Cinta Yang Tak Biasa - Bab 108 Satu Permintaan

"Sayang, bagaimana ini? Lihat, kita sudah mencarinya kemana-mana, kalau tidak ketemu juga bagaimana? Bagaimana kalau kita langsung lapor polisi saja!" Pikiran Ibu Julia Liu sudah berantakan karena tak kunjung menemukan keberadaan putrinya.

"Lapor polisi, waktunya belum lebih dari 24 jam, polisi pasti tidak akan menerimanya. Kita cari lagi ya. Jika lebih dari 24 jam, Julia Liu masih belum pulang juga, kita langsung lapor polisi nanti!"Marco Liu semakin menyesal pada saat ini.

"Salah sikapku kemarin, sesalah apapun dia, tak seharusnya aku main tangan. Dia sudah begitu besar, dan aku tak pernah main tangan kepadanya sebelumnya. Ini adalah pertama kalinya, dia pasti sangat terpukul saat itu, lalu sangat membenciku, oleh karena itu dia tidak mau pulang ke rumah, lebih memilih untuk bersembunyi di luar! Kamu sudah menelepon ponselnya? Lihat, apakah dia akan mengangkat telepon ibunya?"

Bagaimanapun, Marco Liu adalah kepala keluarga, dia sudah menghadapi berbaga problematika kehidupan. Dalam hal seperti ini, dia tahu harus mempertahankan sikap tenangnya.

"Aku sudah meneleponnya, tapi ponselnya tidak aktif. Sepertinya dia tidak ingin melihat ayahnya ini, bahkan sampai tidak mau melihat ibunya juga!" Ibu Julia Liu menghela nafas berat, "Kapan anak ini menyembunyikan pikirannya begitu dalam? Bukankah biasanya dia bertingkah cukup pintar dan masuk akal di hadapanku?"

"Sebenarnya, aku tidak bisa menyalahkanmu sepenuhnya. Karena aku juga tak bisa menjadi ayah yang baik, tidak bisa berusaha keras memenuhi tanggung jawabku sebagai seorang ayah! Aku juga bersalah!" Pada saat ini, Marco Liu semakin menyalahkan dirinya sendiri, "Jika aku bisa tahu lebih awal kalau ada sesuatu yang tak biasa darinya, mungkin aku bisa membantunya memperbaikinya juga!"

"Suamiku, mari kita temukan anak itu dulu. Setelah anak itu ditemukan, kita tidak akan bertengkar lagi. Mari mendidiknya dan membantunya memperbaikinya, ya? Jangan sampai kehilangan kesabaran untuknya, jangan pukul dia juga!" Ibu Julia Liu tidak bisa menahan tangis dan rasa khawatirnya lagi.

"Oke, sayang, aku berjanji!" Setelah melalui hal-hal ini, Marco Liu akhirnya menyadari pentingnya keluarga dan orang yang dicintai.

Namun, seberapa keras pun mereka mencari putrinya, putrinya masih tak kunjung diketahui keberadaaannya.

Setelah Julia Liu keluar dari hotel kecil tempat dia membuka kamarnya, dia langsung mengulurkan tangan dan menyewa taksi. Pria pirang itu dianggap memiliki sedikit hati nurani, dia tidak mengambil tas yang dibawanya ketika dia masih tidur. Kalau tidak, dia mungkin bahkan tidak punya uang untuk makan sarapan dan taksi setelah dia keluar dari hotel, kalau tidak mungkin keadaannya akan semakin buruk.

Setelah naik taksi, dengan tegas ia menyebutkan alamat perusahaan sebelumnya. Ya, dia ingin pergi ke perusahaan tempat dia dulu bekerja, tetapi kali ini, dia sudah pintar, dia tidak akan sampai membuat onar. Dia keluar dari taksi. Julia Liu turun di kafe yang berada di sebelah kantornya, ia pun memesan segelas kopi, kemudian menunggu dengan tenang, menunggu waktunya tiba.

Tetapi dia tidak mendapatkan apa-apa setelah menunggu lama, karena Stefanie tidak pergi ke bawah ke restoran di luar kantor untuk makan siang. Bahkan saat jam pulang kantor di sore hari pun, dia tetap tidak berhasil menemukan Stefanie. Julia Liu berpikir matanya sendiri mungkin yang agak rusak, tapi ia memang benar-benar tidak melihat keberadaannya.

Kemudian, Julia Liu menyimpulkan, kalau Stefanie, wanita murahan itu pasti pulang naik mobil rekan kerja prianya, mobil Clayton Gu? Ini yang paling mungkin.

"Aku yang salah karena terlalu bodoh. Aku tidak menyangka dia akan pergi dengan mobil, melihat karyawan wanita yang berjalan ke luar dari kantor, tapi lupa melihat wanita-wanita yang pulang naik mobil!"

Julia Liu tinggal di luar selama seharia, tetapi dia tidak mendapatkan hasil apapun sama sekali. Ia pun semakin marah.

Tetapi karena dia terus tinggal di luar, orang tuanya terus bertanya kepada semua kerabat dan teman-temannya, mereka semua tidak bertemu dengannya, dan mereka tidak bisa menghubunginya ponselnya juga. Jadi, mau tidak mau, setelah lebih dari 24 jam, mereka harus melapor polisi untuk meminta bantuan pencarian Julia Liu!

Tetapi dia sangat tidak senang, bagaiamana mungkin bisa merasa senang? Dia menerima begitu banyak pukulan, begitu banyak penderitaan, dia meletakkan semua kejahatan ini pada Stefanie, sekarang dia ingin membalas dendam kepada Stefanie tapi tidak berhasil. Bagaimana mungkin bisa membuat Liangchengxia memiliki kehidupan yang baik, sedangkan dirinya terus menjadi lelucon?

Dia sedang tidak enak badan sekarang, semua kemalangannya yang dialaminya disebabkan oleh Stefanie. Jadi, harus tetap dipikirkan juga bagaimana cara melawan Stefanie!

Malam itu, dia otomatis tidak pulang, dan terus pergi ke bar, tetapi karena pengalaman malam sebelumnya, dia tidak mabuk sendiri begitu dia datang. Julia Liu tetap datang ke bar yang kemarin ia datangi. Jelas sekali, dia ingin bertemu pria berambut pirang itu di bar itu, tidak tahu kenapa, tapi dia sangat ingin sekali bertemu dengan pria berambut pirang itu.

Mungkin karena dia sudah memberikan kesuciannya kepada pria ini, jadi bagaimanapun, pria ini harus muncul, kemudian ia harus mengatakan sesuatu pada pria itu, atau melakukan sesuatu padanya, menghabisinya lalu meninggalkannya begitu saja, bahkan pria itu sudah pergi saat ia masih belum sadar. Bukankah ini terlalu konyol?

Tentu saja, pada dasarnya dia tidak bisa meminta pertanggung jawaban dari pria itu. Julia Liu juga sudah dewasa, dan ia keluar untuk bermain-main saja juga, Julia Liu juga tak menganggap ini serius.

Yang penting adalah dia percaya bahwa pria itu tidak akan serius, tidak akan meminta pertanggung jawaban darinya.

Namun, yang membuatnya sangat kecewa adalah, ia sudah menunggu pria itu semalaman tapi pria itu tak kunjung datang juga.

Selama waktu ini, ada beberapa pria yang datang berinisiatif untuk mengobrol dengannya, mereka tidak jauh lebih buruk daripada pria berambut pirang kemarin malam, tetapi, untuk beberapa lasan, Julia Liu tidak memiliki minat sedikitpun kepda mereka.

Tubuhnya masih sangat tidak enak, terutama saat berjalan, ada rasa sakit di antara kedua kakinya setiap ia sedang berjalan.

Ada kamar kecil terpisah di lantai atas di bar semacam ini, yang bisa dibuka sepanjang malam, tetapi harganya hanya lebih mahal. Dia memikirkannya dan menunggu sampai tengah malam, tepat saat dia tidak tahan, ia pun pergi ke kamar itu. Buka kamar pribadi seperti ini, tidak akan memerlukan kartu identitas atau pendaftaran nama asli, jadi dia merasa lebih nyaman daripada pergi ke hotel. Selain itu, harga di sini relatif lebih murah. Uang tunai yang ia bawa juga sudah tidak banyak lagi.

Kemudian pada hari ketiga, dia sudah bangun pagi-pagi di kamar itu. Malam ini, dia tidur dengan nyenyak di kamar itu. Walaupun suara bising tiada hentinya terdengar dari kamar sebelah, tapi kamar ini cukup kedap suara, jadi tidak begitu memberikan pengaruh yang besar untuknya.

Pada hari ini, dia pergi ke sekitar kantornya lebh awal. Dia diam di gerbang masuk perusahaan, karena ingin menahan Stefanie si wanita murahan itu dengan tangannya sendiri.

Kebetulan, setiap pagi, Stefanie selalu turun dari mobil di persimpangan sebelum tiba di kantor, kemudian berjalan sebentar, dan sampai di gerbang masuk kantor. Dekat gerbang kantor, Julia Liu yang sudah menunggu Stefanie di sekitar pintu gerbang kantor, langsung menghalangin Stefanie.

Julia Liu sudah menyiapkan kacamata hitam sebelum ia datang ke kantor. Stefanie langsung terkejut saat melihat Julia Liu mengenakan kacamata hitam dan tiba-tiba muncul di depannya. Stefanie terkejut, karena Julia Liu memegang pisau buah yang tajam juga di tangannya. Pisau itu belum digunakan oleh Julia Liu, ia melihatnya di supermarket, kemudian dengan hati-hati memilihnya.

Dia melompat tiba-tiba dan langsung berdiri di depan Stefanie.

Kemudian ujung pisau yang tajam juga diarahkan ke dada Stefanie. Maksud dari serangan ini sudah sangat jelas.

"Kamu siapa?" Karena Julia Liu mengenakan kacamata hitam, Stefanie yang panik tidak bisa langsung mengenalinya.

"Huh, bisa cepat lupa ya, melupakanku secepat itu!"

Begitu Julia Liu berbicara, Stefanie baru menyadarinya, "Kamu Julia Liu? Kamu mau apa? Kamu mengarahkan pisau kepadaku, mau melakukan apa?" Ada sedikit gemetar dalam suara Stefanie.

"Mau apa? Stefanie, kamu sekarang baru bertanya apa yang ingin aku lakukan? Respons otakmu itu lambat ya? Kamu tidak lihat, aku datang ke sini untuk membalaskan dendamku? Stefanie, kamu ini benar-benar bodoh atau pandai berpura-pura, kemungkinan besar berpura-pura ya, aku tahu kamu sangat pandai berpura-pura!" Emosi Julia Liu semakin memuncak begitu melihat Stefanie sekarang.

"Balas dendam?" Stefanie terkejut sesaat. Jarak antara keduanya sangat dekat. Ujung pisau itu mengenai tubuhnya. Begitu melangkah selangkah dua langkah, mungkin akan langsung menghilangkan nyawanya, "Ada kebencian apa antara aku dan dirimu? Bagaimana bisa ada balas denda,? Apa mungkin kamu salah orang?"

Stefanie tidak bisa begitu mudah untuk menggerutu kepada orang lain, kecuali jika orang lain sudah begitu parah merugikannya. Dia berdiri seperti ini, hanya untuk melindungi keselamatan dirinya sendiri.

Tapi dia benar-benar tidak bertindak terlalu banyak pada Julia Liu, dia berpikir, benar-benar tidak ada kebencian apapun di antara mereka berdua, dan tidak ada masalah yang bisa naik sampai ke titip saling membenci.

"Salah orang? Musuhku itu ya kamu, bagaimana mungkin aku salah orang? Stefanie, kamu ini seorang pelacur tapi masih mau membela diri, kalau bukan karena kamu, apa aku bisa dipecat oleh perusahaan? Apa aku akan dibuang oleh orang tuaku kalau aku tidak dipecat oleh perusahaan? Jika bukan karena kamu, aku masih bisa menikmati kasih sayang sebagai seorang putri kecil dari orang tuaku, aku masih bisa menikmati posisiku sebagai putri tercinta dari keluarga Liu. Tapi karena kamu, semua kebahagiaanku dihancurkan olehmu. Menurutmu, kalau aku tidak melakukan perhitungan padamu, aku harus melakukan perhitungan pada siapa lagi?" Julia Liu menatap pahit Stefanie, kebencian di matanya tidak bisa disembunyikan.

Stefanie melihat ke sekitar, lalu kembali melihat ke arah Julia Liu lagi.

"Julia Liu, aku ulangi lagi sekali lagi, masalah pemecatanmu dari perusahaan benar-benar tidak ada hubungannya denganku. Adapun kenapa perusahaan harus memberhentikanmu, kamu harus menanyakan ini pada perusahaan. Kamu cari masalah denganku seperti ini, juga memberiku kesulitan. Kamu bilang kamu membenciku, kebencian yang tak jelas! Aku tidak melakukan apapun, kenapa tiba-tiba bisa menjadi musuhmu? Untuk hal ini, aku tidak akan membahasnya lagi!"

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu