Cinta Yang Tak Biasa - Bab 69 Balas dendam (2)

Jam 8:30 dia sudah harus absensi masuk di perusahaan magangnya.

"Gawat, tinggal setengah jam. Bagaimana aku bisa sampai ke sana? Dari Imperial Garden ke perusahaan perlu berapa lama? Kalau begitu panggil taksi saja, tapi kalau naik taksi apakah setengah jam cukup? Oh tidak, aku masih belum mandi dan berpakaian, gawat gawat! "

Dia bergegas bangun dari tempat tidur, dan tidak berani menyia-nyiakan waktu sedetikpun.

Dari mandi, berpakaian, dan menyisir rambut, dia menggunakan kecepatan yang paling cepat sepanjang sejarah, dia yakin dia tidak menghabiskan waktu lebih dari lima menit, dia mengemasi tasnya dengan cepat, lalu turun dari lantai dua dengan secepat mungkin.

Untungnya kemarin, dia mengenakan setelan baju formal, dan bukannya sesuatu seperti gaun malam atau semacamnya, jika tidak, ke mana dia harus mencari pakaian yang cocok digunakan untuk bekerja.

Ketika dia keluar dari vila dengan tergesa-gesa, mobil yang berhenti di luar villa dibuka oleh seseorang, lalu seorang pemuda berpakaian hitam turun dari kursi kemudi.

Tunggu, saat dia berlari, secara alami matanya melihat ke sana, saat melihatnya, dia mendapati pemuda berpakaian hitam itu terlihat sangat familier.

Karena pria berpakaian hitam itu adalah pria yang membawanya pergi dari pesta penyambutan tadi malam dan membawanya ke tempat parkir bawah tanah, yang juga artinya dia adalah pengawal pribadi Darren Feng yang baru.

Pengawal pribadi, ugh ugh.

“Nona Stefanie, tunggu sebentar, anda tidak perlu berlari dengan terburu-buru, Nona Stefanie , kamu sedang bergegas untuk pergi bekerja kan, CEO Feng sudah berpesan kepadaku untuk langsung mengantarmu dengan mobil!” Pengawal pribadi itu bergegas mengingatkannya dengan sopan.

Kaki Stefanie yang sedang berlari tanpa sadar berhenti setelah mendengar kata-katanya ini.

"Kamu mengantarku? Bukankah kamu pengawalnya? Apakah pengawal masih harus melakukan pekerjaan supir?" Dia mengangkat bibirnya sedikit dan menatapnya dengan sarkastis.

Pengawal itu terlihat sedikit malu, lalu dia mengangguk dan berkata, "Untuk saat ini, tidak ada pilihan lain, karena untuk sementara CEO Feng belum menemukan orang yang cocok, jadi aku menjadi supir untuk sementara juga merupakan hal yang wajar. "

Dia sendiri tidak keberatan soal ini, bagaimana pun, sebagai pengawal, gaji yang di berikan CEO Feng sangat tinggi.

“Nona Stefanie , cepat masuk ke dalam mobil, kalau kamu tidak segera masuk ke dalam mobil, kamu akan benar-benar terlambat!” Pengawal itu melirik arloji di tangannya, dengan sedikit cemas.

“Baiklah, karena kamu sudah menunggu di sini, jadi aku terpaksa naik mobilmu!” Stefanie berpikir sebentar lalu memutuskan untuk tidak mempersulit dirinya sendiri. Lagi pula jam segini sulit untuk mendapatkan taksi, selain itu masih harus merogoh kocek untuk membayar ongkos taksi, tidak menggunakan supir yang ada didepannya? Dia tidaklah bodoh.

Tentu saja, selain itu, Stefanie masih memiliki pemikiran lain, yaitu, semalam pengawal ini bersikap kasar kepada dirinya, oleh karena itu Stefanie akan menggunakan kesempatan ini membalasnya, ugh, jangan dia pikir dirinya adalah wanita lemah, jadi mudah di tindas!

Terkadang saat marah dia yang baik hati, juga akan mendendam dan menyimpan kebencian.

Tentu saja, pengawal itu masih tidak mengetahi niatannya. Dia berlari untuk membuka pintu kursi belakang lalu mempersilahkan dia masuk ke dalam mobil dengan sopan. Pelayanan hangat dan penuh perhatian ini sangat jauh berbeda dengan perlakuan kasarnya tadi malam hari.

Stefanie naik ke kursi belakang mobil dengan tidak sungkan, begitu mobil mulai melaju, dia mulai memikirkan berbagai macam cara yang bisa dia gunakan untuk balas dendamnya tadi malam.

Hanya saja pengawal yang sedang mengemudi dengan serius di kursi kemudi, tidak tahu sama sekali, dia hanya fokus dengan jalan di depannya dan mengemudi dengan serius.

"Aiya, berhenti di pinggir jalan di depan, aku mau membeli sarapan, aku belum makan apa-apa." Stefanie tiba-tiba menunjuk ke sebuah toko sarapan di pinggir jalan, sambil berteriak dan memerintahkan pengawal di depannya.

Begitu pengawal mendengar perintahnya, dia segera melihat ke kanan dan kekiri lalu menghentikan mobil di pinggir jalan.

Tetapi begitu mobil berhenti, Stefanie yang berada di kursi belakang tidak turun dari dalam mobil, sebaliknya dia menjulurkan tangannya dengan malas dan memerintahkan dengan sedikit mengantuk, "Kamu turun dan belikan sarapan untukku! Aku mau satu cangkir susu kedelai, dan satu buah bakpao, bakpaonya jangan yang berisi daging, jangan manis, dan jangan pedas, selain itu tanya kepada penjual ada cakwe tidak, kalau ada beli satu! Tentu saja, kalau mereka punya sayur asin, minta sedikit sayur asin. "

Dia belum pernah makan di toko sarapan ini, jadi dia benar-benar tidak tahu ada makanan apa di toko ini, tetapi melihat papan nama toko, dia tersenyum.

Pengawal itu tertegun sejenak, mungkin dia sama sekali tidak menyangka wanita yang duduk di kursi belakang mobil ini akan dengan sangat terang-terangan memerintahkan dirinya melakukan sesuatu, dan perintah yang dia berikan adalah menyuruhnya turun dari dalam mobil untuk membeli sarapan, kali ini kelihatannya dia sangat membencinya .

Stefanie berpikir dengan bangga, dia hanya ingin menyiksanya, lebih baik menyiksanya dengan berbagai jenis siksaan yang dapat membuatnya marah, lihat apakah hari ini dia masih akan bersikap ramah dan menyanjungnya atau tidak, Stefanie merasa dia harus membalaskan dendam ini! Siapa suruh tadi malam dia menyinggungnya! Dia benar-benar sangat menyinggungnya!

Novel Terkait

Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu