Cinta Yang Tak Biasa - Bab 106 Orang Jahat
Pekerjaan sang bartender semakin sibuk seiring semakin banyaknya tamu yang datang.
Julia Liu sudah setengah mabuk, walaupun jumlah minuman aslinya tidak banyak, tapi dia tetap tidak bisa menahan rasa ingin pesta mabuk-mabukannya, kemudian beberapa pria muda dengan tatapan mata yang menyiratkan mata pemburu, datang menghampirinya.
Mereka adalah orang-orang yang sering clubbing di sini. Mereka sudah sangat akrab dengan para tamu di sini, jadi pada pandangan pertama, mereka langsung melihat wajah baru di bar itu, tapi dilihat dari cara minumnya, wanita ini terlihat seperti bukan seorang pemula yang baru saja mencoba untuk berpesta di bar.
Perlahan-lahan, mereka menjadi semakin tertarik padanya.
Selain itu, Julia Liu juga tidak begitu jelek, tepatnya, ia cukup cantik. Pakaiannya juga relatif bagus. Mungkin karena kekayaannya, jadi dia juga tidak memiliki terlalu banyak tekanan, kalau suka ya langsung beli, pakaiannya masih terbilang modis dan seksi.
Di bar seperti ini, seorang wanita seperti dia, yang datang ke sini untuk minum sendirian, otomatis menarik perhatian beberapa pria hidung belang di bar.
Tak lama kemudian, seorang pria yang berani, datang dan berinisiatif untuk mendekatinya.
"Adik, kenapa kamu minum sendirian di sini? Kursi di sebelahmu ini kosong kan? Bolehkan aku duduk di sini?" Meskipun baru bertanya, tapi gerakannya sangat berani, dan ia pun langsung duduk di satu-satunya kursi di sebelah Julia Liu.
Pria yang berinisiatif duduk di sebelahnya, dengan cat rambut pirang, umurnya kira-kira baru 23 atau 24 tahun, tapi jelas sekali terlihat seperti veteran dugem.
Karena triknya ini, membuatnya sangat terampil.
"Bukannya kamu datang untuk minum juga? Datang ke bar, kalau tidak minum, baru aneh kan?" Julia Liu sudah sedikit mabuk, sambil memegang minumannya, dia menyipitkan matanya dan menatap samar ke arah orang yang menghampirinya.
Rasa sesak semakin menerkam dadanya, sedikit demi sedikit, ia mulai tidak bisa bernapas lagi.
Jadi, dia minum satu demi satu gelas, berharap dirinya bisa mabuk lebih awal. Dengan cara ini, selama dia mabuk, dia bisa tidur dengan mudah, kemudian dia tidak perlu memikirkan apapun lagi, tidak perlu menderita lagi, tidak perlu sedih lagi.
Kalau tidak, dia pasti akan merasa sakit hati.
"Ya, betul sekali! Ayo, kakak akan mentraktirmu satu gelas!" Pria pirang itu menjentikkan jarinya ke arah bartender dengan terampil, kemudian memesan dua gelas spirits.
Bartender itu memandang wanita yang sudah mabuk itu diam-diam, ia hanya menghela nafas, apakah wanita itu begitu bijak dan begitu terbuka sekarang?
Tapi, apa urusannya dengannya?
Anggur yang sudah ia selesai ia siapkan diantarkan ke meja Julia Liu. Pria berambut pirang itu menyerahkan salah satu gelas kaki itu kepada Julia Liu, "Ayo, kita saling mengenal siapa tahu ada takdir di antara kita! kakak senang sekali bisa mengenalmu di sini! Mari bersulang!" Pria berambut pirang itu tampak sangat berani.
Tapi jelas sekali dia tidak bermaksud minum malam ini. Dia selalu datang ke bar ini setiap hari, dan tujuannya datang ke sini bukan hanya untuk minum sama.
"Ya, mari berkenalan! Senang bertemu denganmu juga." Sambil memegang minumannya, Julia Liu akhirnya punya keinginan untuk berbicara dengan lawan jenis, otomatis ia pun berarti mau mengobrol dengan pria itu.
Setelah minum segelas minuman ini, Julia Liu sudah tiga per empat mabuk. Ditambah cara penyajian anggur ini berbeda, efeknya membuat staminanya lebih besar. Pada saat ini, ia sudah kehilangan akal dan kesadarannya akan hal ini.
"Adik, sepertinya suasana hati adik sedang tidak begitu bagus? Kemarilah, kenapa tidak memberitahu kakak? Siapa yang matanya rusak, hingga berani menggertak adik yang imut ini?" Pria berambut pirang itu bergerak lebih cepat lagi.
Setelah lebih dekat dengan wanita ini, dia baru sadar kalau wanita ini lebih menarik lagi saat dilihat dari dekat. Sepasang kaki panjang ini menggantung di depan matanya, berayun-ayun dengan santai, membuat jantungnya terasa menggelitik. Untungnya, lampu di bar ini agak redup, jadi ekspresi dari pikiran kotornya tidak begitu mudah dilihat oleh orang lain.
Ketika berbicara dengannya, dia mencoba untuk bersandar ke arahnya dengan tenang, mereka pun langsung terlihat sangat intim.
Julia Liu tidak menolaknya, atau mungkin pada saat ini, Julia Liu tidak menyadari akan bahaya yang sudah semakin dekat.
Keduanya sangat berdekatan. Dilihat dari jauh, seperti seorang teman yang saling mengenal, atau, pasangan yang intim, seperti sepasang kekasih.
"Memberitahumu, memangnya kamu bisa membantuku? Apa gunanya?" Julia Liu kesal begitu memikirkan rasa frustasi yang sedang dia alami sekarang.
"Siapa bilang, lihat saja, kakak akan membantumu selagi kakak bisa. Mungkin ada takdir dalam perkenalan kita ini, betul kan? Kecuali kalau kamu tidak percaya pada kemampuan dan ketulusan kakak?" Pria berambut pirang adalah atasan dari gadis ini.
Julia Liu ini bukan lawannya. Meskipun Julia Liu pemarah dan terkadang sedikit picik, tapi setidaknya dia lahir di keluarga kaya. Sejak kecil sampai dewasa, orang tuanya sudah merawatnya dengan baik, mana pernah melihat sisi gelap dan masalah sosial di luar sana.
"Kamu dan aku baru saja bertemu, apakah kamu benar-benar mau membantuku?" Julia Liu agak tersanjung, karena sekarang dia merasa ayah kandungnya tidak mau membantunya, ibunya juga tidak menyukainya, tidak lagi menyayanginya. Dia sudah lama kehilangan status sebelumnya dalam keluarga Liu. Keluarganya juga mungkin tidak akan pernah menyambut anak yang tidak berbakti ini lagi.
Pada saat ini, mungkin ada rasa hangat yang langka karena ada mau peduli dari lawan jenis yang muncul di sampingnya saat ini. Pria itu juga sedikit bersandar di sampingnya juga, lagipula Julia Liu juga takut kesepian, karena dirinya masih berada di waktu terendah dalam hidupnya.
"Tentu saja, aku sudah bilang, aku bersedia membantumu, sungguh!" Pria berambut pirang itu mengangguk, ekspresinya sangat serius.
Julia Liu bukan lawannya, otomatis bisa dikalahkan dengan cepat juga, "Nah, sekarang aku memiliki permintaan pertama, yaitu, mulai sekarang, kamu harus menemaniku minum dengan baik! Aku ingin mabuk berat malam ini! Mabuk yang benar-benar berat!"
Sejak awal datang, tujuannya memang untuk mabuk, jadi tentu saja ia pun ingin sampai sepenuhnya mabuk.
"Baiklah, kakak, aku pasti akan menemanimu sampai akhir!" Tanpa berkata apa-apa, pria itu langsung mengambil gelas di depannya lagi untuk menunjukkan ketulusannya.
Tentu saja, pada saat ini, pria berambut pirang ini terlalu bahagia, karena dia sedang memikirkan cara untuk memabukkan wanita muda dan cantik, dengan tubuh yang seksi ini. Selama dia mabuk, sisanya, bisa ia lakukan dengan lancar, kan?
Seperti yang diharapkan, Julia Liu juga senang minum bersamanya.
Dengan seperti ini, aku segelas kamu segelas, kemudian mereka tidak memanggil bartender itu lagi, karena waktu tunggu terlalu lama, sehingga akan membuang-buang waktu mereka. Karena sudah tidak bisa memuaskan rasa ingin meminum mereka, akhirnya mereka memesan satu botol penuh.
Karena para pria di bar ini adalah kenala pria pirang ini, jadi mereka pun langsung mencari mangsa baru.
Mau dalam minum alkohol, atau berniat melakukan perhitungan, pada akhirnya, Julia Liu tetaplah bukan lawan pria berambut pirang ini. Akibatnya, Julia Liu sangat mabuk, saat samar-sama menatap pria itu, pria itu masih sadar, dan ia masih mendominasi pemandangan juga.
Pada akhirnya, hasil dari kesuksesannya adalah, Julia Liu sudah benar-benar mabuk berat sekarang.
"Adik, kamu mabuk, kamu tidak bisa minum lagi! Ayo, beri tahu kakak, di mana kamu tinggal, kakak akan mengantarmu pulang, oke?" Pria berambut pirang mendorong Julia Liu yang sudah mabuk di atas meja.
"Tidak, tidak mau pulang, aku tidak mau pulang!" Di rumah, sudah lama tidak ada yang mentolerir sikapnya, dia sudah membuat orang tuanya malu, orang tuanya sudah benar-benar tidak menyukainya.
"Tidak pulang?" Pria berambut pirang itu merasakan senang dalam hatinya, bagus tidak pulang. Kalau tidak pulang, pas sekali dengan keinginannya.
"Kamu yakin tidak pulang ke rumah?" Pria berambut pirang itu dengan sengaja mengeluarkan ponselnya, menyalakan fungsi perekaman, keluar untuk bermain, selalu perlu menyimpan pegangan untuk dirinya sendiri.
"Aku masih ingin minum. Aku tidak ingin pulang. Aku ingin minum!" Julia Liu langsung merasa sangat sedih begitu dibahas masalah pulang ke rumah. Dia memegang kepalanya yang mabuk dan pusing, ia melambaikan tangannya.
"Alkohol? Minum sampai seperti ini, masih berisik mau minum! Baiklah, kita pulang dulu baru minum lagi, oke? Kita pulang lalu minum lagi, aku akan memberikan anggur yang banyak untukmu!" Wajah pria berambut pirang itu sedikit menyipit, dengan ekspresi puas yang pasti akan menang.
Dia tidak menyangka kalau gadis ini, begitu mudah ia bungkus, ia hampir tidak perlu menghabiskan banyak tenaga untuknya.
"Kamu harus penuh perhitungan kalau berbicara! Tanpa perhitungan, kamu hanyalah seekor anjing kecil!" Seorang wanita mabuk bahkan mengatakan binatang kecil seperti anak anjing.
"Oke, kakak pasti akan memenuhi keinginanmu!" Pria berambut pirang itu mengambil kesempatan untuk memeluk pinggangnya yang ramping, seperti tubuh yang begitu muda, dan kulit yang begitu bagus. Tersirat tubuh yang muda dan energik di sekujur tubuhnya, yang merupakan mangsanya yang sudah lama ditunggu-tunggu.
Julia Liu sudah mabuk, ia membiarkan pria itu memeluk pinggangnya begitu saja, kemudian ia berdiri sempoyongan dengan menggantungkan seluruh berat tubuhnya di lengan pria itu. Julia Liu didukung selangkah demi selangkah oleh pria berambut pirang itu. Dia berjalan tersandung karena mabuk. Terlihat sangat memalukan dan berantakan, rambut keritingnya yang indah juga terurai pada saat ini. Julia Liu, wanita yang mabuk ini memancarkan suasana menawan di seluruh tubuhnya.
Di tempat-tempat seperti bar, keambiguan seperti ini, paling mudah untuk beraksi lebih jauh lagi.
Karena itu, inilah alasan mengapa pria dan wanita muda di kota ini suka berlama-lama di bar.
Keluar dari bar, ada angin sejuk bertiup padanya. Membuat Julia Liu bertenaga, tetapi tak bisa berbuat apa-apa, dia minum terlalu banyak malam ini. Kemudian, karena terlalu mabuk, ia masih belum sepenuhnya sadar, ada seorang pria asing yang membawanya keluar dari bar ini.
Terdapat banyak tempat hiburan malam di sekitar bar ini. Area ini termasuk daerah ramai, jadi tidak sulit juga untuk menemukan hotel kecil yang bisa dengan mudah membuka kamar di dalamnya. Harga sewa kamarnya juga tidak begitu mahal, lingkungan dan kamarnya pun masih terbilang lumayan.
Novel Terkait
Mi Amor
TakashiAkibat Pernikahan Dini
CintiaAfter Met You
AmardaBlooming at that time
White RoseCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyThe Richest man
AfradenCinta Yang Tak Biasa×
- Bab 1 Dream Paradise
- Bab 2 Menandatangani kontrak
- Bab 3 Turun tangan untuk membantu
- Bab 4 Pindah satu rumah
- Bab 5 Hamil dalam tiga bulan
- Bab 6 Mandi
- Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
- Bab 8 Supir pribadi
- Bab 9 Perpisahan hidup dan mati
- Bab 10 Kakak harus berjuang
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (1)
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (2)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (2)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (2)
- Bab 14 Dompetnya Menderita (1)
- Bab 14 Dompetnya Menderita(2)
- Bab 15 Dasar Playboy (1)
- Bab 15 Dasar Playboy (2)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
- Bab 17 Apakah Puas (1)
- Bab 17 Apakah Puas (2)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (1)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (2)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (1)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (1)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (2)
- Bab 21 Mewujudkan Janji terhadapnya (1)
- Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (1)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (1)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (2)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (1)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (2)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (1)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (2)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (1)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (2)
- Bab 27 Jangan Lupa (1)
- Bab 27 Jangan Lupa (2)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (1)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (2)
- Bab 29 Skandal (1)
- Bab 29 Skandal (2)
- Bab 30 Sungguh sialan (1)
- Bab 30 Sungguh sialan (2)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (1)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (2)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (2)
- Bab 33 Introspeksi Diri (1)
- Bab 33 Introspeksi Diri (2)
- Bab 34 Saling Menemani (1)
- Bab 34 Saling Menemani (2)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (1)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (2)
- Bab 36 Hukuman dikeluarkan dari sekolah (1)
- Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
- Bab 37 Apakah puas dengan hukuman yang diberikan (1)
- Bab 37 Apakah kamu puas dengan hukuman ini (2)
- Bab 38 Melakukan apa pun demi wanita yang disukai (1)
- Bab 38 Melakukan apapun demi wanita yang disukai (2)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (2)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (1)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (2)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (1)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (2)
- Bab 43 Iblis Kecil (1)
- Bab 43 Iblis Kecil (2)
- Bab 44 Olahraga Pagi (1)
- Bab 44 Olahraga Pagi (2)
- Bab 45 Kejutan Besar (1)
- Bab 45 Kejutan Besar (2)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (1)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (2)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (1)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (2)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (1)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (2)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (1)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (2)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (1)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (2)
- Bab 51 Kejutan Ganda
- Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
- Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (1)
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (2)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (1)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (2)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (1)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (2)
- Bab 57 Bajingan (1)
- Bab 57 Bajingan (2)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (1)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (2)
- Bab 59 Cemburu (1)
- Bab 59 Cemburu (2)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (1)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (2)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (1)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (2)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (2)
- Bab 63 Pria Itu (1)
- Bab 63 Pria Itu (2)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (1)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (2)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (1)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (2)
- Bab 66 Ternyata dia (1)
- Bab 66 Ternyata dia (2)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (1)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (2)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (1)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
- Bab 69 Balas dendam (1)
- Bab 69 Balas dendam (2)
- Bab 70 Berbagai macam siksaan
- Bab 71 Dimulai dari perhatiannya
- Bab 72 Pindah dan tinggal bersama
- Bab 73 Perhatian dari Clayton Gu
- Bab 74 Identitasnya turun
- Bab 75 Kamu tidur saja
- Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
- Bab 77 Kegugupan Tuan Gu
- Bab 78 Semuanya Terungkap
- Bab 79 Perantau Pinggiran Kota
- Bab 80 Adaptasi
- Bab 81 Ragu
- Bab 82 Tidak Punya Pacar
- Bab 83 Pengingat Niat Baik
- Bab 84 Secara Sembunyi-Sembunyi
- Bab 85 Pesanan Makanan Tanpa Nama
- Bab 86 Fisik penjahat
- Bab 87 Aliran binatang buas
- Bab 88 Perjalanan belanja yang canggung
- Bab 89 Mendekati sang pria kaya
- Bab 90 Adil dan tegas
- Bab 91 Perang Dingin dalam Legenda
- Bab 92 Membuli Kekasihnya
- Bab 93 Hukuman Diusir
- Bab 94 Agresif
- Bab 95 Pasti Ada Urusan Pribadi
- Bab 96 Memohon dengan rendah hati
- Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang
- Bab 98 Kehendak Presdir
- Bab 99 Kenyataan yang memang ada
- Bab 100 Mendapat satu tamparan
- Bab 101 Melarikan Diri
- Bab 102 Mabuk Minum
- Bab 103 Kamu Pantas Mati
- Bab 104 Senjata Di Tangannya
- Bab 105 Dalam Hati Menginginkan Balas Dendam
- Bab 106 Orang Jahat
- Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
- Bab 108 Satu Permintaan
- Bab 109 Terlalu Banyak Yang Mendukungnya
- Bab 110 Kemunculuan Yang Disengaja
- Bab 111 Serangan Yang Spontan
- Bab 112 Keberadaan seseorang yang istimewa
- Bab 113 Terus Tenggelam
- Bab 114 Bermaksud Menarik Perhatian Orang
- Bab 115 Terlahir Kembali
- Bab 116 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 117 Membuat Orang Lain Kagum
- Bab 118 Kesalahan Besar
- Bab 119 Gantikan Aku
- Bab 120 Bukan Rasa Sakit yang Biasa
- Bab 121 Hadiah ulang tahun
- Bab 122 Membuatnya lebih emosi
- Bab 123 Mengejeknya dari belakang
- Bab 124 Rupanya kamu masih punya hati
- Bab 125 Wanita Jahat
- Bab 126 Jangan Berpura-pura
- Bab 127 Hubungan Pertemanan Yang Putus
- Bab 128 Mereka Pasti Sengaja
- Bab 129 Setelah Bersenang-senang
- Bab 130 Kesepakatan Baru Antara Keduanya
- Bab 131 Tidak Akan Melepaskan Dia Pergi
- Bab 132 Kebohongan Besar
- Bab 133 Tidak Menepati Janjinya
- Bab 134 Penderitaan Yang Tidak Terucapkan
- Bab 135 Apa Yang Sebenarnya Kamu Inginkan
- Bab 136 Mencekik Mati
- Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
- Bab 138 Tindakan Melawan
- Bab 139 Orang Pintar Yang Berhati Sensitif
- Bab 140 Misi Foto Diam-Diam
- Bab 141 Gadis Favorit
- Bab 142 Cinta Segitiga
- Bab 143 Dukungan
- Bab 144 Rahasia yang Terungkap
- Bab 145 Tidak Mungkin
- Bab 146 Aku Tidak Masalah
- Bab 147 Pil Putih
- Bab 148 Pergi Dengan Marah
- Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
- Bab 150 Penolakan Lagi
- Bab 151 Menghilang Dari Peredaran
- Bab 152 Sudah Masuk Jauh Di dalam
- Bab 153 Gossip
- Bab 154 Pelacur Yang Licik
- Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
- Bab 156 di.....
- Bab 157 Kekacauan
- Bab 158 Pukulan yang berat
- Bab 159 Patah Hati
- Bab 160 Merasa Tidak baik
- Bab 161 Munafik
- Bab 162 Seperti Boneka
- Bab 163 Dampak Buruk
- Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
- Bab 165 Ternyata Hanya Pura-pura
- Bab 166 Sikap tegas
- Bab 167 Harus ditangani dengan serius
- Bab 168 Surat pemberhentian
- Bab 169 Pemberhentian
- Bab 170 Resiko ditanggung sendiri
- Bab 171 Sebuah bom besar
- Bab 172 Tekanan dan Bahaya
- Bab 173 Orangnya sedang berada di rumah sakit
- Bab 174 Apakah dia yang melakukannya
- Bab 175 Meminta keadilan
- Bab 176 Menerima Pelecehan Parah
- Bab 177 Cobalah Untuk Menerimaku
- Bab 178 Rahasianya
- Bab 179 Mencuri Dengar Di Balik Pintu
- Bab 180 Membantu Meminjam Uang
- Bab 181 Kakek Yang Displin
- Bab 182 Membantu Dengan Royal
- Bab 183 Mengumpulkan Semua Uang
- Bab 184 Merobek Surat Kontrak
- Bab 185 Menjadi Musuh Umum
- Bab 186 Apakah Sakit?
- Bab 187 Apakah Sudah Hamil?
- Bab 188 Rumah Sakit
- Bab 189 Selamat Hamil
- Bab 190 Orang Lain Tidak Dapat Mewakili Kamu
- Bab 191 Tuan Rumah Laki-laki
- Bab 192 Apakah Ini Hidup Bersama?
- Bab 193 Perselisihan Sengit
- Bab 194 Menjadi Houseman
- Bab 195Suka Sini
- Bab 196 Takut dia kecapekan
- Bab 197 Tidak perlu permohonan maafmu
- Bab 198 Tenanglah dulu
- Bab 199 Anak Cucu tidak berbakti
- Bab 200 Akankah patriarki
- Bab 201 Telah memaafkannya
- Bab 202 Tindakan seseorang
- Bab 203 Hanya kamu
- Bab 204 Menjaganya dengan lemah lembut
- Bab 205 Membeli tiket
- Bab 206 Lelah setengah mati
- Bab 207 Canggung
- Bab 208 Tetap saja berhutang
- Bab 209 Terjerat dengannya
- Bab 210 Bagaimana mungkin akan menikahinya
- Bab 211 Tidak mengharapkan yang banyak
- Bab 212 Ikut aku pergi
- Bab 213 Langsung pergi mendaftar
- Bab 214 Lamaran yang tidak romantis
- Bab 215 Akhir cerita