Cinta Yang Tak Biasa - Bab 148 Pergi Dengan Marah
Pada saat ini, suasana di kedai kopi itu juga sangat tegang.
"Tunggu, CEO Feng, apa maksud perkataanmu ini, kenapa aku tidak mengerti. Bisakan menjelaskan semuanya kepadaku secara baik-baik?" Clayton Gu melakukannya dengan sengaja, dia sengaja tidak membiarkan boss besar Feng ini berhasil, ia juga sengaja tidak membiarkan orang di depannya ini pergi begitu saja. Tentu saja, Clayton Gu menunjukkan sedikit keengganan dirinya.
Dia dan Stefanie duduk di sini untuk minum kopi, minum secara baik-baik. Kenapa boss besar Feng ini tiba-tiba menghancurkan suasananya?
Mata Darren Feng berkedut, kemudian dia tersenyum dan menjawab, "Tidak masalah kalau kamu tidak mengerti, toh, aku juga tidak pernah terpikirkan untuk kamu mengerti akan hal ini. Cukup dia saja yang mengerti!" Setelah selesai berbicara, dia sengaja tersenyum dan menatap Stefanie.
Stefanie sangat bodoh, tapi dia juga jelas merasakan ketidakcocokan antara kedua pria itu, dan aura kejam itu cukup menekan dirinya.
Jika ini terus berlanjut, Clayton Gu yang lemah pasti akan menderita. Tidak peduli seberapa kuat kemampuan pribadinya, pekerjaannya saat ini di departemen R&D masih tunduk pada aturan Darren Feng. Pada titik ini, jika Darren Feng tidak senang, ia pun harus mengikuti permainannya. Ia juga hanya bisa mengikutinya saja.
Terlebih lagi, Stefanie tidak ingin melibatkan Clayton Gu lagi, jadi sepertinya hanya ada satu pilihan yang bisa ia pilih.
Satu-satunya pilihan adalah mengikuti Darren Feng, mengurangi amarah Darren Feng terhadap Clayton Gu.
"Stefanie, apa maksudmu? Jangan takut, di depan Direktur Feng nanti, jelaskan semuanya dengan jelas. Sekarang adalah waktu istirahat pribadimu. Oleh karena itu, seharusnya ia tidak punya hak untuk menanyai hal-hal kehidupan pribadmu, termasuk memerintahkanmu untuk melakukan sesuatu untuknya!" Clayton Gu tidak melawan Darren Feng lagi, tidak ada lagi maksud lain lagi juga. Ia pun berbalik bertanya pada Stefanie.
Stefanie adalah orang yang bersangkutan dengannya, jadi dia adalah orang yang paling berhak mengambil keputusan akhir.
Tetapi pada saat ini, Stefanie tidak diragukan lagi merasa sangat malu, dia tidak ingin pergi dengan Darren Feng. Tapi pada kenyataannya ia harus pergi bersamanya.
"Bicarakan semuanya padanya dengan jelas!" Darren Feng juga meredakan wajah dinginnya sesaat, ia pun tak kunjung menarik wanita ini.
Dia berdiri berdiri di belakangnya. Pada saat ini dia juga sangat yakin, wanita bodoh ini harus membuat pilihan yang paling benar dan paling menguntungkan di depannya.
Stefanie menundukkan kepalanya lagi, ia terus menunduk karena rasa malu yang dirasakan olehnya.
Tetapi kenyataannya seringkali sangat kejam, dia tidak bisa mentolerir delusi apa pun.
"Stefanie, jangan takut. Jika sesuatu terjadi, aku akan berdiri di sisimu untuk membantumu. Sekarang kamu hanya perlu mengatakan yang sebenarnya tentang apa yang kamu ingin katakan. Katakan padanya, kamu tidak mau ikut dengannya sama sekali! Suruh dia untuk tidak membatasi kebebasanmu!" Pada saat ini, Clayton Gu terus-menerus membujuk Stefanie untuk berani, berjuang untuk memperjuangkan kebebasan dirinya.
"Clayton Gu, berhentilah bicara!" Pada saat ini, Stefanie tiba-tiba memarahi Clayton Gu secara tak terduga, kemudian dengan cepat berkata, "Maaf, Clayton Gu, kopi hari ini cukup enak, terima kasih kopinya!"
Segera, dia dengan cepat berdiri dan perlahan berbalik ke araj Darren Feng.
Mata Darren Feng dipenuhi senyuman, senyum kemenangan.
"Untuk makan siang kan? Baiklah, aku pergi!"
Agar tidak menyinggung pria yang dominan ini, untuk melindungi Clayton Gu. Stefanie saat ini meninggalkan Clayton Gu yang canggung sendirian di kedai kopi ini. Kemudian, mau tak mau memilih untuk pergi bersama Darren Feng.
"Stefanie, kenapa kamu mau mempersulit dirimu sendiri seperti ini? Stefanie, pasti ada jalan, asalkan kamu tidak mau pergi, kamu bisa tidak pergi!" Clayton Gu berdiri dari kursinya dengan sedih.
"Jangan berlebihan! Toleransiku terbatas!" Lengan panjang Darren Feng direntangkan dan menghalangi Clayton Gu dengan mudah. Tatapan matanya suda menyiratkan rasa kesal, sepenuhnya sudah dipenuhi oleh kemarahan.
Menyinggung amarah Darren Feng akan berakhir menakutkan.
"Apa yang terjadi? Kenapa wanita di sebelah tuan muda meninggalkan tuan muda di belakangnya dan berdiri lalu pergi dengan pria yang baru muncul itu? Plot macam apa ini, bukankah seharusnya ini adalah dua pria yang bersaing untuk satu wanita?"
Wajah Tuan Besar Gu juga penuh dengan ekspresi dingin. Jika dia tidak datang sendiri hari ini, dia tidak tahu bahwa cucunya yang masih bayi bisa diganggu di luar sana. Huh, pria muda yang dominan ini, punya apa sampai bisa dibandingkan dengan cucunya ini? Orang tua ini tidak bisa menelan napas beratnya.
"Diam!"
Bawahannya langsung diam dengan bijak, ia tak berani berbicara lebih banyak lagi.
Stefanie memimpin untuk berjalan ke luar kedai kopi. Dia tahu, asalkan dirinya pergi lebih dulu, ia baru bisa secepatnya memisahkan kedua pria luar biasa ini.
Jika keduanya masih tetap bersama lagi, tidak diragukan lagi keduanya akan mulai bertabrakan, dan keduanya akan sama-sama terlka. Tentu saja, yang paling menderita pasti Clayton Gu.
Mobil Darren Feng juga diparkir tepat di luar kedai kopi. Setelah Stefanie keluar dari kedai kopi itu, Darren Feng pun langsung melangkahkan kakinya beberapa langkah. Keduanya pun naik ke dalam mobil itu.
Clayton Gu masih berdiri tegak di kedai kopi ini, memandangi dua orang di pintu kedai dan masuk ke mobil satu per satu. Wajah Clayton Gu sangat pucat.
Tuan Besar Gu yang masih duduk di dalam mobilnya tidak bisa duduk diam lagi. Dia tidak tahan untuk tidak melihat langsung saat melihat cucunya diintimidasi seperti ini.
"Maju maju! Cepat kembali!"
Tentu saja, saat ini, tidak pantas juga untuk muncul. Jadi, ia tidak bisa muncul tiba-tiba untuk menenangkan cucunya yang bodoh ini.
Darren Feng mengendarai mobil begitu cepat sehingga kecepatan mobilnya pun melonjak. Stefanie sangat ketakutan sampai harus memegang pegangan di mobil itu. Dengan seperti ini, ia baru bisa menstabilkan posisi tubuhnya.
Tapi Darren Feng, yang marah, benar-benar mengabaikan semua gerakan wanita yang ketakutan ini, ia terus mengemudikan mobilnya dengan kencang.
Stefanie melihatnya acuh tak acuh, mobil ini masih melaju dengan sangat cepat, ia pun reflek langsung berteriak, "Pelan sedikit! Pelan sedikit! Jika terus seperti ini, kecelakaan besar akan terjadi!"
Dia masih sangat muda, dia belum mau mati, dia masih harus mengurus kakaknya, jadi dia tidak bisa mati.
"Darren Feng, kamu sudah gila? Berhenti kamu, cepat berhenti!"
Dia menyaksikan pemandangan mendebarkan satu per satu dari depan jendela mobilnya. Sudah beberapa kali menabrak mobil di sampingnya, hampir menabrak barikade di sisi jalan juga. Apapun jenisnya, jelas bukan sesuatu yang ingin dilihat olehnya.
Pria ini pasti sudah gila!
"Ya, Stefanie, aku gila, tapi aku juga sudah dibuat marah olehmu! Siapa yang memberimu hak, siapa yang mengizinkanmu bebas melakukan apapun yang kamu mau? Kamu ini menganggapku seperti apa sekarang? Hah? Apa yang kamu lakukan dengan pria bermarga Gu itu di belakangku?" Darren Feng semakin marah saat memikirkannya, ia memakinya mengemudikan mobil.
"Kami hanya minum kopi bersama saja, semuanya tidak seperti yang kamu bayangkan." Stefanie mengerti, kecemburuan pria gila ini sangat tinggi.
"Hanya minum kopi? Apa kamu menganggapku sebagai orang buta? Stefanie, jangan bilang, kamu tidak tahu kalau anak bermarga Gu itu menyukaimu, dia ingin mengejarmu. Apa kamu benar-benar tidak tahu apa niat orang itu kepadamu? Aku benar-benar tidak percaya! Kamu pasti sangat menikmatinya sekarang, dengan manajer departemen R&D yang begitu peduli padamu sebagai pekerja magang, dan ia yang berlatar belakang tinggi itu juga mengejarmu. Akhirya bisa memenuhi kesombongan hatimu, makanya kamu tidak rela untuk mengabaikannya?" Darren Feng terus mengaum dengan keras.
Stefanie merasa sedih, "Tidak, aku tidak pernah tidak rela untuk mengabaikannya! Aku dan dia hanya pergi bersama untuk makan saja, lalu keluar untuk minum kopi. Aku tak bisa berbuat apa-apa kalau kamu tidak percaya."
Seringkali saat seperti ini, Stefanie sangat tidak berdaya tak bisa melakukan apa pun.
Karena Darren Feng selalu berpusat pada kesadarannya sendiri, dia tidak bisa mendengarkan penjelasan Stefanie sama sekali.
"Bahkan jika kamu tidak seperti itu, tetapi dia tahu, pikirannya tentang kamu begitu jelas. Kamu ini bodoh jadi bisa tidak mengetahuinya?" Darren Feng terus mengendarai mobilnya. Dalam dua hari terakhir, dia sangat sibuk karena penutupan pabrik untuk proses perbaikan. Hari ini, dia akhirnya bisa bernapas lega.
Namun, ketika dia memikirkan wanita konyol ini, wanita konyol ini malah pergi ke pelukan pria lain, pergi minum kopi bersama pria lain dengan penuh sukacita. Bukannya hal ini sama saja dengan memukul wajahnya sendiri?
“Mungkin dia punya pikiran seperti itu, tetapi dia tidak pernah mengakuinya secara langsung di depanku.” Stefanie terdiam beberapa saat.
Yang dia tahu, Clayton Gu memiliki poin ini. Dia selalu sopan dan lembut. Dia tidak pernah berinisiatif untuk menyebutkan hal-hal yang tidak boleh disebutkan. Dia selalu tahu bagaimana cara mengatasi kesulitan dan perasaannya.
Tetapi pada titik ini, Darren Feng adalah sebaliknya, dia akan terus menyodok pada titik sakitnya, membuatnya tidak bahagia.
"Kalau tak bisa memperlambat laju mobilnya, berhenti saja! Darren Feng, jika kamu benar-benar ingin mati, maka aku tidak mau menemanimu! Aku tidak ingin mati, aku masih punya kakak yang harus kuurus. Aku tidak ingin menemanimu menggila!"
Kecepatan mobil yang mendebarkan ini, membuat hati kecilnya tak bisa menahannya lagi, ia pun memaafkan rasa takutnya, rasa lemahnya.
Pada saat ini, kecepatan mobil perlahan melambat, jendela-jendela di kedua sisi pun bergulir. Angin dingin dari luar bertiup masuk, mengacak-acak rambut Stefanie dan juga menyadarkan pria yang sangat emosi itu.
Hatinya yang tegang pun akhirnya bisa lebih tenang.
Darren Feng tetap diam ketika mobil melaju ke tempat yang tidak dikenalnya. Pada saat ini, Stefanie juga tidak tahu harus berkata apa, jadi ia pun tak mengatakan sepatah kata pun, agar tidak mengatakan sesuatu yang salah, yang akan memprovokasi pria emosional ini.
Setelah waktu yang cukup lama berlalu, angin sepoi-sepoi yang dingin membuat pria itu benar-benar tenang, dan mobil itu pun berhenti dengan rapi di persimpangan di depannya, kemudian langsung berbalik arah.
Akhirnya, mobil berhenti di depan sebuah restoran mewah kelas atas.
Setelah masuk ke dalam restoran, Stefanie baru yakin kalau pria ini memang belum makan siang. Kemungkinan besar, perutnya sudah cukup lapar.
Tapi bukankah asisten pribadinya, Mark, mengatur makan siangnya setiap harinya?
Siang ini, ada pengecualian, makan siangnya tidak diatur?
Singkatnya, Stefanie hanya bisa pasrah mengikutinya, karena tidak memahami segala sesuatunya.
Ketika pelayan datang, Darren Feng memesan porsinya sendiri terlebih dahulu, kemudian memesan sup tonic lainnya, yang merupakan sejenis sup krisan yang lembut yang sangat cocok untuk wanita.
Setelah sup datang, Darren Feng menunjuk langsung ke Stefanie dan memberi tahu pelayan bahwa sup itu untuknya. Pelayan menyadari itu dan dengan cepat memindahkan sup ke depan Stefanie.
"Tuan, Nona, selama menikmati makanannya!"
Novel Terkait
Marriage Journey
Hyon SongThe Richest man
AfradenThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlUnplanned Marriage
MargeryMy Tough Bodyguard
Crystal SongThat Night
Star AngelDoctor Stranger
Kevin WongCinta Yang Tak Biasa×
- Bab 1 Dream Paradise
- Bab 2 Menandatangani kontrak
- Bab 3 Turun tangan untuk membantu
- Bab 4 Pindah satu rumah
- Bab 5 Hamil dalam tiga bulan
- Bab 6 Mandi
- Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
- Bab 8 Supir pribadi
- Bab 9 Perpisahan hidup dan mati
- Bab 10 Kakak harus berjuang
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (1)
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (2)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (2)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (2)
- Bab 14 Dompetnya Menderita (1)
- Bab 14 Dompetnya Menderita(2)
- Bab 15 Dasar Playboy (1)
- Bab 15 Dasar Playboy (2)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
- Bab 17 Apakah Puas (1)
- Bab 17 Apakah Puas (2)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (1)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (2)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (1)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (1)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (2)
- Bab 21 Mewujudkan Janji terhadapnya (1)
- Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (1)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (1)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (2)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (1)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (2)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (1)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (2)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (1)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (2)
- Bab 27 Jangan Lupa (1)
- Bab 27 Jangan Lupa (2)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (1)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (2)
- Bab 29 Skandal (1)
- Bab 29 Skandal (2)
- Bab 30 Sungguh sialan (1)
- Bab 30 Sungguh sialan (2)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (1)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (2)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (2)
- Bab 33 Introspeksi Diri (1)
- Bab 33 Introspeksi Diri (2)
- Bab 34 Saling Menemani (1)
- Bab 34 Saling Menemani (2)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (1)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (2)
- Bab 36 Hukuman dikeluarkan dari sekolah (1)
- Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
- Bab 37 Apakah puas dengan hukuman yang diberikan (1)
- Bab 37 Apakah kamu puas dengan hukuman ini (2)
- Bab 38 Melakukan apa pun demi wanita yang disukai (1)
- Bab 38 Melakukan apapun demi wanita yang disukai (2)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (2)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (1)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (2)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (1)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (2)
- Bab 43 Iblis Kecil (1)
- Bab 43 Iblis Kecil (2)
- Bab 44 Olahraga Pagi (1)
- Bab 44 Olahraga Pagi (2)
- Bab 45 Kejutan Besar (1)
- Bab 45 Kejutan Besar (2)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (1)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (2)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (1)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (2)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (1)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (2)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (1)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (2)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (1)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (2)
- Bab 51 Kejutan Ganda
- Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
- Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (1)
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (2)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (1)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (2)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (1)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (2)
- Bab 57 Bajingan (1)
- Bab 57 Bajingan (2)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (1)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (2)
- Bab 59 Cemburu (1)
- Bab 59 Cemburu (2)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (1)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (2)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (1)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (2)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (2)
- Bab 63 Pria Itu (1)
- Bab 63 Pria Itu (2)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (1)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (2)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (1)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (2)
- Bab 66 Ternyata dia (1)
- Bab 66 Ternyata dia (2)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (1)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (2)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (1)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
- Bab 69 Balas dendam (1)
- Bab 69 Balas dendam (2)
- Bab 70 Berbagai macam siksaan
- Bab 71 Dimulai dari perhatiannya
- Bab 72 Pindah dan tinggal bersama
- Bab 73 Perhatian dari Clayton Gu
- Bab 74 Identitasnya turun
- Bab 75 Kamu tidur saja
- Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
- Bab 77 Kegugupan Tuan Gu
- Bab 78 Semuanya Terungkap
- Bab 79 Perantau Pinggiran Kota
- Bab 80 Adaptasi
- Bab 81 Ragu
- Bab 82 Tidak Punya Pacar
- Bab 83 Pengingat Niat Baik
- Bab 84 Secara Sembunyi-Sembunyi
- Bab 85 Pesanan Makanan Tanpa Nama
- Bab 86 Fisik penjahat
- Bab 87 Aliran binatang buas
- Bab 88 Perjalanan belanja yang canggung
- Bab 89 Mendekati sang pria kaya
- Bab 90 Adil dan tegas
- Bab 91 Perang Dingin dalam Legenda
- Bab 92 Membuli Kekasihnya
- Bab 93 Hukuman Diusir
- Bab 94 Agresif
- Bab 95 Pasti Ada Urusan Pribadi
- Bab 96 Memohon dengan rendah hati
- Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang
- Bab 98 Kehendak Presdir
- Bab 99 Kenyataan yang memang ada
- Bab 100 Mendapat satu tamparan
- Bab 101 Melarikan Diri
- Bab 102 Mabuk Minum
- Bab 103 Kamu Pantas Mati
- Bab 104 Senjata Di Tangannya
- Bab 105 Dalam Hati Menginginkan Balas Dendam
- Bab 106 Orang Jahat
- Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
- Bab 108 Satu Permintaan
- Bab 109 Terlalu Banyak Yang Mendukungnya
- Bab 110 Kemunculuan Yang Disengaja
- Bab 111 Serangan Yang Spontan
- Bab 112 Keberadaan seseorang yang istimewa
- Bab 113 Terus Tenggelam
- Bab 114 Bermaksud Menarik Perhatian Orang
- Bab 115 Terlahir Kembali
- Bab 116 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 117 Membuat Orang Lain Kagum
- Bab 118 Kesalahan Besar
- Bab 119 Gantikan Aku
- Bab 120 Bukan Rasa Sakit yang Biasa
- Bab 121 Hadiah ulang tahun
- Bab 122 Membuatnya lebih emosi
- Bab 123 Mengejeknya dari belakang
- Bab 124 Rupanya kamu masih punya hati
- Bab 125 Wanita Jahat
- Bab 126 Jangan Berpura-pura
- Bab 127 Hubungan Pertemanan Yang Putus
- Bab 128 Mereka Pasti Sengaja
- Bab 129 Setelah Bersenang-senang
- Bab 130 Kesepakatan Baru Antara Keduanya
- Bab 131 Tidak Akan Melepaskan Dia Pergi
- Bab 132 Kebohongan Besar
- Bab 133 Tidak Menepati Janjinya
- Bab 134 Penderitaan Yang Tidak Terucapkan
- Bab 135 Apa Yang Sebenarnya Kamu Inginkan
- Bab 136 Mencekik Mati
- Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
- Bab 138 Tindakan Melawan
- Bab 139 Orang Pintar Yang Berhati Sensitif
- Bab 140 Misi Foto Diam-Diam
- Bab 141 Gadis Favorit
- Bab 142 Cinta Segitiga
- Bab 143 Dukungan
- Bab 144 Rahasia yang Terungkap
- Bab 145 Tidak Mungkin
- Bab 146 Aku Tidak Masalah
- Bab 147 Pil Putih
- Bab 148 Pergi Dengan Marah
- Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
- Bab 150 Penolakan Lagi
- Bab 151 Menghilang Dari Peredaran
- Bab 152 Sudah Masuk Jauh Di dalam
- Bab 153 Gossip
- Bab 154 Pelacur Yang Licik
- Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
- Bab 156 di.....
- Bab 157 Kekacauan
- Bab 158 Pukulan yang berat
- Bab 159 Patah Hati
- Bab 160 Merasa Tidak baik
- Bab 161 Munafik
- Bab 162 Seperti Boneka
- Bab 163 Dampak Buruk
- Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
- Bab 165 Ternyata Hanya Pura-pura
- Bab 166 Sikap tegas
- Bab 167 Harus ditangani dengan serius
- Bab 168 Surat pemberhentian
- Bab 169 Pemberhentian
- Bab 170 Resiko ditanggung sendiri
- Bab 171 Sebuah bom besar
- Bab 172 Tekanan dan Bahaya
- Bab 173 Orangnya sedang berada di rumah sakit
- Bab 174 Apakah dia yang melakukannya
- Bab 175 Meminta keadilan
- Bab 176 Menerima Pelecehan Parah
- Bab 177 Cobalah Untuk Menerimaku
- Bab 178 Rahasianya
- Bab 179 Mencuri Dengar Di Balik Pintu
- Bab 180 Membantu Meminjam Uang
- Bab 181 Kakek Yang Displin
- Bab 182 Membantu Dengan Royal
- Bab 183 Mengumpulkan Semua Uang
- Bab 184 Merobek Surat Kontrak
- Bab 185 Menjadi Musuh Umum
- Bab 186 Apakah Sakit?
- Bab 187 Apakah Sudah Hamil?
- Bab 188 Rumah Sakit
- Bab 189 Selamat Hamil
- Bab 190 Orang Lain Tidak Dapat Mewakili Kamu
- Bab 191 Tuan Rumah Laki-laki
- Bab 192 Apakah Ini Hidup Bersama?
- Bab 193 Perselisihan Sengit
- Bab 194 Menjadi Houseman
- Bab 195Suka Sini
- Bab 196 Takut dia kecapekan
- Bab 197 Tidak perlu permohonan maafmu
- Bab 198 Tenanglah dulu
- Bab 199 Anak Cucu tidak berbakti
- Bab 200 Akankah patriarki
- Bab 201 Telah memaafkannya
- Bab 202 Tindakan seseorang
- Bab 203 Hanya kamu
- Bab 204 Menjaganya dengan lemah lembut
- Bab 205 Membeli tiket
- Bab 206 Lelah setengah mati
- Bab 207 Canggung
- Bab 208 Tetap saja berhutang
- Bab 209 Terjerat dengannya
- Bab 210 Bagaimana mungkin akan menikahinya
- Bab 211 Tidak mengharapkan yang banyak
- Bab 212 Ikut aku pergi
- Bab 213 Langsung pergi mendaftar
- Bab 214 Lamaran yang tidak romantis
- Bab 215 Akhir cerita