Wahai Hati - Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
Lingkungan sekitar pegunugan sepi, ketika aku berteriak, suaraku terdengar seperti sangat keras, seketika mengganggu kesunyian disana, dan mengejutkan orang-orang di vila.
Dengan cepat, seseorang berjalan keluar dari villa, adalah seorang pria paruh baya, dan tubuhnya yang kurus, berpakaian jas dan sepatu, wajah yang kalem, dan bersih, gaya rambutnya yang lembut, sekilas melihatnya terlihat adalah seorang yang tampan dan sukses, begitu dia keluar, langsung bertanya pada Elis: “Elis, ada apa?”
Elis mendengar suara pria paruh baya itu, dengan cepat berbalik badan, berlari ke pria paruh baya itu, dan berkata dengan lembut: ”Paman, Chandra ada disini!”
Mendengar perkataan Elis, aku segera mengerti, pria paruh baya yang luar biasa ini, adalah ayahnya Marie Hu, ketika aku menyapanya, ayah Marie menatapku, dan kemudian, dia berkata kepada Elis: “Kamu kembali makan dulu, disini aku yang menghadapinya!”
Setelah mengatakannya, ayah Marie berjalan kearahku, dia membuka pintu besi itu, dan berjalan ke arahku, dan berkata dengan tanpa ekspresi:”Untuk apa kamu datang kemari?”
Dengan suara sinis Ayah Marie, dan ekspresi yang sangat datar, meskipun dia membuka pintu besi, tetapi dia tidak berniat untuk menberiku masuk, sangat jelas, dia tidak bermaksud menyambutku, pada titik ini, membuat hatiku menegang, namun, aku akan mencoba menerima semua jenis pukulan, dan bahkan jika aku dikeluarkan dari pintu seperti ini, aku akan tetap sopan, dan dengan tulus berkata kepada ayah Marie: ”Paman, aku dengar Marie sakit, dan datang khusus menjenguknya!”
Setelah mengatakannya, aku juga sengaja mengankat hadiah di tanganku, dan menunjukkan ketulusanku.
Ayah Marie melirih dan acuh tak acuh, lalu berkata dengan tenang:”Tidak perlu, Marie tidak ingin melihatmu, kamu kembalilah!”
Begitu langsung mengusir, memang sangat kejam, terutama karena ayah dari wanita yang dia cintai terlalu kasar, jika dibilang hatinya tidak sakit sudah tidak mungkin, tetapi sikap aku masih tulus, aku dengan sungguh-sungguh berkata kepadanya:”Tidak mungkin, Marie sangat mencintaiku, dia tidak mungkin bertemu denganku, aku mohon untuk membiarkan aku melihatnya sebentar?”
Ayah Marie melihat aku yang keras kepala, tidak senang, terlihat sedikit amarah di wajahnya, dia juga tidak pergi, langsung mengatakan perkataannya, tanpa basa-basi berkata:”Mengapa kamu begitu keras kepala, kamu tidak bisa membagi kondisi, kalau begitu aku akan mengatakan dengan jelas kepadamu, tentang masalah pernikahan Marie Hu, kamu sebagai orang tuanya, akan mengaturnya dengan baik, keluarga seperti kami ini, jika ingin mencari menantu, harus menemukan orang local, kamu tidak mengizinkan dia berpacaran diluar, jika kamu demi kebaikan Marie, sebaiknya kamu membiarkannya pergi!”
Dalam beberapa kata, ayah Marie mengatakan dengan jelas, dengan serius, tidak diragukan lagi, dia sebagai seorang pebisnis, yang di pikirkan hanya keuntungan, memikirkan kepentingan kebahagiaan putrinya, dia juga menggunakan kriterianya untuk keuntungan? Para orang yang kaya juga tidak peduli dengan itu, apakah karena mendapatkan keuntungan yang lebih besar, tidak menpedulikan kebahagiaan putrinya, hanya karena hubungan kedua keluarga, dan saling menguntungkan? Di mata mereka, bukankah keuntungan lebih penting daripada perasaan?
Tiba-tiba, aku turut Marie Hu memiliki ayah yang begitu sedih, aku juga tidak bisa menyetujui pandangan dia, dan tidak bisa berkompromi. Setelah terdiam beberapa lama, aku melanjutkan dengan kata-kata yang tegas dan serius:”Paman, sekarang berpacaran itu bebas, bukankah kamu harus menghormati pilihan Marie? Bagai kamu, bukankah kebahagian putrimu yang paling penting? ”
Kali ini, aku berhasil membangkitkan kemarahan ayah Marie Hu, dia mengerutkan kening, dan berteriak kepadaku:”Mengapa kamu tidak tahu apa-apa tentang dirimu, apakah kamu ingin aku mengatakan sesuatu yang sangat tidak enak di dengar, kamu juga tidak melihat dirimu sendiri, apakah kamu pantas bersama putriku? Aku mengatakan secara jelas kepadamu, keluarga kami tidak mungkin membiarkan kamu dan Marie berpacaran, kamu cepatlah pergi!”
Dan sekali lagi mengancam, dan mengatakan, mereka bahkan tidak menyambutku sebagai tamu, dan bahkan tidak memberi sedikit pun rasa hormat padaku, aku secara khusus membawa barang untuk menunjukkan ketulusanku, tetapi mereka tidak menunjukkan belas kasihan kepadaku, tetapi mereka masih dengan kejam mengusirku berulang kali, membuatku tidak memiliki kesempatan bahkan untuk duduk dan berbicara, ini adalah kenyataan, fakta yang sangat kejam, bahkan jika kulit wajahku tebal, juga merasa tidak memiliki harga diri. Aku mengigit bibirku, dan berkata kepada Ayah Marie:”Bagaimana agar kamu bisa menerima aku berpacaran dengan Marie?”
Ayah Marie menatap sejenak, dan berkata dengan suara tegas: “Bagaimanapun aku tidak akan menerimanya, lebih baik kamu pasrah saja!”
Hatiku seperti ditusuk lagi, sakit dan lemas, kata-kata yang diucapkan Ayah Marie, setiap katanya sangat menyakitkan orang, dan juga tidak memberikan ruang untuknya, dan benar-benar membuatku sangat tertekan. Pada saat ini, pintu villa terbuka, dan keluar seorang wanita paruh baya yang anggun dan mewah berjalan keluar, dan wanita cantic ini terlihat sangat mirip dengan Marie Hu, dengan temperamen yang sangat mulia dan bermartabat, dan tidak perlu dikatakan, ini pasti ibu Marie Hu.
Aku mengira, ibu Marie muncul, mungkin aku bisa mendapat kesempatan, masalah ini akan dapat perubahan, setidaknya sebagai seorang ibu, lebih bisa berpikir dari sudut pandang putrinya, tidak disangka, ibu Marie berjalan kemari, dengan sikap yang kejam, dia bahkan tidak melihatku, dengan tidak puas berkata dengan ayah Marie:”Ayah, sayurnya sudah dingin, mengapa kamu begitu banyak basa-basi disini, usir saja dia!”
Setelah mengatakannya, dia menarik ayah Marie kembali masuk ke villa, dan mengunci pintu besi, dari awal hingga akhir, dia menganggapku seperti udara, dan akhirnya menghalangiku di depan pintu dengan kejam.
Ibu Marie menusukku lebih dalam daripada ayah Marie, setidaknya ayah Marie masih menatapku, dan berbicara denganku, Ibu Marie menganggap aku sebagai pajangan yang tidak berada disana, dan hatiku menjadi membeku, sangat menyakitkan.
Seumur hidup, tidak pernah merasakan ejekan mencemooh, bisa dikatakan bahwa ini adalah penghinaan dari sejak kecil, tetapi sekarang rasa cemoohan ini jauh lebih menyakitkan, karena pihak lain bukanlah orang biasa, tetapi orang tua Marie Hu, mereka menganggapku dengan sangat negative, dan ini benar-benar menyakiti harga diriku, dan yang paling penting, aku telah datang, dan bahkan tidak bisa bertemu dengan Marie Hu, bagaimana aku bisa menerimanya.
Aku tidak bisa tahan lagi, tepat ketika orang tua Marie Hu berjalan masuk ke dalam vila, tiba-tiba aku berteriak kepada mereka:”Mengapa kalian memandang rendah padaku?”
Sebuah raungan, membuat terkejut orang tua Marie dan tertegun sejenak, mereka berbalik badan, dan menatapku, dan ayah Marie mengangkat alis dan berkata dalam hati:”Apakah kamu tidak memiliki sesuatu tempat yang harus aku hargai?”
Wajahku yang tenang, dan berkata kepadanya dengan tegas:”Kamu ingin mencari menantu yang bagus, kalau dibilang, bukankah hanya karena mendapatkan keuntungan, kamu ini tidak memikirkan kebahagiaan putrimu, ini sedang menjual putrimu, kamu katakan saja dengan jelas, jika ingin menikahi Marie, berapa banyak yang kamu inginkan, aku akan mempersiapkan untuk kalian!”
Mendengar perkataanku, ayah Marie tidak bisa menahan tawa, mungkin dia berpkir bahwa IQ aku bermasalah, dan dengan sindiran pedas berkata:”Anak ini, benar sangat menarik!”
Dan Ibu Marie, wajahnya mengekspresikan tidak sabar, dan semacam rasa jijik seperti melihat kecoak, dia berjalan kemari, kemudian melalui pintu besi dan berkata kepadaku:”Yang kamu katakan benar, aku ingin menjual putriku, apakah kamu sanggup membelinya? Jika tidak sanggup, kamu bisa pergi jauh-jauh dari aku!”
Aku telah mendengarnya, Ibu Marie sengaja datang untuk memberiku tekanan, aku juga tidak takut, dan menerima tantangan ini, dan berkata:”Ingin berapa?”
Ibu Marie menatapku dengan pandangan cemooh, dan kemudian dengan sinis berkata:”Lihatlah kamu yang kumal ini, aku juga tidak berani mengatakan begitu berapa, kalau begitu kamu keluarkan 20 miliar, jika kamu bisa mengeluarkan 20 miliar, aku tidak hanya akan menyetujui kalian berpacaran, bahkan tidak masalah jika menikahkan putriku padamu!”
20 miliar, angka ini seperti guntur, tiba-tiba meledak di kepalaku, menghancurkan kepercayaan diriku. Sebenarnya aku mempunyai harapan, jika dia memberikan harga yang wajar, mungkin dengan kemampuan keluargaku masih bisa memberikannya, bagamanapun aku juga termasuk pewaris kedua orang kaya, tapi, 20 miliar ini bukan nominal yang kecil, pada zaman itu, miliyarder dianggap orang kaya, keluargaku rata-rata orang kaya, jika ingin mengeluarkan 20 miliar, mungkin harus mengambil seluruh hartaku keluar.Ibu Marie sengaja mengatakan omong besar, sangat jelas sengaja untuk membuat jalanku buntu, mempermalukanku, dan membiarkan aku mundur.
Aku seperti menabrak tembok, kesulitan ini bukan kesulitan biasa, benar-benar setinggi langit, dan diluar kemampuanku.
Ibu Marie menatapku dengan muram, dia tidak bisa menahan untuk menambah bumbu, berkata dan memperburuk keadaan: “20 miliar, sebenarnya dikatakan, juga tidak termasuk banyak, tetapi orang seperti kamu seumur hidupmu tidak bisa mendapatkannya, bukan keluarga kami memandang rendah dirimu, kamu tidak tahu diri, kamu sama sekali tidak mengerti perbedaan antara kamu dengan Marie, tunggu suatu hari kamu mempunyai cukup uang, baru memikirkan untuk masuk ke keluarga kami, silahkan pergi!”
Setelah mengatakannya, Ibu dan Ayah Marie langsung masuk ke dalam villa, ketika melihat pintu gerbang villa tertutup, keteguhan di hatiku, benar-benar hancur. Permintaan Ibu Marie, yang berarti menyuruhku memetic bintang diatas langit, ini adalah mimpi, yang tidak mungkin tercapai.
Semua rasa percaya diriku, musnah pada saat ini, sebenarnya banyak yang ingin aku katakan, tetapi sekarang melihat orang tua Marie pergi, malah tidak bisa mengatakan apa-apa.
Benar, terbangun dari mimpi, aku adalah seorang manusia biasa, bagaimana mungkin sepadan dengan para peri di surga, aku dengan Marei Hu ditakdirkan mempunyai jurang pemisah, aku pikir bahwa dengan ketulusan dan kerja keras, akan bisa melalui masa kesulitan ini, tetapi masalah orang tua Marie Hu, sama sekali aku tidak dapat melewatinya, tidak ada hubungan dengan cinta dan hati, hanya karena emas dan uang, ini adalah hal yang realistis, tetapi aku tidak bisa berbuat apa-apa.
Aku berdiri melamun di gerbang besi, tubuh sangat lemas, menatap ke villa dengan pandangan kosong, setelah berlalu cukup lama, dalam hati aku bernafas dalam-dalam, kemudian, aku meletakkan hadiah yang kubeli ke lantai, kemudian berbalik dan pergi.
Sampai di sekolah, Ten Zhou menemuiku, dengan tidak sabar dia bertanya kepadaku: “Mengapa cepat sekali kembali, bagaimana?”
Ten Zhou bukan seorang yang suka menggosip, sebagian besar waktunya hanya tidak begitu peduli dengan masalah orang lain, tetapi kali ini, dia menunjukkan sikap yang aneh, hanya ada satu alasan, ini ada hubungannya dengan Marie Hu.
Suasana hatiku sedang tidak baik sekarang, seperti mesin, dan mesin ini menjawab pertanyaannya: “Sama seperti yang kamu perhitungkan, mendapat tanggapan dingin, Ibunya menginginkanku mengeluarkan 20 miliar sebagai hadiah, baru mengizinkanku bersama Marie Hu!”
Mengenai hal itu, Ten Zhou sedikitpun tidak merasa aneh, dia terus bertanya: “Jadi apakah kamu telah bertemu dengan Marie Hu?”
Aku berkata sambil menggelengkan kepala: “Tidak, bahkan tidak bisa masuk ke rumahnya!”
Ten Zhou tertawa ringan dan berkata: “Chandra, kamu tahu sekarang, mengapa aku menyukai Marie Hu, tetapi tidak berpikir untuk mendapatkannya?”
Aku menjawab: “Mengapa?”
Ten Zhou berkata terus terang: “Karena aku mengerti keluarganya, taraf keluarganya sangat tinggi, pandangan orang tuanya sangat tinggi, dan bahkan tidak pernah menghargai para tiram umumnya, aku sendiri tahu tidak bisa, jadi aku menyerah, aku berharap kamu juga dapat memikirkannya, jangan terlalu terobsesi, kamu dan Marie Hu sama sekali tidak sepadan!”
Setelah mengatakannya, dia masih menepuk-nepuk pundakku, kemudian berjalan pergi.
Melihat punggung Ten Zhou yang berjalan pergi, tiba-tiba aku merasa seperti orang yang terjatuh dari langit, tetapi Ten Zhou lebih bebas dari aku, dari awal dia telah mengabaikan kenyataan ini, jadi dia tidak pernah mengejar Marie Hu. Tidak menyentuhnya, maka tidak akan terluka, Ten Zhou lebih suka menjadi seorang yang diam-diam menjaga Marie Hu, dan tidak ingin bermimpi yang tidak realistis.
Namun, Ten Zhou dapat melepaskannya, apakah aku bisa melakukannya? Aku berbeda dengannya, lagi pula dia tidak mendapatkan cinta Marie Hu, tetapi aku dan Marie Hu sudah saling jatuh cinta, kami saling mencintai tetapi tidak dapat bersama, bagaimana bisa menahan perasaan ini, bagaimana aku bisa melepaskannya?
Yang membuatku tidak dapat berkata adalah, aku benar-benar menanam uang, ini adalah hal yang lucu dan menyedihkan. Teringat Fetrin berkata kepadaku hari itu, bahwa generasi kedua orang kaya berganti pacar sepeti berganti pakaian, mengapa aku bahkan tidak mempunyai teman wanita, apakah karena pandanganku terlalu tinggi dan tidak menyukai orang. Tetapi akhirnya, kenyataannya yang sebenarnya adalah, bukan aku memandang rendah orang, tapi karena orang memandang rendah diriku, generai kedua aku tidak cukup kaya!
Memikirkan hal itu, aku mengeluarkan ponsel, dan menelepon Fetrin.
Telepon terhubung, aku langsung menyapa: “Bibi Zhang, aku sedang jatuh cinta, tetapi orang rumahnya tidak menerimaku, aku harus bagaimana?”
Fetrin mendengar perkataanku, langsung bertanya dengan bingung: “Bagaimana mungkin, kamu sangat baik, bagaimana mungkin keluarga itu memandang rendah kepadamu?”
Aku menghela nafas, berkata dengan getir: “Keluarganya kaya, tetapi sangat sombong, menyuruhku memberikan hadiah 20 miliar, baru berjanji memberikan putrinya kepadaku!”
Setelah Fetrin mendengarnya, langsung bertanya: “Berapa? 20 miliar?”
Aku menghela nafas, dan menyakinkan: “Benar, 20 miliar, mereka jelas sekali sengaja, sengaja memberikan persyaratan yang mustahil kepadaku, tujuannya untuk menjauhkanku!”
Selesai Fetrin mendengar perkataanku, tiba-tiba tertawa, dia menjaeabku dengan tertawa: “Hanya 20 miliar, itu hal yang kecil!”
Novel Terkait
Uangku Ya Milikku
Raditya DikaCinta Yang Terlarang
MinnieBlooming at that time
White RoseAku bukan menantu sampah
Stiw boyMy Cold Wedding
MevitaHidden Son-in-Law
Andy LeeWahai Hati×
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (1)
- Bab 1 Kekokohan Ibuku (2)
- Bab 2 Bu, Maaf (1)
- Bab 2 Bu, Maaf (2)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (1)
- Bab 3 Berjuang untuk bangkit kembali (2)
- Bab 4 Pria Perkasa (1)
- Bab 4 Pria Perkasa (2)
- Bab 5 Kemunculan Olive
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (1)
- Bab 6 Kegaduhan Kantin (2)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(1)
- Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
- Bab 8 Musuhku(1)
- Bab 8 Musuhku(2)
- Bab 9 Sebelum badai datang
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (1)
- Bab 10 Gunung satu itu lebih besar dari gunung lain (2)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (1)
- Bab 11 Suara yang tidak asing (2)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (1)
- Bab 12 Lepaskan Gadis Itu (2)
- Bab 13 Menjadi Pahlawan
- Bab 14 Lalat yang menganggu (1)
- Bab 14 Lalat yang menganggu (2)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (1)
- Bab 15 Bunga kampus yang seksi (2)
- Bab 16 serangan yang terbuka mudah untuk ditangani, serangan kegelapan sulit untuk dihindari
- Bab 17 Harimau ingin menunjukkan kekuatan
- Bab 18 Aksi Balas Dendam
- Bab 19 Apa yang ditakutkan pasti akan terjadi
- Bab 20 Momen Menegangkan
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (1)
- Bab 21 Marie Hu yang menggoda (2)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (1)
- Bab 22 Tendangan yang Intimidasi (2)
- Bab 23 Majikan dan Anjingnya
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (1)
- Bab 24 Pertemuan yang Tak Terhindari (2)
- Bab 25 Rencana Licik (1)
- Bab 25 Rencana Licik (2)
- Bab 26 Satu Langkah Lagi
- Bab 27 Melukai Diri untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 28 Cinta dan Tidak Cinta
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (1)
- Bab 29 Adegan Sebelum Acara Besar Dimulai (2)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (1)
- Bab 30 Chandra, Aku Mencintaimu (2)
- Bab 31 Aura Seorang Ratu
- Bab 32 Pilihanmu Tidak Salah
- Bab 33 Pencegatan Mike
- Bab 34 Penyiksaan yang Kejam
- Bab 35 Ia adalah Ten Zhou
- Bab 36 Satu yang Menjaga, Tidak Ada yang Berani Menyerang
- Bab 37 Dendam dan Kewajiban
- Bab 38 Kecelakaan Gunawan
- Bab 39 Tokoh Kecil yang Tidak Dianggap
- Bab 40 Olive yang Sangat Terkejut
- Bab 41 Memancing ke dalam Jebakan
- Bab 42 Mike Berlutut
- Bab 43 Aura Pemenang
- Bab 44 Menginjak Jalan yang Buruk
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (1)
- Bab 45 Amarah Ten Zhou (2)
- Bab 46 Pertarungan
- Bab 47 Tidak Ada yang Bisa Menaklukkanku
- Bab 48 Mencari Masalah
- Bab 49 Dua puluh miliar, itu hal yang kecil
- Bab 50 Menarik Uang
- Bab 51 menganggapmu ayah jika kaya
- Bab 52 keagungan
- Bab 53 Fetrin yang Percaya Diri
- Bab 54 Pengemis Tua
- Bab 55 Ada Uang, Sombong
- Bab 56 Krisis Ekonomi Keluarga Hu
- Bab 57 Merasa Terkejut
- Bab 58 Mike Kembali
- Bab 59 Datang Sendiri
- Bab 60 Boleh Membunuh Tapi Tidak Boleh Menghina
- Bab 61 Satu panggilan kak Chandra
- Bab 62 Mati dan hidup bersama
- Bab 63 Tidak berhenti sampai mati
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (1)
- Bab 64 Insiden sensasional kampus (2)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (1)
- Bab 65 Pertarungan Besar Dimulai (2)
- Bab 66 Waktu kematian sudah datang
- Bab 67 Perbuatan tercela Mike
- Bab 68 Fetrin Tiba
- Bab 69 Tuan Muda, Aku Terlambat
- Bab 70 Menjalani Keputusan Tuhan
- Bab 71 Amarah Michael Li
- Bab 72 Remehan Fetrin
- Bab 73 Bahaya Menyerang
- Bab 74 Namaku Jeno (1)
- Bab 74 Namaku Jeno (2)
- Bab 75 Michael Li Yang Jago
- Bab 76 Ada Orang di dalam Rumah
- Bab 77 Insting Orang hebat
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(1)
- Bab 78 Malam yang Menakutkan(2)
- Bab 79 Jangan Mengulang ke Tiga Kalinya
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (1)
- Bab 80 Orang Hebat Pertama di Kota (2)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (1)
- Bab 81 Olive Yang Pasrah (2)
- Bab 82 Balasan
- Bab 83 Posisi Defensif Michael Li
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (1)
- Bab 84 Dia, adalah Fetrin (2)
- Bab 85 Kematian Michael Li
- Bab 86 Kejadian saat itu
- Bab 87 Ayahmu
- Bab 88 Perasaan gelisah yang kuat.
- Bab 89 Perselisihan di Villa Keluarga Hu
- Bab 90 Sekeliling penuh dengan musuh
- Bab 91 Tuan Chandra
- Bab 92 Halo, Nama Aku Ruben
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (1)
- Bab 93 Kamu Pantas Bertarung Denganku? (2)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (1)
- Bab 94 Ruben Yang Misterius (2)
- Bab 95 Malu Ekstrim
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (1)
- Bab 96 Tidur Seranjang Dengan Olive (2)
- Bab 97 Kita Putus Saja (1)
- Bab 97 Kita Putus Saja (2)
- Bab 98 Kebencian
- Bab 99 Orang Belakang Ruben
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (1)
- Bab 100 Kehadiran Fetrin dengan Penampilan yang Sombong (2)
- Bab 101 Menatap Semua orang
- Bab 102 Bersebrangan Dengan Marie Hu
- Bab 103 Ruben Yang Penuh Percaya Diri
- Bab 104 Tangkap Ruben dengan cara apapun
- Bab 105 Pertempuran Sengit
- Bab 106 Amarah Ruben
- Bab 107 Chris VS Ruben
- Bab 108 Kemampuan Fetrin
- Bab 109 Marie Berlutut
- Bab 110 Membalas Dendam Kepada Ruben
- Bab 111 Maaf, Aku Tidak Terima
- Bab 112 Pria Besar muncul
- Bab 113 Bunga Kampus yang Ketiga
- Bab 114 Selalu ada orang yang lebih hebat
- Bab 115 Putra Godi chen
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (1)
- Bab 116 Chandra, Kamu Ditangkap (2)
- Bab 117 Ferdy Yang bertindak
- Bab 118 Keputusasaan Tanpa Akhir
- Bab 119 Lebih Baik Mati Daripada Hidup
- Bab 120 Pengemis Dan orang kaya generasi kedua (1)
- Bab 120 Pengemis dan orang kaya generasi kedua (2)
- Bab 121 Candra, Kamu Tamat (1)
- Bab 121 Chandra, Kamu Tamat ( 2)
- Bab 122 Ciuman Clara
- Bab 123 Kemarahan Ferdy
- Bab 124 Kobaran Api
- Bab 125 Hidup Mati
- Bab 126 Kematian Ruben Cai
- Bab 127 Ucapan Marie
- Bab 128 Menuju Ke Lokasi Perang
- Bab 129 Tuan Muda Ferdy Yang Susah Ditebak
- Bab 130 Ibuku Datang
- Bab 131 Keangkuhan Tuan muda Ferdy
- Bab 132 Api Peperangan Menyala
- Bab 133 Ibuku VS Tuan Muda Ferdy
- Bab 134 Berjuanglah Untuk Tetap Bertahan Hidup
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (1)
- Bab 135 Air Mata Dua Wanita (2)