Cinta Yang Tak Biasa - Bab 100 Mendapat satu tamparan

Asalkan dia dan Clayton memang tidak ada apa-apa, tidak ada hubungan pribadi, maka tidak perlu takut siapa pun yang akan curiga atau menyelidiki.

Memangnya siapa yang menentukan tidak boleh saling memberikan perhatian dan bantuan dengan status teman di perusahaan?

Serta peraturan perusahaan ke berapa yang akan tertulis jelas karyawan perusahaan tidak boleh mengobrol sebentar di lorong pintu darurat saat istirahat siang? Sepertinya juga tidak ada.

“Kamu sunggu berpikir seperti itu? Stefanie, apakah ini benar-benar kata hatimu?” Saat membaca pesan ini, tangan Clayton tersentak sampai hampir membuang ponselnya, hampir saja.

“Iya, Clayton, kamu dan aku tidak perlu terluka oleh beberapa patah kata Julia yang sembarangan itu, tidak pantas, sama sekali tidak pantas kita risau olehnya, bukankah begitu?” Jelas sekali Stefanie sudah berpikiran jernih, dengan demikian otomatis hatinya sudah lebih tenang.

“Bagus sekali, Stefanie, terus terang aku sangat takut, takut kamu akan mengabaikan aku karena perkataan Julia.” Mungkin tanpa perlu berhadapan langsung, mungkin hanya dengan berkirim pesan seperti ini, jadi Clayton bisa mengeluarkan isi hatinya tanpa halangan.

“Tidak, aku bukan orang seperti itu!” Sekali lagi Stefanie tersenyum pahit.

Clayton ini, jelas-jelas dia sendiri sangat berprestasi, jelas-jelas adalah pangeran piano yang hebat, pria berkualitas tinggi seperti dia yang pembawaannya berpendidikan dan berpenampilan menonjol, serta dalam soal pekerjaan juga melampaui orang seusiana, bagaiman mugkin bukan bintang yang berkilau? Jadi, sebenarnya dia sama sekali tidak perlu membuntuti dirinya seperti ini.

Dirinya termasuk apa? Palingan hanya bebek buruk rupa.

Saling berkirim pesan sampai sini, keduanya pun menghembuskan nafas lega.

Setelah merasa tidak rela dan membuat onar di perusahaan, Julia diangkat pergi dengan tegas oleh satpam, barulah dirinya keluar dari gedung perusahaan, di saat yang bersamaan, di bagian resepsionis dan satpam pintu utama sudah memasukkan nama Julia dalam blacklist, yang berarti kelak tidak mungkin bagi Julia untuk bisa melangkahkan kaki di perusahaan.

Hanya saja, masalah masih jauh dari kata selesai.

Sebelumnya Julia bisa magang di perusahaan ini, bukanlah mengandalkan prestasi dirinya, melainkan lewat relasi orang tuanya yang berkedudukan tinggi di dalam perusahaan, sehingga ia bisa dengan lancar diterima magang di sini.

Saat dia pulang sambil menangis dan mengadu masalah yang menimpanya, orang tuanya langsung tidak terima.

Terutama ayahnya, Marco Liu, mendengar putri kesayangannya diperlakukan begitu sampai dipecat oleh perusahaan, mau dipikir bagaimana pun dia merasa tidak bisa membiarkannya.

“Dasar tidak berguna, untuk apa menangis, apakah menangis bisa menyelesaikan masalah? Kalau semua hal di dunia ini bisa diselesaikan dengan menangis, mungkin seluruh dunia sudah ditenggelamkan oleh air!”

Dia tidak membuka mulut mengomel masih mending, sekali membuka mulut langsung mengkritik, Julia semakin sedih.

“Ayah, aku benar-benar sudah berhati-hati, aku juga berusaha merendah diri di perusahaan, tapi tidak tahu mengapa mereka masih demikian ke aku?”

Marco paling tidak bisa melihat wanita di keluarganya bersedih, terutama ini adalah putri kesayangannya, dalam hatinya sungguh tidak tega, “Baik, Julia, jangan menangis lagi! Ayah pasti akan membantu kamu, menegakkan keadilan untuk kamu!”

Dia adalah orang tua kandung anak ini, kalau bukan dia tidak menampakkan diri untuk membantunya, siapa lagi?

Melihat keadaan seperti ini, ibu Julia juga memeluk putrinya yang dipersulit di luar dengan hati tidak tega.

“Tapi, ayah, bagaimana caranya kamu menegakkan keadilan untuk aku? Para petinggi di perusahaan kami itu tidak masuk akal, sebelumnya aku sudah pergi mencari penanggung jawab divisi personalia, tapi penanggung jawab itu sama saja dengan petinggi lainnya, sama sekali tidak memberitahu jelas penyebab aku dipecat!” Semakin dipikir, Julia semakin marah.

“Hanya penanggung jawab divisi personalia bisa apa! Kamu tenang saja, ayah punya relasi di sana, kamu masih ingat waktu kamu mau magang di perusahaan ini? Saat itu kamu tidak memenuhi standar, tapi bukankah ayah juga berhasil mencari relasi dan meminta tolong ke mereka? Waktu itu relasi yang aku dapatkan adalah orang yang kedudukannya lebih tinggi lagi di perusahaan ini, lebih tinggi jauh dari penanggung jawab divisi personalia itu! Kekuasaannya juga lebih tinggi dari penanggung jawab divisi personalia! Kamu tenang saja, urusan ini serahkan ke ayah! Ayah yakin pasti akan berhasil!” Kali ini Marco benar-benar akan nekat demi putrinya.

“Benarkah? Ayah, kamu punya relasi seperti itu, kenapa tidak beritahu aku dari awal?” Julia dari menangis menjadi tertawa.

“Dulu pikirnya tidak beritahu kamu juga karena ingin kamu baik-baik bekerja di sana, menapakkan kaki di dalam situ dengan stabil berdasarkan kemampuan kamu sendiri, lalu bisa dengan cepat menjadi karyawan tetap.” Jawab Marco jujur.

“Oh, lalu apakah pimpinan tinggi itu akan membantu aku?” Sekarang Julia lebih khawatir kalau pimpinan tersebut tidak ingin membantunya karena sudah diblacklist oleh perusahaan, “Setidaknya ayah harus menanyakan seluk beluk masalah ini dan penyebabnya bukan? Kalau memang perusahaan itu mau memecat putriku, apa alasan dipecat, kesalahan apa yang dilakukan putriku di perusahaan, semua ini tidak bisa dibiarkan begitu saja.” Marco membulatkan tekad, kalaupun putrinya tidak menyarankan demikian, dia sendiri juga memutuskan untuk tidak akan membiarkan begitu saja.

“Benar, harus diperjelas, kita tidak boleh dibuli tanpa sebab begini!” Ujar ibunya Julia menyetujui.

Pas sekali Marco adalah orang yang sifatnya bertindak cepat dan tegas, putrinya dibuli di luar sampai pulang dengan menangis, kalau dia yang sebagai ayah tidak bersikap tegas, mungkin putrinya sendiri pun akan meremehkan ayah kandungnya ini.

“Julia, jangan menangis, ayah ke perusahaan kamu sekarang juga, aku akan mencari pimpinan tinggi itu dan mencari tahu masalahnya, ponsel kamu jangan dimatikan, kalau ada apa-apa atau ada kemajuan, ayah akan telepon ke kamu!” Setelah menasihatinya, Marco pun meninggalkan rumah dengan tergesa-gesa.

Tapi pimpinan itu adalah orang penting, bagaimana boleh ia langsung datang begitu saja, Marco masih termasuk tahu sopan santun, setelah meninggalkan rumah, Marco menghentikan mobil di tepi jalan dan segera menelepon ke pimpinan tinggi tersebut.

Di balik telepon sana, pimpinan itu bilang dirinya sedang diluar, tidak di perusahaan, jadi keduanya pun sepakat untuk ketemuan di luar saja.

Pimpinan tinggi yang disebut itu sebenarnya wakil CEO divisi usaha.

Status wakil CEO ini memang lebih tinggi dari penanggung jawab divisi personalia, serta divisi usaha adalah divisi utama satu perusahaan, semua prestasi perusahaan mengandalkan divisi usaha.

Novel Terkait

My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu