Cinta Yang Tak Biasa - Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)

Jarum panjang di jam dinding sudah menunjuk ke angka 10. Waktu sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Suara jarum jam yang kencang baru seketika menyadarkan Stefanie yang melamun.

"Salah tidak sih, pagi-pagi belum melakukan apapun sudah jam 10. Gawat, aku harus fokus belajar!" dia dalam hati berteriak gawat, dan memutuskan kali ini harus fokus.

Di lantai bawah, Bibi Lee tiba-tiba mendapat telepon dari ruang tamu. Telepon itu dari Tuan Muda Feng yang telepon langsung dari kantor perusahaan.

"Direktur Feng!"

"Apa Stefanie hari ini keluar rumah?" setelah dipikir-pikir lagi, Darren Feng tetap merasa tidak tenang, jadi setelah selesai tanda tangan setumpuk dokumen, dia menyempatkan waktu untuk menelepon ke villa.

"Jawab Direktur Feng, Nona Stefanie hari ini tidak keluar rumah. Dia ada di lantai atas. Katanya hari ini mau belajar, juga katanya liburan sudah akan selesai dan besok mau pergi ke sekolah. Direktur Feng, kamu mencari Nona Stefanie apa ada urusan? Apa perlu aku pergi memanggilnya?" Bibi Lee selalu teliti dalam mengerjakan suatu hal. Dia rasa sekarang, Direktur Feng yang muda ini, menelepon pulang pasti ingin mengobrol dengan Stefanie. Anak muda yang sedang hangat-hangatnya menjalin hubungan, dia sangat mengerti, satu hari tidak bertemu, seperti satu tahun lamanya.

Tapi siapa yang tahu, Darren Feng langsung menolak, "Tidak perlu, cukup dia diam di rumah saja!" lalu Darren Feng menutup sambungan.

Bibi Lee menatap telepon yang sudah ditutup sambungannya lumayan lama dan tidak tersadar untuk waktu yang lama.

Masa dia salah tebak?

Hubungan dua orang anak muda ini belum sampai tahap panas-panasnya cinta, belum sampai kondisi yang tidak ingin berpisah satu sama lain?

Di sisi Darren Feng yang sudah menutup telepon juga menghela napas lega.

Bagus kalau tidak keluar rumah. Dia benar-benar takut dengan tubuhnya yang lemah, Stefanie berkeliaran di luaran sana.

Sampai sore, saat Darren Feng pulang ke villa, Bibi Lee masih mempersiapkan makan malam di dapur. Dia di lantai bawah tidak melihat Stefanie.

Bibi Lee melihat Darren Feng seperti sedang mencari seseorang, berkata sambil menunjuk lantai atas, "Nona Stefanie ada di atas, tidak turun dari tadi. Hanya saat makan siang saja dia turun untuk makan, setelah itu naik ke atas lagi."

Karena Stefanie sedang belajar, Bibi Lee juga tidak enak hati mengganggu, jadi terus melakukan tugasnya di lantai bawah.

Darren Feng naik tangga, lantai atas juga sangat tenang. Sama sekali tidak ada pergerakan apapun. Karena belajar, dia pun masuk ke ruang bacanya, tapi begitu membuka pintu, di ruang baca tidak ada tanda-tanda pernah dimasuki oleh orang lain sebelumnya, dia pun pergi ke kamar utama.

Saat dia masuk, Stefanie sedang duduk di depan meja rias. Tangan wanita itu memegang pensil, sepertinya sedang menghitung soal, sangat serius dan fokus. Jadinya saat dia masuk, wanita itu tidak menyadari.

Dia jarang-jarang melihat wanitanya ini sangat serius dan fokus. Semua orang bilang pria yang serius kelihatannya paling seksi, tapi sebenarnya wanita yang serius, juga sangat menarik perhatian.

Sampai dia berjalan ke hadapan wanita itu, wanita itu baru menyadari kalau ada orang yang masuk ke dalam ruangan!

"Kapan kamu pulang? Kenapa tidak ada suara sedikitpun saat masuk? Mengaggetkanku saja!" Stefanie menepuk dadanya sendiri, jantung di dalam dadanya terus berdetak kencang sekarang.

"Kamu yang terlalu konsentrasi! Tapi, aku suka tampangmu saat serius!" Darren Feng menundukkan kepala tanpa sadar.

Stefanie kira pria ini kumat lagi, ingin mengalihkan wajah, tapi pria itu malah menurunkan badan, mencium dahinya, seperti air, terasa sangat lembut.

Jarang-jarang Darren Feng begitu lembut, dan juga seksi.

Bahkan Stefanie pun dibuat kaget oleh kelembutan itu.

"Kamu lanjutkan belajarmu. Aku juga sibuk sebentar di ruang baca. Kalau makanan di bawah sudah siap, pasti Bibi Lee akan naik ke atas untuk memberitahu kita!" sudah sibuk seharian dalam perusahaan, Darren Feng melepaskan dasinya dengan lelah. Di luar, dia harus senantiasa memerhatikan penampilannya, tapi setelah kembali ke villa, dia bisa lebih santai.

Menatap punggung pria itu, Stefanie tiba-tiba merasa Darren Feng yang seperti itu juga mempunyai rasa lelah. Orang luar mungkin hanya melihat sisi pria itu yang berhasil dan cemerlang, hanya tahu berapa kekayaan yang dimiliki pria itu, atau berapa banyak uang yang ada di rekening pria itu, berapa banyak perusahaan di tangan pria itu, tapi tidak ada yang tahu di balik keberhasilan itu, butuh berapa kerja keras, tenaga, dan juga waktu.

Ternyata benar, Tuhan tidak akan tanpa alasan apa-apa, memberikan keberuntungan dan keberhasilan kepada orang yang tidak berusaha. Kebalikannya, orang yang semakin berusaha, baru akan mendapat keberhasilan.

Tapi kalau tidak berusaha sama sekali, maka selamanya tidak akan pernah mencapai keberhasilan.

Setelah mengerti akan hal itu, dia terus mengerjakan soal-soal, terus berjuang!

Novel Terkait

My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu