Cinta Yang Tak Biasa - Bab 8 Supir pribadi
"Baiklah, aku akan pergi setelah menghabiskan bubur ini , mungkin sampai saatnya supir juga sudah tiba." Stefanie tidak berdaya, tapi dia bukan nona muda yang keras kepala. Sebaliknya, dia sangat tahu bersyukur. Kehidupan yang sulit, telah membuatnya mengalami hubungan antar manusia yang hangat dan dingin serta kekejaman realita di dunia ini.
Orang seperti Bibi Lee yang perhatian kepadanya meskipun mereka tidak memiliki hubungan keluarga dan hanya kebetulan bertemu, benar-benar membuatnya sangat tersentuh. Seingatnya, tidak banyak orang yang perhatian kepadanya.
“Baik, baik, aku akan pergi mengambilkan bubur untukmu!” melihat Stefanie yang sudah mengalah, Bibi Lee langsung tersenyum dan tidak jadi menggunakan siasatnya yang lain. Dia langsung bergegas kembali ke dapur.
Hari-hari dilayani oleh orang lain, benar-benar membuat Stefanie sangat tidak terbiasa.
Bubur yang lezat dihidangkan di atas meja makan. Selain bubur, ada sepotong roti besar yang diolesi dengan selai wijen, aromanya sangat harum.
"Dulu, saat Tuan Muda tidak banyak bepergian, dia akan sarapan di rumah, jadi aku bisa membuat sarapan bergaya tiongkok dan barat. Pagi ini aku asal membuatnya, aku tidak tahu Stefanie suka makanan seperti apa. Nanti kamu beritahukan kepadaku apa makanan kesukaanmu, agar setiap hari aku bisa membuat masakan yang berbeda-beda, dan dalam satu minggu aku tidak akan membuatkan makanan yang sama! " Bibi Lee sangat percaya diri dengan kemampuan memasaknya.
Dia sudah menjadi pembantu rumah tangga selama puluhan tahun, sejak dia masih muda, dia sudah bekerja di vila keluarga kaya, selama beberapa tahun ini, dia sudah memiliki banyak pengalaman.
"Benarkah? Bibi Lee, aku tidak menyangka bibi sehebat ini?" Stefanie menyatakan rasa kagumnya. Meskipun dia bisa melakukan sedikit pekerjaan rumah dan dia juga bisa memasak, tetapi hanya sebatas bisa di makan.
“He he, ini bukan apa-apa!” Bibi Lee sangat merendah.
“Oh ya, Bibi Lee, apakah bubur ini masih banyak? Aku ingin membawakan sedikit untuk kakakku, saat ini kakakku masih berada di rumah sakit.” awalnya Stefanie berpikir dia akan membeli sedikit sarapan di toko sarapan di luar rumah sakit untuk kakaknya. tapi dia setelah menghabiskan satu mangkuk bubur ini, dia merasa rasanya memang jauh lebih enak daripada bubur di toko sarapan di luar rumah sakit.
"Ada, tentu saja masih ada banyak! Sini, biarkan aku ambilkan untukmu, bubur ini harus ditaruh di tempat makan termal, jika tidak setelah kamu sampai di rumah sakit buburnya sudah dingin! Aku ingat di dapur Tuan Muda Feng ada tempat makan termal! Aku akan pergi mencarinya! "Bibi Lee masuk ke dapur dengan bersemangat.
Tapi begitu Stefanie mengajukan permintaan ini, dia langsung menyesalinya.
Karena saat ini dia sudah makan dan minum gratis di rumah ini, sekarang dia bahkan ingin mengambilkan makanan untuk kakak laki-lakinya, bukankah kelihatannya dia terlalu mengambil keuntungan? Jika Darren Feng tahu, apa yang akan dia pikirkan tentang dirinya? Apakah dia akan menganggap dirinya sebagai gadis yang suka mengambil keuntungan?
"Stephanie , kamu adalah pacar Tuan Muda Feng, dan dia yang membawamu pulang. Tentu saja jika kamu membutuhkan sesuatu, kamu bisa langsung memberitahukannya kepadaku! Tuan Muda Feng sudah berpesan, jika kamu membutuhkan sesuatu, aku harus berusaha mengabulkannya! Tuan Muda Feng biasanya sangat sibuk di perusahaan, mungkin kadang-kadang dia tidak sempat mengurus urusan rumah. Jadi, Stephanie, kamu juga harus memakluminya! "Bibi Lee sangat tahu cara bersikap. Dia seperti senior, yang terus mengatakan hal ini di telinga Stephanie.
Pada awalnya Stefanie sedikit menolak , tetapi secara perlahan-lahan, dia sudah bisa menerimanya, kadang-kadang dia merasa dijaga dan diberi perhatian seperti ini, seakan-akan dia mendapatkan kehangatan kasih sayang seorang ibu yang telah lama hilang, jadi dia tidak menolak lagi lagi.
“Apakah biasanya Darren Feng sangat sibuk?” Stefanie benar-benar tidak tahu banyak tentang Darren Feng.
"Tentu saja. Aku sudah lama bekerja di villa ini, Tuan Muda Feng ini kadang-kadang sibuk di luar sampai tengah malam baru pulang, dan ini tidak termasuk saat dia harus menemani klien di luar. Tidak ada pilihan lain, orang yang menjadi Boss perusahaan besar, semuanya pasti akan menemani klien, tetapi tidak peduli semalam apa pun dia pulang, keesokan paginya, dia harus berpakaian rapi dan pergi ke perusahaan untuk mengerjakan pekerjaannya, orang luar yang melihat hanya akan merasa mereka menjalani kehidupan yang mewah, berpakaian yang bagus dan berfoya-foya, tapi sedikit orang yang tahu soal pengorbanan dan kerja keras di balik semua ini, "kata Bibi Lee berkata sambil menghela nafas.
Stefanie tiba-tiba menyadari, ternyata seorang Tuan Muda Feng yang hebat, memiliki sisi yang tidak diketahui orang lain.
“Sudahlah, menurutmu ini sudah cukup apa belum?” Bibi Lee sangat cekatan, dia sudah memasukkan bubur ke dalam tempat makan termal.
Stefanie memngenggam tempat makan termal yang hangat, dengan perasaan bercampur aduk, "Cukup, sudah cukup!" Ada sesuatu di sudut matanya yang ingin mengalir keluar, tetapi dia mati-matian menahannya.
“Eh, sepertinya supirnya sudah sampai!” dari jendela dapur, kebetulan bisa melihat mobil hitam yang baru berhenti di halaman luar.
Mobil itu adalah mobil yang dikemudikan oleh supir pribadi Darren Feng .
Tentu saja, Darren Feng memiliki mobil yang lain.
"Stefanie, cepat pergi! Oh ya, Stefanie, apakah kamu akan pulang untuk makan siang? Jika kamu pulang, aku akan mempersiapkannya di rumah dan menunggumu pulang!" sebelum dia keluar rumah, Bibi Lee bertanya dengan penuh perhatian.
Stefanie menundukkan kepalanya untuk berpikir sejenak, lalu dia menjawab, “Tidak, Bibi Lee, aku tidak akan pulang untuk makan siang!”Kali ini dia pergi ke rumah sakit, dia masih belum tahu berapa lama dia akan tinggal di rumah sakit, belum lagi biaya operasi kakaknya sudah terkumpulkan, dan semakin cepat tanggal operasi ditentukan akan semakin baik, dia sudah tidak punya banyak waktu yang bisa dihabiskan bersama kakaknya.
Dia selalu memiliki firasat yang buruk atau kegelisahan terhadap operasi yang akan dijalani oleh kakaknya.
Bagaimana pun kakak laki-lakinya adalah satu-satunya keluarganya di dunia ini. Orang tua mereka sudah lama meninggalkan mereka kakak beradik. Sejak kecil dia hidup saling bergantungan dengan kakak laki-lakinya ini . Baginya, kakak laki-lakinya seperti ayahnya, kakak laki-lakinya ini bukan hanya kakaknya, tetapi juga tulang punggung keluarga mereka, dia bagaikan seorang ayah yang menjadi sandarannya.
Setelah masuk ke dalam mobil, Stefanie tidak bisa tidak meratapi orang kaya benar-benar bisa menikmati hidup.Tidak hanya memiliki mobil mewah, tetapi juga ada seorang supir pribadi yang bertanggung jawab untuk antar jemput, antar sesama manusia memang tidak bisa dibanding-bandingkan! Jika dia dan Darren Feng dibandingkan, yang satu di langit dan satu di lagi di bumi, sama sekali bukan orang dari dunia yang sama!
“Nona, mau pergi kemana?” supir itu, adalah seorang pria paruh baya, dia bertanya kepadanya dengan lembut.
Stefanie bergegas memberitahu alamat rumah sakit tempat kakaknya dirawat, lalu dia memeluk tempat makan hampa udaranya sambil duduk di kursi belakang dengan patuh.
Mobil itu melaju dengan lancar, pemandangan jalanan di luar jendela, bergerak dengan cepat.
Hari itu saat dia pindah kemari, dia tidak sempat melihat dengan baik lokasi dan kawasan villa ini. Sekarang ketika dilihat dengan seksama, jelas sekali ini adalah daerah perumahan orang kaya yang mewah, tidak hanya memiliki bangunan yang tinggi, tetapi satu per satu villa, juga saling berjauhan, villa ini dibangun di lereng bukit di tengah gunung, tempat ini termasuk permukiman orang kaya yang terkenal di kota ini.
Tempat seperti ini, ditakdirkan tidak cocok untuk gadis jelata yang berasal dari keluarga yang sederhana seperti dirinya.
"Nona, di depan adalah rumah sakit yang ingin kamu tuju. Apakah perlu aku menunggu anda di sini untuk mengantar anda kembali ke rumah?" supir itu bertanya kepadanya
“Tidak, jika urusanku disini sudah selesai, aku bisa pulang sendiri!” Stefanie menolak dengan tegas. Dia tidak tahu berapa lama dia akan tinggal di sini, membiarkan seorang supir pribadi menunggu dirinya seorang rakyat jelata disini bukankan sangat tidak baik, terlebih dia adalah supir pribadi Darren Feng . Jika Darren Feng memiliki urusan penting di perusahaan dan perlu menggunakan mobil, bukankah akan sangat tidak leluasa? Tentu saja, saat ini dia tidak tahu, mana mungkin Darren Feng hanya punya satu mobil ini saja.
Setibanya di depan kamar pasien kakaknya, Stefanie membuka pintu kamar pasien dengan hati-hati. Ini bukan kamar pasien VIP yang hanya di tinggali oleh kakaknya, jadi ada pasien lain di kamar pasien ini. Tentu saja, anggota keluarga pasien lain yang berjaga juga ada di sana, hanya di depan tempat tidur kakaknya yang kosong , dan tidak ada satupun anggota keluarga.
Ketika dia membuka pintu, kedua mata Steven sedang terpejam, dia sedang beristirahat.
Mungkin dia tidak bisa menghadapi pertanyaan dari anggota keluarga pasien lain yang antusias, dan tidak bisa menghadapi ikatan keluarga mereka yang kuat, jadi dia sengaja memilih menghindarinya.
“Kakak?” Stefanie memanggilnya dengan pelan, lalu dia meletakkan tempat makan termal yang dia bawa di lemari kecil di samping tempat tidur.
Hanya dengan satu panggilan, Steven langsung membuka kedua matanya. Matanya terlihat jernih.
"Kakak, aku membawakan bubur untukmu. Kamu masih belum makan kan? Apakah kamu mau mencicipinya?" Stefanie mulai merawatnya dengan penuh perhatian.
"Kenapa kamu datang lagi? Bukankah kemarin kamu baru saja datang bersama CEO Feng ?" Steven sedang berbaring di tempat tidur rumah sakit, saat ini dirinya sudah kurus kerempeng, tubuhnya yang dulunya berotot sekarang hanya tersisa tulang.
Ketika Stefanie melihat kakaknya dalam keadaan seperti ini, dia sangat ingin menangis, tetapi dia tidak berani menunjukkan terlalu banyak emosi yang negatif di depan kakaknya.
“Beberapa hari ini sekolah libur, lagian, aku tidak punya kerjaan, jadi aku datang ke rumah sakit untuk menemanimu!” Stefanie juga merasa beruntung, untung saja sekolah libur untuk sementara waktu, kalau tidak bagaimana dia mengurus semua masalah yang ada, dia tidak mungkin membiarkan kakaknya tinggal sendirian di rumah sakit yang dingin ini dan bahkan tidak ada yang menjaganya.
"Kamu tidak perlu secapek ini! Jika kamu kesana kemari seperti ini tubuhmu mana bisa tahan? Dan juga, aku tidak apa-apa sendirian disini, di sini ada dokter dan perawat, mereka menjagaku dengan sangat baik, dan juga di kamar pasien ini dan pasien lain dan anggota keluarga mereka, mereka semua sangat bersedia membantu! Lebih baik kamu fokus dengan sekolahmu, jangan sampai kamu putus sekolah, apakah kamu mengerti? Saat ini adalah masa-masa yang penting, dalam kehidupan ini kakak tidak menginginkan apa-apa, satu-satunya harapan kakak adalah agar kamu adikku satu-satunya bisa membuat prestasi demi kakak dan demi keluarga kita. "Steven, seperti seorang senior, yang terus mengajari adiknya.
Meskipun sebelumnya Stefanie sudah pernah mendengarkan hal ini berkali-kali. Sebelum dia tahu tentang penyakit kakaknya, dia bahkan merasa kakaknya terlalu bawel, dan merasa sangat risih setiap kali mendengar perkataan kakaknya ini, dia bahkan merasa telinganya hampir kapalan karena mendengar semua ini, tapi sekarang, kata-kata ini begitu enak didengar, begitu akrab dan begitu hangat di telinganya.
Di dunia ini, satu-satunya orang yang mencintainya tanpa syarat hanyalah kakaknya.
Mereka kakak beradik selalu hidup bergantungan, baginya kakaknya adalah segalanya!
"Kakak , aku tahu, aku pasti akan berjuang untuk diriku dan akan berjuang untuk keluarga kita!" Sekarang sekolahnya bukan masalah terbesarnya. Dia tidak khawatir soal itu. Sekarang dia hanya khawatir apakah kakaknya bisa melewati kesulitan ini dengan lancar.
"Baik, kakak tahu kamu pasti bisa melakukannya! Adikku adalah yang terbaik!" Kata-kata Steven ini bukan bualan. Kenyataannya, adiknya telah berkali-kali membuatnya merasa bangga. Mengingat dulu karena keluarga mereka terlalu miskin, dan nilai adik perempuannya jauh lebih baik daripada nilainya, jadi dia yang menjadi kakak ini memilih untuk putus sekolah, dan memberikan satu-satunya kesempatan kepada adiknya ini.
Novel Terkait
Anak Sultan Super
Tristan XuPenyucian Pernikahan
Glen ValoraMy Greget Husband
Dio ZhengIstri kontrakku
RasudinLoving The Pain
AmardaSee You Next Time
Cherry BlossomCinta Yang Tak Biasa×
- Bab 1 Dream Paradise
- Bab 2 Menandatangani kontrak
- Bab 3 Turun tangan untuk membantu
- Bab 4 Pindah satu rumah
- Bab 5 Hamil dalam tiga bulan
- Bab 6 Mandi
- Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
- Bab 8 Supir pribadi
- Bab 9 Perpisahan hidup dan mati
- Bab 10 Kakak harus berjuang
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (1)
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (2)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (2)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (2)
- Bab 14 Dompetnya Menderita (1)
- Bab 14 Dompetnya Menderita(2)
- Bab 15 Dasar Playboy (1)
- Bab 15 Dasar Playboy (2)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
- Bab 17 Apakah Puas (1)
- Bab 17 Apakah Puas (2)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (1)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (2)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (1)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (1)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (2)
- Bab 21 Mewujudkan Janji terhadapnya (1)
- Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (1)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (1)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (2)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (1)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (2)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (1)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (2)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (1)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (2)
- Bab 27 Jangan Lupa (1)
- Bab 27 Jangan Lupa (2)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (1)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (2)
- Bab 29 Skandal (1)
- Bab 29 Skandal (2)
- Bab 30 Sungguh sialan (1)
- Bab 30 Sungguh sialan (2)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (1)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (2)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (2)
- Bab 33 Introspeksi Diri (1)
- Bab 33 Introspeksi Diri (2)
- Bab 34 Saling Menemani (1)
- Bab 34 Saling Menemani (2)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (1)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (2)
- Bab 36 Hukuman dikeluarkan dari sekolah (1)
- Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
- Bab 37 Apakah puas dengan hukuman yang diberikan (1)
- Bab 37 Apakah kamu puas dengan hukuman ini (2)
- Bab 38 Melakukan apa pun demi wanita yang disukai (1)
- Bab 38 Melakukan apapun demi wanita yang disukai (2)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (2)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (1)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (2)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (1)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (2)
- Bab 43 Iblis Kecil (1)
- Bab 43 Iblis Kecil (2)
- Bab 44 Olahraga Pagi (1)
- Bab 44 Olahraga Pagi (2)
- Bab 45 Kejutan Besar (1)
- Bab 45 Kejutan Besar (2)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (1)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (2)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (1)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (2)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (1)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (2)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (1)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (2)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (1)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (2)
- Bab 51 Kejutan Ganda
- Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
- Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (1)
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (2)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (1)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (2)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (1)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (2)
- Bab 57 Bajingan (1)
- Bab 57 Bajingan (2)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (1)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (2)
- Bab 59 Cemburu (1)
- Bab 59 Cemburu (2)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (1)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (2)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (1)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (2)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (2)
- Bab 63 Pria Itu (1)
- Bab 63 Pria Itu (2)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (1)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (2)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (1)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (2)
- Bab 66 Ternyata dia (1)
- Bab 66 Ternyata dia (2)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (1)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (2)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (1)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
- Bab 69 Balas dendam (1)
- Bab 69 Balas dendam (2)
- Bab 70 Berbagai macam siksaan
- Bab 71 Dimulai dari perhatiannya
- Bab 72 Pindah dan tinggal bersama
- Bab 73 Perhatian dari Clayton Gu
- Bab 74 Identitasnya turun
- Bab 75 Kamu tidur saja
- Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
- Bab 77 Kegugupan Tuan Gu
- Bab 78 Semuanya Terungkap
- Bab 79 Perantau Pinggiran Kota
- Bab 80 Adaptasi
- Bab 81 Ragu
- Bab 82 Tidak Punya Pacar
- Bab 83 Pengingat Niat Baik
- Bab 84 Secara Sembunyi-Sembunyi
- Bab 85 Pesanan Makanan Tanpa Nama
- Bab 86 Fisik penjahat
- Bab 87 Aliran binatang buas
- Bab 88 Perjalanan belanja yang canggung
- Bab 89 Mendekati sang pria kaya
- Bab 90 Adil dan tegas
- Bab 91 Perang Dingin dalam Legenda
- Bab 92 Membuli Kekasihnya
- Bab 93 Hukuman Diusir
- Bab 94 Agresif
- Bab 95 Pasti Ada Urusan Pribadi
- Bab 96 Memohon dengan rendah hati
- Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang
- Bab 98 Kehendak Presdir
- Bab 99 Kenyataan yang memang ada
- Bab 100 Mendapat satu tamparan
- Bab 101 Melarikan Diri
- Bab 102 Mabuk Minum
- Bab 103 Kamu Pantas Mati
- Bab 104 Senjata Di Tangannya
- Bab 105 Dalam Hati Menginginkan Balas Dendam
- Bab 106 Orang Jahat
- Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
- Bab 108 Satu Permintaan
- Bab 109 Terlalu Banyak Yang Mendukungnya
- Bab 110 Kemunculuan Yang Disengaja
- Bab 111 Serangan Yang Spontan
- Bab 112 Keberadaan seseorang yang istimewa
- Bab 113 Terus Tenggelam
- Bab 114 Bermaksud Menarik Perhatian Orang
- Bab 115 Terlahir Kembali
- Bab 116 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 117 Membuat Orang Lain Kagum
- Bab 118 Kesalahan Besar
- Bab 119 Gantikan Aku
- Bab 120 Bukan Rasa Sakit yang Biasa
- Bab 121 Hadiah ulang tahun
- Bab 122 Membuatnya lebih emosi
- Bab 123 Mengejeknya dari belakang
- Bab 124 Rupanya kamu masih punya hati
- Bab 125 Wanita Jahat
- Bab 126 Jangan Berpura-pura
- Bab 127 Hubungan Pertemanan Yang Putus
- Bab 128 Mereka Pasti Sengaja
- Bab 129 Setelah Bersenang-senang
- Bab 130 Kesepakatan Baru Antara Keduanya
- Bab 131 Tidak Akan Melepaskan Dia Pergi
- Bab 132 Kebohongan Besar
- Bab 133 Tidak Menepati Janjinya
- Bab 134 Penderitaan Yang Tidak Terucapkan
- Bab 135 Apa Yang Sebenarnya Kamu Inginkan
- Bab 136 Mencekik Mati
- Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
- Bab 138 Tindakan Melawan
- Bab 139 Orang Pintar Yang Berhati Sensitif
- Bab 140 Misi Foto Diam-Diam
- Bab 141 Gadis Favorit
- Bab 142 Cinta Segitiga
- Bab 143 Dukungan
- Bab 144 Rahasia yang Terungkap
- Bab 145 Tidak Mungkin
- Bab 146 Aku Tidak Masalah
- Bab 147 Pil Putih
- Bab 148 Pergi Dengan Marah
- Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
- Bab 150 Penolakan Lagi
- Bab 151 Menghilang Dari Peredaran
- Bab 152 Sudah Masuk Jauh Di dalam
- Bab 153 Gossip
- Bab 154 Pelacur Yang Licik
- Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
- Bab 156 di.....
- Bab 157 Kekacauan
- Bab 158 Pukulan yang berat
- Bab 159 Patah Hati
- Bab 160 Merasa Tidak baik
- Bab 161 Munafik
- Bab 162 Seperti Boneka
- Bab 163 Dampak Buruk
- Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
- Bab 165 Ternyata Hanya Pura-pura
- Bab 166 Sikap tegas
- Bab 167 Harus ditangani dengan serius
- Bab 168 Surat pemberhentian
- Bab 169 Pemberhentian
- Bab 170 Resiko ditanggung sendiri
- Bab 171 Sebuah bom besar
- Bab 172 Tekanan dan Bahaya
- Bab 173 Orangnya sedang berada di rumah sakit
- Bab 174 Apakah dia yang melakukannya
- Bab 175 Meminta keadilan
- Bab 176 Menerima Pelecehan Parah
- Bab 177 Cobalah Untuk Menerimaku
- Bab 178 Rahasianya
- Bab 179 Mencuri Dengar Di Balik Pintu
- Bab 180 Membantu Meminjam Uang
- Bab 181 Kakek Yang Displin
- Bab 182 Membantu Dengan Royal
- Bab 183 Mengumpulkan Semua Uang
- Bab 184 Merobek Surat Kontrak
- Bab 185 Menjadi Musuh Umum
- Bab 186 Apakah Sakit?
- Bab 187 Apakah Sudah Hamil?
- Bab 188 Rumah Sakit
- Bab 189 Selamat Hamil
- Bab 190 Orang Lain Tidak Dapat Mewakili Kamu
- Bab 191 Tuan Rumah Laki-laki
- Bab 192 Apakah Ini Hidup Bersama?
- Bab 193 Perselisihan Sengit
- Bab 194 Menjadi Houseman
- Bab 195Suka Sini
- Bab 196 Takut dia kecapekan
- Bab 197 Tidak perlu permohonan maafmu
- Bab 198 Tenanglah dulu
- Bab 199 Anak Cucu tidak berbakti
- Bab 200 Akankah patriarki
- Bab 201 Telah memaafkannya
- Bab 202 Tindakan seseorang
- Bab 203 Hanya kamu
- Bab 204 Menjaganya dengan lemah lembut
- Bab 205 Membeli tiket
- Bab 206 Lelah setengah mati
- Bab 207 Canggung
- Bab 208 Tetap saja berhutang
- Bab 209 Terjerat dengannya
- Bab 210 Bagaimana mungkin akan menikahinya
- Bab 211 Tidak mengharapkan yang banyak
- Bab 212 Ikut aku pergi
- Bab 213 Langsung pergi mendaftar
- Bab 214 Lamaran yang tidak romantis
- Bab 215 Akhir cerita