Cinta Yang Tak Biasa - Bab 148 Pergi Dengan Marah

Pada saat ini, suasana di kedai kopi itu juga sangat tegang.

"Tunggu, CEO Feng, apa maksud perkataanmu ini, kenapa aku tidak mengerti. Bisakan menjelaskan semuanya kepadaku secara baik-baik?" Clayton Gu melakukannya dengan sengaja, dia sengaja tidak membiarkan boss besar Feng ini berhasil, ia juga sengaja tidak membiarkan orang di depannya ini pergi begitu saja. Tentu saja, Clayton Gu menunjukkan sedikit keengganan dirinya.

Dia dan Stefanie duduk di sini untuk minum kopi, minum secara baik-baik. Kenapa boss besar Feng ini tiba-tiba menghancurkan suasananya?

Mata Darren Feng berkedut, kemudian dia tersenyum dan menjawab, "Tidak masalah kalau kamu tidak mengerti, toh, aku juga tidak pernah terpikirkan untuk kamu mengerti akan hal ini. Cukup dia saja yang mengerti!" Setelah selesai berbicara, dia sengaja tersenyum dan menatap Stefanie.

Stefanie sangat bodoh, tapi dia juga jelas merasakan ketidakcocokan antara kedua pria itu, dan aura kejam itu cukup menekan dirinya.

Jika ini terus berlanjut, Clayton Gu yang lemah pasti akan menderita. Tidak peduli seberapa kuat kemampuan pribadinya, pekerjaannya saat ini di departemen R&D masih tunduk pada aturan Darren Feng. Pada titik ini, jika Darren Feng tidak senang, ia pun harus mengikuti permainannya. Ia juga hanya bisa mengikutinya saja.

Terlebih lagi, Stefanie tidak ingin melibatkan Clayton Gu lagi, jadi sepertinya hanya ada satu pilihan yang bisa ia pilih.

Satu-satunya pilihan adalah mengikuti Darren Feng, mengurangi amarah Darren Feng terhadap Clayton Gu.

"Stefanie, apa maksudmu? Jangan takut, di depan Direktur Feng nanti, jelaskan semuanya dengan jelas. Sekarang adalah waktu istirahat pribadimu. Oleh karena itu, seharusnya ia tidak punya hak untuk menanyai hal-hal kehidupan pribadmu, termasuk memerintahkanmu untuk melakukan sesuatu untuknya!" Clayton Gu tidak melawan Darren Feng lagi, tidak ada lagi maksud lain lagi juga. Ia pun berbalik bertanya pada Stefanie.

Stefanie adalah orang yang bersangkutan dengannya, jadi dia adalah orang yang paling berhak mengambil keputusan akhir.

Tetapi pada saat ini, Stefanie tidak diragukan lagi merasa sangat malu, dia tidak ingin pergi dengan Darren Feng. Tapi pada kenyataannya ia harus pergi bersamanya.

"Bicarakan semuanya padanya dengan jelas!" Darren Feng juga meredakan wajah dinginnya sesaat, ia pun tak kunjung menarik wanita ini.

Dia berdiri berdiri di belakangnya. Pada saat ini dia juga sangat yakin, wanita bodoh ini harus membuat pilihan yang paling benar dan paling menguntungkan di depannya.

Stefanie menundukkan kepalanya lagi, ia terus menunduk karena rasa malu yang dirasakan olehnya.

Tetapi kenyataannya seringkali sangat kejam, dia tidak bisa mentolerir delusi apa pun.

"Stefanie, jangan takut. Jika sesuatu terjadi, aku akan berdiri di sisimu untuk membantumu. Sekarang kamu hanya perlu mengatakan yang sebenarnya tentang apa yang kamu ingin katakan. Katakan padanya, kamu tidak mau ikut dengannya sama sekali! Suruh dia untuk tidak membatasi kebebasanmu!" Pada saat ini, Clayton Gu terus-menerus membujuk Stefanie untuk berani, berjuang untuk memperjuangkan kebebasan dirinya.

"Clayton Gu, berhentilah bicara!" Pada saat ini, Stefanie tiba-tiba memarahi Clayton Gu secara tak terduga, kemudian dengan cepat berkata, "Maaf, Clayton Gu, kopi hari ini cukup enak, terima kasih kopinya!"

Segera, dia dengan cepat berdiri dan perlahan berbalik ke araj Darren Feng.

Mata Darren Feng dipenuhi senyuman, senyum kemenangan.

"Untuk makan siang kan? Baiklah, aku pergi!"

Agar tidak menyinggung pria yang dominan ini, untuk melindungi Clayton Gu. Stefanie saat ini meninggalkan Clayton Gu yang canggung sendirian di kedai kopi ini. Kemudian, mau tak mau memilih untuk pergi bersama Darren Feng.

"Stefanie, kenapa kamu mau mempersulit dirimu sendiri seperti ini? Stefanie, pasti ada jalan, asalkan kamu tidak mau pergi, kamu bisa tidak pergi!" Clayton Gu berdiri dari kursinya dengan sedih.

"Jangan berlebihan! Toleransiku terbatas!" Lengan panjang Darren Feng direntangkan dan menghalangi Clayton Gu dengan mudah. Tatapan matanya suda menyiratkan rasa kesal, sepenuhnya sudah dipenuhi oleh kemarahan.

Menyinggung amarah Darren Feng akan berakhir menakutkan.

"Apa yang terjadi? Kenapa wanita di sebelah tuan muda meninggalkan tuan muda di belakangnya dan berdiri lalu pergi dengan pria yang baru muncul itu? Plot macam apa ini, bukankah seharusnya ini adalah dua pria yang bersaing untuk satu wanita?"

Wajah Tuan Besar Gu juga penuh dengan ekspresi dingin. Jika dia tidak datang sendiri hari ini, dia tidak tahu bahwa cucunya yang masih bayi bisa diganggu di luar sana. Huh, pria muda yang dominan ini, punya apa sampai bisa dibandingkan dengan cucunya ini? Orang tua ini tidak bisa menelan napas beratnya.

"Diam!"

Bawahannya langsung diam dengan bijak, ia tak berani berbicara lebih banyak lagi.

Stefanie memimpin untuk berjalan ke luar kedai kopi. Dia tahu, asalkan dirinya pergi lebih dulu, ia baru bisa secepatnya memisahkan kedua pria luar biasa ini.

Jika keduanya masih tetap bersama lagi, tidak diragukan lagi keduanya akan mulai bertabrakan, dan keduanya akan sama-sama terlka. Tentu saja, yang paling menderita pasti Clayton Gu.

Mobil Darren Feng juga diparkir tepat di luar kedai kopi. Setelah Stefanie keluar dari kedai kopi itu, Darren Feng pun langsung melangkahkan kakinya beberapa langkah. Keduanya pun naik ke dalam mobil itu.

Clayton Gu masih berdiri tegak di kedai kopi ini, memandangi dua orang di pintu kedai dan masuk ke mobil satu per satu. Wajah Clayton Gu sangat pucat.

Tuan Besar Gu yang masih duduk di dalam mobilnya tidak bisa duduk diam lagi. Dia tidak tahan untuk tidak melihat langsung saat melihat cucunya diintimidasi seperti ini.

"Maju maju! Cepat kembali!"

Tentu saja, saat ini, tidak pantas juga untuk muncul. Jadi, ia tidak bisa muncul tiba-tiba untuk menenangkan cucunya yang bodoh ini.

Darren Feng mengendarai mobil begitu cepat sehingga kecepatan mobilnya pun melonjak. Stefanie sangat ketakutan sampai harus memegang pegangan di mobil itu. Dengan seperti ini, ia baru bisa menstabilkan posisi tubuhnya.

Tapi Darren Feng, yang marah, benar-benar mengabaikan semua gerakan wanita yang ketakutan ini, ia terus mengemudikan mobilnya dengan kencang.

Stefanie melihatnya acuh tak acuh, mobil ini masih melaju dengan sangat cepat, ia pun reflek langsung berteriak, "Pelan sedikit! Pelan sedikit! Jika terus seperti ini, kecelakaan besar akan terjadi!"

Dia masih sangat muda, dia belum mau mati, dia masih harus mengurus kakaknya, jadi dia tidak bisa mati.

"Darren Feng, kamu sudah gila? Berhenti kamu, cepat berhenti!"

Dia menyaksikan pemandangan mendebarkan satu per satu dari depan jendela mobilnya. Sudah beberapa kali menabrak mobil di sampingnya, hampir menabrak barikade di sisi jalan juga. Apapun jenisnya, jelas bukan sesuatu yang ingin dilihat olehnya.

Pria ini pasti sudah gila!

"Ya, Stefanie, aku gila, tapi aku juga sudah dibuat marah olehmu! Siapa yang memberimu hak, siapa yang mengizinkanmu bebas melakukan apapun yang kamu mau? Kamu ini menganggapku seperti apa sekarang? Hah? Apa yang kamu lakukan dengan pria bermarga Gu itu di belakangku?" Darren Feng semakin marah saat memikirkannya, ia memakinya mengemudikan mobil.

"Kami hanya minum kopi bersama saja, semuanya tidak seperti yang kamu bayangkan." Stefanie mengerti, kecemburuan pria gila ini sangat tinggi.

"Hanya minum kopi? Apa kamu menganggapku sebagai orang buta? Stefanie, jangan bilang, kamu tidak tahu kalau anak bermarga Gu itu menyukaimu, dia ingin mengejarmu. Apa kamu benar-benar tidak tahu apa niat orang itu kepadamu? Aku benar-benar tidak percaya! Kamu pasti sangat menikmatinya sekarang, dengan manajer departemen R&D yang begitu peduli padamu sebagai pekerja magang, dan ia yang berlatar belakang tinggi itu juga mengejarmu. Akhirya bisa memenuhi kesombongan hatimu, makanya kamu tidak rela untuk mengabaikannya?" Darren Feng terus mengaum dengan keras.

Stefanie merasa sedih, "Tidak, aku tidak pernah tidak rela untuk mengabaikannya! Aku dan dia hanya pergi bersama untuk makan saja, lalu keluar untuk minum kopi. Aku tak bisa berbuat apa-apa kalau kamu tidak percaya."

Seringkali saat seperti ini, Stefanie sangat tidak berdaya tak bisa melakukan apa pun.

Karena Darren Feng selalu berpusat pada kesadarannya sendiri, dia tidak bisa mendengarkan penjelasan Stefanie sama sekali.

"Bahkan jika kamu tidak seperti itu, tetapi dia tahu, pikirannya tentang kamu begitu jelas. Kamu ini bodoh jadi bisa tidak mengetahuinya?" Darren Feng terus mengendarai mobilnya. Dalam dua hari terakhir, dia sangat sibuk karena penutupan pabrik untuk proses perbaikan. Hari ini, dia akhirnya bisa bernapas lega.

Namun, ketika dia memikirkan wanita konyol ini, wanita konyol ini malah pergi ke pelukan pria lain, pergi minum kopi bersama pria lain dengan penuh sukacita. Bukannya hal ini sama saja dengan memukul wajahnya sendiri?

“Mungkin dia punya pikiran seperti itu, tetapi dia tidak pernah mengakuinya secara langsung di depanku.” Stefanie terdiam beberapa saat.

Yang dia tahu, Clayton Gu memiliki poin ini. Dia selalu sopan dan lembut. Dia tidak pernah berinisiatif untuk menyebutkan hal-hal yang tidak boleh disebutkan. Dia selalu tahu bagaimana cara mengatasi kesulitan dan perasaannya.

Tetapi pada titik ini, Darren Feng adalah sebaliknya, dia akan terus menyodok pada titik sakitnya, membuatnya tidak bahagia.

"Kalau tak bisa memperlambat laju mobilnya, berhenti saja! Darren Feng, jika kamu benar-benar ingin mati, maka aku tidak mau menemanimu! Aku tidak ingin mati, aku masih punya kakak yang harus kuurus. Aku tidak ingin menemanimu menggila!"

Kecepatan mobil yang mendebarkan ini, membuat hati kecilnya tak bisa menahannya lagi, ia pun memaafkan rasa takutnya, rasa lemahnya.

Pada saat ini, kecepatan mobil perlahan melambat, jendela-jendela di kedua sisi pun bergulir. Angin dingin dari luar bertiup masuk, mengacak-acak rambut Stefanie dan juga menyadarkan pria yang sangat emosi itu.

Hatinya yang tegang pun akhirnya bisa lebih tenang.

Darren Feng tetap diam ketika mobil melaju ke tempat yang tidak dikenalnya. Pada saat ini, Stefanie juga tidak tahu harus berkata apa, jadi ia pun tak mengatakan sepatah kata pun, agar tidak mengatakan sesuatu yang salah, yang akan memprovokasi pria emosional ini.

Setelah waktu yang cukup lama berlalu, angin sepoi-sepoi yang dingin membuat pria itu benar-benar tenang, dan mobil itu pun berhenti dengan rapi di persimpangan di depannya, kemudian langsung berbalik arah.

Akhirnya, mobil berhenti di depan sebuah restoran mewah kelas atas.

Setelah masuk ke dalam restoran, Stefanie baru yakin kalau pria ini memang belum makan siang. Kemungkinan besar, perutnya sudah cukup lapar.

Tapi bukankah asisten pribadinya, Mark, mengatur makan siangnya setiap harinya?

Siang ini, ada pengecualian, makan siangnya tidak diatur?

Singkatnya, Stefanie hanya bisa pasrah mengikutinya, karena tidak memahami segala sesuatunya.

Ketika pelayan datang, Darren Feng memesan porsinya sendiri terlebih dahulu, kemudian memesan sup tonic lainnya, yang merupakan sejenis sup krisan yang lembut yang sangat cocok untuk wanita.

Setelah sup datang, Darren Feng menunjuk langsung ke Stefanie dan memberi tahu pelayan bahwa sup itu untuknya. Pelayan menyadari itu dan dengan cepat memindahkan sup ke depan Stefanie.

"Tuan, Nona, selama menikmati makanannya!"

Novel Terkait

Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu