Cinta Yang Tak Biasa - Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
Keesokan paginya, ketika Stefanie bangun, di luar jendela matahari sudah bersinar terang dan hari sudah siang. Biasanya baik di sekolah ataupun di rumah, dia jarang bangun sesiang ini, sebagai anak dari keluarga miskin, dia tidak punya kesempatan untuk tidur hingga siang dan bermalas-malasan, dan dia tidak pernah membiarkan dirinya menjadi sangat malas. Tidur hingga siang seperti hari ini, sangat jarang dia lakukan.
Sisi tempat tidur yang satunya sudah kosong sejak tadi, dan pria yang tadi malam tidak berhenti menindasnya sudah menghilang sejak tadi.
Dia tidak ada juga ada baiknya, dia tidak ada dirinya bisa lebih bebas. Kalau tidak, jika menyuruhnya melepas jubah tidurnya di depan pria berwajah dingin itu lalu menggantinya dengan pakaiannya sendiri. Bukankah itu sangat mempersulitnya?
Meskipun mereka berdua sudah saling melihat tubuh masing-masing lebih dari satu kali, tapi ini adalah dua hal yang berbeda.
Ketika dia turun kebawah, dia menyadari ada suara dari dapur.
Dia sedikit mengernyitkan dahinya, siapa yang sedang membuat rusuh di dapur?
Jelas sekali orang itu bukan Darren Feng!
Dia melihat seseorang yang sedang sibuk di dapur, dari punggung orang ini bisa dilihat dia adalah wanita yang lumayan kurus.
Wanita itu mungkin sudah menyadari ada pergerakan di luar pintu oleh karena itu dia berbalik untuk melihat.
Stefanie baru menyadari ternyata orang itu adalah Bibi Lee .
Melihat Stefanie, Bibi Lee berkata sambil tersenyum, "Nona, anda sudah bangun? Aku tidak membangunkan anda kan?"
Nada bicara Bibi Lee penuh dengan keramahan dan kesopanan, hal ini membuat Stefanie yang lahir di keluarga miskin, merasa sangat serba salah dan tidak nyaman.
"Bibi Lee , kelak jangan panggil aku Nona, bibi panggil aku Stefanie saja. Bagaimana pun, bibi lebih tua dari aku. Bibi boleh langsung memanggil namaku "saran Stefanie .
"Takutnya hal ini tidak terlalu pantas. Nona Stephanie adalah gadis pertama yang dibawa pulang Tuan Muda Feng. Bisa dilihat Tuan Muda Feng sangat menyukaimu. Jika aku memanggil namamu, aku takut jika Tuan Muda Feng mendengar hal ini. Dia akan menyalahkanku! "Bibi Lee sudah lumayan lama bekerja disini. Dia selalu menjalankan tugasnya dengan baik dan sangat mematuhi aturan di sini, bisa dikatakan dia telah mendapatkan kepercayaan Tuan Muda Feng ini, jika tidak , tidak mungkin dia bisa bekerja begitu lama di sini!
"Apanya yang tidak pantas. aku bilang panggil namaku saja, maka panggil namaku saja. Jika nanti dia tidak senang dan mempermasalahkan hal ini, aku akan berbicara dengannya!" begitu memikirkan sifat Darren Feng yang bossy dan posesif, Stefanie langsung merasa tidak senang.
"Baiklah, Stephanie , pagi ini ketika Tuan Muda Feng keluar rumah, dia secara khusus berpesan kepadaku untuk memasak sarang burung walet dengan gula batu untuk menutrisi tubuh. Dia bilang kamu terlalu kurus, kamu perlu banyak makan makanan bernutrisi. Dia juga menyuruhku untuk tidak membangunkanmu dan menyuruhku untuk membiarkan kamu tidur sampai kamu bangun sendiri, baru bawakan ke atas untukmu! " tanpa menunggu Stefanie mengatakan apa-apa, Bibi Lee mulai berbicara sendiri .
Sarang burung walet dengan gula batu? Untuk menambah nutrisi?
Stefanie menyipitkan matanya. Dia tahu Darren Feng tidak mungkin sebaik ini, sarang burung walet dengan gula batu? Dia hanya ingin mencari alasan, mungkin dia merasa tadi malam dia terlalu menindasnya, jadi dia ingin menebus hal itu.
Tapi, Stepanie tidak akan mudah disogok dengan makanan bernutrisi seperti ini.
"Sarang burung walet dengan gula batu ini Bibi Lee makan saja! Aku tidak membutuhkannya, nanti bibi memasakkan bubur saja untukku, bubur yang polos saja" Baginya, bubur yang polos dan lezat, sudah membuatnya merasa puas.
"Dibuang? Mana boleh? Makanan yang sebagus ini mana boleh di buang? Sepengetahuanku, sarang burung walet ini tidak murah! Stephanie , ini adalah kebaikan Tuan Muda Feng terhadapmu. Jika kamu tidak memakannya, dan jika Tuan Muda Feng tahu, dia pasti akan menyalahkanku! "Bibi Lee sedikit kesulitan. Dia semakin tidak memahami anak muda zaman sekarang.
Contohnya Stephanie yang cantik dan elegan yang ada di depannya ini, Tuan Muda Feng begitu kaya dan juga tampan, dan kemampuannya tidak perlu dikatakan lagi, dia benar-benar pacar sempurna yang di idam diam kan gadis muda, pada saat ini, bukankah seharusnya Stefanie merasa bersyukur, dan menghargai kebaikan dan kasih sayang Tuan Muda Feng yang langka ini .
Tapi sekarang Stephanie malah sepertinya tidak bersedia menerima kebaikan ini.
"Aku sudah bilang, jika bibi merasa sayang dibuang, bibi makan saja. Aku tidak akan memberitahu siapa pun, dan bibi tidak memberitahukan hal ini kepadanya, bukankah tidak ada masalah lagi? Intinya, aku tidak mau makan sarang burung walet! Aku hanya mau makan bubur! "Tubuhnya yang miskin ini sudah terbiasa menjalani kehidupan yang sulit. Dia tidak ingin lambungnya jadi terbiasa dengan makanan mahal.
Tentu saja, yang paling penting adalah dia tidak ingin menerima niat baiknya ini.
“Aku akan pergi mandi, sebentar lagi aku turun kebawah!” selesai berbicara Stefanie naik lagi ke atas.
Saat dia naik ke atas, dia melihat Bibi Lee yang berda di lantai bawah menatap dirinya dengan bingung sambil diam-diam mendesah, Bibi Lee pasti merasa dia sedikit tidak masuk akal! Sebenarnya, dia juga tidak tahu apa yang dia permasalahkan dengan Darren Feng .
Di dalam cermin, dia melihat kantung matanya sangat gelap. Ini pasti karena tadi malam dia tidak beristirahat dengan baik, tapi mungkin juga karena semalam dia di tindas oleh Darren Feng hingga sangat malam.
Dia mencuci wajahnya dengan teliti, setelah itu dia mengikat rambutnya, lalu dia membereskan tempat tidur, kemudian dia turun lagi kebawah .
Di dalam panci di dapur ada bubur yang sedang dimasak, dan Bibi Lee sedang bersih-bersih rumah. Semua tempat ini dia bersihkan sendirian.
Stefanie duduk di sofa sambil melamun, semua ini seperti mimpi, dan sangat tidak nyata.
"Kringg" tiba-tiba ponsel tua yang berada di dalam sakunya berdering.
Dia mengeluarkan ponsel tuanya, tiba-tiba dia teringat ponsel tua ini merupakan hadiah ulang tahun yang diberikan oleh kakaknya. Pada saat itu, semua teman sekelasnya sudah memiliki ponsel sendiri, tetapi dia tidak memilikinya. Tapi dia juga tidak enak hati membuka mulut untuk memintanya.
Tetapi pada hari ulang tahunnya, kakaknya mengeluarkan biaya khusus untuk membelikannya ponsel, meskipun pada saat itu, ini bukan ponsel tipe baru tapi dia sudah sangat puas.
Sekarang saat melihat ponsel tua ini, dia akan mengingat kakaknya yang masih berada di rumah sakit.
“Halo, ini dengan siapa?” layar ponsel menunjukkan nomor tidak dikenal.
"Ini aku. Kamu sudah bangun?" Dari dalam telepon, terdengar suara khas Darren Feng yang jernih dan dingin.
"Bagaimana kamu bisa memiliki nomor ponsel ku?" Stefanie merasa sangat penasaran. Dia tidak salah mendengar. Jika ini bukan suara Darren Feng, suara siapa lagi? Tapi jelas jelas dia tidak pernah memberikan nomor ponselnya kepadanya.
"Kamu sudah menjadi wanitaku, mana boleh aku tidak memiliki nomor ponselmu? Oh ya, aku meminta Bibi Lee memasakkan sarang burung walet untukmu, kamu sudah memakannya kan?" Darren Feng yang berada di balik telepon, berpura-pura bertanya dengan acuh tak acuh.
Tadi malam saat melakukannya beberapa kali, dirinya berada di puncak kenikmatan, tapi wanita ini terlihat seolah-olah dia akan jatuh pingsan, saat itu, dia merasa sangat kecewa. Oleh karena itu, saat itu dia langsung memiliki pemikiran yang kuat untuk membuat wanita ini menjadi sehat dan bugar, dengan begitu, dirinya juga akan mendapatkan keuntungan, jadi dia sangat bersedia melakukan hal ini.
“Hmm, apakah ada hal lain?” Stefanie sangat tidak mood.
Wanita manapun, yang baru melakukan hubungan badan dan habis di tindas semalaman pasti tidak memiliki energi dan kekuatan fisik yang baik.
“Kenapa suaramu terdengar sedikit lesu, kamu tidak tidur dengan nyenyak?” Darren Feng sedikit mengernyitkan dahinya.
Mark yang berada di samping, menunggu bosnya dengan hati-hati. Dia menunggu Big Bossnya melakukan panggilan telepon yang manis dan membosankan.
Percintaan Big Bossnya, datang begitu saja! Bagaimana dengan percintaannya, mungkin percintaannya akan segera tiba!
“Tidak, oh ya, aku boleh keluar kan!” tiba-tiba, Stefanie teringat sesuatu, lalu bertanya dengan cemas.
“Kamu mau keluar? Kamu mau pergi kemana?” Darren Feng langsung merasa tidak senang. Dia baru pergi meninggalkan vilanya, begitu gadis ini bangun, dia langsung ingin pergi keluar?
"Aku masih bisa pergi kemana? Aku ingin pergi ke rumah sakit untuk menemui kakakku, biaya operasi sudah beres, tapi aku masih harus menanyakan mengenai tanggal operasi kepada dokter, agar lebih mudah melakukan persiapan, benarkan? "Dia sangat mengkhawatirkan kakaknya yang sakit, dan benar-benar tidak bisa merasa tenang.
"Pergi ke rumah sakit? Baiklah, tunggu saja di villa dan jangan kemana-mana. Sebentar lagi, aku akan menyuruh sopir pulang untuk mengantarmu ke rumah sakit." Darren Feng berkata dengan bossy, lalu dia memberikan isyarat kepada Mark yang berada di samping untuk menelepon supir pribadinya.
Lagian, supir pribadinya sekarang sedang tidak ada kerjaan, saat ini dia sedang berada di perusahaan, dan dia tidak perlu pergi keluar.
"Tidak, tidak perlu. aku bisa naik taksi atau naik bus, sangat praktis kok." Stefanie bergegas menolak, hanya keluar rumah, dia benar-benar tidak memerlukan supir pribadi.
"Kamu ikuti saja perkataanku, aku sudah menyuruh orang untuk mengaturnya. Kamu tunggu saja di rumah, aku tidak tenang kalau kamu naik bus atau taksi!" setelah berkata dengan bossy, Darren Feng langsung menutup teleponnya.
“Darren Feng, tidak perlu serepot itu..." 'beep beep' saat Stefanie ingin mengatakan sesuatu untuk menolak lagi, telepon sudah di tutup.
"Kenapa kamu seperti ini? Aku masih belum selesai berbicara. Kenapa semua urusanku harus diputuskan dan diatur olehmu? Apakah tidak boleh membuat keputusan sendiri?" memikirkannya langsung membuatnya merasa frustasi.
Benar, dia memang menandatangani kontrak dengan Darren Feng , seorang Tuan Muda yang kaya, tetapi dia hanya menyerahkan dirinya kepadanya untuk sementara waktu. Sekarang dia bahkan tidak memiliki kebebasan, sungguh menyedihkan!
Dia menutup telepon, lalu kembali ke atas untuk membereskan barang, lalu turun dengan membawa tas kecilnya.
" Stephanie , kamu masih belum makan buburmu, kamu ingin langsung keluar rumah?" melihatnya keluar Bibi Lee buru-buru mengejarnya dan bertanya dengan penuh perhatian.
"Aku tidak mau makan lagi, nanti aku makan di luar saja" jawab Stefanie tidak sabar.
"Mana boleh seperti ini, makanan di luar tidak begitu bersih, terutama makanan di pinggir jalan. Jika Tuan Muda Feng tahu kamu keluar dengan perut kosong, dia akan menyalahkan aku tidak melakukan pekerjaanku dengan baik. Dan juga, tadi aku tidak sengaja mendengar isi percakapan kalian di telepon, bukankah katanya supir pribadi akan segera datang? "Bibi Lee benar-benar orang yang kompeten dan baik, dia adalah pembantu yang setia.
Tentu saja, perhatiannya, murni merupakan perhatian orang tua terhadap orang yang lebih muda.
Novel Terkait
1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaBack To You
CC LennyMenaklukkan Suami CEO
Red MapleIstri Pengkhianat
SubardiBlooming at that time
White RoseCinta Yang Terlarang
MinnieMy Goddes
Riski saputroCinta Yang Tak Biasa×
- Bab 1 Dream Paradise
- Bab 2 Menandatangani kontrak
- Bab 3 Turun tangan untuk membantu
- Bab 4 Pindah satu rumah
- Bab 5 Hamil dalam tiga bulan
- Bab 6 Mandi
- Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
- Bab 8 Supir pribadi
- Bab 9 Perpisahan hidup dan mati
- Bab 10 Kakak harus berjuang
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (1)
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (2)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (2)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (2)
- Bab 14 Dompetnya Menderita (1)
- Bab 14 Dompetnya Menderita(2)
- Bab 15 Dasar Playboy (1)
- Bab 15 Dasar Playboy (2)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
- Bab 17 Apakah Puas (1)
- Bab 17 Apakah Puas (2)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (1)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (2)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (1)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (1)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (2)
- Bab 21 Mewujudkan Janji terhadapnya (1)
- Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (1)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (1)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (2)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (1)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (2)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (1)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (2)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (1)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (2)
- Bab 27 Jangan Lupa (1)
- Bab 27 Jangan Lupa (2)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (1)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (2)
- Bab 29 Skandal (1)
- Bab 29 Skandal (2)
- Bab 30 Sungguh sialan (1)
- Bab 30 Sungguh sialan (2)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (1)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (2)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (2)
- Bab 33 Introspeksi Diri (1)
- Bab 33 Introspeksi Diri (2)
- Bab 34 Saling Menemani (1)
- Bab 34 Saling Menemani (2)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (1)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (2)
- Bab 36 Hukuman dikeluarkan dari sekolah (1)
- Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
- Bab 37 Apakah puas dengan hukuman yang diberikan (1)
- Bab 37 Apakah kamu puas dengan hukuman ini (2)
- Bab 38 Melakukan apa pun demi wanita yang disukai (1)
- Bab 38 Melakukan apapun demi wanita yang disukai (2)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (2)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (1)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (2)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (1)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (2)
- Bab 43 Iblis Kecil (1)
- Bab 43 Iblis Kecil (2)
- Bab 44 Olahraga Pagi (1)
- Bab 44 Olahraga Pagi (2)
- Bab 45 Kejutan Besar (1)
- Bab 45 Kejutan Besar (2)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (1)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (2)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (1)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (2)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (1)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (2)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (1)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (2)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (1)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (2)
- Bab 51 Kejutan Ganda
- Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
- Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (1)
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (2)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (1)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (2)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (1)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (2)
- Bab 57 Bajingan (1)
- Bab 57 Bajingan (2)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (1)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (2)
- Bab 59 Cemburu (1)
- Bab 59 Cemburu (2)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (1)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (2)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (1)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (2)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (2)
- Bab 63 Pria Itu (1)
- Bab 63 Pria Itu (2)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (1)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (2)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (1)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (2)
- Bab 66 Ternyata dia (1)
- Bab 66 Ternyata dia (2)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (1)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (2)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (1)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
- Bab 69 Balas dendam (1)
- Bab 69 Balas dendam (2)
- Bab 70 Berbagai macam siksaan
- Bab 71 Dimulai dari perhatiannya
- Bab 72 Pindah dan tinggal bersama
- Bab 73 Perhatian dari Clayton Gu
- Bab 74 Identitasnya turun
- Bab 75 Kamu tidur saja
- Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
- Bab 77 Kegugupan Tuan Gu
- Bab 78 Semuanya Terungkap
- Bab 79 Perantau Pinggiran Kota
- Bab 80 Adaptasi
- Bab 81 Ragu
- Bab 82 Tidak Punya Pacar
- Bab 83 Pengingat Niat Baik
- Bab 84 Secara Sembunyi-Sembunyi
- Bab 85 Pesanan Makanan Tanpa Nama
- Bab 86 Fisik penjahat
- Bab 87 Aliran binatang buas
- Bab 88 Perjalanan belanja yang canggung
- Bab 89 Mendekati sang pria kaya
- Bab 90 Adil dan tegas
- Bab 91 Perang Dingin dalam Legenda
- Bab 92 Membuli Kekasihnya
- Bab 93 Hukuman Diusir
- Bab 94 Agresif
- Bab 95 Pasti Ada Urusan Pribadi
- Bab 96 Memohon dengan rendah hati
- Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang
- Bab 98 Kehendak Presdir
- Bab 99 Kenyataan yang memang ada
- Bab 100 Mendapat satu tamparan
- Bab 101 Melarikan Diri
- Bab 102 Mabuk Minum
- Bab 103 Kamu Pantas Mati
- Bab 104 Senjata Di Tangannya
- Bab 105 Dalam Hati Menginginkan Balas Dendam
- Bab 106 Orang Jahat
- Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
- Bab 108 Satu Permintaan
- Bab 109 Terlalu Banyak Yang Mendukungnya
- Bab 110 Kemunculuan Yang Disengaja
- Bab 111 Serangan Yang Spontan
- Bab 112 Keberadaan seseorang yang istimewa
- Bab 113 Terus Tenggelam
- Bab 114 Bermaksud Menarik Perhatian Orang
- Bab 115 Terlahir Kembali
- Bab 116 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 117 Membuat Orang Lain Kagum
- Bab 118 Kesalahan Besar
- Bab 119 Gantikan Aku
- Bab 120 Bukan Rasa Sakit yang Biasa
- Bab 121 Hadiah ulang tahun
- Bab 122 Membuatnya lebih emosi
- Bab 123 Mengejeknya dari belakang
- Bab 124 Rupanya kamu masih punya hati
- Bab 125 Wanita Jahat
- Bab 126 Jangan Berpura-pura
- Bab 127 Hubungan Pertemanan Yang Putus
- Bab 128 Mereka Pasti Sengaja
- Bab 129 Setelah Bersenang-senang
- Bab 130 Kesepakatan Baru Antara Keduanya
- Bab 131 Tidak Akan Melepaskan Dia Pergi
- Bab 132 Kebohongan Besar
- Bab 133 Tidak Menepati Janjinya
- Bab 134 Penderitaan Yang Tidak Terucapkan
- Bab 135 Apa Yang Sebenarnya Kamu Inginkan
- Bab 136 Mencekik Mati
- Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
- Bab 138 Tindakan Melawan
- Bab 139 Orang Pintar Yang Berhati Sensitif
- Bab 140 Misi Foto Diam-Diam
- Bab 141 Gadis Favorit
- Bab 142 Cinta Segitiga
- Bab 143 Dukungan
- Bab 144 Rahasia yang Terungkap
- Bab 145 Tidak Mungkin
- Bab 146 Aku Tidak Masalah
- Bab 147 Pil Putih
- Bab 148 Pergi Dengan Marah
- Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
- Bab 150 Penolakan Lagi
- Bab 151 Menghilang Dari Peredaran
- Bab 152 Sudah Masuk Jauh Di dalam
- Bab 153 Gossip
- Bab 154 Pelacur Yang Licik
- Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
- Bab 156 di.....
- Bab 157 Kekacauan
- Bab 158 Pukulan yang berat
- Bab 159 Patah Hati
- Bab 160 Merasa Tidak baik
- Bab 161 Munafik
- Bab 162 Seperti Boneka
- Bab 163 Dampak Buruk
- Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
- Bab 165 Ternyata Hanya Pura-pura
- Bab 166 Sikap tegas
- Bab 167 Harus ditangani dengan serius
- Bab 168 Surat pemberhentian
- Bab 169 Pemberhentian
- Bab 170 Resiko ditanggung sendiri
- Bab 171 Sebuah bom besar
- Bab 172 Tekanan dan Bahaya
- Bab 173 Orangnya sedang berada di rumah sakit
- Bab 174 Apakah dia yang melakukannya
- Bab 175 Meminta keadilan
- Bab 176 Menerima Pelecehan Parah
- Bab 177 Cobalah Untuk Menerimaku
- Bab 178 Rahasianya
- Bab 179 Mencuri Dengar Di Balik Pintu
- Bab 180 Membantu Meminjam Uang
- Bab 181 Kakek Yang Displin
- Bab 182 Membantu Dengan Royal
- Bab 183 Mengumpulkan Semua Uang
- Bab 184 Merobek Surat Kontrak
- Bab 185 Menjadi Musuh Umum
- Bab 186 Apakah Sakit?
- Bab 187 Apakah Sudah Hamil?
- Bab 188 Rumah Sakit
- Bab 189 Selamat Hamil
- Bab 190 Orang Lain Tidak Dapat Mewakili Kamu
- Bab 191 Tuan Rumah Laki-laki
- Bab 192 Apakah Ini Hidup Bersama?
- Bab 193 Perselisihan Sengit
- Bab 194 Menjadi Houseman
- Bab 195Suka Sini
- Bab 196 Takut dia kecapekan
- Bab 197 Tidak perlu permohonan maafmu
- Bab 198 Tenanglah dulu
- Bab 199 Anak Cucu tidak berbakti
- Bab 200 Akankah patriarki
- Bab 201 Telah memaafkannya
- Bab 202 Tindakan seseorang
- Bab 203 Hanya kamu
- Bab 204 Menjaganya dengan lemah lembut
- Bab 205 Membeli tiket
- Bab 206 Lelah setengah mati
- Bab 207 Canggung
- Bab 208 Tetap saja berhutang
- Bab 209 Terjerat dengannya
- Bab 210 Bagaimana mungkin akan menikahinya
- Bab 211 Tidak mengharapkan yang banyak
- Bab 212 Ikut aku pergi
- Bab 213 Langsung pergi mendaftar
- Bab 214 Lamaran yang tidak romantis
- Bab 215 Akhir cerita