Cinta Yang Tak Biasa - Bab 185 Menjadi Musuh Umum
Pada hari ini, tidak tahu dari mana gosip itu berasal, mengatakan bahwa Dharius Feng mengumumkan bahwa jika ada yang bisa membuat Stephanie keluar karena bertemu kesulitan, dia akan memilihnya sebagai pacarnya, meskipun itu gosip kecil yang tidak bisa terlalu diandalkan, tetapi membuat semua karyawan wanita di perusahaan bersemangat.
Para kolega wanita ini memang tidak tertarik pada Stephanie yang memiliki banyak berita utama. banyak dari mereka cemburu padanya dan tidak suka dia secara pribadi. Mereka juga perempuan. Penampilan Stephanie di antara rekan-rekan perempuan ini juga bukan yang terbaik dan bukan yang paling indah, bahkan status keluarga dan latar belakang hampir tidak ada, dia yang seperti itu mengapa bisa menjadi tokoh berita utama setiap saat, mengapa bisa membuat Pangeran piano seperti Clayton Gu juga terpesona jiwa raganya olehnya.
Mereka lebih banyak rasa tidak terima dan cemburu padanya.
Begitu kecemburuan seorang wanita menumpuk, kekuatan pengeboman sangat menakutkan.
Terbukti, hanya karena gosip yang tidak berdasar ini, Stephanie merasa setiap langkahnya di perusahaan sangat sulit.
Sebagai contoh ketika memasuki perusahaan untuk menekan lift di pagi hari, orang itu jelas sedikit lebih lambat darinya, tetapi mendesak sekuat tenaga untuk masuk ked alma lift dan mendesaknya ke samping. Dia terpaksa menggunakan lift berikutnya, tetapi jika waktunya ketat, maka dia harus menghadapi kemungkinan terlambat.
Sebagai contoh lain, ketika dia berada di kantin staf pada siang hari, jelas ada satu kursi yang tersisa. Ketika dia akan pergi ke sana, orang-orang berbohong bahwa seseorang sudah duduk di sini, yang membuatnya merasa sangat malu, tetapi setelah mengamati dengan cermat sepanjang waktu, kursi kosong itu tidak ada yang pernah duduk di sana dari awal hingga akhir, bukankah ini jelas-jelas mengerjainya dan mengucilkannya?
Dia tahu jelas dan ingin memperdebatkannya, tetapi jika lingkaran setan ini terus berlanjut, tidakkah dia harus menghadapi keruntuhan seperti ini di perusahaan setiap hari, dia hanya bisa mengabaikannya dengan lapang dada.
Jika kamu dirugikan 1 kali, kamu akan belajar untuk menjadi lebih baik. Ketika ada banyak orang, jangan lagi berdesakan naik lift, berangkat kerja sedikit lebih awal atau bisa naik tangga anggap berolahraga saja.
Orang-orang ini jelas mengincarnya, jadi dia harus mulai dengan mengubah dirinya sendiri. Meskipun akan sedikit lebih sulit, masih ada cara lain untuk menyelesaikan hal-hal ini.
Namun, ia terpaksa menerima perlakuan yang tidak adil terhadap pengaturan pekerjaannya, misalnya beban kerjanya dua kali lipat beban orang lain dan kesulitannya juga lebih berat daripada yang lain.
Beberapa masalah yang sengaja ditinggalkan oleh kolega lain seringkali akhirnya ditugaskan kepadanya.
Ketidakadilan dalam hidup ini disebabkan oleh gosip yang tidak benar.
Ketika wanita mempersulit wanita, itu tanpa ampun, bahkan mata pun tak berkedip.
Pada titik ini, Stephanie akhirnya mengecap rasanya dimusuhi oleh seluruh kolega wanita di perusahaan itu. Dia merasakan kerugian di dalam hatinya, tetapi tidak bisa mengutarakannya, kondisi pasif seperti ini tak berdaya untuk mengubahnya.
Ketika gosip seperti itu keluar, Gabby Su langsung membenci Stephanie.
Awalnya, Gabby Su bertekad untuk memenangkan Dharius Feng, pria tampan dan kaya, tetapi sekarang karena Stephanie melompat keluar lagi dan menghancurkan hubungan yang harmonis di antara mereka, Su Mo tidak bisa menahan marah, jadi dia berulah dari belakang.
Dalam perjalanan kembali ke sekolah dari tempat kerja, ada bagian di mana harus berjalan untuk kembali ke sekolah setelah turun dari bus.
Di bagian jalan itu, setelah dia pulang kerja dan berganti bus, hanya ada sedikit pejalan kaki. Dia sudah terbiasa dengan jalan yang tidak terlalu ramai ini. Dia tidak berpikir itu mengerikan, tetapi pada suatu hari, dia tiba-tiba dihadang di tengah jalan oleh beberapa preman muda sampah masyarakat.
"Hei, adik kecil terlihat sangat cantik, ini terburu-buru mau kemana? Lebih baik tinggal sebentar untuk bermain dengan kakak-kakak!"
Nada bicaranya melecehkan, tindakannya juga kurang ajar, mengulurkan tangan ingin menghentikan Stephanie.
Stephanie sangat takut pada saat itu. Dia baru saja kembali dari kantor. Dia masih mengenakan kemeja putih dan rok hitam ketat dari kantor dan sepatu hak tinggi di kakinya. Ketika dia bertemu beberapa preman, dia benar-benar ketakutan hingga jantungnya berdetak kencang hampir melompat keluar.
"Jangan malu-malu, kelihatan masih murni, kakak-kakak benar-benar beruntung hari ini!"
Dengan tatapan mata keranjang, menatap paha panjang Stephanie yang terbuka, dia awalnya memang kurus, tetapi sekarang dia bahkan lebih kurus dan ramping.
“Kalian pergi, lepaskan aku, apa yang kalian inginkan di siang hari bolong? Tidak takut aku laporkan langsung ke polisi?” Dia ingin mengambil telepon di tasnya.
Tetapi pada saat ini, para preman kecil juga segera memperhatikan gerakan kecilnya dan segera menghentikannya.
"Hubungi polisi? Adik apakah kamu bosan hidup? Untuk apa hubungi polisi, kakak-kakak hanya ingin bermain denganmu. Kamu bisa memilih KTV atau klub. Kamu bisa makan dan minum, kakak yang akan membayarmu!"
Para gangster kecil itu melempar umpan, mengira Stephanie adalah tipe gadis kecil yang mudah ditangani.
Tetapi sebaliknya, Stephanie biasanya menjaga diri dan mencintai dirinya sendiri dan yang paling dia benci adalah para preman muda yang tidak bekerja halal.
“Pergilah, aku tidak tertarik, jika kamu masih mengganggu di sini, jangan salahkan aku karena memanggil polisi!” Dia mendadak menemukan cara, dengan cepat minggir ke samping sambil cepat-cepat meraih kabel ponsel di tasnya, dan kemudian menarik telepon keluar, untungnya ponselnya tidak pernah jauh dari dirinya, ini kebiasaan yang sangat bagus. Kalau tidak, di jalan ini di mana hanya ada sedikit pejalan kaki, dia berteriak pun tidak ada yang dengar.
Para preman melihat dia benar-benar mengeluarkan ponselnya dan menekannya dengan cepat, benar-benar memanggil polisi, mereka semua panik.
"Benar-benar gila, wanita sialan, kamu tunggu saja, aneh jika kami tidak kembali untuk membereskanmu nanti, lebih baik kamu berdoa kamu bisa mengubah bahaya menjadi tiada setiap kali! Jika tidak, satu hari cepat atau lambat, kakak-kakak akan menekan tubuhmu di bawah dengan keras dan melecehkanmu sepuasnya!"
Para preman kecil itu tidak rela, tetapi mereka takut polisi benar-benar datang, nantinya sulit untuk kabur, setelah mencaci maki dan berbicara kotor, mereka pun menghilang.
Stephanie benar-benar menelepon polisi, tetapi sebelum dia punya waktu untuk berbicara, para preman menghilang, dia merasa lega, setelah memikirkannya, dia akhirnya menutup telepon.
Lagipula, preman kecil ini aktif di berbagai tempat di kota, pergerakan mereka sangat cepat, sama sulitnya untuk menangkap mereka, dia mengangkat kepalanya dan memandang ke sekeliling, dirinya sangat sial, di sekitar sini tidak ada cctv, mereka hanya melecehkan dengan perkataan dan ada beberapa gerakan tidak senonoh, tetapi tidak menyebabkan cedera dan ancaman pribadi, biarpun panggil polisi, polisi juga sudah terbiasa dengan situasi seperti ini dan tidak akan menanganinya.
Jika dia berhasil melapor ke polisi, dia mungkin akan dibawa ke kantor polisi, skan ada interogasi dan pencatatan, prosesnya bisa ribet, mungkin hingga tengah malam.
Namun, dia sendiri sangat takut.
Selain itu, kata-kata kejam yang ditinggalkan preman kecil ketika mereka pergi juga samar-samar mengganggunya.
Dia berlari terburu-buru, meninggalkan jalan yang sedikit pejalan kaki itu dan berlari langsung ke sekolah dengan satu napas. Ketika dia kembali ke sekolah yang akrab, dia terkejut menyadari bahwa dia berkeringat di seluruh tubuhnya.
Dia tidak tinggal lama di asrama, setelah sedikit tenang, dia dengan cepat berganti pakaian dan bergegas ke rumah sakit. Kali ini, dia tidak berani mengambil jalan yang kurang ramai lagi, tetapi dengan sengaja memutar ke halte bus.
Ketika dia tiba di rumah sakit, Clayton Gu secara alami bahagia ketika melihatnya, tetapi ketika dia bahagia, dia segera menemukan ketidaknormalannya.
"Stephanie, mengapa wajahmu begitu buruk? Apakah pekerjaannya sangat berat? Atau di perusahaan, seseorang dengan sengaja mempermalukanmu?" Clayton Gu hanya asal bicara, itu semua tebakannya.
Namun, dia juga berhasil menebaknya.
Stephanie tidak memberitahunya dia dianggap sebagai musuh publik oleh rekan-rekan perempuan di seluruh perusahaan, juga dia tidak berbicara tentang penderitaannya dan pengucilannya. Clayton Gu saat ini hanya perlu istirahat, hal-hal yang memusingkan ini cukup dia terima sendirian, itu sudah cukup diirinya saja yang pusing, tidak perlu lagi melibatkan Clayton Gu.
"Tidak ada, mungkin sedikit lelah!" Jawabnya ringan.
"Apakah kamu lelah? Aku melihatmu, bolak-balik antara asrama, perusahaan dan rumah sakit setiap hari. Aneh jika kamu tidak lelah. Atau kamu tidak harus datang ke rumah sakit setiap hari untuk menemaniku. Aku tidak tahan melihat kamu bekerja begitu keras! "Clayton Gu berharap untuk melihat gadis yang disukainya setiap hari, tetapi jika akibatnya gadis yang disukainya sangat lelah setiap hari, maka dia lebih suka gadis itu tidak begitu capek. Dia tidak ingin membangun kebahagiaan di atas penderitaannya.
"Ini tidak terlalu lelah. Aku akan memperhatikannya mulai sekarang. Betapa membosankannya kamu tinggal di rumah sakit sendirian? Bukankah kamu mengatakannya sendiri? Meskipun asisten kakekmu akan tinggal bersamamu di sini, tetapi dua pria besar pasti akan bosan." Stephanie sebenarnya memahami pikiran Clayton Gu, dia merasa kasihan pada dirinya sendiri, dan dia bisa melihatnya.
"Kalau tidak, kamu tidak harus datang setiap hari lagi, kamu bisa datang 2 hari sekali, sehingga kamu bisa beristirahat dengan baik pada hari kamu tidak datang dan memiliki ruang untuk diri sendiri untuk bersantai, bagaimana?” Terhadap penderitaan dan kelelahan pekerja kantor, Clayton Gu sangat jelas.
"Itu tidak baik!" Stephanie ragu-ragu.
"Apa yang salah, aku punya seseorang di sini untuk menjagaku, bukannya sama sekali tidak ada yang menemaniku, selain itu, ketika kamu tidak datang untuk menemaniku setiap hari sebelumnya, bukankah aku juga bertahan sendirian?" Teringat dirinya sebelumnya kesepian di sini, Clayton Gu merasa bahwa dia sangat puas dengan kondisi sekarang, dan semua orang tamak, tetapi dia tidak bisa membuatnya terlalu lelah.
"Oke! Aku akan datang menemuimu 2 hari sekali! Kamu terlihat lebih baik sekarang daripada dua hari sebelumnya. Apa kata dokter, apakah pemulihan bagian patah tulang bagus?" Siang hari ketika dokter periksa kamar akan sekalian cek kondisi pasien, Stephanie tidak ada di sana saat itu.
Novel Terkait
Pengantin Baruku
FebiLove and Trouble
Mimi XuKing Of Red Sea
Hideo TakashiLove And War
JaneInventing A Millionaire
EdisonThe Great Guy
Vivi HuangCinta Yang Tak Biasa×
- Bab 1 Dream Paradise
- Bab 2 Menandatangani kontrak
- Bab 3 Turun tangan untuk membantu
- Bab 4 Pindah satu rumah
- Bab 5 Hamil dalam tiga bulan
- Bab 6 Mandi
- Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
- Bab 8 Supir pribadi
- Bab 9 Perpisahan hidup dan mati
- Bab 10 Kakak harus berjuang
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (1)
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (2)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (2)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (2)
- Bab 14 Dompetnya Menderita (1)
- Bab 14 Dompetnya Menderita(2)
- Bab 15 Dasar Playboy (1)
- Bab 15 Dasar Playboy (2)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
- Bab 17 Apakah Puas (1)
- Bab 17 Apakah Puas (2)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (1)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (2)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (1)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (1)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (2)
- Bab 21 Mewujudkan Janji terhadapnya (1)
- Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (1)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (1)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (2)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (1)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (2)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (1)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (2)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (1)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (2)
- Bab 27 Jangan Lupa (1)
- Bab 27 Jangan Lupa (2)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (1)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (2)
- Bab 29 Skandal (1)
- Bab 29 Skandal (2)
- Bab 30 Sungguh sialan (1)
- Bab 30 Sungguh sialan (2)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (1)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (2)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (2)
- Bab 33 Introspeksi Diri (1)
- Bab 33 Introspeksi Diri (2)
- Bab 34 Saling Menemani (1)
- Bab 34 Saling Menemani (2)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (1)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (2)
- Bab 36 Hukuman dikeluarkan dari sekolah (1)
- Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
- Bab 37 Apakah puas dengan hukuman yang diberikan (1)
- Bab 37 Apakah kamu puas dengan hukuman ini (2)
- Bab 38 Melakukan apa pun demi wanita yang disukai (1)
- Bab 38 Melakukan apapun demi wanita yang disukai (2)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (2)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (1)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (2)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (1)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (2)
- Bab 43 Iblis Kecil (1)
- Bab 43 Iblis Kecil (2)
- Bab 44 Olahraga Pagi (1)
- Bab 44 Olahraga Pagi (2)
- Bab 45 Kejutan Besar (1)
- Bab 45 Kejutan Besar (2)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (1)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (2)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (1)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (2)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (1)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (2)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (1)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (2)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (1)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (2)
- Bab 51 Kejutan Ganda
- Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
- Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (1)
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (2)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (1)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (2)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (1)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (2)
- Bab 57 Bajingan (1)
- Bab 57 Bajingan (2)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (1)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (2)
- Bab 59 Cemburu (1)
- Bab 59 Cemburu (2)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (1)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (2)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (1)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (2)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (2)
- Bab 63 Pria Itu (1)
- Bab 63 Pria Itu (2)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (1)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (2)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (1)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (2)
- Bab 66 Ternyata dia (1)
- Bab 66 Ternyata dia (2)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (1)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (2)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (1)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
- Bab 69 Balas dendam (1)
- Bab 69 Balas dendam (2)
- Bab 70 Berbagai macam siksaan
- Bab 71 Dimulai dari perhatiannya
- Bab 72 Pindah dan tinggal bersama
- Bab 73 Perhatian dari Clayton Gu
- Bab 74 Identitasnya turun
- Bab 75 Kamu tidur saja
- Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
- Bab 77 Kegugupan Tuan Gu
- Bab 78 Semuanya Terungkap
- Bab 79 Perantau Pinggiran Kota
- Bab 80 Adaptasi
- Bab 81 Ragu
- Bab 82 Tidak Punya Pacar
- Bab 83 Pengingat Niat Baik
- Bab 84 Secara Sembunyi-Sembunyi
- Bab 85 Pesanan Makanan Tanpa Nama
- Bab 86 Fisik penjahat
- Bab 87 Aliran binatang buas
- Bab 88 Perjalanan belanja yang canggung
- Bab 89 Mendekati sang pria kaya
- Bab 90 Adil dan tegas
- Bab 91 Perang Dingin dalam Legenda
- Bab 92 Membuli Kekasihnya
- Bab 93 Hukuman Diusir
- Bab 94 Agresif
- Bab 95 Pasti Ada Urusan Pribadi
- Bab 96 Memohon dengan rendah hati
- Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang
- Bab 98 Kehendak Presdir
- Bab 99 Kenyataan yang memang ada
- Bab 100 Mendapat satu tamparan
- Bab 101 Melarikan Diri
- Bab 102 Mabuk Minum
- Bab 103 Kamu Pantas Mati
- Bab 104 Senjata Di Tangannya
- Bab 105 Dalam Hati Menginginkan Balas Dendam
- Bab 106 Orang Jahat
- Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
- Bab 108 Satu Permintaan
- Bab 109 Terlalu Banyak Yang Mendukungnya
- Bab 110 Kemunculuan Yang Disengaja
- Bab 111 Serangan Yang Spontan
- Bab 112 Keberadaan seseorang yang istimewa
- Bab 113 Terus Tenggelam
- Bab 114 Bermaksud Menarik Perhatian Orang
- Bab 115 Terlahir Kembali
- Bab 116 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 117 Membuat Orang Lain Kagum
- Bab 118 Kesalahan Besar
- Bab 119 Gantikan Aku
- Bab 120 Bukan Rasa Sakit yang Biasa
- Bab 121 Hadiah ulang tahun
- Bab 122 Membuatnya lebih emosi
- Bab 123 Mengejeknya dari belakang
- Bab 124 Rupanya kamu masih punya hati
- Bab 125 Wanita Jahat
- Bab 126 Jangan Berpura-pura
- Bab 127 Hubungan Pertemanan Yang Putus
- Bab 128 Mereka Pasti Sengaja
- Bab 129 Setelah Bersenang-senang
- Bab 130 Kesepakatan Baru Antara Keduanya
- Bab 131 Tidak Akan Melepaskan Dia Pergi
- Bab 132 Kebohongan Besar
- Bab 133 Tidak Menepati Janjinya
- Bab 134 Penderitaan Yang Tidak Terucapkan
- Bab 135 Apa Yang Sebenarnya Kamu Inginkan
- Bab 136 Mencekik Mati
- Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
- Bab 138 Tindakan Melawan
- Bab 139 Orang Pintar Yang Berhati Sensitif
- Bab 140 Misi Foto Diam-Diam
- Bab 141 Gadis Favorit
- Bab 142 Cinta Segitiga
- Bab 143 Dukungan
- Bab 144 Rahasia yang Terungkap
- Bab 145 Tidak Mungkin
- Bab 146 Aku Tidak Masalah
- Bab 147 Pil Putih
- Bab 148 Pergi Dengan Marah
- Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
- Bab 150 Penolakan Lagi
- Bab 151 Menghilang Dari Peredaran
- Bab 152 Sudah Masuk Jauh Di dalam
- Bab 153 Gossip
- Bab 154 Pelacur Yang Licik
- Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
- Bab 156 di.....
- Bab 157 Kekacauan
- Bab 158 Pukulan yang berat
- Bab 159 Patah Hati
- Bab 160 Merasa Tidak baik
- Bab 161 Munafik
- Bab 162 Seperti Boneka
- Bab 163 Dampak Buruk
- Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
- Bab 165 Ternyata Hanya Pura-pura
- Bab 166 Sikap tegas
- Bab 167 Harus ditangani dengan serius
- Bab 168 Surat pemberhentian
- Bab 169 Pemberhentian
- Bab 170 Resiko ditanggung sendiri
- Bab 171 Sebuah bom besar
- Bab 172 Tekanan dan Bahaya
- Bab 173 Orangnya sedang berada di rumah sakit
- Bab 174 Apakah dia yang melakukannya
- Bab 175 Meminta keadilan
- Bab 176 Menerima Pelecehan Parah
- Bab 177 Cobalah Untuk Menerimaku
- Bab 178 Rahasianya
- Bab 179 Mencuri Dengar Di Balik Pintu
- Bab 180 Membantu Meminjam Uang
- Bab 181 Kakek Yang Displin
- Bab 182 Membantu Dengan Royal
- Bab 183 Mengumpulkan Semua Uang
- Bab 184 Merobek Surat Kontrak
- Bab 185 Menjadi Musuh Umum
- Bab 186 Apakah Sakit?
- Bab 187 Apakah Sudah Hamil?
- Bab 188 Rumah Sakit
- Bab 189 Selamat Hamil
- Bab 190 Orang Lain Tidak Dapat Mewakili Kamu
- Bab 191 Tuan Rumah Laki-laki
- Bab 192 Apakah Ini Hidup Bersama?
- Bab 193 Perselisihan Sengit
- Bab 194 Menjadi Houseman
- Bab 195Suka Sini
- Bab 196 Takut dia kecapekan
- Bab 197 Tidak perlu permohonan maafmu
- Bab 198 Tenanglah dulu
- Bab 199 Anak Cucu tidak berbakti
- Bab 200 Akankah patriarki
- Bab 201 Telah memaafkannya
- Bab 202 Tindakan seseorang
- Bab 203 Hanya kamu
- Bab 204 Menjaganya dengan lemah lembut
- Bab 205 Membeli tiket
- Bab 206 Lelah setengah mati
- Bab 207 Canggung
- Bab 208 Tetap saja berhutang
- Bab 209 Terjerat dengannya
- Bab 210 Bagaimana mungkin akan menikahinya
- Bab 211 Tidak mengharapkan yang banyak
- Bab 212 Ikut aku pergi
- Bab 213 Langsung pergi mendaftar
- Bab 214 Lamaran yang tidak romantis
- Bab 215 Akhir cerita