Cinta Yang Tak Biasa - Bab 15 Dasar Playboy (2)

"Baiklah, aku tahu kamu adalah seorang Tuan Muda mesum, seorang playboy! Intinya, tidak penting, ini tidak ada hubungannya denganku." Stefanie menyindir dan tersenyum, dia menelan suapan terakhir Dessertnya dan tersuu saja mengingatkan dirinya.

Stefanie, oh Stefanie, kamu kira apa identitasmu sekarang? Sekarang dia hanyalah sedang suasana senang dan sekalian membawamu keluar untuk makan steak, dan datang sekali ke restoran barat berkelas ini saja, kamu jangan lupa dengan siapa dirimu, kamu harus tahu jelas apa posisimu serta apa identitasmu.

"Bill, please!" Darren menekan sebuah tombol dibawah meja makan, tombol itu digunakan untuk melakukan panggilan, sekali ditekan, pusat pelayanan diluar sana akan langsung mengetahui ruangan ini membutuhkan pelayanan.

Benar saja, hanya sebentar saja langsung ada pelayan yang masuk dengan sopan.

Darren juga tidak banyak berkata, dia langsung mengeluarkan dompetnya dan mengeluarkan sebuah kartu emas yang bersilau terang itu sungguh membuat mata Stefanie silau.

Kartu emas seperti ini tidak akan bias diberikan oleh bank jika tidak mempunyai identitas tertentu, sepertinya dikota ini yang bisa mempunyai kartu emas seperti ini juga tidak akan lebih dari 10 orang! kartu emas itu sungguh keren jika dilihat.

Pelayan itu menerima kartu emas itu dan menjawab, "Direktur Feng, mohon untuk tunggu sebentar!" lalu pelayan itu keluar.

Sekalipun Stefanie tidak pernah datang ke retoran mewah seperti begini, apalagi mengonsumsi barang disini, namun lingkungan sebaik ini ditambah lagi adalah ruangan tertutup, dia tebak pengeluaran mereka hari ini disini pasti tidaklah murah, setidaknya tidak mampu di keluarkan oleh orang biasa sepertinya.

Namun bagi orang kaya seperti Darren, mungkin saja ini hanya sebuah hal yang asal saja.

Tidak lama kemudian, pelayan itu kembali dan ketika kembali, selain dari kartu emas itu, ditangannya bertambah satu struk lain, karena terlalu jauh, Stefanie tidak bisa melihat dengan jelas angka yang tertera diatas sana dengan jelas.

Tentu saja, dia juga hanya penasaran saja, yang penting sekarang yang bayar bukanlah dia, dia juga tidak peduli, mungkin saja bagi orang kaya seperti Darren, ini hanyalah recehan saja, dia mungkin saja juga tidak akan melihatnya, untuk apa dirinya tegang sendiri!

"Ayo pergi!" Darren bangun.

"Hati-hati dijalan Direntur Feng!" Pelayan disini benar-benar telah melewati pelatihan professional, sungguh sangatlah sopan.

Stefanie juga ikut keluar, setelah keluar dari restoran mewah ini, barulah dia lega.

Setelah naik keatas mobil, barulah Stefanie bertanya, "Kali ini kita akan kembali ke vila kan!"

Sudah makan malam, tentu saja dia mengira akan kembali ke villa.

"Apakah kamu tidak mau pergi berkencan?" Darren masih saja duduk dikursi setir dengan santai dan menjawab pertanyaannya.

"Kencan?" Ide ini memang bagus, namun kencan bukanlah hanyalah sebuah tindakan untuk membuang-buang bensin saja? Dia memang sudah terbiasa miskin, sekali melakukan apapun, dia akan sendirinya menghitung apakah hal ini wajib dilakukan atau tidak, apakah pengeluarannya berguna atau tidak, jika tidak diperlukan, dan masih bisa dihemat, dia biasanya tidak akan setuju.

"Kenapa, kamu tidak ingin pergi?" Darren tidak mendengar jawabannya, dia lalu mengerutkan keningnya dan menatapi Stefanie, namun terlihat Stefanie menundukkan kepalanya dan tidak mengatakan apa-apa.

"Bukan, jika kamu ingin pergi maka pergi saja! Aku tidak bermasalah, pergi juga boleh tidak juga tidak apa-apa!" LAgipula sekarang dia sudah naik keatas mobil pribadai Tuan Muda Darren ini, dia adalah pengemudi mobil ini, kemanapun pergiinya bukannya memang keputusan dari Darren?

Sekalipun Stefanie mengatakan tidak, mungkin saja jika Darren senang dia akan terus mempertahankan pendapatnya dan melakukan yang dia inginkan! Kapan juga Darren peduli dengan pendapat Stefanie, dan mendengar nasihatnya? Stefanie menyindir dirinya sendiri dengan tersenyum, senyumannya penuh dengan ketidak berdayaan.

"Sungguh canggung! Aku paling tidak suka saat kamu canggung seperti begini! Jika keluar main, maka tentu saja yang dicari adalah kesenangan! Kamu lihat tampangmu sekarnag ini, bahkan hal kecil seperti ini saja juga perlu bimbang seperti beginikah? Sungguh tidak ada menariknya hidup ini!" Darren tidak suka dengan tampang Stefanie seperti begini.

Stefanie di kritik lagi, dia memilih untuk tidak berkata.

"Tidak seru!" Darren terus menyetir, dia sepertinya marah dan tidak lagi mempedulikan Stefanie lagi.

Lewat jendela, Stefanie melihat pemandangan diluar sana terus saja lewat, dan mereka sepertinya semakin menjauh dari area kota, karna ini adalah jalan menuju keluar kota.

Dia juga tidak enakan untuk mengatakan apa-apa, jika berkata terlalu banyak pasti akan membuatnya tidak senang.

Sekali Darren tidak senang, maka dirinya pasti akan dipersulit.

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu