Cinta Yang Tak Biasa - Bab 33 Introspeksi Diri (2)

"Keluarlah dari mobil !" Darren Feng melompat keluar dari mobil tanpa ragu, dan kemudian pergi ke arah Stefanie dan dengan tegas memerintahnya untuk keluar dari mobil.

Dia bersumpah bahwa dia tidak pernah lepas kendali seperti sekarang ini. Wanita bodoh ini telah berulang kali menantang batas kesabarannya.

Stefanie menatap kosong ke luar jendela mobil.

Melihat dia masih terduduk diam di mobil, Darren Feng menariknya keluar dari mobil dengan paksa.

Stefanie tersandung dan hampir jatuh ke bawah. Dia berdiri di atas jembatan dan dia perlahan-lahan menjadi tenang ketika angin dingin bertiup ke arahnya.

"Kamu berdiri di sini dan cobalah introspeksi dirimu sendiri ! Apakah kamu begitu mudah dikalahkan oleh masalah kecil ini ? Stefanie, apakah kamu masih Stefanie yang aku kenal, yang rela menjual malam pertamamu demi mengumpulkan biaya operasi untuk menyelamatkan saudaramu ? Pada saat itu, kamu sama sekali tidak takut, kenapa sekarang kamu menjadi ketakutan setelah kamu telah mencapai langkah demi langkah hingga saudaramu berhasil menjalankan operasi ?"

Darren Feng memarahinya dengan keras, dia berharap dapat menyadarkannya sesegera mungkin. Ini semua karena dia sangat khawatir terhadapnya.

Dia memarahinya hingga terasa nyeri di dadanya sendiri.

Setelah merasakan angin dingin di atas jembatan, keduanya baru merasa lebih tenang.

Stefanie mulai berbicara : "Itu karena saudaraku menjalani operasi dan belum sadar hingga sekarang, bagaimana mungkin aku tidak khawatir terhadapnya ? Dia adalah satu-satunya kerabatku di dunia ini !"

Terdengar suara isak tangis yang samar-samar dari Stefanie. Dia sudah menahannya seharian di rumah sakit. Sebagai satu-satunya anggota keluarga, dia tidak boleh menunjukkan kekhawatiran yang berlebihan di rumah sakit, tetapi itu tidak berarti bahwa dia selalu dapat berpura-pura kuat seperti ini !

Sama seperti tali yang diikat terlalu ketat, akan ada saatnya tali itu putus, karena tegangan yang terlalu besar.

"Aku tahu, aku mengerti segalanya !" Bagaimana mungkin dia tidak tahu, "Jangan takut, masih ada aku."

Selama aku ada, aku tidak akan membiarkanmu terjadi sesuatu, demikian juga dengan saudaramu.

"Darren Feng." Dia mengangkat wajah kecilnya yang penuh linangan air mata, terlalu banyak kata yang berkumpul pada saat ini, namun dia malah tidak bisa mengungkapkannya melalui kata-kata.

Stefanie perlahan menjinjit, meraih bagian depan kemeja Darren Feng dengan kedua tangan, lalu mencium bibir tipisnya yang dingin itu.

Ini adalah pertama kalinya Stefanie menciumnya.

Ciuman ini mengandung terlalu banyak emosi untuknya.

Mengandung rasa terima kasih atas kehadirannya di sisinya, dan rasa terima kasih atas bantuannya di setiap menghadapi kesulitan, serta ketergantungannya pada pria ini yang tak terkatakan. Semua ini tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.

Sebuah ciuman ringan ini tidak membuat hubungan mereka menjadi lebih baik, namun ciuman ringan ini membuat hati mereka berdebar-debar tak seperti dulu.

"Sudah malam, mari kita pulang !"

Pada akhirnya, Darren Feng mencairkan suasana yang menegangkan ini.

Kali ini, Stefanie tidak menolaknya, dengan patuh dia mengikuti Darren Feng masuk ke dalam mobil.

Lampu kecil masih bernyala di perjalanan menuju ke Villa.

Karena hari sudah malam, Bibi Lee sudah tidur, dan mereka sangat kelaparan.

"Aku akan pergi ke dapur untuk melihat apa yang bisa dimakan." Karena terlalu khawatir seharian di rumah sakit, Darren Feng lupa mengabari Bibi Lee untuk menyisakan makanan buat mereka berdua.

Beruntungnya Bibi Lee selalu dapat diandalkan, meskipun tidak menyisakan makanan untuk mereka berdua, tetapi sayuran segar dan beberapa buah selalu disiapkan di lemari es.

"Biarkan aku yang mengerjakannya ! Kamu adalah seorang Tuan Muda dari keluarga kaya, apakah kamu bisa memasak ?" Dia ragu bahwa Darren Feng adalah tipe pemuda kaya yang tidak bisa mengurusi masalah dapur.

"Kata siapa, kamu terlalu meremehkanku. Siapa yang mengatakan bahwa aku adalah tuan muda dari keluarga kaya ? Segala yang aku miliki saat ini adalah hasil kerja kerasku. Tolong jangan memandangku Tuan muda seperti itu !" Darren Feng menggodanya sambil mengeluarkan beberapa sayuran dari lemari es.

"Kalau begitu aku akan pergi melihat di lemari dapur apakah ada persediaan mie !" Stefanie ingat bahwa ketika dia berjalan-jalan di dapur, sepertinya dia melihat ada persediaan mie di dalam lemari dapur.

Sekarang sudah terlalu malam, jika kita memasak nasi, itu akan memakan banyak waktu. Jika kita memasak dua mangkuk besar mie dan kemudian menambahkan dua butir telur, itu sudah cukup mengenyangkan perut kita.

Pada akhirnya, seperti yang diharapkan, dia menemukan sebuah kardus mie di lemari dapur yang belum dibuka. Rupanya Bibi Lee menaruhnya di sini untuk digunakan pada saat kebutuhan mendadak.

"Tentu saja lebih baik jika ada mie ! Biarlah aku memasak mie !" Tidak ada raut wajah galak di wajah Darren Feng ketika dia berjalan masuk ke dalam dapur.

"Apakah kamu yakin kamu bisa memasak ?" Stefanie masih sedikit khawatir tentang "keterampilan memasak" Tuan muda besar ini.

Novel Terkait

Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu