Cinta Yang Tak Biasa - Bab 93 Hukuman Diusir

Dalam pemikirannya, dirinya jelas-jelas berbaik hati, tidak tega mengganggunya, maka tidak dibangunkannya.

Tapi Stefanie sebaliknya tidak menerima maksudnya dia ini, berlagak jadi orang baik apa, jelas-jelas adalah seekor serigala berekor besar, kalau bukan karena dia, mana perlu dirinya sampai harus berganti pakaian? Tidak perlu sampai repot seperti ini.

“Kalau kamu tidak juga masuk untuk membersihkan dirimu, nanti begitu beres berpakaian dan keluar, takutnya waktu tidak akan cukup!” Darren Feng melihat dia yang duduk di sofa sambil melipat kedua tangannya dan merajuk, merasa tidak bisa menahan ingin tertawa, tapi dia sedang marah, maka dirinya tidak tertawa, menghindari dia yang bertambah marah.

Begitu dia dipancing, ternyata benar semakin marah, “Kamu balikkan badan, tidak boleh mengintip!” Sekarang dirinya tanpa sehelai kain pun, dia tanpa malu terang-terangan menatap dirinya, begini dia harus bagaimana dengan santainya berjalan melewatinya, lalu menuju ke toilet?

Ternyata merasa malu! Darren Feng tersenyum, perasaan hatinya sangat baik, dia juga tidak meneruskan menggodanya lagi, kali ini menurut dan membalikkan badannya, di belakangnya, sebetulnya adalah sebuah kaca jendela yang besar, tetapi karena masalah sebelumnya, gordennya sudah ditutupnya, dengan sangat cermat ditutupnya.

Akibatnya penerangan di dalam ruangan pun tidak begitu baik, terkesan sedikit remang-remang.

Ini juga yang menjadi alasan Stefanie tertidur cukup lama, jika sinar menusuk mata atau sangat terang, setidaknya dia merasa dirinya bisa terbangun lebih awal, tentu tidak perlu begini terburu-buru dikejar waktu.

Di dalam toilet, sama sekali tidak ada perlengkapan mandi apapun, bisa dikatakan sangat sederhana dan tidak lengkap, tentu saja yang dibilang sederhana di sini kalau dibandingkan dengan perlengkapan dalam sebuah kamar mandi mewah dalam villa.

Berhubung perlengkapan sangat terbatas, Stefanie pun tidak bisa komplen apa-apa, hanya bisa terburu-buru menggunakan sebuah handuk yang baru, dengan ala kadarnya saja disekanya seluruh tubuhnya, lalu segera dengan tidak sabar mengganti pakaian dalam yang diberikannya pada dirinya.

“Aneh, kok bisa pas ya?” sambil bercermin, dia terkejut mendapati pakaian dalam itu sangat nyaman dan lagi pas di badannya.

Dia tidak merasa puas, lalu kembali dilepasnya, kemudian dia mengecek tulisan ukuran yang tertera, begitu dilihatnya ternyata betul-betul persis sama dengan ukuran yang biasa dia pakai, bagaimana bisa begitu kebetulan tepatnya? Bagaimana dia bisa mengetahui ukuran pakaiannya?

Lalu dia dengan tidak wajar memandangi dadanya sendiri, bisa dikatakan dadanya tidaklah terlalu besar, juga tidak terlalu indah, dulu waktu kuliah, dibandingkan dengan gadis lain seusianya, dia merasa pertumbuhan dadanya sendiri tidaklah baik, bahkan sedikit seperti landasan pesawat terbang.

Namun, sekarang kalau diamati dengan cermat, dia merasa heran mendapati bagian dadanya ini sepertinya entah kapan sedikit membesar, sekarang cup B sudah tidak terlalu cocok, tapi dipaksa sih masih bisa.

Saat ini, dia juga tidak punya pilihan lain.

Mungkinkah, sering diremas-remas, sungguhan ada gunanya? Semenjak bersama dengan Darren Feng, setelah pertama kali berhubungan intim, orang itu sepertinya lumayan suka meremas dadanya, sepertinya tidak hanya dia, pada kenyataannya setiap pria sangat menyukai bagian dada wanita yang indah, ini mungkin adalah sebuah naluri dasar, sebuah naluri yang sulit untuk dijelaskan.

“Celaka, mengapa aku malah berpikir sembarangan seperti ini!” waktu dia tersadar, dia ingin sekali rasanya membenturkan kepalanya sendiri ke tembok!

Selanjutnya dia mengambil satu stel pakaian yang ada dalam kantung besar satunya lagi, segera dikenakannya, sepertinya bisa dibilang pas juga, hanya saja model seperti ini, dibanding dengan pakaiannya sebelumnya jauh lebih baik, lagipula bahan kainnya dan jahitannya, terlihat sangat berkelas, pakaiannya sendiri yang sebelumnya, dia beli dengan harga empat ratus ribu lebih, itupun dia tunggu sampai ada diskon barulah dibeli, kalau tidak diskon, lebih mahal lagi, tapi yang sekarang dikenakan di tubuhnya, hanya ada satu stel yang ini.

Tapi kualitas sesuai dengan harganya, dirinya yang bercermin, merasa sepertinya seketika melihat seseorang yang lain, dan itu bukan dirinya.

Hanya saja, raut wajahnya terlihat tidak terlalu baik.

Pada kenyataannya mana mungkin bisa baik, jelas-jelas waktunya makan siang, waktunya istirahat siang, malahan dipaksa ditindih oleh pria tinggi besar sombong itu, sewenang-wenang diraba-raba olehnya, siapa juga pasti kehilangan energy, siang sampai sore masih harus bekerja, dipikirkan malah membuat sakit kepala, kalau saja dia bukan masih di masa kerja magang, ingin rasanya pulang lebih cepat ke rumah dan tidur meneruskan istirahatnya!

Tapi sialnya kenyataannya tidak mengijinkan dia untuk bersikeras melakukan itu.

Dia merapikan kerah bajunya, perlahan berjalan keluar dari toilet.

Gorden yang menutupi jendela sudah dibuka semenjak tadi oleh Darren Feng, ruangan kantor seketika kembali menjadi terang benderang seperti sediakala.

Darren Feng menikmati memandang wanita yang baru saja keluar dari toilet itu, raut wajahnya terlihat agak kurang berseri, seperti yang baru berolahraga lama, bagi dia, agaknya sedikit terlalu melelahkan! Pakaian yang dikenakannya terlihat cukup cocok, dibanding dengan yang sebelumnya dia pakai itu, sekarang setelan yang ini lebih cocok untuknya, modelnya pun lebih modis. Selera Mark ini bisa dibilang bisa diandalkan, pokoknya tidak membuat malu dirinya.

Dia sangat puas, tapi tidak keluar sedikit pun pujian dari bibirnya, hanya dengan datar saja mengingatkan dia, “Waktumu tidak banyak lagi!”

Stefanie dengan kesalnya balas menatap orang ini, maksudnya apa ini sekarang, senang di atas penderitaan orang lain kah?

“Di luar ruanganmu ini apakah ada sekretarismu? Aku tidak ingin terpergok baru keluar dari ruanganmu ini!” Sambil dengan suara dingin bertanya, dia mulai membereskan pakaian bekasnya dan barang-barangnya di atas sofa, lalu dia menaruh semuanya ke dalam kantung yang tadinya dipakai untuk membawa pakaian baru yang dikenakannya sekarang, kebetulan pas sekali bisa menampung semua barangnya, tentu saja pakaian dalamnya dia masukkan lagi dalam kantung kecil dan sengaja ditaruh di paling bawah, menghindari jangan sampai waktu dikeluarkan tidak sengaja terlihat, pastinya akan sangat memalukan.

“Tenanglah, sekarang, Mark sudah memanggil mereka semua ke ruangan sekretaris untuk rapat! Kamu bisa keluar dengan tenang tanpa rasa khawatir!” Ternyata sebelum ini, Darren Feng sudah lebih dulu punya persiapan.

Dia tahu waktu dirinya berjalan keluar dari ruangan ini, pasti merasa sangat malu, jadi lebih dulu menelepon Mark, menyuruhnya membuat sekretaris di depan pergi.

Stefanie barulah merasa tenang, dengan suara enggan menjawab, “Kalau begitu aku kembali dulu ke ruangan kerjaku!”

Selesai berkata, tanpa menunggu dia bereaksi, dirinya dalam beberapa langkah sampai ke pintu, dibukanya pintu ruangan, tanpa menoleh lagi segera buru-buru meninggalkan tempat itu.

Darren Feng tak bisa menahan tawanya, wanita bodoh ini, sebenarnya apa sih yang ditakutkan? Orang lain tahu, ya sudah, untuk apa ditakutkan!

Saat ini kalau diganti dengan wanita lain yang ambisius, belum ada hubungan sedikitpun dengan dirinya, pasti sudah tidak tahan sepertinya semua orang di dunia tahu, dengan demikian, bisa menggunakan kekuatan gosip dan tekanan dari luar untuk memaksa dirinya bertanggung jawab, paling baik adalah menikahinya, menjadikannya nyonya Feng!

Tapi dia, dia sama sekali bukan tipe wanita seperti itu, dia tidak sedikitpun hitungan seperti itu dan lihai, hatinya sangat polos, dan juga baik, tapi terkadang, terlihat sedikit bodoh.

Namun, mau tidak mau harus diakui, justru kepolosannya inilah, ketidaklihaiannya ini, membuat dirinya bersedia mempertahankan dia di sisinya, dia membenci wanita yang setiap saat penuh perhitungan, lebih benci lagi wanita yang di luarnya terlihat baik dan penurut tapi dalamnya tidak demikian.

Stefanie menundukkan kepala, juga tidak berani sambarangan menengok ke sana sini, langsung seperti asap sambil tangannya menenteng kantung berjalan masuk ke lift, langsung setelah masuk lift, barulah dia berani mengangkat kepalanya.

Malunya ini, sungguhan sangat malu tidak terkira!

Mengapa waktu itu dia tidak pakai otaknya, mengapa tidak berusaha keras untuk melawan? Di dalam ruangan kantornya, mereka berdua telah melakukan hal seperti itu, ke depannya setiap tengah hari, ketika dia pergi lagi ke ruangannya, duduk lagi di sofa yang telah memberi kesan mendalam baginya, sulit dijamin dalam otaknya tidak akan keluar bayangan bermacam adegan panas yang terjadi hari ini, ini bisa dibilang dia berani berbuat dosa tapi tidak berani menghadapinya! Hatinya menginginkan kembali masuk ke dalam ruang kantornya, dalam hatinya pasti akan ada bayang-bayang itu!

“Stefanie ah Stefanie, lihat nanti kamu bagaimana?”

Lift berhenti, dia bergegas di menit-menit terakhir kembali ke tempat kerjanya, tapi karena dia adalah yang terakhir masuk, jadi meski dia ingin diam-diam merunduk, tetap saja tidak bisa.

Pandangan mata para rekan kerja, menyapu tajam terarah padanya, terlebih sebagian rekan kerja yang wanita, otomatis melihat pakaian barunya, lalu juga menyadari juga di tangannya ada kantung kertas.

“Stefanie, kamu menggunakan waktu istirahat siangmu pergi membeli baju? Kamu ternyata cukup gesit juga ya, pakaian yang kamu pakai ini, merek luar negeri X kan, dengar-dengar pakaian merek ini laku keras, tapi harganya juga sangat tinggi, yang biasa-biasa saja satunya seharga uang gajiku setengah tahun loh, kalau model terbaru yang baru keluar, mungkin lebih tinggi lagi harganya, eh, kulihat model yang kamu pakai ini, model yang terbaru loh, akhir minggu yang lalu, aku baru saja pergi jalan-jalan bersama adikku ke toko merek ini.” Ada seorang rekan kerja wanita muda yang senang tampil cantik, terkejut dan penasaran melihat pakaian yang dipakainya ini.

Gabby Tsu dengan cermat mengamati, logo dari merek ini, dia sungguh ingat jelas, karena dia juga pernah membeli baju merek ini, memastikan bahwa ini benar adalah merek X yang terkenal itu.

“Stefanie, kamu kejatuhan rejeki dari langit ya? Ternyata kamu rela ya keluar uang begitu banyak untuk membeli pakaian merek yang terkenal ini? Kalau begitu, pakaian bekasmu tadi langsung saja buang ke tong sampah!” Gabby Tsu dalam hati sangat tidak bisa menerimanya.

“Sebenarnya biasa sajalah! Kalian jangan bicara begitu, sebetulnya pakaian ini juga tidak seberapa harganya!” Tentu saja habis berapa banyak uang, sebetulnya dia tidak menanyakannya sama sekali, lalu anggaplah waktu itu dia bertanya pada Darren Feng, pria sombong itu diperkirakan juga pastinya tidak akan ingat hal-hal kecil seperti ini.

Yang pergi kan Mark, jadi, seharusnya yang bertanggung jawab penuh adalah Mark.

“Tidak seberapa? Aduh, Stefanie, apa kamu sejak kapan dekat-dekat dengan miliader! Lihatlah dirimu yang bicara besar, bukankah kamu sebelumnya adalah orang yang punya uang seberapa hanya bisa mengirit makan demi memakai uang untuk hal lainnya? Mengapa sekarang biasa berubah jadi begitu royalnya! Jangan-jangan miliader itu suka padamu lalu sengaja membelikanmu pakaian ini untuk membuat kamu menyukainya?”Ada seorang rekan kerjanya yang sangat sinis, tidak terima Stefanie begitu menghabiskan uangnya, jadi sengaja mengejeknya.

Gabby Tsu tetap tenang, kali ini, dia sama sekali tidak maju dengan berani membantu membeli Stefanie, bahkan, dia hanya diam saja menunggu, menunggu reaksi Stefanie.

Pakaian model terbaru di musim ini, pastinya bukan Stefanie sendiri yang keluar uang untuk membelinya, mengenai masalah ini, Gabby Tsu sangatlah yakin.

Novel Terkait

Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu