Cinta Yang Tak Biasa - Bab 6 Mandi

“Darren, Darren Feng.” Stefanie merasa sangat kaget saat melihat keadaan Darren Feng, lalu dia berkata dengan terbata-bata, “Mau pergi ke rumah sakit tidak?”

"Tidak perlu."

Darren Feng menatap Stefanie dengan dingin dan menolak ajakan Stefanie untuk pergi ke rumah sakit. Yang benar saja, jika dia pergi ke rumah sakit dan dokter bertanya kenapa dia bisa terluka, apa yang harus dia katakan? Jika ada yang tahu dia Darren Feng ingin meniduri seseorang tetapi malah dipukul dengan vas bunga, dia harus bagaimana?

Darren Feng berdiri untuk mengambil kotak obat di lemari pakaian yang besar di kamar. Kotak obat ada di rak bawah lemari pakaian, jika Darren Feng ingin mengambilnya, dia harus menundukkan kepalanya. 'Sss', begitu dia menundukkan kepalanya, rasa sakit di dahinya langsung menyebar ke seluruh tubuhnya, Darren Feng hanya bisa berhenti dan duduk di atas tempat tidur.

Apakah dia kesakitan? Stefanie menatap ekspresi wajah Darren Feng yang kesakitan, Stefanie berpikir apakah tadi dia terlalu keterlaluan? Dia langsung memukulnya dengan keras tanpa pandang bulu. Tidak, tidak, sekarang dia adalah istri kontraknya bukankah sudah sewajarnya dia tidur satu ranjang dengannya?

“Apa yang sedang kamu lakukan?” melihat Stefanie membungkuk, untuk mengeluarkan kotak obat, lalu berjongkok di hadapannya, Darren Feng tidak bisa menahan diri untuk bertanya, “Apakah kamu ingin mengobati lukaku?”

“Hmm.” Stefanie mengambil kapas lalu menaruh sedikit alkohol pada kapas, setelah itu dia meniupnya lalu dengan hati-hati membersihkan luka Darren Feng, “Tuan Muda Feng, bukankah saat ini aku sedang mengobati luka anda? "

Bodoh, meniup dengan mulut akan menambah bakteri, apakah kamu ingin lukaku semakin infeksi? Benar-benar tidak pernah bertemu dengan orang sebodoh ini. Awalnya Darren Feng ingin berkata seperti ini, tetapi ketika dia melihat ekspresi wajah Stefanie yang serius, dia tidak mengatakan apa-apa lagi.

Bulu matanya sangat tebal dan panjang,

Sangat lentik, bagaikan kupu-kupu yang sedang mengepakkan sayapnya. Matanya menatap mata Darren dengan hati-hati, seolah-olah takut melakukan kesalahan. Semua orang mengatakan saat seorang wanita sedang serius dia benar-benar sangat cantik. Darren Feng pertama kali melihat Stefanie yang sangat cantik seperti ini, dia melihatnya sambil termangu, lalu tanpa sadar dia berkata: "Kelak kamu hanya boleh membantuku mengoleskan obat, kamu tidak boleh membantu pria lain mengoleskan obat."

“Kenapa?” ​​Stefanie sedang fokus membantu Darren Feng mengoleskan obat. Kata-kata yang tiba-tiba Darren Feng ucapkan membuat Stefanie bertanya balik dengan refleks.

"Tidak apa-apa, karena kamu adalah milikku."

Baiklah, pria ini sangat posesif. Dirinya hanya istri kontraknya, apakah dia tidak boleh membantu orang lain mengoleskan obat? Stefanie bergumam dengan pelan, "Apakah aku bahkan tidak boleh membantu kakakku mengoleskan obat?"

"Ada perawat di rumah sakit, kamu tidak perlu secapek itu. Lagian kakakmu tidak memliki luka luar."

""

Sebenarnya, dia bukan cemburu, tidak, dia hanya terlalu posesif. Stefanie menggelengkan kepalanya dan tidak mengucapkan sepatah kata pun, Huh, kamu juga tidak bisa selamanya mengaturku, benar, aku ingin mengoleskan obat kepada siapa pun itu terserahku. Stefanie menatap pakaian Darren Feng yang terkena noda darah lalu dengan berbaik hati mengingatkan: "Apakah kamu mau pergi mandi? Bajumu kotor."

Ternyata benar, ada beberapa tetes noda darah di bajunya, Darren Feng mengerutkan keningnya, dia paling benci pakaiannya kotor. Melihat Stefanie masih fokus membantunya mengoleskan obat, Darren Feng tiba-tiba merasa hatinya tergerak, lalu dia mengenggam lengan baju Stefanie dan berkata, "Bisakah kamu membantuku mandi?"

Membantunya mandi? Wajah Stefanie yang sudah merah menjadi semakin merah, pemandangan ini terlalu indah, jadi dia bahkan berani membayangkannya? Stefanie berkata dengan suara yang pelan: "Kamu tidak bisa mandi sendiri."

"Lihat, aku sedang terluka bagaimana aku bisa mandi sendiri. Aku merasa sekujur tubuhku tidak bertenaga." Darren Feng sengaja memasang tampang kasihan dan tidak enak badan untuk mendapatkan simpati Stefanie , "Jika aku tidak mandi, aku tidak bisa tidur, kamu juga tidak ingin aku menidurimu dengan keadaan bau kan. "

Awalnya Stefanie ingin mengatakan, dia tidak keberatan, tetapi ketika dia memikirkannya, bukankah berarti dia mengabulkan keinginan Darren Feng. Sungguh menyebalkan, bagaimana dia harus menolak Darren Feng! Saat Stefanie sedang memikirkan langkah apa yang harus diambilnya, dia lupa untuk mengoleskan obat kepada Darren Feng .

Gadis bodoh ini, sudut bibir Darren Feng terangkat, dia menggelengkan kepalanya dengan tidak berdaya, gadis ini begitu bodoh dan imut, dia harus bagaimana? Darren Feng membisikkan sesuatu ke telinga Stefanie . Stefanie mengangguk dengan bodoh, dan bahkan tidak menyadari dia jatuh ke dalam jebakan seseorang.

“Aaa, Darren Feng apa yang sedang kamu lakukan? Kenapa kamu menyeretku ke kamar mandi?” saat Stefanie menyadari dia ditarik ke kamar mandi, dia yang baru sadar mulai berteriak.

"Tadi kamu baru saja berjanji. Kamu sudah berjanji akan membantuku mandi." Darren Feng menatap Stefanie dengan ekspresi wajah datar, tapi sorot matanya tidak sengaja membocorkan harapannya.

“Itu, tidak, aku tidak mau.” Stefanie bergegas mendorongnya belakang lalu dia berbalik dan ingin keluar.

"Sss."

Mendengar rintihan Darren Feng, Stefanie yang hendak membuka pintu dan berjalan keluar, langsung berbalik, dia melihat Darren Feng sedang mengenggam dahinya dengan kesakitan.

“Kamu, kamu, kamu tidak apa-apa kan.” Stefanie ragu-ragu sejenak, mempertimbangkan Darren Feng sedang terluka, dia berbalik dengan niat baik, lalu memapah Darren Feng , dan bertanya dengan lembut, “Bagaimana keadaanmu? Sekarang kamu ingin pergi ke rumah sakit atau aku harus membantu mengoleskan obat untukmu lagi?"

"Cukup bantu aku melakukan satu hal, kamu tidak perlu mengoleskan obat lagi."

"Apa itu! Cepat katakan." Stefanie tidak menyangka Darren Feng berbicara dengan sangat serius, jadi dia berkata dengan penasaran, "Jika aku bisa membantumu, aku pasti akan membantumu."

"Benarkah?"

"Tentu saja." Tunggu, entah kenapa dia merasa apa yang diinginkan Darren Feng bukan hal yang baik, Darren tidak akan membohonginya kan? Semakin memikirkannya Stefanie semakin merasa ada yang tidak beres, Darren Feng selalu menunjukkan ekspresi wajah yang dingin, dia masih tidak bisa memahaminya.

"Kamu bantu aku mandi."

“Tidak!” Stefanie langsung menolak tanpa berpikir.

“Kenapa?” ​​raut wajah Darren Feng langsung berubah menjadi dingin.

"..." Stefanie tidak bisa berkata apa-apa, dia mana tahu yang Darren Feng maksudkan adalah hal ini.

"Hei gadis, kamu harus tahu tubuhku ini sangat hebat."

"Hei gadis, kamu boleh menyentuh otot-ototku sesuka hatimu."

"Hei gadis, aku punya kaki yang panjang."

"Hei gadis..."

Pikiran Stefanie menjadi kacau karena mendengar kata-kata Darren Feng , jelas-jelas ucapannya sangat lucu, tetapi begitu terucap dari mulut Darren Feng malah terkesan serius, seperti sedang mengatakan sebuah kebenaran. Stefanie bergegas memotong perkataannya, jika dia tidak menghentikannya, dia tidak tahu Darren akan berbicara sampai kapan. dan juga, selain terkesan pamer, bukankah hal ini juga terkesan tidak senonoh?

“Aku akan membantumu mandi, kamu sudah puaskan.” Stefanie menggelengkan kepalanya dengan tidak berdaya. Sekarang sudah jam dua belas, dan besok dia masih harus bangun pagi."Hei hei hei, apa yang sedang kamu lakukan? Kenapa kamu menanggalkan pakaianmu?"

Stefanie baru selesai berbicara, Darren Feng sudah menggerakan tangannya naik turun untuk membuka kancing bajunya, Stefanie berteriak dengan panik, dia tidak akan melakukan sesuatu kepada dirinya kan? Ini adalah kamar mandi, seharusnya tidak mungkin kan, tapi ada suara batin yang mengingatkan Stefanie-jangan lupa, hari itu keperawananmu hilang di kamar mandi.

Kejadian kemarin masih jelas di ingatannya, suasana yang panas, tubuh dua orang, ingatan itu membuat Stefanie merasa malu saat mengingatnya. Stefanie merasa wajahnya sudah merah padam dan telinganya juga terasa panas.

Darren Feng berjalan menghampirinya selangkah demi selangkah, tangannya menahannya, 'boom', tubuh Stefanie tertahan di dinding, deru nafas Darren Feng semakin dekat dengan nafas Stefanie , Stefanie mencoba mendorong Darren Feng , tetapi dia tidak bisa melepaskan diri darinya , lalu dia berkata dengan sedikit marah: "Darren Feng , apa yang sedang kamu lakukan?"

“Apa lagi yang bisa aku lakukan?” Darren Feng membungkuk dan mencium leher Stefanie, sorot matanya yang tenang menatap wajah Stefanie, “Menciummu.”

"" Stefanie tidak sanggup melakukan perlawanan, melihat tubuh bagian atas yang Darren telanjang, dia menunjuk otot-otot Darren Feng , "Kalau begitu lepaskan pakaianmu."

"Lepaskan pakaian dan mandi."

Darren Feng mengatakannya dengan serius, tapi Stefanie merasa satu kata terakhir yang Darren Feng ucapkan , merupakan hal yang ingin dia ungkapkannya kan? Satu kata yang keluar dari mulut Darren Feng itu terdengar sangat seksi dan sangat menggoda.

Baiklah, Stefanie sudah sepenuhnya dikalahkan olehnya, dia bukan lawan Darren Feng , si pria bermuka dua ini. Dengan patuh dia mengambil pancuran dan membasahi kepala Darren Feng , kemudian dia mengambil sampo yang berada di samping, lalu mengoleskannya ke kepala Darren Feng , lalu memijatnya dengan hati-hati.

Darren Feng sangat menikmati semua ini. Gerakan Stefanie yang hati-hati dan lembut, seperti tukang pijat. Darren Feng diam-diam memutuskan, kelak dia tidak akan pergi ke tempat pijat lagi. Bukankah wanita ini mengatakan hal itu membuang-buang uang? Biarkan dia yang melayani dirinya.

Ketika Stefanie memijat dahinya, gerakan Stefanie menjadi lebih hati-hati, dia takut tidak sengaja membuat Darren Feng kesakitan. Darren Feng juga merasakan kelembutan Stefanie, matanya yang terpejam terbuka.

Stefanie sedang berada dalam posisi berlutut di lantai, Darren Feng tiba-tiba teringat saat Stefanie mengepel lantai barusan, sialan, dia tidak sedang menganggap otot-ototnya sebagai lantai kan, Meskipun sama kerasnya, tapi juga tidak boleh disamakan kan?

Memikirkan hal ini membuat  Darren Feng merasa marah, tetapi saat dia mendengar Stefanie dengan lembut menanyakan apakah dia merasa sakit atau tidak. Amarah Darren Feng langsung menghilang, ternyata dia tahu bersikap perhatian kepadaku.

“Itu, aku sudah selesai mencuci rambutmu, kamu sudah bisa keluar.” Wajah Stefanie semakin memerah, tidak tahu apakah karena suhu di kamar mandi, atau suasana ambigu antara pria dan wanita yang membara.

Tangan besar Darren Feng langsung menarik Stefanie ke dalam bathtub.

Mata mereka saling bertatapan, uap air memenuhi seluruh kamar mandi. Darren Feng mencondongkan kepalanya sedikit dan mencium Stefanie yang berbaring di atas tubuhnya dengan mudah. ​​Stefanie lupa untuk menolak.

Stefanie dituntun olehnya. Dalam hal-hal seperti ini, pria langsung tahu tanpa perlu belajar terlebih dahulu, sementara wanita selalu berada dalam posisi yang pasif. Stefanie memejamkan matanya dan menunggu Darren Feng berhenti.

“Kamu ikut aku keluar.” Darren Feng berkata dengan lembut, lalu mengenakan jubah mandinya di depan Stefanie dengan acuh tak acuh. Lagian mereka berdua sudah sampai ke titik ini, untuk apa mempedulikan hal semacam ini.

Melihat Darren Feng yang telanjang mengenakan jubah mandi di depannya, wajah Stefanie memerah lagi, lalu dia mengikuti Darren keluar dengan patuh, Darren tidak akan bertindak sembarangan kan.

“Keringkan rambutku.” Darren Feng duduk di tempat tidur, lalu menyerahkan pengering rambut kepada Stefanie , sambil menunjuk rambutnya.

“Oh.” Stefanie mengambil pengering rambut dan mengarahkannya ke rambut Darren Feng sambil menyentuh rambut Darren Feng dengan tangannya dari waktu ke waktu.

Saat Stefanie bersiap untuk tidur, dia melihat tangan Darren Feng memeluk pinggangnya Stefanie mengerutkan dahinya, sudah begitu besar masih seperti anak kecil.

Stefanie bangun dari tempat tidur dengan hati-hati, lalu berjalan ke tepi tempat tidur Darren Feng dengan hati-hati untuk menutupinya dengan selimut. Tapi Darren Feng tiba-tiba menarik tangannya, Darren Feng menggumamkan sesuatu di dalam mimpinya, Stefanie tidak bisa mendengarnya dengan jelas, jadi dia hanya menganggap Darren Feng sedang berbicara di dalam mimpi.

Darren Feng membalikkan tubuhnya dan melepaskan tangan Stefanie , seolah-olah kata-kata tadi tidak pernah dikatakan, tetapi Stefanie masih merasakan di telapak tangannya masih ada kehangatan yang baru saja di tinggalkan oleh genggaman tangan tadi.

Stefanie menatap wajah Darren Feng, dia tidak bisa tidur. Mungkin dalam beberapa saat ini dia tidak bisa pergi meninggalkan tempat ini. Di dalam kontrak dengan jelas tertulis dia menerima enam ratus juta rupiah untuk melahirkan anak Darren Feng .

Berapa lama dia akan tinggal di sini? Apakah kali ini dia akan hamil? Stefanie memeluk kakinya dengan kedua tangannya, sambil berpikir, dia tidak ingin melahirkan anak Darren Feng, sebenarnya dia tidak ingin hamil dengan anak siapa pun. Baginya Darren Feng adalah kreditur, tetapi dalam hati dia diam diam berharap apa yang mereka lakukan malam ini bisa membuatnya hamil. Bagaimana pun Darren adalah orang asing baginya, Stefanie tidak ingin terlibat terlalu banyak dengannya.

Stefanie membaringkan kepalanya di atas bantal, sambil berpikir yang bukan-bukan, tanpa sadar perlahan-lahan dia masuk ke alam mimpi. Di dalam mimpi, dia baru saja menerima surat pemberitahuan dia diterima kuliah, kakaknya tidak sakit, dan sedang berdiri di sampingnya dan ikut bahagia dengannya

Novel Terkait

Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu