Cinta Yang Tak Biasa - Bab 107 Dia Tidak Membohongimu

Sekilas saja, langsung terlihat kalau pria berambut pirang ini adalah seorang veteran dalam masalah percintaan, dan ia pun sering menjadi tamu di bar. Singkatnya, ia benar-benar familier dalam hal ini. Tidak lama kemudian, dia membawa Julia Liu ke sebuah hotel.

"Ayo, kita sudah sampai di rumah!" Pria berambut pirang itu memegang kartu kamar. Dia mendorong Julia Liu ke dalam kamar yang ia pesan seperti deburan ombak yang kembali ke lautan saat ia membuka kamarnya. Pria itu merasa sangat senang, ia pun langsung tersenyum puas.

"Kalau begitu aku ingin terus minum, kamu harus menemaniku! Tidak boleh pergi!" Julia Liu terhuyung-huyung, pikirannya tidak terjaga sama sekali, dia hanya punya satu pikiran di benaknya sekarang, yaitu minum, dia masih ingin lanjut minum.

Dan yang lainnya, maaf, sedikit akal saja sekarang dia tidak punya.

"Oke, kamu baik-baik di sini, jangan mengacau, akan kucarikan alkohol untukmu!" Pria berambut pirang itu setengah membujuknya masuk ke kamar, mengunci pintu, memdukung tubuhnya ke satu-satunya kasur yang ada di kamar itu.

"Anggur, beri aku anggur!" Seorang wanita asing yang sudah begitu mabuk dan bahkan lupa ayahnya sendiri, tapi masih ingat untuk minum anggur.

Pria berambut pirang itu melepaskannya pada waktu yang tepat, membuatnya lelah dan berkeringat, wanita muda mabuk, meskipun sangat patuh, tetapi bersandar padanya seperti lumpur pantai yang berat. Bersandar padanya, sambil berjalan sampai ke hotel ini. Sepanjang jalan tadi pun, pria itu sudah mengerahkan banyak tenaganya.

Dia mengulurkan tangan dan membuka dua kancing di bajunya. Dia cukup yakin punggungnya sudah berkeringat, jadi pada saat ini, dia merasa dirinya perlu mandi dulu. Dia sudah mengunci kamar hotel ini, dia melirik wanita mabuk yang berbaring di tempat tidur tanpa bergerak, kemudian masuk ke dalam kamar mandi dengan tenang.

Selama periode ini, Julia Liu masih memiliki kesempatan untuk pergi, tetapi dia tidak melakukannya, karena pikirannya sudah tidak ada kesadaran sama sekali.

Ketika pria berambut pirang itu keluar dari kamar mandi, ia menelanjangi bagian atas tubuhnya, dan hanya membungkus handuk putih besar yang disediakan oleh hotel di pinggangnya, dengan kaki telanjang berjalan di atas karpet.

"Hei hei, baik sekali, sebentar lagi kakak akan memberimu penghargaan dengan baik! Karena kamu sangat patuh!" Dia tersenyum jahat.

Julia Liu yang menyedihkan, dia hanya merasakan tiba-tiba tubuhnya seperti tertekan batu besar, begitu berat sampai ia tidak bisa bernapas.

"Minggir! Berat!" Dia melambaikan tangan kecilnya dengan liar.

Tetapi pemberontakannya tidak berguna sama sekali.

"Sekarang baru tahu melawan, sudah terlambat! Kamu sudah ditakdirkan menjadi mangsaku malam ini!"

Ketika darah merah mengalir di tempat tidur hotel itu..

Pada saat ini, dia masih tidak sadar, kesuciannya, kemurniannya, sedikit demi sedikit sedang dinodai oleh orang lain. Di malam yang kacau dan tak tertahankan ini, secara pasif dia sudah berubah dari gadis polos menjadi seorang wanita dewasa.

Hanya saja pria yang mengubahnya dari seorang gadis menjadi seorang wanita dewasa ini, adalah seorang pria asing, seorang pemburu mangsa di sebuah bar.

Untuk pemburu master seperti itu, tanpa disadari mereka selalu ada di antara ratusan bunga dan dedaunan yang polos.

Keesokan harinya, ketika cahaya matahari terbit yang menyilaukan datang dari jendela kamar hotel, cahaya itu menyakiti matanya, membuatnya sedikit terbangun . Tetapi, yang ia rasakan pertama saat ia bangun adalah, ia merasa kepalanya sangat sakit, terasa seolah kepalanya akan terbelah dua.

Selain sakit kepala, dia merasakan sakit di setiap bagian tubuhnya, dan rasa sakit itu terasa seperti pecah, tubuhnya seperti terkoyak-koyak.

"Aduh, ada apa denganku? Apakah mungkin sakit?" Dia mengangkat tangannya dan ingin menggosok kepalanya yang sakit, tetapi ketika dia mengangkat tangannya, pada saat ini, dia melihat pundaknya tanpa baju, begitu melihatnya ke dalam selimut, seluruh tubuhnya sudah telanjang bulat.

"Ah, ah!"

Ada teriakan mengejutkan terdengar dari kamar hotel itu, dia panik, kemudian mengingat-ingat kejadian semalam. Sedikit demi sedikit, ingatan dari kepalanya yang sakit mulai muncul, dia ingat, dirinya minum di bar, dan kemudian seorang pria pirang datang untuk bercakap-cakap dengannya, dan kemudian keduanya mulai bersulang anggur. Kemudian, dia hanya ingat kalau dirinya banyak minum. Dan yang lainnya, dia benar-benar tidak ingat dengan jelas.

Kapan dirinya datang ke sini? Sedang di mana dirinya ini? Saat ini, dia baru melihat ke sekeliling tempat ini. Melihat perabotan sederhana di ruangan ini, seperti kamar hotel. Lantas, apa mungkin pria pirang itu datang ke sini untuk buka kamar setelah mabuk di bar?

Karena pemikiran ini, ekspresi wajahnya mendadak seperti ketakutan.

"Ya Tuhan, apa yang sudah aku lakukan? Bagaimana ini bisa terjadi?" Dia ingin menangis tapi tak bisa menangis, tentu saja, dia sudah menyadari hal yang sangat malang sudah terjadi pada dirinya sendiri di kamar hotel ini.

Dia menangis dengan matanya yang memerah, ia memanjat keluar dari tempat tidur yang berantakan dengan kecepatan tercepat. Ketika dia mengangkat selimut, dia melihat noda merah cerah di sprei, sangat menyilaukan, sangat ironis! Untuk pertama kalinya, dia memberikan keperawanannya kepada seorang pria asing di bar!

Pakaiannya, termasuk pakaian dalam dan celana dalamnya, terlempar berantakan di lantai di samping tempat tidur besar, yang menunjukkan betapa berantakan dan tak tertahankannya situasi tadi malam.

Tidak peduli seberapa keras dia mencoba memikirkannya, dia tidak bisa mengingat apakah dirinya yang berinisiatif atau pihak lain memaksanya tanpa memberinya kesempatan untuk melawan.

Ketika dia berjalan ke kamar mandi, wajah kurus dan pucat wanita asing muncul di satu-satunya cermin di kamar mandi hotel ini.

Mabuk semalaman, ditambah orang asing yang memperkosanya. Pukulan ganda ini membuatnya tidak bisa menerima dirinya sendiri.

"Julia Liu, Julia Liu, kamu sangat sial!"

Dia menunjuk ke wanita pucat tak berdarah di cermin, memakinya dengan getir, tetapi tidak peduli seberapa tertekan dirinya, semua ini sudah terjadi, sudah terjadi seperti ini!

"Menyebalkan! Pria pirang sialan itu, jangan sampai bertemu denganku lagi, kalau tidak, aku pasti akan menghadapinya tanpa ampun!"

Dengan penuh hati-hati mencari jejaknya ke seluruh ruangan, tapi ia tetap tidak menemukan jejaknya, baik bajunya, segalanya menghilang seperti angin yang bertiup begitu saja. Satu-satunya yang tersisa di ruangan ini adalah dua kondom yang dia sudah dia gunakan semalam di tempat sampah, ini adalah satu-satunya bukti atas jejak keberadaannya.

Dia keluar dari kamar hotel ini dengan penuh kekecewaan, dia check out terlebih dahulu di meja resepsionis. Ketika meminta untuk check out, dia juga secara khusus menanyakan tentang nama orang yang membuka kamarnya tadi malam. Bukankah akan lebih mudah untuk menemukannya jika dia tahu namanya?

Tapi siapa tahu, nama yang tercatat di hotel itu adalah namanya, Julia Liu.

"Sial! Bajingan!" Pada titik ini, dia akhirnya menyadari, dirinya pasti sudah bertemu dengan seorang master dalam hal bersenang-senang seperti ini! Kalau bukan, tidak mungkin ia sering keluar masuk ke tempat seperti ini, tidak sering buka kamar hotel. Bagaimana bisa buka kamar atas nama Julia Liu, pria itu bahkan tidak berani menggunakan namanya sendiri.

Bibirnya bergetar karena amarah yang memuncak. Kali ini, dia benar-benar terjatuh ke jurang yang sangat dalam. Bukan hanya kehilangan pekerjaannya, ia juga sudah kehilangan kesuciannya. Semua pukulan ini, benar-benar membuatnya tak bisa bernapas.

Tapi, semua kesialan ini, bukankah karena dirinya yang sudah diusir secara tiba-tiba? Oleh karena itu, dia percaya bahwa semua akar kemalangannya ini berasal dari Stefanie, wanita itu. Jika bukan Stefanie, dia tidak akan sampai semalang ini, tidak akan sampai menjadi tunawisma seperti ini!

Tidak pulang ke rumah semalaman pun, Keluarga Liu memang sudah kacau sejak lama.

"Sayang, menurutmu, Julia Liu tidak pulang semalaman, apakah terjadi sesuatu padanya? Aku khawatir sekali, sebelumnya dia tidak pernah tidak pulang ke rumah!" Ibu Julia Liu, mengkhawatirkannya sampai tidak tidur sepanjang malam, ia duduk, khawatir semalaman di ruang tamu hanya untuk menunggunya pulang.

Sampai langit terang kembali, dia baru kembali ke kamarnya, memanggil suaminya yang belum tidur juga semalaman.

Marco Liu juga sedikit menyesal. Sebenarnya, ia juga tidak sengaja menamparnya kemarin malam. Saat itu, ia terlalu marah, kemudian begitu amarahnya meledak, dia gagal mengendalikan emosinya dengan baik, lalu kelepasan menampar putrinya sendiri.

Ini adalah pertama kalinya, sebagai seorang ayah main tangan kepada putrinya. Bagaimana mungkin, seorang ayah bisa menerima dirinya sendiri seperti itu pada putrinya? Hanya saja dia adalah kepala keluarga ini dan seorang pria dewasa. Kadang-kadang, tidak bisa dihindarkan akan kemaskulinannya. Bahkan jika dia salah, dia tidak akan dengan mudah menundukkan kepalanya untuk mengakui kesalahannya, sebaliknya malah selalu berpura-pura kuat.

"Bagaimana kalau kita pergi untuk mencarinya, mencarinya ke beberapa temannya, teman sekelas, beberapa teman kerjanya. Kita cari tahu, apa dia menginap di rumah mereka. Anak ini sudah begitu besar, sudah dewasa, dia mungkin akan bersembunyi di salah satu rumah temannya, hanya ingin bersembunyi dari kita saja. Tidak akan terjadi apapun padanya, kamu jangan banyak pikiran, jangan menakuti dirimu sendiri."

Marco Liu sebenarnya sangat khawatir juga, tapi lain di hati lain di mulut.

"Bagaimanapun, aku rasa, kita harus tetap keluar mencarinya dulu!" Sudah semalam, ibu Julia Liu, satu-satunya hal yang ada di pikirannnya sekarang adalah menemukan putrinya sesegera mungkin, kemudian memastikan keadaan putrinya dalam kondisi baik. Adapun sisanya, dia benar-benar tidak terlalu memikirkannya.

Satu keluarga, putri mereka sendiri, darah dan daging mereka sendiri, walaupun sudah melakukan kesalahan yang besar, tapi bukankah keluarga akan selalu melindungi keluarganya?

Sepasang suami istri itu bergegas ke garasi, mengendarai mobilnya berkeliling mencari putrinya. Di dalam mobil, ibu Julia Liu terus menelepon teman-temanJulia Liu, tetapi semua panggilan sama saja, tidak ada seorang pun yang mengetahui keberadaan Julia Liu. Mereka mengatakan, sama sekali tidak bertemu dengan Julia Liu. Ibu Julia Liu semakin khawatir, saat mendapati ada beberapa teleponnya yang tidak diangkat.

Novel Terkait

Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu