Cinta Yang Tak Biasa - Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
Sekilas saja, langsung terlihat kalau pria berambut pirang ini adalah seorang veteran dalam masalah percintaan, dan ia pun sering menjadi tamu di bar. Singkatnya, ia benar-benar familier dalam hal ini. Tidak lama kemudian, dia membawa Julia Liu ke sebuah hotel.
"Ayo, kita sudah sampai di rumah!" Pria berambut pirang itu memegang kartu kamar. Dia mendorong Julia Liu ke dalam kamar yang ia pesan seperti deburan ombak yang kembali ke lautan saat ia membuka kamarnya. Pria itu merasa sangat senang, ia pun langsung tersenyum puas.
"Kalau begitu aku ingin terus minum, kamu harus menemaniku! Tidak boleh pergi!" Julia Liu terhuyung-huyung, pikirannya tidak terjaga sama sekali, dia hanya punya satu pikiran di benaknya sekarang, yaitu minum, dia masih ingin lanjut minum.
Dan yang lainnya, maaf, sedikit akal saja sekarang dia tidak punya.
"Oke, kamu baik-baik di sini, jangan mengacau, akan kucarikan alkohol untukmu!" Pria berambut pirang itu setengah membujuknya masuk ke kamar, mengunci pintu, memdukung tubuhnya ke satu-satunya kasur yang ada di kamar itu.
"Anggur, beri aku anggur!" Seorang wanita asing yang sudah begitu mabuk dan bahkan lupa ayahnya sendiri, tapi masih ingat untuk minum anggur.
Pria berambut pirang itu melepaskannya pada waktu yang tepat, membuatnya lelah dan berkeringat, wanita muda mabuk, meskipun sangat patuh, tetapi bersandar padanya seperti lumpur pantai yang berat. Bersandar padanya, sambil berjalan sampai ke hotel ini. Sepanjang jalan tadi pun, pria itu sudah mengerahkan banyak tenaganya.
Dia mengulurkan tangan dan membuka dua kancing di bajunya. Dia cukup yakin punggungnya sudah berkeringat, jadi pada saat ini, dia merasa dirinya perlu mandi dulu. Dia sudah mengunci kamar hotel ini, dia melirik wanita mabuk yang berbaring di tempat tidur tanpa bergerak, kemudian masuk ke dalam kamar mandi dengan tenang.
Selama periode ini, Julia Liu masih memiliki kesempatan untuk pergi, tetapi dia tidak melakukannya, karena pikirannya sudah tidak ada kesadaran sama sekali.
Ketika pria berambut pirang itu keluar dari kamar mandi, ia menelanjangi bagian atas tubuhnya, dan hanya membungkus handuk putih besar yang disediakan oleh hotel di pinggangnya, dengan kaki telanjang berjalan di atas karpet.
"Hei hei, baik sekali, sebentar lagi kakak akan memberimu penghargaan dengan baik! Karena kamu sangat patuh!" Dia tersenyum jahat.
Julia Liu yang menyedihkan, dia hanya merasakan tiba-tiba tubuhnya seperti tertekan batu besar, begitu berat sampai ia tidak bisa bernapas.
"Minggir! Berat!" Dia melambaikan tangan kecilnya dengan liar.
Tetapi pemberontakannya tidak berguna sama sekali.
"Sekarang baru tahu melawan, sudah terlambat! Kamu sudah ditakdirkan menjadi mangsaku malam ini!"
Ketika darah merah mengalir di tempat tidur hotel itu..
Pada saat ini, dia masih tidak sadar, kesuciannya, kemurniannya, sedikit demi sedikit sedang dinodai oleh orang lain. Di malam yang kacau dan tak tertahankan ini, secara pasif dia sudah berubah dari gadis polos menjadi seorang wanita dewasa.
Hanya saja pria yang mengubahnya dari seorang gadis menjadi seorang wanita dewasa ini, adalah seorang pria asing, seorang pemburu mangsa di sebuah bar.
Untuk pemburu master seperti itu, tanpa disadari mereka selalu ada di antara ratusan bunga dan dedaunan yang polos.
Keesokan harinya, ketika cahaya matahari terbit yang menyilaukan datang dari jendela kamar hotel, cahaya itu menyakiti matanya, membuatnya sedikit terbangun . Tetapi, yang ia rasakan pertama saat ia bangun adalah, ia merasa kepalanya sangat sakit, terasa seolah kepalanya akan terbelah dua.
Selain sakit kepala, dia merasakan sakit di setiap bagian tubuhnya, dan rasa sakit itu terasa seperti pecah, tubuhnya seperti terkoyak-koyak.
"Aduh, ada apa denganku? Apakah mungkin sakit?" Dia mengangkat tangannya dan ingin menggosok kepalanya yang sakit, tetapi ketika dia mengangkat tangannya, pada saat ini, dia melihat pundaknya tanpa baju, begitu melihatnya ke dalam selimut, seluruh tubuhnya sudah telanjang bulat.
"Ah, ah!"
Ada teriakan mengejutkan terdengar dari kamar hotel itu, dia panik, kemudian mengingat-ingat kejadian semalam. Sedikit demi sedikit, ingatan dari kepalanya yang sakit mulai muncul, dia ingat, dirinya minum di bar, dan kemudian seorang pria pirang datang untuk bercakap-cakap dengannya, dan kemudian keduanya mulai bersulang anggur. Kemudian, dia hanya ingat kalau dirinya banyak minum. Dan yang lainnya, dia benar-benar tidak ingat dengan jelas.
Kapan dirinya datang ke sini? Sedang di mana dirinya ini? Saat ini, dia baru melihat ke sekeliling tempat ini. Melihat perabotan sederhana di ruangan ini, seperti kamar hotel. Lantas, apa mungkin pria pirang itu datang ke sini untuk buka kamar setelah mabuk di bar?
Karena pemikiran ini, ekspresi wajahnya mendadak seperti ketakutan.
"Ya Tuhan, apa yang sudah aku lakukan? Bagaimana ini bisa terjadi?" Dia ingin menangis tapi tak bisa menangis, tentu saja, dia sudah menyadari hal yang sangat malang sudah terjadi pada dirinya sendiri di kamar hotel ini.
Dia menangis dengan matanya yang memerah, ia memanjat keluar dari tempat tidur yang berantakan dengan kecepatan tercepat. Ketika dia mengangkat selimut, dia melihat noda merah cerah di sprei, sangat menyilaukan, sangat ironis! Untuk pertama kalinya, dia memberikan keperawanannya kepada seorang pria asing di bar!
Pakaiannya, termasuk pakaian dalam dan celana dalamnya, terlempar berantakan di lantai di samping tempat tidur besar, yang menunjukkan betapa berantakan dan tak tertahankannya situasi tadi malam.
Tidak peduli seberapa keras dia mencoba memikirkannya, dia tidak bisa mengingat apakah dirinya yang berinisiatif atau pihak lain memaksanya tanpa memberinya kesempatan untuk melawan.
Ketika dia berjalan ke kamar mandi, wajah kurus dan pucat wanita asing muncul di satu-satunya cermin di kamar mandi hotel ini.
Mabuk semalaman, ditambah orang asing yang memperkosanya. Pukulan ganda ini membuatnya tidak bisa menerima dirinya sendiri.
"Julia Liu, Julia Liu, kamu sangat sial!"
Dia menunjuk ke wanita pucat tak berdarah di cermin, memakinya dengan getir, tetapi tidak peduli seberapa tertekan dirinya, semua ini sudah terjadi, sudah terjadi seperti ini!
"Menyebalkan! Pria pirang sialan itu, jangan sampai bertemu denganku lagi, kalau tidak, aku pasti akan menghadapinya tanpa ampun!"
Dengan penuh hati-hati mencari jejaknya ke seluruh ruangan, tapi ia tetap tidak menemukan jejaknya, baik bajunya, segalanya menghilang seperti angin yang bertiup begitu saja. Satu-satunya yang tersisa di ruangan ini adalah dua kondom yang dia sudah dia gunakan semalam di tempat sampah, ini adalah satu-satunya bukti atas jejak keberadaannya.
Dia keluar dari kamar hotel ini dengan penuh kekecewaan, dia check out terlebih dahulu di meja resepsionis. Ketika meminta untuk check out, dia juga secara khusus menanyakan tentang nama orang yang membuka kamarnya tadi malam. Bukankah akan lebih mudah untuk menemukannya jika dia tahu namanya?
Tapi siapa tahu, nama yang tercatat di hotel itu adalah namanya, Julia Liu.
"Sial! Bajingan!" Pada titik ini, dia akhirnya menyadari, dirinya pasti sudah bertemu dengan seorang master dalam hal bersenang-senang seperti ini! Kalau bukan, tidak mungkin ia sering keluar masuk ke tempat seperti ini, tidak sering buka kamar hotel. Bagaimana bisa buka kamar atas nama Julia Liu, pria itu bahkan tidak berani menggunakan namanya sendiri.
Bibirnya bergetar karena amarah yang memuncak. Kali ini, dia benar-benar terjatuh ke jurang yang sangat dalam. Bukan hanya kehilangan pekerjaannya, ia juga sudah kehilangan kesuciannya. Semua pukulan ini, benar-benar membuatnya tak bisa bernapas.
Tapi, semua kesialan ini, bukankah karena dirinya yang sudah diusir secara tiba-tiba? Oleh karena itu, dia percaya bahwa semua akar kemalangannya ini berasal dari Stefanie, wanita itu. Jika bukan Stefanie, dia tidak akan sampai semalang ini, tidak akan sampai menjadi tunawisma seperti ini!
Tidak pulang ke rumah semalaman pun, Keluarga Liu memang sudah kacau sejak lama.
"Sayang, menurutmu, Julia Liu tidak pulang semalaman, apakah terjadi sesuatu padanya? Aku khawatir sekali, sebelumnya dia tidak pernah tidak pulang ke rumah!" Ibu Julia Liu, mengkhawatirkannya sampai tidak tidur sepanjang malam, ia duduk, khawatir semalaman di ruang tamu hanya untuk menunggunya pulang.
Sampai langit terang kembali, dia baru kembali ke kamarnya, memanggil suaminya yang belum tidur juga semalaman.
Marco Liu juga sedikit menyesal. Sebenarnya, ia juga tidak sengaja menamparnya kemarin malam. Saat itu, ia terlalu marah, kemudian begitu amarahnya meledak, dia gagal mengendalikan emosinya dengan baik, lalu kelepasan menampar putrinya sendiri.
Ini adalah pertama kalinya, sebagai seorang ayah main tangan kepada putrinya. Bagaimana mungkin, seorang ayah bisa menerima dirinya sendiri seperti itu pada putrinya? Hanya saja dia adalah kepala keluarga ini dan seorang pria dewasa. Kadang-kadang, tidak bisa dihindarkan akan kemaskulinannya. Bahkan jika dia salah, dia tidak akan dengan mudah menundukkan kepalanya untuk mengakui kesalahannya, sebaliknya malah selalu berpura-pura kuat.
"Bagaimana kalau kita pergi untuk mencarinya, mencarinya ke beberapa temannya, teman sekelas, beberapa teman kerjanya. Kita cari tahu, apa dia menginap di rumah mereka. Anak ini sudah begitu besar, sudah dewasa, dia mungkin akan bersembunyi di salah satu rumah temannya, hanya ingin bersembunyi dari kita saja. Tidak akan terjadi apapun padanya, kamu jangan banyak pikiran, jangan menakuti dirimu sendiri."
Marco Liu sebenarnya sangat khawatir juga, tapi lain di hati lain di mulut.
"Bagaimanapun, aku rasa, kita harus tetap keluar mencarinya dulu!" Sudah semalam, ibu Julia Liu, satu-satunya hal yang ada di pikirannnya sekarang adalah menemukan putrinya sesegera mungkin, kemudian memastikan keadaan putrinya dalam kondisi baik. Adapun sisanya, dia benar-benar tidak terlalu memikirkannya.
Satu keluarga, putri mereka sendiri, darah dan daging mereka sendiri, walaupun sudah melakukan kesalahan yang besar, tapi bukankah keluarga akan selalu melindungi keluarganya?
Sepasang suami istri itu bergegas ke garasi, mengendarai mobilnya berkeliling mencari putrinya. Di dalam mobil, ibu Julia Liu terus menelepon teman-temanJulia Liu, tetapi semua panggilan sama saja, tidak ada seorang pun yang mengetahui keberadaan Julia Liu. Mereka mengatakan, sama sekali tidak bertemu dengan Julia Liu. Ibu Julia Liu semakin khawatir, saat mendapati ada beberapa teleponnya yang tidak diangkat.
Novel Terkait
After Met You
AmardaKamu Baik Banget
Jeselin VelaniMy Cold Wedding
MevitaMy Charming Wife
Diana AndrikaMy Enchanting Guy
Bryan WuCinta Yang Tak Biasa×
- Bab 1 Dream Paradise
- Bab 2 Menandatangani kontrak
- Bab 3 Turun tangan untuk membantu
- Bab 4 Pindah satu rumah
- Bab 5 Hamil dalam tiga bulan
- Bab 6 Mandi
- Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
- Bab 8 Supir pribadi
- Bab 9 Perpisahan hidup dan mati
- Bab 10 Kakak harus berjuang
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (1)
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (2)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (2)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (2)
- Bab 14 Dompetnya Menderita (1)
- Bab 14 Dompetnya Menderita(2)
- Bab 15 Dasar Playboy (1)
- Bab 15 Dasar Playboy (2)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
- Bab 17 Apakah Puas (1)
- Bab 17 Apakah Puas (2)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (1)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (2)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (1)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (1)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (2)
- Bab 21 Mewujudkan Janji terhadapnya (1)
- Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (1)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (1)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (2)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (1)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (2)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (1)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (2)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (1)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (2)
- Bab 27 Jangan Lupa (1)
- Bab 27 Jangan Lupa (2)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (1)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (2)
- Bab 29 Skandal (1)
- Bab 29 Skandal (2)
- Bab 30 Sungguh sialan (1)
- Bab 30 Sungguh sialan (2)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (1)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (2)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (2)
- Bab 33 Introspeksi Diri (1)
- Bab 33 Introspeksi Diri (2)
- Bab 34 Saling Menemani (1)
- Bab 34 Saling Menemani (2)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (1)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (2)
- Bab 36 Hukuman dikeluarkan dari sekolah (1)
- Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
- Bab 37 Apakah puas dengan hukuman yang diberikan (1)
- Bab 37 Apakah kamu puas dengan hukuman ini (2)
- Bab 38 Melakukan apa pun demi wanita yang disukai (1)
- Bab 38 Melakukan apapun demi wanita yang disukai (2)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (2)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (1)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (2)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (1)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (2)
- Bab 43 Iblis Kecil (1)
- Bab 43 Iblis Kecil (2)
- Bab 44 Olahraga Pagi (1)
- Bab 44 Olahraga Pagi (2)
- Bab 45 Kejutan Besar (1)
- Bab 45 Kejutan Besar (2)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (1)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (2)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (1)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (2)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (1)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (2)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (1)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (2)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (1)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (2)
- Bab 51 Kejutan Ganda
- Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
- Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (1)
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (2)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (1)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (2)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (1)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (2)
- Bab 57 Bajingan (1)
- Bab 57 Bajingan (2)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (1)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (2)
- Bab 59 Cemburu (1)
- Bab 59 Cemburu (2)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (1)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (2)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (1)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (2)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (2)
- Bab 63 Pria Itu (1)
- Bab 63 Pria Itu (2)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (1)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (2)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (1)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (2)
- Bab 66 Ternyata dia (1)
- Bab 66 Ternyata dia (2)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (1)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (2)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (1)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
- Bab 69 Balas dendam (1)
- Bab 69 Balas dendam (2)
- Bab 70 Berbagai macam siksaan
- Bab 71 Dimulai dari perhatiannya
- Bab 72 Pindah dan tinggal bersama
- Bab 73 Perhatian dari Clayton Gu
- Bab 74 Identitasnya turun
- Bab 75 Kamu tidur saja
- Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
- Bab 77 Kegugupan Tuan Gu
- Bab 78 Semuanya Terungkap
- Bab 79 Perantau Pinggiran Kota
- Bab 80 Adaptasi
- Bab 81 Ragu
- Bab 82 Tidak Punya Pacar
- Bab 83 Pengingat Niat Baik
- Bab 84 Secara Sembunyi-Sembunyi
- Bab 85 Pesanan Makanan Tanpa Nama
- Bab 86 Fisik penjahat
- Bab 87 Aliran binatang buas
- Bab 88 Perjalanan belanja yang canggung
- Bab 89 Mendekati sang pria kaya
- Bab 90 Adil dan tegas
- Bab 91 Perang Dingin dalam Legenda
- Bab 92 Membuli Kekasihnya
- Bab 93 Hukuman Diusir
- Bab 94 Agresif
- Bab 95 Pasti Ada Urusan Pribadi
- Bab 96 Memohon dengan rendah hati
- Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang
- Bab 98 Kehendak Presdir
- Bab 99 Kenyataan yang memang ada
- Bab 100 Mendapat satu tamparan
- Bab 101 Melarikan Diri
- Bab 102 Mabuk Minum
- Bab 103 Kamu Pantas Mati
- Bab 104 Senjata Di Tangannya
- Bab 105 Dalam Hati Menginginkan Balas Dendam
- Bab 106 Orang Jahat
- Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
- Bab 108 Satu Permintaan
- Bab 109 Terlalu Banyak Yang Mendukungnya
- Bab 110 Kemunculuan Yang Disengaja
- Bab 111 Serangan Yang Spontan
- Bab 112 Keberadaan seseorang yang istimewa
- Bab 113 Terus Tenggelam
- Bab 114 Bermaksud Menarik Perhatian Orang
- Bab 115 Terlahir Kembali
- Bab 116 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 117 Membuat Orang Lain Kagum
- Bab 118 Kesalahan Besar
- Bab 119 Gantikan Aku
- Bab 120 Bukan Rasa Sakit yang Biasa
- Bab 121 Hadiah ulang tahun
- Bab 122 Membuatnya lebih emosi
- Bab 123 Mengejeknya dari belakang
- Bab 124 Rupanya kamu masih punya hati
- Bab 125 Wanita Jahat
- Bab 126 Jangan Berpura-pura
- Bab 127 Hubungan Pertemanan Yang Putus
- Bab 128 Mereka Pasti Sengaja
- Bab 129 Setelah Bersenang-senang
- Bab 130 Kesepakatan Baru Antara Keduanya
- Bab 131 Tidak Akan Melepaskan Dia Pergi
- Bab 132 Kebohongan Besar
- Bab 133 Tidak Menepati Janjinya
- Bab 134 Penderitaan Yang Tidak Terucapkan
- Bab 135 Apa Yang Sebenarnya Kamu Inginkan
- Bab 136 Mencekik Mati
- Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
- Bab 138 Tindakan Melawan
- Bab 139 Orang Pintar Yang Berhati Sensitif
- Bab 140 Misi Foto Diam-Diam
- Bab 141 Gadis Favorit
- Bab 142 Cinta Segitiga
- Bab 143 Dukungan
- Bab 144 Rahasia yang Terungkap
- Bab 145 Tidak Mungkin
- Bab 146 Aku Tidak Masalah
- Bab 147 Pil Putih
- Bab 148 Pergi Dengan Marah
- Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
- Bab 150 Penolakan Lagi
- Bab 151 Menghilang Dari Peredaran
- Bab 152 Sudah Masuk Jauh Di dalam
- Bab 153 Gossip
- Bab 154 Pelacur Yang Licik
- Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
- Bab 156 di.....
- Bab 157 Kekacauan
- Bab 158 Pukulan yang berat
- Bab 159 Patah Hati
- Bab 160 Merasa Tidak baik
- Bab 161 Munafik
- Bab 162 Seperti Boneka
- Bab 163 Dampak Buruk
- Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
- Bab 165 Ternyata Hanya Pura-pura
- Bab 166 Sikap tegas
- Bab 167 Harus ditangani dengan serius
- Bab 168 Surat pemberhentian
- Bab 169 Pemberhentian
- Bab 170 Resiko ditanggung sendiri
- Bab 171 Sebuah bom besar
- Bab 172 Tekanan dan Bahaya
- Bab 173 Orangnya sedang berada di rumah sakit
- Bab 174 Apakah dia yang melakukannya
- Bab 175 Meminta keadilan
- Bab 176 Menerima Pelecehan Parah
- Bab 177 Cobalah Untuk Menerimaku
- Bab 178 Rahasianya
- Bab 179 Mencuri Dengar Di Balik Pintu
- Bab 180 Membantu Meminjam Uang
- Bab 181 Kakek Yang Displin
- Bab 182 Membantu Dengan Royal
- Bab 183 Mengumpulkan Semua Uang
- Bab 184 Merobek Surat Kontrak
- Bab 185 Menjadi Musuh Umum
- Bab 186 Apakah Sakit?
- Bab 187 Apakah Sudah Hamil?
- Bab 188 Rumah Sakit
- Bab 189 Selamat Hamil
- Bab 190 Orang Lain Tidak Dapat Mewakili Kamu
- Bab 191 Tuan Rumah Laki-laki
- Bab 192 Apakah Ini Hidup Bersama?
- Bab 193 Perselisihan Sengit
- Bab 194 Menjadi Houseman
- Bab 195Suka Sini
- Bab 196 Takut dia kecapekan
- Bab 197 Tidak perlu permohonan maafmu
- Bab 198 Tenanglah dulu
- Bab 199 Anak Cucu tidak berbakti
- Bab 200 Akankah patriarki
- Bab 201 Telah memaafkannya
- Bab 202 Tindakan seseorang
- Bab 203 Hanya kamu
- Bab 204 Menjaganya dengan lemah lembut
- Bab 205 Membeli tiket
- Bab 206 Lelah setengah mati
- Bab 207 Canggung
- Bab 208 Tetap saja berhutang
- Bab 209 Terjerat dengannya
- Bab 210 Bagaimana mungkin akan menikahinya
- Bab 211 Tidak mengharapkan yang banyak
- Bab 212 Ikut aku pergi
- Bab 213 Langsung pergi mendaftar
- Bab 214 Lamaran yang tidak romantis
- Bab 215 Akhir cerita