Cinta Yang Tak Biasa - Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)

"Biasanya ketika aku berjalan, aku tidak akan begitu tidak berhati-hati dan sembarangan, kejadian hari ini hanya adalah sebuah kejadian diluar dugaan saja, amana separah yang kamu katakan!" Stefanie hampir ditabrak oleh sepeda tadi, dia masih sedikit takut, awalnya dia berterimak kasih terhadap pertolongan dari Darren, namun karena mulutnya ini terlalu parah, membuat rasa berterima kasihnya hilang semua.

"Masih mengatakan tidak, aku lihat ada! Ditempat ini, ketika kamu sendirian kedepannya, jangan pernah datang lagi! Berantakan." Darren sama sekali tidak suka tempat yang awalnya sudah sempit dan ramai macet.

Tidak hanya tidak nyaman, orangnya juga berdempetan, orang yang keluar masuk ditempat ini beragam, mungkin saja akan muncul yang tidak bermoral, contohnya daalh pencuri dan juga yang tukang nabrak.

Ditempat seperti begini, seorang wanita muda yang sngle keluar masuk ditempat ini tentu saja tidak terlalu aman menurut dia.

"Tidak apa-apa, apa lagi yang bisa terjadi denganku, aku sudah dewasa! Aku tahu bagaimana caranya untuk melindungi diriku sendiri!" Kata Stefanie dengan sedikit tidak puas dengan perkataan Darren, baru berapa lama saja mereka bersama dia sudah mulai mengatur ini dan itu, tidak boleh ini dan itu, sungguh mengggangu!

Belasan tahun selama ini, Stefanie tetap saja baik-baik saja sebelum adanya dia, Darren!

"Masih keras kepala? Jika masih keras kepala, nanti sekalian kamu jangan keluar dari Vila saja! Kamu jangan lupa dengan kontrak antara kita berdua, kamu sudah mendapatkan uangnya, uang operasi kakakmu juga sudah diatasi, jadi kamu sekarang berencana untuk mengingkari janji dan tidak menaati kontrak kita dulu?" Darren menaikkan alisnya dan menggunakan perihal kontrak untuk menyumbat mulut Stefanie.

Benar saja, memang harus menunduk karena mengambil punya orang lain, Stefanie menundukkan kepalanya dan tidak lagi berdebat.

Biaya operasi sebesar 600 juta dan beserta kontrak itu adalah sebuah batu besar yang menimpa diatas dadanya, seketika membuatnya kesulitan dan terus saja mengingatnya, dia sekarang adalah orang milik Darren.

Darren sekarang adalah majikannya, dia adalah penolong kakaknya, adalah debiturnya, jadi dia harus menaati segala perintahnya dengan nurut.

Seterusnya, Stefanie tidak berkata lagi, dia hanya membawa jalan dengan diam saja.

Restoran yang dulu dia sering pergi dibuka di dekat pertengahan gang, orang yang lalu lalang sangatlah ramai sekali, didepan restoran juga sangatlah ramai, tapi restoran itu adalah restoran kecil dipinggir jalan, didepan pintu sana ada tempat parkir sepeda, tempatnya sangatlah kecil, jangankan mobil pribadi, itu pasti tidak bisa masuk, sekalipun bisa masuk kedalam gang juga tidak bisa dihentikan didepan restoran kecil ini.

"Disini, restoran ini."

Stefanie masuk terlebih dahulu kedalam dan pelanggan didalam restoran masih belum terlalu banyak, mungkin karena sudah lama lewat jam makan malam, dan masih terlalu pagi untuk makan tengah malam.

Didalam toko tidak ada karyawan, bos wanita yang paruh bayalah yang meladeni para pelanggannya, dia memberikan teh dan juga menyajikan makanan juga, dia sibuk sekali.

Sekali waktu sengang dan melihat ada pelanggan baru yang datang, dia langsung menhampirinya dengan senyuman.

Sekali dilihat jelas, ternyata gadis ini dia merasa sedikit familiar.

"Eh, bukankah ini adalah Stefanie? Kamu sudah beberapa waktu tidak makan ditoko kecil tante, apakah belakangan ini belajarmu sangatlah sibuk, aku ingat kamu juga sangat rajin belajar!" Bos wanita itu ketike melihat itu adalah Stefanie, dia langsung menyapa dengan ramah.

Stefanie malah sedikit malu, selama ini dia sudah terbiasa tidak dengan keluarga tidak mempunyai kedua orang tua, dia masih saja tidak pernah menghadapi perhatian ramah dari orang tua, kehangatan seperti ini membuatnya merasa tidak nyaman.

"Masih baik saja, tante, hari ini aku datang membawa temanku."

"teman? Stefanie, ini adalah teman sekolahmu?, tunggu sebentar anak muda ini sepertinya tidak mirip dengan temanmu, malah seperti seorang pemuda elite yang karirnya sukses." Bos wanita ini memang seperti begini, sekali bertemu dengan orang kenal, dia langsung begini dan terus saja berkata.

"Tante, hari ini ada masakan khusus apa di toko? apakah masih seperti dulu?" Stefanie mencarikan sebuah tempat dekat jendela yang terlihat lumayan tenang, karena dia tahu orang sukses seperti Darren, orang kaya sepertinya seharusnya tidak terbiasa makan direstoran kecil seperti begini, dia paling takut bertengkar, dan juga takut tidak higienis.

"Iya, kurang lebih sama seperti dulu, pesan saja apa ayng ingin kalian makan! Paman baru saja membeli sayur pagi ini, semuanya adalah yang paling segar." Bos wanita itu tersenyum terus.

"Bos, kami mau bayaran, hitung totalnya berapa." disaat ini, barulah Stefanie merasa bahwa lega, jika tidak dia pasti akan ditanyakan terus oleh bos wanita itu.

Tentu saja bukan karena dia membencinya, karena dia masih tidak terbiasa saja.

"Duduklah, apakah ada barang yang sangat ingin kamu makan?" Stefanie menyuruh Darren duduk, namun Darren berdiri dan tidak bergerak, tatapannya menatapi kursi itu dengan penuh pengrendahan.

Seketika tatapan Stefanie menuju pada kursi itu.

Ini adalah sebuah restoran kecil, baik lingkungan maupun kebersihan disin tentu saja tidak bisa dibandingkan dengan restoran besar, oleh karena itu dengan cepat Stefanie mengerti maksud tatapan penuh pengrendahan dari Darren.

Novel Terkait

Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu