Cinta Yang Tak Biasa - Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)

Darren Feng karena tidak terlalu senang, jadi tanpa sadar menaikkan kecepatan mobil. Mobil melaju cepat dalam kegelapan malam, menjauh dari mobil-mobil di belakang.

Pada akhirnya, Stefanie sedikit takut pada mobil secepat ini, jadi dia menangkap kursi di sebelahnya dan mengingatkan dengan tidak tenang, "Jangan mengendarai begitu cepat! Pelan sedikit, pelan sedikit! Menakutkan sekali!"

Mungkin karena penakut, dia sebenarnya sangat-sangat takut.

Karena peringatan dan teriakan wanita itu, Darren Feng baru merasa senang dan memelankan kecepatan mobil.

"Tadi kamu sengaja bukan? Sengaja mengendarai mobil begitu cepat. Kamu sengaja menakutiku bukan?" Stefanie yang awalnya tidak memperhatikan ini, karena menoleh, melihat senyum jahat pria itu, dia rasa pria itu memiliki niat lain, sengaja menakuti dirinya.

Orang jahat ini! Benar-benar jahat!

"Takut apanya? Bukankah ada aku? Selama ada aku, maka kamu tenang saja. Mungkin aku akan bercanda dengan nyawamu, tidak mempedulikan hidup matimu, tapi kamu tenang saja. Aku pasti tidak akan bercanda dengan nyawaku sendiri, juga akan mempedulikan nyawaku, jadi kalau denganku, kamu tenang saja! Tapi, kamu benar-benar penakut! Hanya begini saja sudah bisa membuatmu ketakutan sampai seperti itu? Lihat saja tampangmu saat ketakutan, bahkan bahu pun tidak henti bergetar. Benar-benar tidak terpikir ya!" Darren Feng berkata dengan sangat senang.

"Apa ini sangat lucu? Aku beritahu ya, sama sekali tidak lucu. Kalau kamu mengendarai mobil seperti ini, cepat atau lambat kamu akan menerima akibatnya. Bagus kalau tidak ada kecelakaan, tapi kalau ada masalah, maka adalah masalah besar, yaitu kecelakaan besar, mengerti tidak?" Stefanie sangat marah. Dalam pandangannya, ini bukanlah masalah kecil.

"Yo, dari malu sampai marah? Hanya sampai sini saja ketebalan mukamu?" Darren Feng menilai sambil tersenyum. Suasana dalam mobil baru terasa lebih hidup, dan lebih santai.

"Tapi aku harus mengingatkanmu, sebentar lagi sudah akan keluar dari pusat kota. Kamu harus memegang erat sabuk pengaman! Karena keluar menikmati angin, maka kalau tidak cepat, mana ada angin yang bisa dinikmati?" Darren Feng sangat percaya diri, begitu membelokkan mobil ke arah kanan, langsung masuk ke jalan tol.

"Untuk apa masuk ke jalan tol? Bukankah semakin jauh lagi?" Stefanie semakin tidak mengerti jalan pikir tuan muda ini.

"Tenang saja, aku tidak akan menjualmu! Kamu juga tidak melihat badanmu sendiri. Badanmu tidak ada daging, kalau mau menjualmu, juga tidak mendapat harga yang bagus. Bisa jadi, bahkan tidak lebih dari uang bensin aku mengendarai mobil bolak-balik, tidak menguntungkan!" Darren Feng mengangguk-angguk.

"Huh, aku tidak mau bicara denganmu, kamu fokus mengendarai mobil saja!" Stefanie adalah perempuan yang jujur dan baik. Terhadap hal yang melanggar peraturan, dia jarang sekali melakukannya.

"Nanti, aku biarkan kamu merasakan apa yang dinamakan angin!" mobil sudah melaju di jalan yang lurus. Darren Feng menekan tombol jendela, dengan cepat, jendela di kedua sisi mobil turun, angin yang kencang masuk ke dalam mobil, membuat rambut Stefanie berantakan.

Karena cuaca sekarang, angin yang kuat masuk ke mobil, tidak terasa dingin, hanya merasa segar dan nyaman.

"Enak bukan!" Darren Feng jelas sekali bukan pertama kalinya merasakan 'angin' yang begitu menyegarkan.

"Iya, memang lumayan enak." ditiup oleh angin segar, Stefanie yang awalnya merasa sedikit ngantuk, seketika merasa jauh lebih segar.

"Bagaimana? Rasanya enak bukan!" Darren Feng mengendarai mobil dengan puas, "Aku beritahu ya, kalau mau menikmati angin, harus di jalan tol. Kecepatan secepat ini, jalanan yang lurus, juga pemandangan di kedua sisi, dipadukan seperti ini baru terbaik!" Darren Feng berteriak.

Karena angin terlalu besar, kalau tidak teriak, maka tidak bisa mendengar apa yang lawan bicara katakan.

Angin membuat rambut Stefanie berantakan. Dia berusaha sekuat tenaga merapikan, tapi sama sekali tidak ada gunanya.

"Dan juga, kalau kamu berani, coba teriak, aaaa, aaaa!" Darren Feng mengajar Stefanie bagaimana cara berteriak.

Apakah benar boleh begitu?

Tapi di jalan tol ini, tidak membuat orang lain terganggu.

Dia mengumpulkan keberanian, mencoba berteriak dulu, "Aaaa, aaaa!"

"Suaramu tidak cukup besar! Lanjut teriak lagi!" Darren Feng terus berteriak, menyemangati Stefanie.

"Aaaa, aaaa!" kali ini, teriakan Stefanie baru lebih besar.

"Benar, benar, seperti itu, begitu baru ada efeknya! Bagus." Darren Feng berkata puas.

Novel Terkait

Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu