Cinta Yang Tak Biasa - Bab 108 Satu Permintaan
"Sayang, bagaimana ini? Lihat, kita sudah mencarinya kemana-mana, kalau tidak ketemu juga bagaimana? Bagaimana kalau kita langsung lapor polisi saja!" Pikiran Ibu Julia Liu sudah berantakan karena tak kunjung menemukan keberadaan putrinya.
"Lapor polisi, waktunya belum lebih dari 24 jam, polisi pasti tidak akan menerimanya. Kita cari lagi ya. Jika lebih dari 24 jam, Julia Liu masih belum pulang juga, kita langsung lapor polisi nanti!"Marco Liu semakin menyesal pada saat ini.
"Salah sikapku kemarin, sesalah apapun dia, tak seharusnya aku main tangan. Dia sudah begitu besar, dan aku tak pernah main tangan kepadanya sebelumnya. Ini adalah pertama kalinya, dia pasti sangat terpukul saat itu, lalu sangat membenciku, oleh karena itu dia tidak mau pulang ke rumah, lebih memilih untuk bersembunyi di luar! Kamu sudah menelepon ponselnya? Lihat, apakah dia akan mengangkat telepon ibunya?"
Bagaimanapun, Marco Liu adalah kepala keluarga, dia sudah menghadapi berbaga problematika kehidupan. Dalam hal seperti ini, dia tahu harus mempertahankan sikap tenangnya.
"Aku sudah meneleponnya, tapi ponselnya tidak aktif. Sepertinya dia tidak ingin melihat ayahnya ini, bahkan sampai tidak mau melihat ibunya juga!" Ibu Julia Liu menghela nafas berat, "Kapan anak ini menyembunyikan pikirannya begitu dalam? Bukankah biasanya dia bertingkah cukup pintar dan masuk akal di hadapanku?"
"Sebenarnya, aku tidak bisa menyalahkanmu sepenuhnya. Karena aku juga tak bisa menjadi ayah yang baik, tidak bisa berusaha keras memenuhi tanggung jawabku sebagai seorang ayah! Aku juga bersalah!" Pada saat ini, Marco Liu semakin menyalahkan dirinya sendiri, "Jika aku bisa tahu lebih awal kalau ada sesuatu yang tak biasa darinya, mungkin aku bisa membantunya memperbaikinya juga!"
"Suamiku, mari kita temukan anak itu dulu. Setelah anak itu ditemukan, kita tidak akan bertengkar lagi. Mari mendidiknya dan membantunya memperbaikinya, ya? Jangan sampai kehilangan kesabaran untuknya, jangan pukul dia juga!" Ibu Julia Liu tidak bisa menahan tangis dan rasa khawatirnya lagi.
"Oke, sayang, aku berjanji!" Setelah melalui hal-hal ini, Marco Liu akhirnya menyadari pentingnya keluarga dan orang yang dicintai.
Namun, seberapa keras pun mereka mencari putrinya, putrinya masih tak kunjung diketahui keberadaaannya.
Setelah Julia Liu keluar dari hotel kecil tempat dia membuka kamarnya, dia langsung mengulurkan tangan dan menyewa taksi. Pria pirang itu dianggap memiliki sedikit hati nurani, dia tidak mengambil tas yang dibawanya ketika dia masih tidur. Kalau tidak, dia mungkin bahkan tidak punya uang untuk makan sarapan dan taksi setelah dia keluar dari hotel, kalau tidak mungkin keadaannya akan semakin buruk.
Setelah naik taksi, dengan tegas ia menyebutkan alamat perusahaan sebelumnya. Ya, dia ingin pergi ke perusahaan tempat dia dulu bekerja, tetapi kali ini, dia sudah pintar, dia tidak akan sampai membuat onar. Dia keluar dari taksi. Julia Liu turun di kafe yang berada di sebelah kantornya, ia pun memesan segelas kopi, kemudian menunggu dengan tenang, menunggu waktunya tiba.
Tetapi dia tidak mendapatkan apa-apa setelah menunggu lama, karena Stefanie tidak pergi ke bawah ke restoran di luar kantor untuk makan siang. Bahkan saat jam pulang kantor di sore hari pun, dia tetap tidak berhasil menemukan Stefanie. Julia Liu berpikir matanya sendiri mungkin yang agak rusak, tapi ia memang benar-benar tidak melihat keberadaannya.
Kemudian, Julia Liu menyimpulkan, kalau Stefanie, wanita murahan itu pasti pulang naik mobil rekan kerja prianya, mobil Clayton Gu? Ini yang paling mungkin.
"Aku yang salah karena terlalu bodoh. Aku tidak menyangka dia akan pergi dengan mobil, melihat karyawan wanita yang berjalan ke luar dari kantor, tapi lupa melihat wanita-wanita yang pulang naik mobil!"
Julia Liu tinggal di luar selama seharia, tetapi dia tidak mendapatkan hasil apapun sama sekali. Ia pun semakin marah.
Tetapi karena dia terus tinggal di luar, orang tuanya terus bertanya kepada semua kerabat dan teman-temannya, mereka semua tidak bertemu dengannya, dan mereka tidak bisa menghubunginya ponselnya juga. Jadi, mau tidak mau, setelah lebih dari 24 jam, mereka harus melapor polisi untuk meminta bantuan pencarian Julia Liu!
Tetapi dia sangat tidak senang, bagaiamana mungkin bisa merasa senang? Dia menerima begitu banyak pukulan, begitu banyak penderitaan, dia meletakkan semua kejahatan ini pada Stefanie, sekarang dia ingin membalas dendam kepada Stefanie tapi tidak berhasil. Bagaimana mungkin bisa membuat Liangchengxia memiliki kehidupan yang baik, sedangkan dirinya terus menjadi lelucon?
Dia sedang tidak enak badan sekarang, semua kemalangannya yang dialaminya disebabkan oleh Stefanie. Jadi, harus tetap dipikirkan juga bagaimana cara melawan Stefanie!
Malam itu, dia otomatis tidak pulang, dan terus pergi ke bar, tetapi karena pengalaman malam sebelumnya, dia tidak mabuk sendiri begitu dia datang. Julia Liu tetap datang ke bar yang kemarin ia datangi. Jelas sekali, dia ingin bertemu pria berambut pirang itu di bar itu, tidak tahu kenapa, tapi dia sangat ingin sekali bertemu dengan pria berambut pirang itu.
Mungkin karena dia sudah memberikan kesuciannya kepada pria ini, jadi bagaimanapun, pria ini harus muncul, kemudian ia harus mengatakan sesuatu pada pria itu, atau melakukan sesuatu padanya, menghabisinya lalu meninggalkannya begitu saja, bahkan pria itu sudah pergi saat ia masih belum sadar. Bukankah ini terlalu konyol?
Tentu saja, pada dasarnya dia tidak bisa meminta pertanggung jawaban dari pria itu. Julia Liu juga sudah dewasa, dan ia keluar untuk bermain-main saja juga, Julia Liu juga tak menganggap ini serius.
Yang penting adalah dia percaya bahwa pria itu tidak akan serius, tidak akan meminta pertanggung jawaban darinya.
Namun, yang membuatnya sangat kecewa adalah, ia sudah menunggu pria itu semalaman tapi pria itu tak kunjung datang juga.
Selama waktu ini, ada beberapa pria yang datang berinisiatif untuk mengobrol dengannya, mereka tidak jauh lebih buruk daripada pria berambut pirang kemarin malam, tetapi, untuk beberapa lasan, Julia Liu tidak memiliki minat sedikitpun kepda mereka.
Tubuhnya masih sangat tidak enak, terutama saat berjalan, ada rasa sakit di antara kedua kakinya setiap ia sedang berjalan.
Ada kamar kecil terpisah di lantai atas di bar semacam ini, yang bisa dibuka sepanjang malam, tetapi harganya hanya lebih mahal. Dia memikirkannya dan menunggu sampai tengah malam, tepat saat dia tidak tahan, ia pun pergi ke kamar itu. Buka kamar pribadi seperti ini, tidak akan memerlukan kartu identitas atau pendaftaran nama asli, jadi dia merasa lebih nyaman daripada pergi ke hotel. Selain itu, harga di sini relatif lebih murah. Uang tunai yang ia bawa juga sudah tidak banyak lagi.
Kemudian pada hari ketiga, dia sudah bangun pagi-pagi di kamar itu. Malam ini, dia tidur dengan nyenyak di kamar itu. Walaupun suara bising tiada hentinya terdengar dari kamar sebelah, tapi kamar ini cukup kedap suara, jadi tidak begitu memberikan pengaruh yang besar untuknya.
Pada hari ini, dia pergi ke sekitar kantornya lebh awal. Dia diam di gerbang masuk perusahaan, karena ingin menahan Stefanie si wanita murahan itu dengan tangannya sendiri.
Kebetulan, setiap pagi, Stefanie selalu turun dari mobil di persimpangan sebelum tiba di kantor, kemudian berjalan sebentar, dan sampai di gerbang masuk kantor. Dekat gerbang kantor, Julia Liu yang sudah menunggu Stefanie di sekitar pintu gerbang kantor, langsung menghalangin Stefanie.
Julia Liu sudah menyiapkan kacamata hitam sebelum ia datang ke kantor. Stefanie langsung terkejut saat melihat Julia Liu mengenakan kacamata hitam dan tiba-tiba muncul di depannya. Stefanie terkejut, karena Julia Liu memegang pisau buah yang tajam juga di tangannya. Pisau itu belum digunakan oleh Julia Liu, ia melihatnya di supermarket, kemudian dengan hati-hati memilihnya.
Dia melompat tiba-tiba dan langsung berdiri di depan Stefanie.
Kemudian ujung pisau yang tajam juga diarahkan ke dada Stefanie. Maksud dari serangan ini sudah sangat jelas.
"Kamu siapa?" Karena Julia Liu mengenakan kacamata hitam, Stefanie yang panik tidak bisa langsung mengenalinya.
"Huh, bisa cepat lupa ya, melupakanku secepat itu!"
Begitu Julia Liu berbicara, Stefanie baru menyadarinya, "Kamu Julia Liu? Kamu mau apa? Kamu mengarahkan pisau kepadaku, mau melakukan apa?" Ada sedikit gemetar dalam suara Stefanie.
"Mau apa? Stefanie, kamu sekarang baru bertanya apa yang ingin aku lakukan? Respons otakmu itu lambat ya? Kamu tidak lihat, aku datang ke sini untuk membalaskan dendamku? Stefanie, kamu ini benar-benar bodoh atau pandai berpura-pura, kemungkinan besar berpura-pura ya, aku tahu kamu sangat pandai berpura-pura!" Emosi Julia Liu semakin memuncak begitu melihat Stefanie sekarang.
"Balas dendam?" Stefanie terkejut sesaat. Jarak antara keduanya sangat dekat. Ujung pisau itu mengenai tubuhnya. Begitu melangkah selangkah dua langkah, mungkin akan langsung menghilangkan nyawanya, "Ada kebencian apa antara aku dan dirimu? Bagaimana bisa ada balas denda,? Apa mungkin kamu salah orang?"
Stefanie tidak bisa begitu mudah untuk menggerutu kepada orang lain, kecuali jika orang lain sudah begitu parah merugikannya. Dia berdiri seperti ini, hanya untuk melindungi keselamatan dirinya sendiri.
Tapi dia benar-benar tidak bertindak terlalu banyak pada Julia Liu, dia berpikir, benar-benar tidak ada kebencian apapun di antara mereka berdua, dan tidak ada masalah yang bisa naik sampai ke titip saling membenci.
"Salah orang? Musuhku itu ya kamu, bagaimana mungkin aku salah orang? Stefanie, kamu ini seorang pelacur tapi masih mau membela diri, kalau bukan karena kamu, apa aku bisa dipecat oleh perusahaan? Apa aku akan dibuang oleh orang tuaku kalau aku tidak dipecat oleh perusahaan? Jika bukan karena kamu, aku masih bisa menikmati kasih sayang sebagai seorang putri kecil dari orang tuaku, aku masih bisa menikmati posisiku sebagai putri tercinta dari keluarga Liu. Tapi karena kamu, semua kebahagiaanku dihancurkan olehmu. Menurutmu, kalau aku tidak melakukan perhitungan padamu, aku harus melakukan perhitungan pada siapa lagi?" Julia Liu menatap pahit Stefanie, kebencian di matanya tidak bisa disembunyikan.
Stefanie melihat ke sekitar, lalu kembali melihat ke arah Julia Liu lagi.
"Julia Liu, aku ulangi lagi sekali lagi, masalah pemecatanmu dari perusahaan benar-benar tidak ada hubungannya denganku. Adapun kenapa perusahaan harus memberhentikanmu, kamu harus menanyakan ini pada perusahaan. Kamu cari masalah denganku seperti ini, juga memberiku kesulitan. Kamu bilang kamu membenciku, kebencian yang tak jelas! Aku tidak melakukan apapun, kenapa tiba-tiba bisa menjadi musuhmu? Untuk hal ini, aku tidak akan membahasnya lagi!"
Novel Terkait
Dewa Perang Greget
Budi MaMy Lifetime
DevinaMore Than Words
HannyMy Enchanting Guy
Bryan WuCEO Daddy
TantoThick Wallet
TessaCinta Yang Tak Biasa×
- Bab 1 Dream Paradise
- Bab 2 Menandatangani kontrak
- Bab 3 Turun tangan untuk membantu
- Bab 4 Pindah satu rumah
- Bab 5 Hamil dalam tiga bulan
- Bab 6 Mandi
- Bab 7 Sifat Bossy Tuan Muda Feng
- Bab 8 Supir pribadi
- Bab 9 Perpisahan hidup dan mati
- Bab 10 Kakak harus berjuang
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (1)
- Bab 11 Tabrak Dadanya, Apakah Kamu Datang Atau Tidak (2)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (1)
- Bab 12 Banyak Pengrendahan (2)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (1)
- Bab 13 Mysophobia Dari Tuan Muda Feng (2)
- Bab 14 Dompetnya Menderita (1)
- Bab 14 Dompetnya Menderita(2)
- Bab 15 Dasar Playboy (1)
- Bab 15 Dasar Playboy (2)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (1)
- Bab 16 Membawamu Menikmati Angin (2)
- Bab 17 Apakah Puas (1)
- Bab 17 Apakah Puas (2)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (1)
- Bab 18 Jual Beli Yang Menguntungkan (2)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (1)
- Bab 19 Berpura-pura Perhatian (2)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (1)
- Bab 20 Masih Belum Dibuang? (2)
- Bab 21 Mewujudkan Janji terhadapnya (1)
- Bab 21 Mewujudkan Janji Terhadapnya (2)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (1)
- Bab 22 Terlalu Palsu Dan Berpura-pura (2)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (1)
- Bab 23 Gosip Dimana-mana (2)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (1)
- Bab 24 Menjadi Simpanan Orang Kaya (2)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (1)
- Bab 25 Dihajar Mati-matian (2)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (1)
- Bab 26 Bagaimana kamu bisa terluka (2)
- Bab 27 Jangan Lupa (1)
- Bab 27 Jangan Lupa (2)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (1)
- Bab 28 Ini adalah perhatian padanya (2)
- Bab 29 Skandal (1)
- Bab 29 Skandal (2)
- Bab 30 Sungguh sialan (1)
- Bab 30 Sungguh sialan (2)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (1)
- Bab 31 Melanggar Prinsip (2)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (1)
- Bab 32 Aku akan menunggu di sini (2)
- Bab 33 Introspeksi Diri (1)
- Bab 33 Introspeksi Diri (2)
- Bab 34 Saling Menemani (1)
- Bab 34 Saling Menemani (2)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (1)
- Bab 35 Hadiah di pagi hari (2)
- Bab 36 Hukuman dikeluarkan dari sekolah (1)
- Bab 36 Hukuman di keluarkan dari sekolah (2)
- Bab 37 Apakah puas dengan hukuman yang diberikan (1)
- Bab 37 Apakah kamu puas dengan hukuman ini (2)
- Bab 38 Melakukan apa pun demi wanita yang disukai (1)
- Bab 38 Melakukan apapun demi wanita yang disukai (2)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (1)
- Bab 39 Hanyalah kesepakatan (2)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (1)
- Bab 40 Dia rendah dan hina (2)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (1)
- Bab 41 Menghabiskan Uang Seperti Air Yang Mengalir (2)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (1)
- Bab 42 Takut Kepada Aku Ya (2)
- Bab 43 Iblis Kecil (1)
- Bab 43 Iblis Kecil (2)
- Bab 44 Olahraga Pagi (1)
- Bab 44 Olahraga Pagi (2)
- Bab 45 Kejutan Besar (1)
- Bab 45 Kejutan Besar (2)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (1)
- Bab 46 Kamu Sangat Kejam (2)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (1)
- Bab 47 Ketika bertemu lagi, akan menjadi orang asing (2)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (1)
- Bab 48 Darah Lebih Kental Dari Air (2)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (1)
- Bab 49 Resiko Terlalu Besar (2)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (1)
- Bab 50 Membuat Pengecualian (2)
- Bab 51 Kejutan Ganda
- Bab 52 Ucapan Jujur Saat Mabuk
- Bab 53 Keberanian Setinggi Langit
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (1)
- Bab 54 Sup Penghilang Mabuk (2)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (1)
- Bab 55 Makan Siang Cinta (2)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (1)
- Bab 56 Tidak Bisa Jika Tidak Membuat Janji (2)
- Bab 57 Bajingan (1)
- Bab 57 Bajingan (2)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (1)
- Bab 58 Diam-diam Menjodohkan Diri Kepadanya (2)
- Bab 59 Cemburu (1)
- Bab 59 Cemburu (2)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (1)
- Bab 60 Pergi Lebih Awal (2)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (1)
- Bab 61 Tidak ada Perpisahan (2)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (1)
- Bab 62 Bertemu Dengan Clayton Gu (2)
- Bab 63 Pria Itu (1)
- Bab 63 Pria Itu (2)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (1)
- Bab 64 Pemegang Saham yang Misterius (2)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (1)
- Bab 65 Presdir Baru yang Misterius (2)
- Bab 66 Ternyata dia (1)
- Bab 66 Ternyata dia (2)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (1)
- Bab 67 Tempat parkir bawah tanah (2)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (1)
- Bab 68 Villa yang baru dibeli (2)
- Bab 69 Balas dendam (1)
- Bab 69 Balas dendam (2)
- Bab 70 Berbagai macam siksaan
- Bab 71 Dimulai dari perhatiannya
- Bab 72 Pindah dan tinggal bersama
- Bab 73 Perhatian dari Clayton Gu
- Bab 74 Identitasnya turun
- Bab 75 Kamu tidur saja
- Bab 76 Dia Ingin Menghindari Kecurigaan
- Bab 77 Kegugupan Tuan Gu
- Bab 78 Semuanya Terungkap
- Bab 79 Perantau Pinggiran Kota
- Bab 80 Adaptasi
- Bab 81 Ragu
- Bab 82 Tidak Punya Pacar
- Bab 83 Pengingat Niat Baik
- Bab 84 Secara Sembunyi-Sembunyi
- Bab 85 Pesanan Makanan Tanpa Nama
- Bab 86 Fisik penjahat
- Bab 87 Aliran binatang buas
- Bab 88 Perjalanan belanja yang canggung
- Bab 89 Mendekati sang pria kaya
- Bab 90 Adil dan tegas
- Bab 91 Perang Dingin dalam Legenda
- Bab 92 Membuli Kekasihnya
- Bab 93 Hukuman Diusir
- Bab 94 Agresif
- Bab 95 Pasti Ada Urusan Pribadi
- Bab 96 Memohon dengan rendah hati
- Bab 97 Langsung membentak di depan semua orang
- Bab 98 Kehendak Presdir
- Bab 99 Kenyataan yang memang ada
- Bab 100 Mendapat satu tamparan
- Bab 101 Melarikan Diri
- Bab 102 Mabuk Minum
- Bab 103 Kamu Pantas Mati
- Bab 104 Senjata Di Tangannya
- Bab 105 Dalam Hati Menginginkan Balas Dendam
- Bab 106 Orang Jahat
- Bab 107 Dia Tidak Membohongimu
- Bab 108 Satu Permintaan
- Bab 109 Terlalu Banyak Yang Mendukungnya
- Bab 110 Kemunculuan Yang Disengaja
- Bab 111 Serangan Yang Spontan
- Bab 112 Keberadaan seseorang yang istimewa
- Bab 113 Terus Tenggelam
- Bab 114 Bermaksud Menarik Perhatian Orang
- Bab 115 Terlahir Kembali
- Bab 116 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 117 Membuat Orang Lain Kagum
- Bab 118 Kesalahan Besar
- Bab 119 Gantikan Aku
- Bab 120 Bukan Rasa Sakit yang Biasa
- Bab 121 Hadiah ulang tahun
- Bab 122 Membuatnya lebih emosi
- Bab 123 Mengejeknya dari belakang
- Bab 124 Rupanya kamu masih punya hati
- Bab 125 Wanita Jahat
- Bab 126 Jangan Berpura-pura
- Bab 127 Hubungan Pertemanan Yang Putus
- Bab 128 Mereka Pasti Sengaja
- Bab 129 Setelah Bersenang-senang
- Bab 130 Kesepakatan Baru Antara Keduanya
- Bab 131 Tidak Akan Melepaskan Dia Pergi
- Bab 132 Kebohongan Besar
- Bab 133 Tidak Menepati Janjinya
- Bab 134 Penderitaan Yang Tidak Terucapkan
- Bab 135 Apa Yang Sebenarnya Kamu Inginkan
- Bab 136 Mencekik Mati
- Bab 137 Bertemu Dengan Kesulitan
- Bab 138 Tindakan Melawan
- Bab 139 Orang Pintar Yang Berhati Sensitif
- Bab 140 Misi Foto Diam-Diam
- Bab 141 Gadis Favorit
- Bab 142 Cinta Segitiga
- Bab 143 Dukungan
- Bab 144 Rahasia yang Terungkap
- Bab 145 Tidak Mungkin
- Bab 146 Aku Tidak Masalah
- Bab 147 Pil Putih
- Bab 148 Pergi Dengan Marah
- Bab 149 Pengakuan Berani Lagi
- Bab 150 Penolakan Lagi
- Bab 151 Menghilang Dari Peredaran
- Bab 152 Sudah Masuk Jauh Di dalam
- Bab 153 Gossip
- Bab 154 Pelacur Yang Licik
- Bab 155 Membalikkan Muka Tanpa Perasaan
- Bab 156 di.....
- Bab 157 Kekacauan
- Bab 158 Pukulan yang berat
- Bab 159 Patah Hati
- Bab 160 Merasa Tidak baik
- Bab 161 Munafik
- Bab 162 Seperti Boneka
- Bab 163 Dampak Buruk
- Bab 164 Tidak Perlu Mengkhawatirkan Aku
- Bab 165 Ternyata Hanya Pura-pura
- Bab 166 Sikap tegas
- Bab 167 Harus ditangani dengan serius
- Bab 168 Surat pemberhentian
- Bab 169 Pemberhentian
- Bab 170 Resiko ditanggung sendiri
- Bab 171 Sebuah bom besar
- Bab 172 Tekanan dan Bahaya
- Bab 173 Orangnya sedang berada di rumah sakit
- Bab 174 Apakah dia yang melakukannya
- Bab 175 Meminta keadilan
- Bab 176 Menerima Pelecehan Parah
- Bab 177 Cobalah Untuk Menerimaku
- Bab 178 Rahasianya
- Bab 179 Mencuri Dengar Di Balik Pintu
- Bab 180 Membantu Meminjam Uang
- Bab 181 Kakek Yang Displin
- Bab 182 Membantu Dengan Royal
- Bab 183 Mengumpulkan Semua Uang
- Bab 184 Merobek Surat Kontrak
- Bab 185 Menjadi Musuh Umum
- Bab 186 Apakah Sakit?
- Bab 187 Apakah Sudah Hamil?
- Bab 188 Rumah Sakit
- Bab 189 Selamat Hamil
- Bab 190 Orang Lain Tidak Dapat Mewakili Kamu
- Bab 191 Tuan Rumah Laki-laki
- Bab 192 Apakah Ini Hidup Bersama?
- Bab 193 Perselisihan Sengit
- Bab 194 Menjadi Houseman
- Bab 195Suka Sini
- Bab 196 Takut dia kecapekan
- Bab 197 Tidak perlu permohonan maafmu
- Bab 198 Tenanglah dulu
- Bab 199 Anak Cucu tidak berbakti
- Bab 200 Akankah patriarki
- Bab 201 Telah memaafkannya
- Bab 202 Tindakan seseorang
- Bab 203 Hanya kamu
- Bab 204 Menjaganya dengan lemah lembut
- Bab 205 Membeli tiket
- Bab 206 Lelah setengah mati
- Bab 207 Canggung
- Bab 208 Tetap saja berhutang
- Bab 209 Terjerat dengannya
- Bab 210 Bagaimana mungkin akan menikahinya
- Bab 211 Tidak mengharapkan yang banyak
- Bab 212 Ikut aku pergi
- Bab 213 Langsung pergi mendaftar
- Bab 214 Lamaran yang tidak romantis
- Bab 215 Akhir cerita