Cinta Yang Tak Biasa - Bab 149 Pengakuan Berani Lagi

Setelah pelayan pergi, Darren Feng baru memakan makanannya dengan elegan, Stefanie memandangi semangkuk sup kental di depannya, ia menunjukkan ekspresi bingung.

Dirinya jelas membuatnya sangat marah, membuatnya mengendarai mobilnya dengan sangat cepat, bahkan sampai hampir mengalami kecelakaan. Tetapi sekarang dia malah memedulikan dirinya, memesakan sup juga untuknya. Sebenarnya, apa yang sedang terjadi?

"Melamunkan apa, cepat minum!" Darren Feng mengerutkan keningnya.

Kali ini Stefanie tidak memiliki keraguan lagi, sup itu memang untuk dirinya. Ia pun mengambilnya dan mulai menyesapnya.

Sup ikan mas crucian ini memang sangat lezat. Semangkuk sup ini seluruhnya masuk ke dalam perutnya.

Setelah selesai makan, Darren Feng mengemudikan mobilnya langsung ke arah perusahaan. Perhitungan waktunya kurang lebih tepat. Mereka berdua memasuki lift mereka sendiri, tidak ada komunikasi lagi di antara keduanya.

Ketika Clayton Gu pulang ke rumah dengan kelelahan, Tuan Besar Gu memanggilnya ke ruang kerjanya.

"Kakek!" Clayton Gu menunjukkan frustrasi yang jarang dialaminya, dia berada dalam kondisi ini sepanjang sore ini. Suasana hatinya belum pulih kembali.

"Cucuku, ada apa? Kenapa kamu terlihat sangat sedih? Apa ada sesuatu yang membuatmu kesal, kemarilah, ceritakan semuanya pada kakek!" Pada saat ini, Tuan Besar Gu kembali menjadi seorang kakek yang penuh kasih sayang lagi.

"Bukan apa-apa, hanya ada beberapa masalah di pekerjaanku." Clayton Gu jelas tidak mau berbicara lebih banyak lagi.

"Kamu ini nak, kamu tidak bisa berbohong sejak kamu masih kecil. Setiap kali kamu berbohong, tanpa sadar matamu akan melihat ke sekeliling. Masih seperti ini sekarang. Jangan berbohong pada kakek, datang dan mengobrollah dengan kakek!" Tuan Besar Gu tentu saja tahu, percintaan cucunya akhir-akhir ini tidak begitu lancar. Tapi, ia tidak bisa berinisiatif untuk mengungkapkannya sekarang.

"Kakek, aku sangat lelah, aku ingin beristirahat." Clayton Gu tidak tahu bagaimana berbicara dengan kakeknya tentang Stefanie. Untuk saat-saat ini, ia tidak punya petunjuk apa pun akan apa yang harus ia lakukan.

"Anak ini, semuanya baik-baik saja. Aku sudah terlalu banyak berpikir. Jika ada masalah atau gangguan di luar sana, aku tidak akan pernah memberi tahu keluarga kita. Ayo, biarkan kakek menebaknya. Kamu ini sedang jatuh cinta ya akhir-akhir ini? Ada gadis yang sedang kamu sukai?" Tuan Besar Gu bertanya perlahan.

"Bagaimana kakek tahu?" Clayton Gu tampak waspada.

Meskipun dia tidak keberatan membiarkan keluarganya tahu tentang keberadaan Stefanie, tapi dia tidak pernah menyebutkannya kepada kakeknya. Kenapa kakeknya bisa tahu akan hal-hal ini? Dia punya firasat buruk.

"Anak ini, jangan sampai lupa. Walaupun kakek sudah tua, tapi kakek juga pernah muda juga! Dari umur sepertimu juga. Kamu bukan anak kecil lagi. Aku percaya kamu tidak akan terganggu oleh masalah pekerjaan. Bahkan jika sesekali ada kesulitan, itu tidak akan membuatmu sampai begitu sedih. Kamu harus tahu, saat itu keluarga tidak setuju dengan jurusan yang kamu pilih ini. Tapi akhirnya, kamu tetap memilih jurusan ini. Tapi, dari saat magang pun terbukti, kamu masih terbilang bisa membuat kesuksesan-kesuksesan kecil. Jadi, pekerjaan bukanlah masalahmu, lantas masih bisa ada masalah apa lagi? Mudah sekali untuk ditebak." Dalam hal ini, Tuan Besar Gu tentu saja memiliki cara yang tepat untuk menyampaikan pemikirannya.

"Benarkah? Kakek hanya menebaknya saja?" Clayton Gu masih belum percaya.

"Bicaralah dengan kakek, dia itu gadis seperti apa, gadis dari mana hingga bisa membuat cucu dari keluarga Gu kita ini menyukainya?" Tuan Besar Gu tidak begitu serius, ucapannya masih membawa nada gurauan.

"Kakek, apakah aku sangat tidak berguna? Sampai gadis yang kusukai saja tak bisa aku lindungi?" Clayton Gu benar-benar tidak bisa menahannya. Di perusahaan, dia harus berpura-pura tidak peduli. Dia adalah direktur departemen R&D, dan ada sekelompok karyawan R&D di bawahnya. Bahkan jika dia sedang dalam suasana hati yang buruk, dia tetap harus fokus dalam pekerjaannya. Tapi, sekarang sudah pulang ke rumah, akhirnya ia bisa mulai bersantai.

Rasa kesal dalam hatinya semakin sulit untuk dihentikan begitu melihat keprihatinan kakeknya ini.

"Tidak, menurut kakek, kamu bukan orang yang tidak berguna, mungkin kamu hanya menggunakan metode yang salah, atau metodenya tidak tepat. Waktu itu, kamu diam-diam mencari Asisten Gao untuk melacak akun rahasia di perusahaanmu, kamu menggunakan koneksiku juga, bukankah semua itu karena untuk menghancurkan orang yang merusak percintaanmu?" Tuan Besar Gu menanyainya lebih dalam lagi.

"Kakek, aku sangat menyesal untuk masalah itu. Aku seharusnya tidak menggunakan koneksimu, juga aku tidak boleh membiarkan Asisten Gao menangani masalah pribadi ini untukku. Aku tahu aku salah, aku berjanji tidak akan melakukannya lagi lain kali!" Clayton Gu meminta maaf dengan serius kali ini, dia sudah menyadari kesalahannya setelah refleksi yang mendalam.

"Tidak, Clayton, Kakek tidak bermaksud seperti itu. Kakek ingin mengatakan kalau kedepannya kamu perlu bantuan Asisten Gao lagi, bahkan jika kamu ingin menggunakannya juga. Tapi kamu harus mengingat nenek moyang keluarga Gu kita, jangan sampai lupa identitas kita!" Kali ini, Tuan Besar Gu merasakan kelegaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

"Kakek, Kakek ini?" Clayton Gu membuka mulutnya, dan dia benar-benar terkejut dengan perubahan kakeknya.

"Kenapa, kamu tidak mau? Kalau kamu tidak mau, kakek akan mengambil kembali kata-kata yang baru saja kakek katakan!" Tuan Besar Gu dengan bangga mengubah perkataannya.

"Jangan, jangan, Kakek! Aku hanya hanya hanya agak tidak berani percaya saja." Clayton Gu tidak tahu bagaimana menggambarkan kegembiraannya saat ini. Jika dia mendapat bantuan dari hubungan keluarga di belakangnya, maka dia ingin sekali berurusan dengan Darren Feng, yang tidak diragukan lagi menambahkan lebih banyak kekuatan untuk dirinya sendiri.

"Kakek tidak ingin melihat keturunan keluarga Gu-ku begitu tidak menjanjikan! Tetapi kakek bukan sedang ingin membiarkanmu melakukan hal-hal yang tidak baik secara bebas. Kakek sudah setua ini, kamu juga tidak ingin membuat kakek menghadapi masalah besar lagi kan! Semuanya sudah memadai. Dan pada saat-saat kritis, kamu harus mengandalkan otakmu sendiri, kebijaksanaanm sendiri. Saat kamu ingin sukses, kamu tidak bisa mengandalkan tinju dan kekuatanmu, mengerti?" Ucap Tuan Besar Gu dengan serius.

"Baiklah, kakek yang baik, cucu mengerti!" Instruksi ini, bahkan jika Kakek tidak dengan sengaja mengakuinya, Clayton Gu sendiri akan mengingat dan mematuhinya. Reputasi keluarga Gu mereka selama bertahun-tahun tidak akan pernah hancur di tangannya.

"Baiklah kalau begitu, bertarunglah!" Pada akhirnya, Kakek tampak sedikit mengantuk dan melambai padanya menunjukkan kalau ia sudah boleh pergi.

Clayton Gu dengan senang hati kembali ke kamarnya di lantai atas, dia sangat bersemangat sampai ingin hampir ingin berlari. Dukungan kakeknya tidak diragukan lagi menjadi motivasi terbesarnya sekarang. Dia tidak menyangka, saat dirinya dalam kondisi yang paling tertekan, kakeknya sendiri lebih memilih untuk terus mendukung dirinya.

"Stefanie, tunggu saja, kamu tunggu aku. Aku akan segera datang untuk mengeluarkanmu dari lubang api itu! Aku pasti akan memenangkan kembali hatimu, dirimu!"

Dia menghadap ke arah jendela sambil bersumpah dengan tegas.

Selama bertahun-tahun, untuk pertama kalinya setulus ini, pertama kalinya menyukai seorang wanita. Dia ingin berjuang, bekerja keras untuk dirinya sendiri mulai hari ini!

Dia sekarang sudah memiliki rencana awal. Di satu sisi, dia ingin terus menyelidiki Darren Feng. Di balik orang yang begitu sukses, pasti akan ada beberapa aksi yang kotor, ia ingin menyelidiki akun perusahaannya, menyelidiki orang-orang yang berhubungan dengannya. Dan di sisi lain, dia ingin mengejar wanita yang disukainya, Stefanie. Ia ingin mengejar wanita ini dengan menunjukkan ketulusan hatinya.

Cepat atau lambat, dia akan memenangkan hati wanita ini sepenuhnya. Dia akan membuat wanita ini menjadi miliknya seutuhnya, baik tubuhnya atau pun hatinya.

Dia juga merupakan orang yang tak banyak bicara. Begitu sudah menentukan rencananya, maka ia akan segera melakukan tindakannya.

Berdasarkan pengetahuan sebelumnya tentang Stefanie, dan juga berdasarkan jalur keluar masuknya ke perusahaan, Clayton Gu sengaja sepagi ini menunggu Stefanie di jalan yang sering digunakan oleh Stefanie. Tanpa ragu, ia menunggunya turun dari mobil Darren Feng.

Meskipun pemandangan yang memesona ini membuatnya sedikit tidak nyaman, namun, dengan cepat langsung memulihkan pikirannya, lalu diam-diam mengendarai mobilnya ke sisi Stefanie.

"Hai, kebetulan sekali, ayo sekalian ikut denganku. Lagi pula, jalan ini cukup jauh juga kalau berjalan." Clayton Gu menurunkan kaca jendela dan mengajaknya dengan hangat.

Stefanie menggelengkan kepalanya dan menolak, "Tidak, aku berjalan sendiri saja pelan-pelan. Sebenarnya, aku cukup menikmati proses berjalan ke dalam kantor, kamu duluan saja!"

Tanpa sadar, ia ingin menjaga jarak dengan Clayton Gu. Meskipun Darren Feng tidak begitu menanyainya setelah kejadian di kedai kopi kemarin, tapi, hal ini malah membuatnya merasa lebih tidak tenang.

"Benar tidak mau naik ke dalam mobil?" Clayton Gu sedikit kecewa. Seolah hanya dalam waktu semalam saja, hubungan mereka langsung kembali seperti saat dulu lagi. Cheng Lianxia kembali menarik dirinya ke dalam cangkang kerasnya.

"Terima kasih atas kebaikanmu, aku benar-benar ingin jalan-jalan sendiri!"Stefanie bersikeras sambil tersenyum.

"Yah, ini sarapan tambahan. Aku membeli satu lagi. Sekarang, untukmu satu! Lagipula, saya sekali kalau aku membuangnya karena aku tidak bisa memakannya, kan?" Dengan mengatakan itu, Clayton Gu mengambil sarapan dari mobilnya dan memberikannya kepada Stefanie melalui jendela mobil.

"Ini" Stefanie sebenarnya tidak lapar. Dia sudah makan sebelum keluar dari vila. Bibi di vila menyiapkan sarapannya setiap pagi. Pada saat ini, dia merasa serba salah. Tidak menerimanya tidak baik, menerimanya pun salah juga.

"Kenapa, kamu tidak menghargai mukaku ini? Sudahlah, biarkan aku membuangnya di tempat sampah!" Wajah Clayton Gu kecewa, dia langsung menarik ekspresi baiknya.

Stefanie dengan cepat mengulurkan tangan dan meraihnya, "Aku mau, aku akan menerimanya. Sayang sekali kalau dibuang, lebih baik aku makan, iya kan?"

Meskipun dia tidak lapar, seharusnya ia masih bisa mencerna makanan ini.

"Ada juga bunga mawar di sini. Aku mengambilnya di taman saat dalam perjalanan ke tempat kerja. Terlihat cantik, jadi aku akan memberikannya padamu! Hati-hati jalannya, aku pergi dulu!" Clayton Gu memaksakan mawar di tangannya ke tangan Stefanie, duri mawar di cabangnya sudah dibuang terlebih dahulu. Kemudian, ia kembali duduk di kursi mobilnya dengan perasaan puas. Setelah itu, ia pergi mengendarai mobilnya dengan mulus.

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu