu, lantas masih bisa ada masalah apa lagi? Mudah sekali untuk ditebak." Dalam hal ini, Tuan Besar Gu tentu saja memiliki cara yang tepat untuk menyampaikan pemikirannya.
"Benarkah? Kakek hanya menebaknya saja?" Clayton Gu masih belum percaya.
"Bicaralah dengan kakek, dia itu gadis seperti apa, gadis dari mana hingga bisa membuat cucu dari keluarga Gu kita ini menyukainya?" Tuan Besar Gu tidak begitu serius, ucapannya masih membawa nada gurauan.
"Kakek, apakah aku sangat tidak berguna? Sampai gadis yang kusukai saja tak bisa aku lindungi?" Clayton Gu benar-benar tidak bisa menahannya. Di perusahaan, dia harus berpura-pura tidak peduli. Dia adalah direktur departemen R&D, dan ada sekelompok karyawan R&D di bawahnya. Bahkan jika dia sedang dalam suasana hati yang buruk, dia tetap harus fokus dalam pekerjaannya. Tapi, sekarang sudah pulang ke rumah, akhirnya ia bisa mulai bersantai.
Rasa kesal dalam hatinya semakin sulit untuk dihentikan begitu melihat keprihatinan kakeknya ini.
"Tidak, menurut kakek, kamu bukan orang yang tidak berguna, mungkin kamu hanya menggunakan metode yang salah, atau metodenya tidak tepat. Waktu itu, kamu diam-diam mencari Asisten Gao untuk melacak akun rahasia di perusahaanmu, kamu menggunakan koneksiku juga, bukankah semua itu karena untuk menghancurkan orang yang merusak percintaanmu?" Tuan Besar Gu menanyainya lebih dalam lagi.
"Kakek, aku sangat menyesal untuk masalah itu. Aku seharusnya tidak menggunakan koneksimu, juga aku tidak boleh membiarkan Asisten Gao menangani masalah pribadi ini untukku. Aku tahu aku salah, aku berjanji tidak akan melakukannya lagi lain kali!" Clayton Gu meminta maaf dengan serius kali ini, dia sudah menyadari kesalahannya setelah refleksi yang mendalam.
"Tidak, Clayton, Kakek tidak bermaksud seperti itu. Kakek ingin mengatakan kalau kedepannya kamu perlu bantuan Asisten Gao lagi, bahkan jika kamu ingin menggunakannya juga. Tapi kamu harus mengingat nenek moyang keluarga Gu kita, jangan sampai lupa identitas kita!" Kali ini, Tuan Besar Gu merasakan kelegaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
"Kakek, Kakek ini?" Clayton Gu membuka mulutnya, dan dia benar-benar terkejut dengan perubahan kakeknya.
"Kenapa, kamu tidak mau? Kalau kamu tidak mau, kakek akan mengambil kembali kata-kata yang baru saja kakek katakan!" Tuan Besar Gu dengan bangga mengubah perkataannya.
"Jangan, jangan, Kakek! Aku hanya hanya hanya agak tidak berani percaya saja." Clayton Gu tidak tahu bagaimana menggambarkan kegembiraannya saat ini. Jika dia mendapat bantuan dari hubungan keluarga di belakangnya, maka dia ingin sekali berurusan dengan Darren Feng, yang tidak diragukan lagi menambahkan lebih banyak kekuatan untuk dirinya sendiri.
"Kakek tidak ingin melihat keturunan keluarga Gu-ku begitu tidak menjanjikan! Tetapi kakek bukan sedang ingin membiarkanmu melakukan hal-hal yang tidak baik secara bebas. Kakek sudah setua ini, kamu juga tidak ingin membuat kakek menghadapi masalah besar lagi kan! Semuanya sudah memadai. Dan pada saat-saat kritis, kamu harus mengandalkan otakmu sendiri, kebijaksanaanm sendiri. Saat kamu ingin sukses, kamu tidak bisa mengandalkan tinju dan kekuatanmu, mengerti?" Ucap Tuan Besar Gu dengan serius.
"Baiklah, kakek yang baik, cucu mengerti!" Instruksi ini, bahkan jika Kakek tidak dengan sengaja mengakuinya, Clayton Gu sendiri akan mengingat dan mematuhinya. Reputasi keluarga Gu mereka selama bertahun-tahun tidak akan pernah hancur di tangannya.
"Baiklah kalau begitu, bertarunglah!" Pada akhirnya, Kakek tampak sedikit mengantuk dan melambai padanya menunjukkan kalau ia sudah boleh pergi.
Clayton Gu dengan senang hati kembali ke kamarnya di lantai atas, dia sangat bersemangat sampai ingin hampir ingin berlari. Dukungan kakeknya tidak diragukan lagi menjadi motivasi terbesarnya sekarang. Dia tidak menyangka, saat dirinya dalam kondisi yang paling tertekan, kakeknya sendiri lebih memilih untuk terus mendukung dirinya.
"Stefanie, tunggu saja, kamu tunggu aku. Aku akan segera datang untuk mengeluarkanmu dari lubang api itu! Aku pasti akan memenangkan kembali hatimu, dirimu!"
Dia menghadap ke arah jendela sambil bersumpah dengan tegas.
Selama bertahun-tahun, untuk pertama kalinya setulus ini, pertama kalinya menyukai seorang wanita. Dia ingin berjuang, bekerja keras untuk dirinya sendiri mulai hari ini!
Dia sekarang sudah memiliki rencana awal. Di satu sisi, dia ingin terus menyelidiki Darren Feng. Di balik orang yang begitu sukses, pasti akan ada beberapa aksi yang kotor, ia ingin menyelidiki akun perusahaannya, menyelidiki orang-orang yang berhubungan dengannya. Dan di sisi lain, dia ingin mengejar wanita yang disukainya, Stefanie. Ia ingin mengejar wanita ini dengan menunjukkan ketulusan hatinya.
Cepat atau lambat, dia akan memenangkan hati wanita ini sepenuhnya. Dia akan membuat wanita ini menjadi miliknya seutuhnya, baik tubuhnya atau pun hatinya.
Dia juga merupakan orang yang tak banyak bicara. Begitu sudah menentukan rencananya, maka ia akan segera melakukan tindakannya.
Berdasarkan pengetahuan sebelumnya tentang Stefanie, dan juga berdasarkan jalur keluar masuknya ke perusahaan, Clayton Gu sengaja sepagi ini menunggu Stefanie di jalan yang sering digunakan oleh Stefanie. Tanpa ragu, ia menunggunya turun dari mobil Darren Feng.
Meskipun pemandangan yang memesona ini membuatnya sedikit tidak nyaman, namun, dengan cepat langsung memulihkan pikirannya, lalu diam-diam mengendarai mobilnya ke sisi Stefanie.
"Hai, kebetulan sekali, ayo sekalian ikut denganku. Lagi pula, jalan ini cukup jauh juga kalau berjalan." Clayton Gu menurunkan kaca jendela dan mengajaknya dengan hangat.
Stefanie menggelengkan kepalanya dan menolak, "Tidak, aku berjalan sendiri saja pelan-pelan. Sebenarnya, aku cukup menikmati proses berjalan ke dalam kantor, kamu duluan saja!"
Tanpa sadar, ia ingin menjaga jarak dengan Clayton Gu. Meskipun Darren Feng tidak begitu menanyainya setelah kejadian di kedai kopi kemarin, tapi, hal ini malah membuatnya merasa lebih tidak tenang.
"Benar tidak mau naik ke dalam mobil?" Clayton Gu sedikit kecewa. Seolah hanya dalam waktu semalam saja, hubungan mereka langsung kembali seperti saat dulu lagi. Cheng Lianxia kembali menarik dirinya ke dalam cangkang kerasnya.
"Terima kasih atas kebaikanmu, aku benar-benar ingin jalan-jalan sendiri!"Stefanie bersikeras sambil tersenyum.
"Yah, ini sarapan tambahan. Aku membeli satu lagi. Sekarang, untukmu satu! Lagipula, saya sekali kalau aku membuangnya karena aku tidak bisa memakannya, kan?" Dengan mengatakan itu, Clayton Gu mengambil sarapan dari mobilnya dan memberikannya kepada Stefanie melalui jendela mobil.
"Ini" Stefanie sebenarnya tidak lapar. Dia sudah makan sebelum keluar dari vila. Bibi di vila menyiapkan sarapannya setiap pagi. Pada saat ini, dia merasa serba salah. Tidak menerimanya tidak baik, menerimanya pun salah juga.
"Kenapa, kamu tidak menghargai mukaku ini? Sudahlah, biarkan aku membuangnya di tempat sampah!" Wajah Clayton Gu kecewa, dia langsung menarik ekspresi baiknya.
Stefanie dengan cepat mengulurkan tangan dan meraihnya, "Aku mau, aku akan menerimanya. Sayang sekali kalau dibuang, lebih baik aku makan, iya kan?"
Meskipun dia tidak lapar, seharusnya ia masih bisa mencerna makanan ini.
"Ada juga bunga mawar di sini. Aku mengambilnya di taman saat dalam perjalanan ke tempat kerja. Terlihat cantik, jadi aku akan memberikannya padamu! Hati-hati jalannya, aku pergi dulu!" Clayton Gu memaksakan mawar di tangannya ke tangan Stefanie, duri mawar di cabangnya sudah dibuang terlebih dahulu. Kemudian, ia kembali duduk di kursi mobilnya dengan perasaan puas. Setelah itu, ia pergi mengendarai mobilnya dengan mulus.
Novel Terkait
Mr. Ceo's Woman
Rebecca WangMy Perfect Lady
AliciaMy Only One
Alice SongBaby, You are so cute
Callie WangBehind The Lie
Fiona LeeCinta Yang Tak Biasa×
- Bab 1 Dream Paradise
- Bab 2 Menandatangani kontrak
- Bab 3 Turun tangan untuk membantu
- Bab 4 Pindah satu rumah
- Bab 5 Hamil dalam tiga bulan
- Bab 6 Mandi
- Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
- Bab 8 Supir pribadi
- Bab 9 Perpisahan hidup dan mati
- Bab 10 Kakak harus berjuang
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (1)
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (2)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (2)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (2)
- Bab 14 Dompetnya Menderita (1)
- Bab 14 Dompetnya Menderita(2)
- Bab 15 Dasar Playboy (1)
- Bab 15 Dasar Playboy (2)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
- Bab 17 Apakah Puas (1)
- Bab 17 Apakah Puas (2)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (1)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (2)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (1)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (1)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (2)
- Bab 21 Mewujudkan Janji terhadapnya (1)
- Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (1)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (1)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (2)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (1)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (2)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (1)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (2)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (1)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (2)
- Bab 27 Jangan Lupa (1)
- Bab 27 Jangan Lupa (2)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (1)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (2)
- Bab 29 Skandal (1)
- Bab 29 Skandal (2)
- Bab 30 Sungguh sialan (1)
- Bab 30 Sungguh sialan (2)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (1)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (2)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (2)
- Bab 33 Introspeksi Diri (1)
- Bab 33 Introspeksi Diri (2)
- Bab 34 Saling Menemani (1)
- Bab 34 Saling Menemani (2)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (1)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (2)
- Bab 36 Hukuman dikeluarkan dari sekolah (1)
- Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
- Bab 37 Apakah puas dengan hukuman yang diberikan (1)
- Bab 37 Apakah kamu puas dengan hukuman ini (2)
- Bab 38 Melakukan apa pun demi wanita yang disukai (1)
- Bab 38 Melakukan apapun demi wanita yang disukai (2)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (2)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (1)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (2)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (1)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (2)
- Bab 43 Iblis Kecil (1)
- Bab 43 Iblis Kecil (2)
- Bab 44 Olahraga Pagi (1)
- Bab 44 Olahraga Pagi (2)
- Bab 45 Kejutan Besar (1)
- Bab 45 Kejutan Besar (2)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (1)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (2)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (1)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (2)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (1)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (2)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (1)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (2)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (1)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (2)
- Bab 51 Kejutan Ganda
- Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
- Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (1)
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (2)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (1)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (2)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (1)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (2)
- Bab 57 Bajingan (1)
- Bab 57 Bajingan (2)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (1)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (2)
- Bab 59 Cemburu (1)
- Bab 59 Cemburu (2)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (1)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (2)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (1)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (2)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (2)
- Bab 63 Pria Itu (1)
- Bab 63 Pria Itu (2)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (1)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (2)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (1)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (2)
- Bab 66 Ternyata dia (1)
- Bab 66 Ternyata dia (2)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (1)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (2)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (1)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
- Bab 69 Balas dendam (1)
- Bab 69 Balas dendam (2)
- Bab 70 Berbagai macam siksaan
- Bab 71 Dimulai dari perhatiannya
- Bab 72 Pindah dan tinggal bersama
- Bab 73 Perhatian dari Clayton Gu
- Bab 74 Identitasnya turun
- Bab 75 Kamu tidur saja
- Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
- Bab 77 Kegugupan Tuan Gu
- Bab 78 Semuanya Terungkap
- Bab 79 Perantau Pinggiran Kota
- Bab 80 Adaptasi
- Bab 81 Ragu
- Bab 82 Tidak Punya Pacar
- Bab 83 Pengingat Niat Baik
- Bab 84 Secara Sembunyi-Sembunyi
- Bab 85 Pesanan Makanan Tanpa Nama
- Bab 86 Fisik penjahat
- Bab 87 Aliran binatang buas
- Bab 88 Perjalanan belanja yang canggung
- Bab 89 Mendekati sang pria kaya
- Bab 90 Adil dan tegas
- Bab 91 Perang Dingin dalam Legenda
- Bab 92 Membuli Kekasihnya
- Bab 93 Hukuman Diusir
- Bab 94 Agresif
- Bab 95 Pasti Ada Urusan Pribadi
- Bab 96 Memohon dengan rendah hati
- Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang
- Bab 98 Kehendak Presdir
- Bab 99 Kenyataan yang memang ada
- Bab 100 Mendapat satu tamparan
- Bab 101 Melarikan Diri
- Bab 102 Mabuk Minum
- Bab 103 Kamu Pantas Mati
- Bab 104 Senjata Di Tangannya
- Bab 105 Dalam Hati Menginginkan Balas Dendam
- Bab 106 Orang Jahat
- Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
- Bab 108 Satu Permintaan
- Bab 109 Terlalu Banyak Yang Mendukungnya
- Bab 110 Kemunculuan Yang Disengaja
- Bab 111 Serangan Yang Spontan
- Bab 112 Keberadaan seseorang yang istimewa
- Bab 113 Terus Tenggelam
- Bab 114 Bermaksud Menarik Perhatian Orang
- Bab 115 Terlahir Kembali
- Bab 116 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 117 Membuat Orang Lain Kagum
- Bab 118 Kesalahan Besar
- Bab 119 Gantikan Aku
- Bab 120 Bukan Rasa Sakit yang Biasa
- Bab 121 Hadiah ulang tahun
- Bab 122 Membuatnya lebih emosi
- Bab 123 Mengejeknya dari belakang
- Bab 124 Rupanya kamu masih punya hati
- Bab 125 Wanita Jahat
- Bab 126 Jangan Berpura-pura
- Bab 127 Hubungan Pertemanan Yang Putus
- Bab 128 Mereka Pasti Sengaja
- Bab 129 Setelah Bersenang-senang
- Bab 130 Kesepakatan Baru Antara Keduanya
- Bab 131 Tidak Akan Melepaskan Dia Pergi
- Bab 132 Kebohongan Besar
- Bab 133 Tidak Menepati Janjinya
- Bab 134 Penderitaan Yang Tidak Terucapkan
- Bab 135 Apa Yang Sebenarnya Kamu Inginkan
- Bab 136 Mencekik Mati
- Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
- Bab 138 Tindakan Melawan
- Bab 139 Orang Pintar Yang Berhati Sensitif
- Bab 140 Misi Foto Diam-Diam
- Bab 141 Gadis Favorit
- Bab 142 Cinta Segitiga
- Bab 143 Dukungan
- Bab 144 Rahasia yang Terungkap
- Bab 145 Tidak Mungkin
- Bab 146 Aku Tidak Masalah
- Bab 147 Pil Putih
- Bab 148 Pergi Dengan Marah
- Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
- Bab 150 Penolakan Lagi
- Bab 151 Menghilang Dari Peredaran
- Bab 152 Sudah Masuk Jauh Di dalam
- Bab 153 Gossip
- Bab 154 Pelacur Yang Licik
- Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
- Bab 156 di.....
- Bab 157 Kekacauan
- Bab 158 Pukulan yang berat
- Bab 159 Patah Hati
- Bab 160 Merasa Tidak baik
- Bab 161 Munafik
- Bab 162 Seperti Boneka
- Bab 163 Dampak Buruk
- Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
- Bab 165 Ternyata Hanya Pura-pura
- Bab 166 Sikap tegas
- Bab 167 Harus ditangani dengan serius
- Bab 168 Surat pemberhentian
- Bab 169 Pemberhentian
- Bab 170 Resiko ditanggung sendiri
- Bab 171 Sebuah bom besar
- Bab 172 Tekanan dan Bahaya
- Bab 173 Orangnya sedang berada di rumah sakit
- Bab 174 Apakah dia yang melakukannya
- Bab 175 Meminta keadilan
- Bab 176 Menerima Pelecehan Parah
- Bab 177 Cobalah Untuk Menerimaku
- Bab 178 Rahasianya
- Bab 179 Mencuri Dengar Di Balik Pintu
- Bab 180 Membantu Meminjam Uang
- Bab 181 Kakek Yang Displin
- Bab 182 Membantu Dengan Royal
- Bab 183 Mengumpulkan Semua Uang
- Bab 184 Merobek Surat Kontrak
- Bab 185 Menjadi Musuh Umum
- Bab 186 Apakah Sakit?
- Bab 187 Apakah Sudah Hamil?
- Bab 188 Rumah Sakit
- Bab 189 Selamat Hamil
- Bab 190 Orang Lain Tidak Dapat Mewakili Kamu
- Bab 191 Tuan Rumah Laki-laki
- Bab 192 Apakah Ini Hidup Bersama?
- Bab 193 Perselisihan Sengit
- Bab 194 Menjadi Houseman
- Bab 195Suka Sini
- Bab 196 Takut dia kecapekan
- Bab 197 Tidak perlu permohonan maafmu
- Bab 198 Tenanglah dulu
- Bab 199 Anak Cucu tidak berbakti
- Bab 200 Akankah patriarki
- Bab 201 Telah memaafkannya
- Bab 202 Tindakan seseorang
- Bab 203 Hanya kamu
- Bab 204 Menjaganya dengan lemah lembut
- Bab 205 Membeli tiket
- Bab 206 Lelah setengah mati
- Bab 207 Canggung
- Bab 208 Tetap saja berhutang
- Bab 209 Terjerat dengannya
- Bab 210 Bagaimana mungkin akan menikahinya
- Bab 211 Tidak mengharapkan yang banyak
- Bab 212 Ikut aku pergi
- Bab 213 Langsung pergi mendaftar
- Bab 214 Lamaran yang tidak romantis
- Bab 215 Akhir cerita