Wahai Hati - Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
Ruben memberiku peringatan terakhir, begitu Ruben selesai berbicara, dia bergerak, menjauhkan kakinya dari dadaku, kemudian, dia berbalik badan dan pergi dengan bangga.
Di ruang pribadi ini, suasana menjadi hening, kesunyian ini terasa suram. Orang-orang Ruben sudah pergi, suasana ini sangat menindasku, dan bahkan anak buahku dikalahkan oleh mereka. Kami terduduk di bawah untuk waktu yang lama, setelah beberapa saat kami saling membangkitkan.
Suasananya sangat tertekan, wajah kami semua menjadi murung, kami tidak lagi bersemangat, kami hanya depresi, anak buahku sama sepertiku, kami sama-sama dipukul, hasrat kami telah dimusnahkan, jiwa kami tertekan, tekanan udara di sekitar kita sangat rendah, dan sangat sulit untuk bernapas.
Setelah terdiam beberapa saat, Gunawan berkata: “Kak Chandra, jadi bagaimana?”
Ketika Gunawan bertanya seperti itu, anak buahnya yang lain juga menatapku. Sebagai bos mereka, aku yang paling terhormat, tapi ketika gagal bertarung, aku lah yang paling menderita, pada saat ini, tidak ada yang lebih menderita daripadaku, aku tidak pernah begitu berkecil hati ataupun malu, bahkan ketika aku dihajar oleh Mike, aku tidak merasa malu, ini adalah penghancuran martabat yang paling parah, aku dipukul dengan keras baik tubuh maupun jiwaku. Dengan begini, aku terdiam lama sekali, dan akhirnya bangkit dan berkata: “Kalian lanjutkan saja, aku ingin keluar untuk menelpon!”
Tenggorokanku sepertinya kering, karena suarauku sangat serak, setelah berbicara, aku keluar dari ruangan ini.
Aku berjalan keluar dari bar, dan akhirnya aku berhenti di sebuah gang yang ada di luar bar, di sini, aku mengeluarkan ponsel lalu menelepon Fetri. Namun, kali ini aku mencari Fetrin bukan untuk menggerakkan pasukan, setelah telepon terhubung, aku langsung berkata: “Bibi Fetrin, aku ingin berlatih seni bela diri!”
Ide ini muncul setelah aku dikalahkan hari ini, sebenarnya. Sebelumnya aku memang mau berlatih seni bela diri, sejak aku mulai bersaing dengan Ten, aku memiliki perasaan yang mendalam tentang kelemahan aku. Perasaan tidak kompeten dan tidak berdaya ini sangat menindasku, terutama setelah aku menyaksikan bahwa semakin hebatnya orang-orang yang belajar seni bela diri, kemampuan mereka membuatku iri, di depan orang-orang yang berlatih seni bela diri, aku tidak pernah memiliki kekuatan untuk melawan, aku hanya dilecehkan, setiap kali aku bertemu seorang preman, aku hanya bisa berharap orang lain membantu aku. Dengan cara ini, aku selalu bergantung pada orang lain, dan aku tidak akan pernah menjadi pemimpin, aku tidak bisa mengandalkan keluargaku seumur hidup, bagaimanapun, ada beberapa hal yang masih bergantung pada diriku sendiri, hanya ketika aku kuat, aku bisa berdiri dengan bangga, setidaknya, aku bisa menjamin keselamatanku dan tidak mudah diintimidasi.
Jika aku memiliki kemapuan untuk bertarung, mungkin, masalah hari ini tidak akan terjadi, aku tidak akan dihina seperti itu dari musuhku, aku tidak akan kehilangan kepercayaan diri, serangan Ruben padaku memperkuat keyakinan di hatiku, aku ingin berlatih seni bela diri, aku ingin menjadi ahli seni bela diri, jadi aku mencari Fetrin.
Fetrin adalah seorang ahli seni bela diri, dia memiliki sekelompok preman di bawahnya, aku pikir dia pasti bisa membantuku dalam masalah ini. Namun, setelah Fetrin mendengarkan perkataanku, dia tidak segera menjawabku. Sebaliknya, dia sangat penasaran dengan pemikiranku dan bertanya: “Oh, mengapa kamu ingin berlatih seni bela diri? Apakah kamu diintimidasi lagi?”
Tanpa ragu-ragu aku menjawab: “Kamu jangan pedulikan masalah ini, aku hanya ingin berlatih seni bela diri dan aku ingin memperkuat diriku, bisakah kamu membantuku?”
Setelah mendengarkan perkataanku, Fetrin tiba-tiba terdiam, setelah beberapa saat, dia mendesah dan berkata: “Aku bisa membantumu dalam hal apapun itu, tapi dalam hal ini, aku tidak bisa!”
Setelah aku mendengarkan ini, hatiku tiba-tiba berhenti berdetak, lalu aku mengerutkan kening, dengan tidak senang bertanya: “Kenapa?”
Dengan sabar Fetrin menjelaskan: “Ini yang dikatakan ibumu kepadamu, dia bisa mentolerir semua yang telah kamu lakukan, tetapi dia tidak ingin kamu berlatih seni bela diri, dia mengatakan bahwa potensi fisikmu tidak baik dan kau tidak memenuhi syarat untuk berlatih seni bela diri, dia juga tidak ingin kamu berlatih seni bela diri hanya untuk bertarung, karaktermu tidak cocok untuk masuk ke dalam dunia ini, kamu hanya cocok untuk hidup dengan damai!”
Setelah mendengarkan apa yang dikatakan Fetrin, aku langsung merasa seperti tercekik.
Ternyata bukan hanya musuhku yang meremehkanku, tetapi juga ibuku menganggap aku tidak berguna, dia selalu memintaku untuk belajar dengan baik dan menjadi orang yang sukses kedepannya, namun kenyataannya, apakah ada aku bisa sukses kedepannya dengan hanya membaca buku? Tidak peduli seberapa keras aku berusha, aku akan tetap diintimidasi dan dihina oleh orang lain jika aku tidak memiliki seni bela diri, dalam jangka panjang, aku tidak akan pernah bisa membuat kemajuan, dan aku akan selalu hidup bergantung dengan orang lain.
Mungkin ibuku seperti ini demi kebaikanku, dia ingin aku hidup damai dan tidak berpartisipasi dalam perselisihan. Tetapi tidak ada kedamaian yang kekal di dunia ini, jika kamu tidak mengintimidasi orang lain, orang lain yang mengintimidasimu. Aku pikir setelah menyelesaikan masalahku dengan Michael, aku akan hidup tenang, tetapi beberapa hari kemudian, Ruben muncul, dia mendorongku ke dalam jurang dan membuatku menyadari bahwa betapa pentingnya kekuatan, namun, aku tidak menduga bahwa ibuku tidak akan mengizinkanku untuk berlatih seni bela diri, pada saat ini, aku benar-benar lemah, semangat bertarungku yang baru saja keluar, tiba-tiba menghilang, aku tiba-tiba menjadi bingung, jika aku tidak memiliki skill seni bela diri, aku benar-benar tidak tahu bagaimana caranya untuk melawan balik, dan menemukan martabatku yang hilang, dan mencari Ruben untuk membalas dendam, apakah aku harus mengandalkan Fetrin lagi?
Melihat aku terdiam, Fetrin berkata: “Chandra, apakah seseorang mengintimidasimu lagi, kamu tidak seharusnya mengatasi masalah ini sendiri, aku dapat membantumu untuk menyelesaikannya!”
Bagi Fetrin, tidak ada masalah yang sulit, semuanya bisa dengan mudah diselesaikan olehnya, namun, yang aku inginkan bukanlah bantuan semacam ini, ketergantungan semacam ini pada hubungan keluarga, bukanlah solusi jangka panjang, itu tidak dapat memecahkan akar masalah, aku masih harus menjalani kehidupan dengan membawa beban, aku tidak mau begini, jadi, aku langsung berkata kepada Fetrin: “Aku tidak ingin kamu membantuku, aku tidak suka terus-menerus bergantung pada orang lain, aku sudah dewasa, aku ingin mandiri, aku ingin menyelesaikan masalahku sendiri!”
Ketika Fetrin mendengar aku mengatakan ini, dia sepertinya mengerti sesuatu, dia segera menjawab: “Kamu takut dengan perkataan orang lain, alasannya apa? Latar belakang semua orang sudah mentukan jalan masa depannya. Orang-orang tanpa latar belakang hanya bisa bertarung sendiri, kamu memiliki latar belakang keluarga yang bagus dan tidak perlu bertempur sendirian, kamu dapat menggunakan kemampuan keluargamu, ini tidak akan membuatmu malu, kamu sama saja dengan mereka yang bergantung pada diri sendiri. Penggosip itu adalah orang yang cemburuan, kamu tidak perlu pedulikan mereka, jika kamu memiliki masalah, langsung katakana kepadaku, aku akan membantumu untuk menyelesaikannya!”
Apa yang dikatakan Fetrin terdengar masuk akal, beberapa orang harus mengandalkan diri mereka sendiri. Beberapa orang dapat mengandalkan latar belakang keluarga mereka, ini adalah keuntunganmu, kamu tidak perlu merasa malu sama sekali, tetapi kamu harusnya bangga. Jadi, mengapa aku harus menanggung beban, jika aku menggunakan hubungan keluarga.
Tapi sekarang masalahnya adalah apa yang aku temui bukanlah hal yang umum, tetapi bertemu dengan saingan, ini menyangkut pesona pribadi dan martabat aku, jika aku menyingkirkan Ruben melalui keluargaku, itu masih tidak dapat mengubah fakta bahwa aku lebih rendah darinya. Metode kemenangan semacam ini tidak hanya membuat Ruben memandang rendah diriku, itu juga akan membuat Marie memandang rendahku, dan mungkin bahkan membuatnya memiliki perasaan yang buruk kepadaku. Lagipula, begitu Fetrin turun tangan, dia tidak akan segan-segan dengan musuhku, jika Ruben benar-benar dibuat tidak berdaya olehnya, bagaimana mungkin Marie tidak peduli? Dia dan Ruben mempunyai masa lalu yang bermakna, meskipun Ruben adalah dermawan masa kecilnya, tapi sampai hari ini, meskipun Ruben belum merebut hati Marie, tapi Marie menganggapnya sebagai kakak, jika aku melakukan sesuatu kepada Ruben, Marie mungkin tidak mudah memaafkan aku, dan pasti akan ada jarak antara aku dan Marie.
Jadi, bahkan jika aku benar-benar ingin menghajar Ruben, aku harus berbicara dengan Marie terlebih dahulu sebelum aku menghajarnya.
Memikirkan hal ini, aku segera berkata kepada Fetrin: “Untuk sementara tidak perlu, aku akan mencarimu lagi ketika aku perlu!”
Selesai berbicara, aku langsung menutup telepon.
Malam ini, aku sangat sulit tidur, pikiranku melayang kesan kemari, aku sedang berpikir tentang bagaimana cara memberitahu Marie tentang masaah ini, bagaimana menyuruhnya untuk memutuskan hubungannya dengan Ruben, aku tidak bisa memikirkan apapun, kemudian, aku rasa aku harus mengaku masalah aku dan Ruben, dan memberi tahu tentang masalah Ruben memukulku, meskipun itu memalukan, setidaknya, aku bisa membuat Marie Mengetahui ambisi Ruben, aku berpikir bahwa setelah Marie tahu wajah Ruben yang sebenarnya, pasti dia tidak akan menyukainya lagi!
Setelah aku memutuskan ini, aku perlahan-lahan tidur. Keesokan paginya, aku sedang berencana untuk mencari Marie, tetapi dia menelponku terlebih dahulu dan mengatakan bahwa dia ingin bertemu denganku.
Novel Terkait
Don't say goodbye
Dessy PutriCinta Seorang CEO Arogan
MedellineUnperfect Wedding
Agnes YuAnak Sultan Super
Tristan XuPredestined
CarlyEternal Love
Regina WangWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)