Cinta Yang Tak Biasa - Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
Untungnya, pada akhirnya, Darren Feng lebih terkendali. Malam ini, kita tidak bisa keras padanya, sekeras malam sebelumnya.
Pukul setengah enam pagi, Stefanie dibangunkan oleh orang-orang di sekitarnya. Dia tanpa sadar menggosok matanya yang kabur, dan kemudian dia melihat wajah tampan yang sangat besar.
"Eh? Kenapa kamu belum pergi?"
"Bukankah tadi malam aku sudah bilang padamu bahwa aku akan membawamu pergi ke kantor pagi ini? Agar Sam tidak perlu bolak-balik! Mobilku yang lain masih di kota, jadi mungkin Sam akan bekerja lebih keras beberapa hari ini!" Darren Feng sudah mandi dan berpakain dengan rapih sebelum membangunkannya.
"Tapi aku ingat, tadi malam aku bilang kalau aku bisa pergi sendiri.
"Apa yang kamu takutkan? Kalau mereka lihat, ya sudah. Beri tahu mereka bahwa kamu adalah wanita milik Darren Feng!" Pandangan Darren Feng tentang hal ini sangat berbeda dengannya.
Jadi inilah perbedaan antara pikiran pria dan wanita.
Seringkali apa yang wanita pikir adalah sesuatu yang penting, namun bagi pria hal itu bukanlah masalah yang besar.
"Kamu tidak peduli karena kamu adalah direktur baru. Siapa yang akan berani menentang direktur mereka? Tapi aku berbeda." Setelah dipikir-pikir lagi, akan sangat menakutkan kalau dia harus dikerubungi oleh banyak orang.
"Kita harus pergi bersama! Saat jam pulang kerja, jika kondisinya memungkinkan, kita harus pulang bersama. Pada siang hari, kamu harus pergi ke kantorku, dan kita makan siang bersama!"
"Bukan tidak mungkin untuk pergi bersama! Namun, kamu harus berjanji padaku bahwa kamu akan menurunkanku di perempatan di depan perusahaan!" Di masa lalu, Stefanie merasa bahwa dirinya jarang sekali menolak permintaan Darren Feng, dan dia memilih untuk mengikuti keinginan Darren Feng. Tetapi sekarang dia mengajukan persyaratannya sendiri.
"Kamu ini wanita yang sulit! Sangat jelas bahwa ini masalah yang kecil tapi kamu masih mempermasalahkannya!" Wajahnya terlihat tidak begitu senang, tetapi dia pasti akan tetap menuruti kata-kata Stefanie.
Stefanie baru saja bangun dari tempat tidur, lalu dia pergi mandi dan mengganti baju, semuanya dia lakukan dalam waktu yang sangat singkat. Biasanya, dia pergi tanpa mengenakan riasan. Bahkan ketika dia pergi ke perusahaan untuk magang, kadang-kadang dia hanya memakai lipstik dan riasan ketika dia dalam suasana hati yang baik. Dia tidak ingin menghabiskan waktu untuk ini. Alasan pertama adalah karena dia merasa memakai riasan terlalu rumit, alasan kedua adalah karena keahliannya dalam memakai riasan tidak terlalu bagus.
Ketika dia siap untuk turun, bibi baru di lantai bawah sudah menyiapkan sarapan untuk dua orang dan menaruhnya di atas meja, sementara Darren Feng duduk di meja dengan tenang sambil membalik koran yang baru saja tiba pagi ini.
Pekerjaan loper koran ini sangatlah bagus dan cepat. Ini baru pukul enam atau tujuh pagi, tetapi koran itu telah berada di tangan para pelanggan.
Tentu saja, tidak menutup kemungkinan karena daerah ini adalah daerah pemukiman orang kaya, dan semua orang yang dapat tinggal di dalamnya adalah orang-orang yang kaya. Karenanya, para pekerja loper koran harus bekerja lebih keras lagi.
Darren Feng memiliki kebiasaan membaca koran setiap pagi. Dia sudah melakukan ini selama bertahun-tahun, tetapi dia lebih sering melakukannya di kantor perusahaannya daripada di rumah. Sekarang, dia secara otomatis menerapkan kebiasaannya di rumah.
Sarapan di atas meja sangat banyak. Stefanie duduk dan mengambil segelas susu panas di depan kursinya dan menyesapnya sedikit.
Hari ini, dia memakai setelan pakaian kantor. Dia memakai kemeja putih dan rok. Dia terlihat formal dan kompeten, yang sama sekali berbeda dari gaya kasual yang dia gunakan untuk bergaul di sekolah.
Biasanya dia membeli 2 set baju kantor yang sama, agar dapat dicuci dengan mudah.
Darren Feng tidak mengomentari pakaiannya hari ini, karena wanita di tempat kerja juga memakainya seperti ini. Perbedaan hanya dalam warnanya yang cocok, serta detail dan harga.
Mobil Sam telah menunggu di luar, dan dia juga terlihat cukup rapih.
Darren Feng selalu memiliki selera makan yang buruk di pagi hari, jadi dia makan lebih sedikit. Dia mengambil tas kerjanya dan berdiri.
"Lebih cepat sedikit. Aku akan menunggumu di luar."
Meskipun dia sedang terburu-buru, dia masih bersedia untuk mencocokkan dengan Stefanie. Dia bersedia untuk memperlambat langkahnya sendiri agar bisa menemani Stefanie pergi bekerja.
Setelah berpisah dengannya selama satu bulan dan melihatnya lagi, membuatnya mengerti seberapa dalam pikirannya dipengaruhi oleh wanita itu. Dia merasa bahwa dia tidak bisa meninggalkan Stefanie, dan secara tidak sadar, dia selalu ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengannya.
Stefanie mendengarkannya, dan mulai melahap sarapannya dengan terburu-buru. Dia memiliki selera makan yang baik di pagi hari, dan sarapan yang disiapkan oleh bibinya cukup cocok di lidahnya.
Ketika dia buru-buru mengambil tasnya dan bergegas keluar dari villa, dia mendongak dan melihat bahwa Darren Feng masih berdiri di samping mobil. Ternyata dia tidak menunggunya di mobil. Dia langsung berjalan ke arahnya dan tidak tahu mengapa dia memiliki kaki seperti anjing saat ini.
"CEO Feng, nona Lian, silahkan masuk!" kata Sam yang sudah menunggu mereka dari pagi.
Mereka duduk di dalam mobil. Stefanie duduk di belakang kursi pengemudi dan Darren Feng duduk di samping kursi pengemudi. Setelah semuanya siap, barulah mobil berjalan keluar dari rumah.
Mungkin itu karena ada Sam di dalam mobil, dua orang itu terdiam, dan membuat Sam, seorang yang berjiwa bebas jadi tidak berani untuk membuka mulut.
Untungnya, karena mereka pergi lebih awal, jalanan tidak terlalu macet. Kemacetan yang biasa terlihat pada saat puncak jam kerja, sekarang tidak terlihat sama sekali.
"Sam, sebentar lagi, turunkan aku di depan sana!" Melihat mobil itu hendak menuju ke persimpangan di depan perusahaan, Stefanie dengan cepat mengingatkan.
"Nona Lian, ini belum sampai di depan kantor. Mengapa turun sekarang? Masih ada jalan yang cukup panjang dari persimpangan menuju ke kantor." Sam menunjukkan kebingungannya, dan tanpa sadar dia mengajukan lebih banyak pertanyaan.
"Tadi pagi, sebelum pergi, aku makan terlalu banyak, jadi aku ingin turun dari mobil dan berjalan-jalan sebentar untuk menurunkan makananku. Turunkan aku di persimpangan itu!" Stefanie bersikeras, malu untuk mengatakan bahwa dia takut orang-orang di kantor akan melihatnya datang ke kantor bersama dengan direktur baru, jadi dia harus memberi alasan lain.
Untungnya, Sam tidak banyak berpikir saat itu, karena Darren Feng berbicara tepat waktu.
"Biarkan dia turun!"
Implikasinya adalah dia setuju dengan Stefanie.
Stefanie merasa lega. Dia terkejut bahwa pria itu tidak mengekangnya hari ini.
"Nona Lian, hati-hati di jalan!" Bisa dibilang bahwa Sam dan Stefanie sudah akrab satu sama lain, jadi tanpa sadar, Sam mencoba untuk mengingatkannya.
Tanpa diduga, Darren Feng yang duduk di kursi belakang, yang awalnya memandangi dokumen yang diambilnya dari tasnya, tiba-tiba, dia mengangkat kepalanya dengan desir, yang membuat Sam merasa ada sepasang mata yang panas di belakangnya. Dia harus terus menatap dirinya sendiri, dan punggungnya lama-lama menjadi lebih dingin.
"Kalau begitu, sampai jumpa!" Stefanie keluar dari mobil di persimpangan dan masih melambaikan tangan kepada orang-orang di dalam mobil.
Sam merespons secara tidak sadar. Adapun pria yang ada di kursi belakang, hanya duduk tanpa bergerak dan tanpa ekspresi.
Stefanie menganggap dia tidak melihatnya, dan dengan cepat berjalan menuju kantor.
Mobil Darren Feng, melewati sisinya, tiba-tiba langsung membuat jarak di antara mereka.
Dia melihat ke bawah dan bergegas. Untungnya, sekarang masih pagi, jadi dia tidak harus terburu-buru.
Namun, itu tidak lama setelah itu, ada sebuah mobil hitam menurunkan jendelanya. Stefanie melihat bahwa pengemudi itu adalah Clayton Gu.
"Ayo, masuk mobil. Aku akan mengantarmu ke kantor!" Clayton Gu juga tidak menyangka dia akan pergi sepagi ini dan bertemu dengan Stefanie.
Kemarin, ketika pulang kerja, dia ingin mengajak Stefanie pulang bersamanya. Namun Stefanie mengatakan bahwa dia punya urusan pribadi untuk dilakukan. Pagi ini, dia tidak sengaja bertemu dengannya.
Stefanie tanpa sadar melambaikan tangannya. "Tidak, pergilah duluan. Lagi pula sudah tidak jauh. Anggap saja aku sedang olahraga pagi!"
Dia tidak ingin dilihat oleh siapa pun di kantor, kalau dia sedang pergi bersama dengan direktur baru, Darren Feng, atau bahkan membiarkan rekan-rekannya melihatnya bersama dengan Clayton Gu.
Novel Terkait
Hidden Son-in-Law
Andy LeeCinta Di Balik Awan
KellyCEO Daddy
TantoBeautiful Love
Stefen LeeLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraCinta Yang Tak Biasa×
- Bab 1 Dream Paradise
- Bab 2 Menandatangani kontrak
- Bab 3 Turun tangan untuk membantu
- Bab 4 Pindah satu rumah
- Bab 5 Hamil dalam tiga bulan
- Bab 6 Mandi
- Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
- Bab 8 Supir pribadi
- Bab 9 Perpisahan hidup dan mati
- Bab 10 Kakak harus berjuang
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (1)
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (2)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (2)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (2)
- Bab 14 Dompetnya Menderita (1)
- Bab 14 Dompetnya Menderita(2)
- Bab 15 Dasar Playboy (1)
- Bab 15 Dasar Playboy (2)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
- Bab 17 Apakah Puas (1)
- Bab 17 Apakah Puas (2)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (1)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (2)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (1)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (1)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (2)
- Bab 21 Mewujudkan Janji terhadapnya (1)
- Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (1)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (1)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (2)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (1)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (2)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (1)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (2)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (1)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (2)
- Bab 27 Jangan Lupa (1)
- Bab 27 Jangan Lupa (2)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (1)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (2)
- Bab 29 Skandal (1)
- Bab 29 Skandal (2)
- Bab 30 Sungguh sialan (1)
- Bab 30 Sungguh sialan (2)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (1)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (2)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (2)
- Bab 33 Introspeksi Diri (1)
- Bab 33 Introspeksi Diri (2)
- Bab 34 Saling Menemani (1)
- Bab 34 Saling Menemani (2)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (1)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (2)
- Bab 36 Hukuman dikeluarkan dari sekolah (1)
- Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
- Bab 37 Apakah puas dengan hukuman yang diberikan (1)
- Bab 37 Apakah kamu puas dengan hukuman ini (2)
- Bab 38 Melakukan apa pun demi wanita yang disukai (1)
- Bab 38 Melakukan apapun demi wanita yang disukai (2)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (2)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (1)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (2)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (1)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (2)
- Bab 43 Iblis Kecil (1)
- Bab 43 Iblis Kecil (2)
- Bab 44 Olahraga Pagi (1)
- Bab 44 Olahraga Pagi (2)
- Bab 45 Kejutan Besar (1)
- Bab 45 Kejutan Besar (2)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (1)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (2)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (1)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (2)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (1)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (2)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (1)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (2)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (1)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (2)
- Bab 51 Kejutan Ganda
- Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
- Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (1)
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (2)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (1)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (2)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (1)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (2)
- Bab 57 Bajingan (1)
- Bab 57 Bajingan (2)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (1)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (2)
- Bab 59 Cemburu (1)
- Bab 59 Cemburu (2)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (1)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (2)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (1)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (2)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (2)
- Bab 63 Pria Itu (1)
- Bab 63 Pria Itu (2)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (1)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (2)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (1)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (2)
- Bab 66 Ternyata dia (1)
- Bab 66 Ternyata dia (2)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (1)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (2)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (1)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
- Bab 69 Balas dendam (1)
- Bab 69 Balas dendam (2)
- Bab 70 Berbagai macam siksaan
- Bab 71 Dimulai dari perhatiannya
- Bab 72 Pindah dan tinggal bersama
- Bab 73 Perhatian dari Clayton Gu
- Bab 74 Identitasnya turun
- Bab 75 Kamu tidur saja
- Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
- Bab 77 Kegugupan Tuan Gu
- Bab 78 Semuanya Terungkap
- Bab 79 Perantau Pinggiran Kota
- Bab 80 Adaptasi
- Bab 81 Ragu
- Bab 82 Tidak Punya Pacar
- Bab 83 Pengingat Niat Baik
- Bab 84 Secara Sembunyi-Sembunyi
- Bab 85 Pesanan Makanan Tanpa Nama
- Bab 86 Fisik penjahat
- Bab 87 Aliran binatang buas
- Bab 88 Perjalanan belanja yang canggung
- Bab 89 Mendekati sang pria kaya
- Bab 90 Adil dan tegas
- Bab 91 Perang Dingin dalam Legenda
- Bab 92 Membuli Kekasihnya
- Bab 93 Hukuman Diusir
- Bab 94 Agresif
- Bab 95 Pasti Ada Urusan Pribadi
- Bab 96 Memohon dengan rendah hati
- Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang
- Bab 98 Kehendak Presdir
- Bab 99 Kenyataan yang memang ada
- Bab 100 Mendapat satu tamparan
- Bab 101 Melarikan Diri
- Bab 102 Mabuk Minum
- Bab 103 Kamu Pantas Mati
- Bab 104 Senjata Di Tangannya
- Bab 105 Dalam Hati Menginginkan Balas Dendam
- Bab 106 Orang Jahat
- Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
- Bab 108 Satu Permintaan
- Bab 109 Terlalu Banyak Yang Mendukungnya
- Bab 110 Kemunculuan Yang Disengaja
- Bab 111 Serangan Yang Spontan
- Bab 112 Keberadaan seseorang yang istimewa
- Bab 113 Terus Tenggelam
- Bab 114 Bermaksud Menarik Perhatian Orang
- Bab 115 Terlahir Kembali
- Bab 116 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 117 Membuat Orang Lain Kagum
- Bab 118 Kesalahan Besar
- Bab 119 Gantikan Aku
- Bab 120 Bukan Rasa Sakit yang Biasa
- Bab 121 Hadiah ulang tahun
- Bab 122 Membuatnya lebih emosi
- Bab 123 Mengejeknya dari belakang
- Bab 124 Rupanya kamu masih punya hati
- Bab 125 Wanita Jahat
- Bab 126 Jangan Berpura-pura
- Bab 127 Hubungan Pertemanan Yang Putus
- Bab 128 Mereka Pasti Sengaja
- Bab 129 Setelah Bersenang-senang
- Bab 130 Kesepakatan Baru Antara Keduanya
- Bab 131 Tidak Akan Melepaskan Dia Pergi
- Bab 132 Kebohongan Besar
- Bab 133 Tidak Menepati Janjinya
- Bab 134 Penderitaan Yang Tidak Terucapkan
- Bab 135 Apa Yang Sebenarnya Kamu Inginkan
- Bab 136 Mencekik Mati
- Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
- Bab 138 Tindakan Melawan
- Bab 139 Orang Pintar Yang Berhati Sensitif
- Bab 140 Misi Foto Diam-Diam
- Bab 141 Gadis Favorit
- Bab 142 Cinta Segitiga
- Bab 143 Dukungan
- Bab 144 Rahasia yang Terungkap
- Bab 145 Tidak Mungkin
- Bab 146 Aku Tidak Masalah
- Bab 147 Pil Putih
- Bab 148 Pergi Dengan Marah
- Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
- Bab 150 Penolakan Lagi
- Bab 151 Menghilang Dari Peredaran
- Bab 152 Sudah Masuk Jauh Di dalam
- Bab 153 Gossip
- Bab 154 Pelacur Yang Licik
- Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
- Bab 156 di.....
- Bab 157 Kekacauan
- Bab 158 Pukulan yang berat
- Bab 159 Patah Hati
- Bab 160 Merasa Tidak baik
- Bab 161 Munafik
- Bab 162 Seperti Boneka
- Bab 163 Dampak Buruk
- Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
- Bab 165 Ternyata Hanya Pura-pura
- Bab 166 Sikap tegas
- Bab 167 Harus ditangani dengan serius
- Bab 168 Surat pemberhentian
- Bab 169 Pemberhentian
- Bab 170 Resiko ditanggung sendiri
- Bab 171 Sebuah bom besar
- Bab 172 Tekanan dan Bahaya
- Bab 173 Orangnya sedang berada di rumah sakit
- Bab 174 Apakah dia yang melakukannya
- Bab 175 Meminta keadilan
- Bab 176 Menerima Pelecehan Parah
- Bab 177 Cobalah Untuk Menerimaku
- Bab 178 Rahasianya
- Bab 179 Mencuri Dengar Di Balik Pintu
- Bab 180 Membantu Meminjam Uang
- Bab 181 Kakek Yang Displin
- Bab 182 Membantu Dengan Royal
- Bab 183 Mengumpulkan Semua Uang
- Bab 184 Merobek Surat Kontrak
- Bab 185 Menjadi Musuh Umum
- Bab 186 Apakah Sakit?
- Bab 187 Apakah Sudah Hamil?
- Bab 188 Rumah Sakit
- Bab 189 Selamat Hamil
- Bab 190 Orang Lain Tidak Dapat Mewakili Kamu
- Bab 191 Tuan Rumah Laki-laki
- Bab 192 Apakah Ini Hidup Bersama?
- Bab 193 Perselisihan Sengit
- Bab 194 Menjadi Houseman
- Bab 195Suka Sini
- Bab 196 Takut dia kecapekan
- Bab 197 Tidak perlu permohonan maafmu
- Bab 198 Tenanglah dulu
- Bab 199 Anak Cucu tidak berbakti
- Bab 200 Akankah patriarki
- Bab 201 Telah memaafkannya
- Bab 202 Tindakan seseorang
- Bab 203 Hanya kamu
- Bab 204 Menjaganya dengan lemah lembut
- Bab 205 Membeli tiket
- Bab 206 Lelah setengah mati
- Bab 207 Canggung
- Bab 208 Tetap saja berhutang
- Bab 209 Terjerat dengannya
- Bab 210 Bagaimana mungkin akan menikahinya
- Bab 211 Tidak mengharapkan yang banyak
- Bab 212 Ikut aku pergi
- Bab 213 Langsung pergi mendaftar
- Bab 214 Lamaran yang tidak romantis
- Bab 215 Akhir cerita